You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

Modulus Young


Nama : Rosaria Puspasari
NPM : 240210120119
Kelompok/Shift : 4/B2
Waktu : 15.00-17.00
Asisten : Norman Fajar















LABORATORIUM FISIKA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Modulus Young dapat didefinisikan sebagai hubungan besaran tegangan
tarik dan regangan tarik atau dengan kata lain perbandingan antara tegangan
tarik dan regangan tarik..
Gaya dapat mempengaruhi berbagai macam bentuk benda. Setelah gaya
tersebut dihilangkan, bentuk benda akan kembali seperti semula. Perilaku
benda yang demikian ini sangat bergantung pada sifat elastisitas benda.
Apabila gaya diberikan pada benda elastis maka benda tersebut akan kembali
ke bentuk semula dan begitu pun sebaliknya.
Berdasarkan hal di atas perubahan bentuk benda dibedakan menjadi 3,
yaitu : rentangan, mampatan, dan geseran. Untuk tiap jenis perubahan bentuk
benda kita akan mengenal besaran yang disebut tegangan, yang menunjukkan
kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk. Selain tegangan,
besaran yang perlu kita ketahui adalah regangan. Regangan adalah besaran
yang menggambarkan hasil perubahan bentuk.
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap elastisitas pada
kawat. Modulus elastis yang terkait dengan rentangan disebut Modulus
Young. Jika gaya F yang kita berikan pada suatu benda di bawah gaya batas
elastisitas maka tegangan sebanding dengan regangan. Modulus Young hanya
bergantung pada jenis benda (komposisi benda).

1.2. Tujuan
1. Menyelesaiakan soal-soal sehubunagan dengan penerapan modulus
young
2. Menentukan modulus young suatu bahan




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jika seseorang menarik sebuah pegas untuk melatih otot, maka pegas akan
berubah bentuk, yaitu akan semakin panjang. Tetapi, bila pegas dilepaskan, maka
pegas akan kembali kebentuk semula. Atau contoh lain yaitu pada ketapel yang
terbuat dari karet. Pegas dan karet dalam hal ini merupakan benda dengan sifat
elastic. Sifat elastic atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali
ke bentuk semula setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan.
Sedangkan benda yang tidak elastic adalah benda yang tidak kembali
kebentuk semula saat gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut dilepaskan.
Misalnya pada tanah liat. Pada saat diberi gaya, tanah liat akan berubah bentuk.
Namun setelah gaya tersebut dilepaskan, tanah liat tidak dapat kembali
kebentuknya semula.
Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami
kawat dengan luas penampangnya (A) atau bisa juga didefinisikan sebaghai gaya
per satuan luas. Tegangan merupakan sebuah besaran skalar dan memiliki satuan
N/m atau Pascal (Pa). Tegangan sendiri dapat dirumuskan menjadi:


Ada tiga jenis tegangan yang dikenal, yaitu tegangan tarik, tegangan tekan
dan tegangan geser. Pada tegangan tekan, kedua ujung benda akan mendapatkan
gaya yang sama besar dan berlawanan arah. Tapi, walau pemberian gaya
dilakukan di ujung-ujung benda, seluruh benda akan mengalami peregangan
karena tegangan yang diberikan tersebut.
Pada tegangan tekan materi yang diberi gaya bukannya ditarik, melainkan
ditekan sehingga gaya-gaya akan bekerja di dalam benda, contohnya sepeti tiang-
tiang pada kuil Yunani.
Tegangan yang ketiga adalah tegangan geser. Benda yang mengalami
tegangan geser memiliki gaya-gaya yang sama dan berlawanan arah yang
diberikan melintasi sisi-sisi yang berlawanan. Misalkan sebuah buku atau batu-
bata terpasang kuat dipermukaan. Meja memberikan gaya yang sama dan
berlawanan arah sepanjang permukaan bawah. Walau dimensi benda tidak banyak
berubah, bentuk benda berubah.
Selain tegangan terdapat juga regangan yang merupakan sebagai hasil bagi
antara pertambahan panjang L dengan panjang awalnya L. Atau perbandingan
perubahan panjang dengan panjang awal. Regangan dapat dirumuskan sebagai
berikut :


