You are on page 1of 4

ASSIGNMENT 1

PERPINDAHAN MASSA
oleh Alif Nuzulul Hidayat, 1206249832

Pada assignment 1 ini, saya memilih bahan kimia komersial berupa asam sulfat
(H
2
SO
4
). Asam sulfat dengan konsentrasi yang tinggi (>98%) banyak diaplikasikan pada
pabrik-pabrik baterai, industri baja, pupuk, pertambangan dan tekstil. Selain itu, asam sulfat
juga digunakan untuk mengontrol pH dalam penjernihan air, industri makanan dan farmasi.
A. Proses Produksi Asam Sulfat
Dalam dunia industri terdapat tiga jenis proses yang digunakan dalam proses produksi
asam sulfat. Tiga jenis proses tersebut adalah proses kontak, proses chamber, dan proses
WSA (Wet Sulfuric Acid). Namun, diantara ketiga proses tersebut, proses yang paling sering
digunakan adalah proses kontak, karena diantara proses-proses lainnya, proses kontak
memiliki konversi yang tinggi dan menghabisakan biaya yang lebih rendah. Prosesnya juga
berlangsung pada tekanan sekitar 1 atm saja. Oleh karena itu, di bawah ini hanya dijelaskan
proses produksi asam sulfat menggunakan proses kontak.
Gambar 1. Manufaktur proses pembuatan asam sulfat dengan proses kontak

Proses Kontak
Pada proses kontak terdapat tiga bahan baku yang digunakan, yaitu belerang (S),
oksigen (O
2
), katalis Vanadium Pentaoksida (V
2
O
5
), dan air (steam). Tahap-tahap utama
dalam proses kontak ini terdiri dari tiga tahap, yaitu pembuatan sulfur dioksida (SO
2
),
konversi sulfur dioksida menjadi sulfur trioksida (SO
3
) dan tahap yang terakhir adalah
konversi sulfur trioksida menjadi asam sulfat (H
2
SO
4
). Berikut adalah penjelasan dari tahap-
tahap tersebut.

Pembuatan sulfur dioksida (SO
2
)
Proses pembuatan sulfur dioksida ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
cara membakar sulfur dengan udara berlebih sesuai dengan reaksi di bawah ini :
S
(s)
+ O
2(g)
SO
2 (g)

atau dengan cara memanaskan bijih sulfida (seperti pyrite) dalam udara berlebih :
4FeS
2(s)
+ 11O
2(g)
2Fe
2
O
3(s)
+ 8SO
2(g)
Sulfur dioksida yang telah terbentuk didinginkan di cooler dan selanjutnnya dikirim
ke scrubber untuk menghilangkan partikel-partikel pengotor di dalamnya. Setelah itu, gas
sulfur dioksida dikeringkan di dalam drying tower. Proses pengeringan dilakukan di
drying tower dengan menggunakan asam sulfat sirkulasi dengan konsentrasi 93%-98%.
Proses pengeringan udara tersebut dilakukan untuk mencegah korosi oleh gas pada
pembakaran dan untuk menghilangkan kandungan air dalam gas sulfur dioksida.

Konversi sulfur dioksida (SO
2
) menjadi sulfur trioksida (SO
3
)
Setelah melalui proses pengeringan pada tahap sebelumnya, sulfur dioksida
dibersihkan kembali dari impurities yang mengendap dan kemudian memasuki pre heater
untuk meningkatkan suhunya. Gas sulfur dioksida yang telah meningkat suhunya
memasuki converter. Converter ini terdiri dari empat bed. Katalis yang digunakan dapat
berupa V
2
O
5
atau pun Pt. Namun, katalis yang lebih sering digunakan adalah V
2
O
5
, karena
harganya lebih murah. Aliran gas masuk ke setiap bed diatur pada temperature 425-450
o
C
dan pada tekanan 1,2-1,5 atm. Dengan bantuan katalis ini, aliran gas tersebut (SO
2
) diubah
menjadi gas SO
3
. Reaksi ini merupakan reaksi eksoterm, sehingga gas tersebut harus
didinginkan pada tahap-tahap katalis.

