You are on page 1of 3

Nama : Desti Diana Putri

NPM : 1214121050

Anak Pedagang Kaki Lima Jadi Pengusaha Muda di Tanah Rantau
Kehidupan itu ibarat roda yang berputar, kadang di bawah kadang pula di atas.
Berangkat dari kalimat itulah membuat Rahmat Latief Bialangi membentengi
dirinya untuk terus berusaha mengubah kehidupannya. Siapa sangka, anak dari
seorang pedagang kaki lima kini telah menjadi pengusaha muda dengan omset 1,5
miliyar dalam setahun. Simak kisahnya berikut ini :



Rahmat Latief Bialangi (24), pemilik Biro Perjalanan Wisata yang bernama
Andrasta Tour & Travel yang berkantor di Pinrang, Sulawesi Selatan lahir di
sebuah Desa kecil di Limboto. Di usianya yang masih muda, Rahmat berhasil
menjadi seorang pengusaha muda di rantau orang. Anak sulung dari empat
bersaudara ini sejak kecil bercita-cita ingin jadi seorang pengusaha. Sayangnya cita-
cita mulia itu jadi bahan olok-olok sebagian orang. Bukan tanpa alasan, hal ini
dikarenakan Ia hanya anak dari seorang pedagang kami lima. Sementara ibunya
merupakan pegawai di Kementerian Agama di Kabupaten Gorontalo. Olok-olokan itu
tak membuatnya patah arang.

Setelah tamat dari jenjang Sekolah Menegah Atas di Pondok Pesantren Al Falah
Limboto Barat, Rahmat memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di luar daerah.
Keputusan itu ternyata tidak semudah yang dia bayangkan. Bapaknya menentang
keras niatnya. Bukan tanpa alasan, penghasilan orangtuanya yang pas-pasan menjadi
biang permasalahannya. Apalagi adik-adiknya yang masih duduk di bangku sekolah
juga butuh biaya. Anak yang pernah Juara I lomba pidato Bahasa Inggris tingkat MA
se Provinsi Gorontalo tahun 2005 itu tak lantas putus asa. Ia berusaha meyakinkan
kedua orangtuanya dan akhirnya orangtuanya pun luluh. Ia pun melanjutkan
pendidikan di Kota Makassar, tepatnya di Universitas Muslim Indonesia.
Hidup di rantau orang ternyata tidak mudah. Berbagai rintangan yang harus dihadapi.
Berbekal cita-cita yang tertanam dalam hati, Rahmat tak pernah mengeluh meski
harus jalan kaki setiap hari ke kampus. Di Kota Makassar, Ia bertemu dengan teman-
teman yang berasal dari Gorontalo. Berbeda dengan Rahmat, sebagian mereka punya
fasilitas lengkap, dari kost yang nyaman, ada tv, meja belajar, hingga falitas sepeda
motor. Meski demikian Ia tidak minder, karena ia yakin semua akan indah pada
waktunya selagi berusaha. Dengan penuh kesabaran Ia melewati getirnya hidup
sendiri di tanah rantau. Cucuran keringat yang membasahi bajunya dikala panasnya
matahari membuatnya tambah bersemangat.

Seiring berjalannya waktu, Rahmat berinisiatif mencari kerja sampingan dengan
tujuan agar bisa meringankan beban orangtuanya. Lagi-lagi niatnya tersebut malah
dijadikan bahan tertawaan teman-temannya. Namun ia tak mengindahkan tertawaan
itu. Baginya itu ibarat api yang membakar semangatnya. Alhasil pemuda kelahiran 28
Maret 1989 ini pun diterima sebagai Wartawan bagian pendidikan di Harian Fajar
Makassar.

Sejak bergabung di Fajar, Ia mengaku banyak mendapatkan pengalaman yang luar
biasa. Diantaranya, bisa bergaul dengan para pejabat Kota Makassar bahkan pejabat
Provinsi Sulsel. Tak hanya itu, dengan mudahnya ia bisa bertemu dan bercanda ria
dengan para artis Indonesia. Pengalaman yang tidak pernah terbayang sebelumnya.
Di tengah kesibukkannya, pemuda yang pernah mewakili Provinsi Sulsel di Jambore
Penganugerahan Pemuda Berprestasi 2010 di Jawa Barat ini juga aktif dibeberapa
organisasi kepemudaan diantaranya sebagai Pengurus KNPI Provinsi Sulsel periode
2010-2013 dan HIPMI Pinrang. Satu hal yang paling ia syukuri adalah saat ia
menyelesaikan studi sarjananya dalam kurun waktu tiga tahun empat bulan dengan
predikat cumlaude.

Setelah meraih gelar sarjana, Rahmat menyudahi karirnya di dunia jurnalistik, dan
beralih ke perbankan. Kebetulan Ia diterima di salah satu Bank dan di tempatkan di
Pinrang, Sulawesi Selatan. Namun baru enam bulan berkiprah di perbankkan, Ia
mulai bosan dengan rutinitas yang Ia jalani. Dari sinilah cikal-bakal Rahmat menjadi
seorang pengusaha. Kebosanannya kerja di Bank, membawa Ia melihat peluang untuk
berbisnis travelling. Ia pun nekat resign dari Bank dan membuka usaha Biro
Perjalanan Wisata yang diberi nama Andrasta Tour & Travel . Sepak terjangnya di
bisnis travelling masih tergolong muda. Namun demikian usaha yang Ia geluti mulai
membuahkan hasil yang mengejutkan. Walaupun baru berdiri satu tahun, Ia berhasil
meraup omset yang fantastis sebanyak 1,5 milyar rupiah. Predikat pengusaha muda
yang melekat pada dirinya, tak lantas membuatnya sombong. Rahmat tetap menjadi
pribadi yang rendah hati.*

You might also like