Karena pertambahan panjang L dan panjang awal L adalah besaran yang
sama, maka regangan tidak memiliki satuan atau dimensi. Dalam modulus young
ada suatu hukum yang berbunyi Jika gaya tarik tidak melampui batas elastis
pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan
gaya tariknya. Pernyataan ini dikemukakan oleh Robert Hooke, seorang arsitek
yang ditugaskan membangun kembali gedung-gedung di London yang mengalami
kebakaran pada tahun 1666. Oleh karena itu, pernyataan ini dikenal sebagai
Hukum Hooke. Hukum Hooke dan dapat ditulis melalui persamaan:

F merupakan gaya tarik yang bekerja pada benda. k adalah tetapan umum yang
berlaku untuk benda elastis jika diberi gaya yang tidak melampui titik batas
hukum Hooke. x merupakan perubahan panjang benda.












BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan bahan

1. Dua utas kawat
2. Seperangkat beban
3. Mistar panjang
3.2. Prosedur praktikum

1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
2. Menggantungkan kawat ke tiangnya dan melengkapinya dengan
perangkat baca.
3. Mencatat kedudukan skala nonius terhadap skala.
4. Lalu menambahi beban pada kawat berturut-turut dimana penambahan
masaanya 0,5 gram pada tiap penambahan beban sebanyak 6 kali
sehingga tercapai total beratnya 3 gram
5. Menghitung pertambahan panjang kawat akibat penambahan beban.
6. Setelah selesai melakukan percobaan penambahan beban, kurangi
beban berturut-turut dengan pengurangan massa 0,5 kg tiap
pengurangan beban.
7. Menghitung berapa panjang kawatnya
8. Menghitung tegangan dan regangan tarik pada setiap percobaan
penambahan dan pengurangan beban.
9. Membuat grafik pada buku kelompok, dimana x adalah regangan dan
y adalah tegangan, serta menentukan nilai modulus young dari
regangan dan tegangan yang diperoleh.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Panjang kawat (L) : (9,2 x 10
-2
0,05 x 10
-2
)
Jari-jari kawat (r) : (0,2 x 10
-2
0,05 x 10
-2
)
Luas penampang kawat (A=r
2
) : (1,256 x 10
-5
0,05 x 10
-2
)
Skala nonius awal (L
0
) : (5 x 10
-2
0,05 x 10
-2
)

A. Tabel 1 penamabahan beban
m F= m.g Lt (m) L = Lt-Lo Tegangan
= F/A
(N/m)
Regangan
= L/L



3,0 x 10
-3
0,02934 12 x 10
-2
7 x 10
-2
2335,987 0,76 3073,667
2,5 x 10
-3
0,02445 11 x 10
-2
6 x 10
-2
1946,656 0,652 2985,668
2,0 x 10
-3
0,01956 10 x 10
-2
5 x 10
-2
1557,324 0,543 2868
1.5 x 10
-3
0,01467 9 x 10
-2
4 x 10
-2
1167,993 0,434 2691,228
1,0 x 10
-3
0,00978 7,5 x 10
-2
2,5 x 10
-2
778,662 0,271 2872,291
0,5 x 10
-3
0,00489 9,2 x 10
-2
1,2 x 10
-2
389,331 0,130 2994,853





B. Tabel 2 pengurangan beban
m F= m.g Lt (m) L = Lt-Lo Tegangan
= F/A
(N/m)
Regangan
= L/L



3,0 x 10
-3
0,02934 12 x 10
-2
7 x 10
-2
2335,987 0,76 3073,667
2,5 x 10
-3
0,02445 11 x 10
-2
6 x 10
-2
1946,656 0,652 2985,668
2,0 x 10
-3
0,01956 10 x 10
-2
5 x 10
-2
1557,324 0,543 2868
1.5 x 10
-3
0,01467 9 x 10
-2
4 x 10
-2
1167,993 0,434 2691,228
1,0 x 10
-3
0,00978 7,5 x 10
-2
2,5 x 10
-2
778,662 0,271 2872,291
0,5 x 10
-3
0,00489 9,2 x 10
-2
1,2 x 10
-2
389,331 0,130 2994,853




y = 3072.5x - 66.05
R = 0.9926
0.000
500.000
1,000.000
1,500.000
2,000.000
2,500.000
0 0.2 0.4 0.6 0.8
A
x
i
s