Dari converter ini, selanjutnya sulfur trioksida yang telah terbentuk akan masuk ke dalam
SO
3
cooler untuk menurunkan suhunya. Setelah suhunya didinginkan, gas sulfur trioksida
tersebut akan memasuki absorbing towers untuk menjalani tahap berikutnya.
Konversi sulfur trioksida (SO
3
) menjadi asam sulfat (H
2
SO
4
)
Konversi sulfur trioksida menjadi asam sulfat tidak dapat dilakukan hanya dengan
mudah menambahkan air ke sulfur trioksida. Hal tersebut tidak dapat dilakukan, karena
reaksinya tidak mudah untuk dikendalikan dan juga dari reaksi tersebut akan dihasilkan
asap asam sulfat yang pekat. Oleh karena itu, sebagai penggantinya, sulfur trioksida
terlebih dahulu dilarutkan asam sulfat terkonsentrasi (konsentrasi tinggi sekitar 98%) :
SO
3(g)
+ H
2
SO
4(l)
H
2
SO
4
.SO
3(aq)

Produk di atas biasa disebut dengan oleum (fuming sulphuric acid). Proses pelarutan SO
3

tersebut dilakukan dengan proses absorbsi dan terjadi di dalam absorbing tower.
Setelah H
2
SO
4
.SO
3
telah terbentuk, oleum tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
absorbing tower yang lainnya untuk direaksikan dengan air. Reaksi dengan air inilah yang
kemudian akan menghasilkan asam sulfat dengan konsentrasi yang tinggi (>98%).
Reaksinya adalah sebagai berikut :
H
2
SO
4
.SO
3(aq)
+ H
2
O
(l)
2 H
2
SO
4(aq)


Proses separasi dan peristiwa perpindahan massa yang terjadi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam proses kontak untuk menghasilkan
asam sulfat ini terdapat satu proses separasi dan satu proses yang merupakan aplikasi dari
peristiwa perpindahan massa. Proses separasi yang terjadi adalah drying, sedangkan
peristiwa perpindahan massa yang lainny adalah absorpsi. Proses drying terjadi di drying
tower. Fungsi adanya drying pada proses kontak adalah untuk mengurangi kelembapan
gas sulfur dioksida sehingga gas sulfur dioksida yang dikirim ke unit converter memiliki
kemurnian yang lebih baik sehingga gas sulfur trioksida yang dihasilkan pun akan menjadi
lebih baik.
Peristiwa perpindahan massa lain yang terjadi adalah absorpsi. Absorpsi digunakan
karena pada proses ini gas sulfur trioksida ingin dilarutkan ke dalam cairan asam sulfat
pekat yang akan menghasilkan oleum, baru kemudian air dilarutkan ke dalam oleum untuk
menghasilkan asam sulfat dengan konsentrasi tinggi. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menghindari reaksi anrtara gas sulfur trioksida dan air secara langsung, karena reaksi
tersebut akan menghasilkan asap asam sulfat pekat yang sulit dikontrol dan tentunya akan
membahayakan bagi alat proses maupun lingkungan sekitarnya.
B. Selisih Harga H
2
SO
4
(pure dan technical grade)
Berikut adalah perbandinga harga asam sulfat pure grade dan technical grade :
- Asam sulfat pure grade : Rp 825.000/liter
- Asam sulfat technical grade : Rp 130.000/liter
Seperti yang terlihat pada perbandingan harga di atas, kita dapat mengetahui bahwa harga
asam sulfat pure grade mencapai lebih dari 6 kali lipat harga asam sulfat technical grade.
Hal terebut disebabkan oleh perbedaan konsentrasi dari kedua kualitas tersebut. Untuk
menghasilkan asam sulfat dengan kemurnian yang tinggi diperlukan proses yang lebih
kompleks. Hal tersebut sudah diilustrasikan pada proses produksi yang terdapat pada bagian
sebelumnya. Seperti yang dapat kita lihat, pada proses tersebut terdapat banyak alat penukar
kalor, artinya energi yang diperlukan dalam proses ini cukup besar sehingga biaya
produksinya meningkat. Hal lain yang dapat menambah biaya produksi adalah penggunaan
beberapa alat separasi seperti drying tower dan absorbing tower. Selain itu, pada reaksi
katalitik untuk mengubah SO
2
menjadi SO
3
diperlukan katalis berupa V
2
O
5
atau Pt.
Penggunaan katalis tersebut tentunya juga meningkatkan biaya produksi dan juga perlu
diperhatikan bahwa katalis memiliki umur tertentu dalam penggunaannya, artinya ada
penggantian katalis secara berkala agar proses berjalan dengan optimum.


REFERENSI
http://nptel.ac.in/courses/103106108/downloads/swf%20file/Sulfuric%20acid%20by%20cont
act%20process.swf diakses pada tanggal 07 September 2014 pukul 15.00 WIB
http://www.phyedumedia.com/2013/05/katalog-harga-jual-bahan-kimia.html diakses pada
tanggal 07 September 2014 pukul 13.00 WIB
http://hsc.csu.edu.au/chemistry/options/industrial/2762/Ch953.htm diakses pada tanggal 07
September 2014 pukul 13.30 WIB

You might also like