You are on page 1of 5

Tugas Sistem Penghantar Obat Baru

SEDIAAN IMPLANT
Levonorgestrel

Febrian Rovelino Toar Kalalo (260110100076)










FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2012



Implant atau pelet adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil, berisi obat
dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat dengan cara pengempaan atau
pencetakan. Implan atau pelet dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh (biasanya secara
subkutan) dengan tujuan untuk memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam
jangka waktu lama. Dengan formulasi ini dimungkinkan untuk mem,pertahankan aras obat
efektif selama beberapa hari bahkan beberapa minggu. Formulasi ini diinjeksikan ke dalam dasar
oto atau jaringan subkutan tubuh dan dari sini obat akan terlepas secara sangat pelan dengan cara
kimia atau fisika. Dalam proses kimia, zat aktif dapat (1) dibuat kompleks dengan bahan yang
sesuai untuk selanjutnya diurai kembali sebelum zat aktifnya terserap, seperti halnya insulin
yang dikompleks dengan zink, atau (2) diesterkan dengan asam lemak untuk berikutnya
dihidrolisis kembali agar zat aktifnya terlepas. Dalam proses fifika, obat (baik bebas maupun
terlindung secara kimia seperti di atas) disuspensikan dlam minyak yang kemudian diinjeksikan
secara intramuskular. Dalam hal ini laju pelepasan akan diturunkan karena cairan tubuh sulit
mempenetrasi likalisasi depo minyak yang terbentuk dari suntikan intramuskular tadi.
Levonorgestrel
Deskripsi
- Nama & Struktur
Kimia
:
[(-)-13-ethyl-17-hydroxy-18,19-dinor-17a-pregn-4-en-20-yn-3-one]
- Sifat Fisikokimia : BM 312,45
- Keterangan
:
Levonorgestrel adalah progestin sintetik yang konfigurasi absolutnya
menyerupai D-steroid alami.


Golongan/Kelas Terapi
Hormon, obat Endokrin Lain dan Kontraseptik

Nama Dagang
- Jadelle Implant (2x75 mg) - Norplant Implant - Plan B





Indikasi
Untuk mencegah kehamilan:
Tablet (oral) sebagai kontrasepsi darurat
Implant sebagai kontraseptif jangka panjang (5 tahun)
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Tablet (oral): Untuk mendapatkan efikasi yang optimal, tablet levonorgestrel (0,75 mg) harus
diberikan sesegera mungkin, maksimal 72 jam setelah intercourse. Tablet berikutnya (kedua)
harus dikonsumsi 12 jam kemudian. Apabila terjadi muntah dalam waktu 1 jam setelah
dikonsumsi, kemungkinan harus dilakukan ulangan/penggantian pemberian. Levonorgestrel per
oral dapat digunakan kapan saja selama siklus menstruasi.
Implant: Satu set implant biasanya terdiri dari dua buah implant berbentuk silindris yang
fleksibel, masing-masing mengandung 75 mg levonorgestrel. Dosis total levonorgestrel yang
harus diberikan adalah 150 mg. Penyisipan kedua buah implant harus dilakukan dalam 7 hari
pertama setelah mulai menstruasi, dan harus dilakukan oleh seorang professional kesehatan yang
sudah menguasai teknik penyisipan implant dengan memperhatikan prosedur penyisipan
implant. Penyisipan implant dilakukan secara subdermal di bagian tengah permukaan bagian
dalam lengan atas, sekitar 8 - 10 cm di atas medial epicondyle. Kedua implant harus diletakkan
dalam posisi berbentuk "V" dengan sudut sekitar 30 derajat. Penyisipan yang baik akan
mempermudah
pengeluaran implant kelak. Setelah 5 tahun implant harus dikeluarkan dan dapat diganti apabila
diinginkan untuk memperpanjang kontrasepsi.
Farmakologi
Farmakodinamik : Levonorgestrel merupakan progestin sintetik yang memiliki aktivitas
progestasional tinggi dan sama sekali tidak menunjukkan aktivitas estrogenik. Levonorgestrel
mencegah kehamilan melalui beberapa mekanisme, antara lain dengan menghambat ovulasi,
menghambat fertilisasi dan/atau menghambat implantasi. Penghambatan fertilisasi terjadi
melalui penghambatan transport sperma dan/atau ovum melalui tuba Falopii. Penghambatan
implantasi terjadi antara lain melalui gangguan terhadap endometrium. Disamping itu
levonorgestrel juga diketahui dapat menyebabkan penebalan selaput mukosa mulut
rahim.Levonorgestrel merupakan pencegah kehamilan (emergency contraceptives), oleh sebab
itu tidak efektif apabila diberikan pada saat proses implantasi sudah mulai berlangsung. Sebagai
emergency contraceptives, levonorgestrel per oral juga tidak seefektif kontraseptif rutin, karena
tingkat kegagalannya yang cukup tinggi.Levonorgestrel berkurang efektivitasnya pada wanita
yang mengalami obesitas, sebab kadar levonorgestrel dalam serum akan menurun dengan
meningkatnya berat tubuh. Suatu penelitian terhadap 16 orang wanita yang diberikan
levonorgestrel dosis tunggal (0,75 mg) per oral dalam kondisi puasa menunjukkan konsentrasi
serum maksimum levonorgestrel sebesar 14,1 7,7 ng/mL (mean SD) dalam rata-rata 1,6
0,7 jam. Suatu penelitian terhadap 16 orang wanita yang diberikan levonorgestrel dosis tunggal
(0,75 mg) per oral dalam kondisi puasa menunjukkan konsentrasi serum maksimum
levonorgestrel sebesar 14,1 7,7 ng/mL (mean SD) dalam rata-rata 1,6 0,7 jam.