T
i
t
l
e

Axis Title
Grafik Tegangan dan Regangan pada Penambahan
Beban
Series1
Linear (Series1)






















y = 3072.5x - 66.05
R = 0.9926
0.000
500.000
1,000.000
1,500.000
2,000.000
2,500.000
0 0.2 0.4 0.6 0.8
A
x
i
s

T
i
t
l
e

Axis Title
Grafik Tegangan dan Regangan pada Pengurangan Beban
Series1
Linear (Series1)
4.2. Pembahasan

Praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap tegangan dan regangan
pada suatu kawat. Perlakuan pada kawat mencakup dua hal, yaitu menambah
beban pada kawat dan menurangi beban pada kawat. Semakin besar beban yang
digunakan maka pertambahan panjang kawat akan semakin besar pula. Itu berarti
bahwa tegangan tarik dipengaruhi oleh gaya berat yang bekerja pada kawat
tersebut. Berdasarkan hasil praktikum, didapat data berupa tabel dan grafik. Hasil
yang didapat ketika penambahan dan pengurangan beban menghasilkan data yang
sama, berarti pada percobaan kali ini tidak terdapat penyimpangan, jika terjadi
penyimpangan maka seharusnya data pengurangan dan penambahan beban
berbeda. Penyimpangan dapat disebabkan karena beberapa faktor, antara lain
karena keelastisitasan kawat yang berkurang, kesalahan pembacaan atau bahkan
kerusakan pada alat yang digunakan.
Perhitungan pada kalkulator menunjukan nilai yang sama pada
penambahan dan pengurangan beban. Dalam perhitungan modulus young,
regangan, maupun tegangan menghasilkan data yang sama. Nilai modulus young
dipengaruhi oleh tegangan tarik dan regangan tarik terhadap benda. Apabila
regangan tarik pada suatu benda kecil, maka modulus Young akan besar dan
begitu pun sebaliknya. Jika modulus young semakin besar young maka semakin
sulit suatu benda untuk merentang dalam pengaruh gaya yang sama.
Cara perhitungan modulus young yang paling akurat adalah dengan
pengunaan kalkulator yang menggunakan metode regresi linear. Sebab metode ini
bisa meminimalisir kesalahan yang terjadi akibat penyimpangan data atau
kesalahan grafik.
Dari pecobaan yang telah dilakukan didapat nilai yang merupakan
pengurangan dari E
penambahan
dan E
pengurangan
yang bernilai 0 dikarenakan
dari kedua data sama. Sedangkan untuk penjumlahannya menghsilkan nilai
. Dalam penghitungan modulus young rata-ratapun kami mendapatkan
nilai E yang sama, yang dimana tegangan rata-rata dibagi regangan rata-rata dan
menghsilkan nilai . Dalam mencari persamaan grafik kami harus mencari
nilai A, B, dan r yang bisa dicari mengunakan kalkulator ataupun mengunakan
grafik di excel, yang dimana rumusnya adalah Y= Bx + A. Dalam perhitungan
kami mendapatkan nilai A adalah -66,04, nilai B 3072,4, dan nilai r adalah
0,3542. Maka didapatlah persamaannya menjadi .
Perhitungan modulus Young secara grafik didapatkan dari rumus y =
a+b
kal
x,














DAFTAR PUSTAKA

http://kitacintafisika.blogspot.com/2010/07/modulus-young.html (diakses pada 7
oktober pukul 14.00 WIB)
http://theindahndut-diaryindahpuspitasari.blogspot.com/2011/05/laporan-
modulus-elastisitas.html (diakses pada 7 oktober pukul 14.00 WIB)
http://zahrah-littlenotes.blogspot.com/2012/05/modulus-young.html (diakses pada
7 oktober pukul 14.00 WIB)

You might also like