You are on page 1of 4

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Wilayah pesisir merupakan pusat berbagai macam kegiatan pembangunan. Hal ini
disebabkan wilayah ini memiliki aksesbilitas yang baik untuk kegiatan ekonomi seperti
transfortasi dan pelabuhan, industri, permukiman dan pariwisata. Namun demikian seiring
dengan peningkatan jumlah dan intensitas pembangunan, daya dukung ekosistem pesisir dalam
menyediakan segenap sumberdaya alam dan jasa - jasa lingkungan terancam rusak (Dahuri,
1997).
Kerusakan yang terjadi di wilayah pesisir sebagai dampak dari peningkatan jumlah dan
intensitas pembangunan di wilayah tersebut menimbulkan pengaruh yang pada gilirannya akan
menurunkan kualitas hidup makhluk hidup yang berasosiasi dengan wilayah tersebut karena
banyaknya bahan pencemar yang masuk ke dalam laut. Sumber dari pencemaran laut ini antara
lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan dan proses di kapal,
buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut, buangan sampah dari transportasi
darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan buangan pestisida dari pertanian. Namun sumber
utama pencemaran lauta dalah berasal dari tumpahan minyak baik dari proses di kapal,
pengeboran lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di laut
merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas,
karena akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakatsekitar pantai dan sangat
signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut.
Menurut Kementrian Lingkungan Hidup (1991) pencemaran laut adalah masuknya zat
atau energy, secara langsung atau tidak langsung oleh kegiatan manusia ke dalam lingkungan
laut termasuk daerah lingkungan pantai, sehingga dapat menimbulkan akibat yang merugikan
baik terhadap sumberdaya alam hayati, kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di
laut, termasuk peikanan dan penggunaan lain-lain yang dapat menyebabkan penurunan tingkat
kualitas air laut serta menurukan kualitas tempat tinggal dan rekreasi.

PRAKTIKUM PENGHITUNGAN KUANTITAS PENCEMAR
MINYAK DI AIR LAUT DENGAN APLIKASI SOFTWARE RESPONDER
TOOL KIT

TUJUAN: Pada akhir praktikum diharapkan mahasiswa dapat melakukan penghitungan jumlah
(kuantitas) tumpahan minyak di permukaan air laut berdasarkan jenis minyak yang ada di lokasi
melalui pengamatan di lapangan dan dengan bantuan Peranti Lunak (Software).

MATERI PRAKTIKUM:
Materi praktikum yang diamati adalah kondisi air contoh yang terdapat pada suatu perairan laut
secara visual (kondisi warna minyak di atas permukaan air laut sesuai dengan Bonn Agreement
Oil Appearance Code), luasan area terdampak oleh minyak (Panjang dan Lebar; Titik-titik
Koordinat).
Adapun alat-alat dan bahan praktikum adalah:

No Alat Kegunaan
1
Personal Computer (PC)
Pengolahan data
2 Software Quantification Calculator Mengestimasi jumlah tumpahan minyak
3 Software Trajectory Calculator Mengestimasi arah penjalaran tumpahan minyak

Parameter yang harus diukur / diamati / diobservasi adalah:
kecepatan (m/det) dan arah arus,
kecepatan (m/det) dan arah angin
Panjang dan Lebar Area tertutup oleh minyak (dalam meter)
Warna cemaran minyak yang melapisi permukaan laut (sesuai dengan Bonn
Agreement Oil Appearance Code),

Analisis data
Data parameter air laut dianalisis dengan menggunakan bantuan Software
RESPONDER TOOL KIT untuk mengetahui jumlah minyak yang tumpah di permukaan
laut di lokasi terdampak menggunakan Software Quantification Calculator dan arah
perjalanan pergerakan minyak di laut menggunakan Software Trajectory Calculator
sebagai langkah untuk TO RESPOND TO AN OIL SPILL. (Contoh hasil analisis
Software RESPONDER TOOL KIT Gambar 1).

Software Quantification Calculator







Software Trajectory Calculator

You might also like