You are on page 1of 3

Umpan campuran biner (2-propanol dan ethyl acetate) hendak dimurnikan dengan

cara distilasi dan kedua aliran produk pemisahan diharapkan memiliki kemurnian 99,8%-mol.
Umpan tersedia pada kondisi tekanan atmosferik dan temperatur ambien. Terdengar familiar
di telinga anda? Setidaknya Anda tidak boleh lupa bahwa 2-propanol dan etyhl acetate ialah
campuran azeotrop. Bila Anda lupa atau bahkan belum mengerti tentang campuran azeotrop,
mungkin penjelasan singkat ini bisa sedikit membantu.
Apa itu azeotrop? Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada
komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi
biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi
yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling
mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :

Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi sebelum
mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan dari sistem
kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan terkondensasi (titik C).
Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai titik azeotrop.
Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan karena komposisi campuran akan selalu
tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop digambarkan sebagai pertemuan antara kurva
saturated vapor dan saturated liquid. (ditandai dengan garis vertikal putus-putus)

PFD Diagram: Simulasi distilasi biner campuran azeotrop propanol-ethyl acetate
dengan menggunakan HYSYS.
Dalam pemisahan campuran propanol-athyl acetate, digunakan metode pressure
swing distillation. Prinsip yang digunakan pada metode ini yaitu pada tekanan yang
berbeda, komposisi azeotrop suatu campuran akan berbeda pula. Berdasarkan prinsip
tersebut, distilasi dilakukan bertahap menggunakan 2 kolom distilasi yang beroperasi pada
tekanan yang berbeda. Kolom distilasi pertama memiliki tekanan operasi yang lebih tinggi
dari kolom distilasi kedua. Produk bawah kolom pertama menghasilkan ethyl acetate murni
sedangkan produk atasnya ialah campuran propanol-ethyl acetate yang komposisinya
mendekati komposisi azeotropnya. Produk atas kolom pertama tersebut kemudian didistilasi
kembali pada kolom yang bertekanan lebih rendah (kolom kedua). Produk bawah kolom
kedua menghasilkan propanol murni sedangkan produk atasnya merupakan campuran
propanol-ethyl acetate yang komposisinya mendekati komposisi azeotropnya. Berikut ini
gambar kurva kesetimbangan uap cair campuran propanol-ethyl acetate pada tekanan tinggi
dan rendah.

Dari gambar pertama dapat dilihat bahwa feed masuk kolom pada temperatur 108,2 C
dengan komposisi propanol 0,33. Pada kolom pertama (P=2,8 atm), komposisi azeotrop yaitu
sebesar 0,5 sehingga distilat yang diperoleh berkisar pada nilai tersebut sedangkan bottom
yang diperoleh berupa ethyl acetate murni.

Untuk memperoleh propanol murni, distilat kemudian didistilasi lagi pada kolom
kedua (P=1,25 atm). Distilat ini memasuki kolom kedua pada temperatur 82,6 C. Komposisi
azeotrop pada kolom kedua yaitu 0,38 sehingga kandungan propanol pada distilat berkisar
pada nilai tersebut. Bottom yang diperoleh pada kolom kedua ini berupa propanol murni. Bila
Anda perhatikan, titik azeotrop campuran bergeser dari 0,5%-mol propanol menjadi
0,38%-mol propanol.
Jadi, dengan metode pressure swing distillation ini, dapat diperoleh propanol dan
ethyl acetate dengan kemurnian yang tinggi. Dan untuk lebih mengoptimasi proses, distilat
keluaran kolom 2 dapat direcycle dan dicampur dengan aliran umpan untuk didistilasi
kembali.

You might also like