Levonorgestrel tidak dimetabolisme secara ekstensif oleh hati. Metabolit utama adalah 3a, 5,
dan 3a, 5-tetrahidrolevonorgestrel, namun juga terdapat 16-hidroksinorgestrel. Keseluruhan
metabolit ini hanya mencapai kurang dari 10% kadar levonorgestrel plasma. Disamping itu juga
teridentifikasi adanya metabolit yang diekskresi melalui urin, yaitu turunan yang terhidroksilasi
pada posisi 2a dan 16. Sejumlah kecil metabolit ditemukan dalam plasma sebagai konjugat
sulfat dan glukuronida. Waktu paruh eliminasi levonorgestrel setelah pemberian dosis tunggal
sekitar 13-24 jam. Levonorgestrel dan metabolitnya terutama diekskresi melalui urin (40%
sampai 68%), dan sebagian kecil ditemukan di feses (16% sampai 48%).
Farmakokinetik : Levonorgestrel langsung masuk ke dalam cairan interstitial jika diberikan
melalui implant subdermal. Levonorgestrel diabsorpsi dengan cepat dan sempurna setelah
pemberian per oral (ketersediaan hayati hampir 100%) dan tidak mengalami first pass
metabolism.
Stabilitas Penyimpanan
Tablet ataupun implant disimpan pada suhu ruang (25C), atau antara 15 - 30C
Kontraindikasi
Tromboflebitis atau gangguan tromboembolik aktif
Perdarahan genital yang tidak diketahui penyebabnya
Kehamilan
Penyakit hati akut, tumor hati jinak ataupun ganas
Karsinoma payudara
Riwayat hipertensi intrakranial idiopatik
Hipersensitif terhadap levonorgestrel
Efek Samping
Gangguan siklus menstruasi, seperti menorrhagia, menometrorrhagia, oligomenorrhea,
amenorrhea, dismenorrhea, polimenorrhea, dan lain sebagainya, yang umumnya makin parah
seiring dengan lamanya terapi. Gangguan sistem syaraf pusat, seperti pusing, sakit kepala, mual,
muntah, Keputihan, pruritus pada vagina, infeksi saluran kemih. Peningkatan berat badan.
Interaksi

- Dengan Obat Lain : Levonorgestrel tidak direkomendasikan untuk wanita yang
mengkonsumsi obat-obat penenang dan antiepilepsi seperti Fenitoin, Fenobarbital,
Karbamazepin atau Okskarbazepin, sebab akan mengurangi efektivitas levonorgestrel. Obat-obat
tersebut dapat meningkatkan metabolisme levonorgestrel melalui induksi sistem enzim
mikrosomal hati yang bekerja memetabolismelevonorgestrel. Untuk wanita-wanita yang
mengkonsumsi obat-obat tersebut dalam jangka panjang harus digunakan metoda kontrasepsi
lain, sedangkan apabila konsumsi jangka pendek, disarankan untuk menggunakan metoda
kontrasepsi back-up yang sesuai (misalnya kondom atau spermisida) selama periode tersebut.
Beberapa jenis obat berikut ini juga dapat mengurangi efektivitas kontrasepsi oral, antara lain
antibiotika, bosentan, griseofulvin, modafinil, rifabutin, rifampisin, rifapentine, ritonavir,
troglitazon, pioglitazon, warfarin

- Dengan Makanan : Produk herbal yang mengandung St. Johns Wort (Hypericum perforatum)
dapat menginduksi sistem enzim mikrosomal hati (Sitokrom P450), oleh sebab itu dapat
mengurangi efektivitas levonorgestrel.

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : Levonorgestrel tidak boleh diberikan pada ibu hamil

- Terhadap Ibu Menyusui : Sedikit levonorgestrel dapat masuk ke dalam ASI, oleh sebab itu
sebaiknya tidak diberikan pada ibu menyusui

Bentuk Sediaan
Tablet 0,75 mg, Implant (2 x 75 mg)
Peringatan
Implant levonorgestrel harus dikeluarkan apabila akan memulai program kontraseptif baru, baik
dalam bentuk implant, suntikan ataupun per oral. Jika tidak kemungkinan besar akan terjadi
gangguan perdarahan uterin.
Mekanisme Aksi
Menghambat ovulasi. Menghambat fertilisasi melalui penghambatan transport sperma dan/atau
ovum. Menghambat implantasi antara lain melalui gangguan terhadap endometrium

You might also like