You are on page 1of 153

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

PENGKAJIAN KELUARGA
DATA UMUM KELUARGA
1. Nama kepala keluarga
2. umur :
3. Agama :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Suku/ Bangsa :
7. Alamat :
8. Komposisi keluarga :
o
No Nama Umur Sex Tgl. Lahir Pendikan Pekerjaan Ket

9. Tipe keluarga :
10. Genogram :
11. Sifat Keluarga
a. Pengambilan Keputusan
b. KebiasaanHidup Sehari-hari
Kebiasaantidur / istirahat
Kebiasaan rekreasi
Kebiasaan makan keluarga
12. Status Sosial Ekonomi Keluarga
13. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
14. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti
4. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)
LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
2. Ventilasi dan penerangan
3. Persediaan air bersih
4. Pembuangan sampah
5. Pembuangan air limbah
6. Jamban / WC (tipe, jarak dari sumber air)
7. Denah rumah
8. Lingkungan sekitar rumah
9. Sarana komunikasi dan transportasi
10. Fasilitas hiburan (TV, radio, dll.)
11. Fasilitas pelayanan kesehatan
SOSIAL
1. Karakteristik tetangga dan komunitas
2. Mobilitas geografis keluarga
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
2. Struktur Kekuatan Keluarga
3. Struktur Peran (formal dan informal)
4. Nilai dan Norma Keluarga
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi perawatan kesehatan
o Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan:
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Memutuskan untuk merawat
c. Mampu merawat
d. Modifikasi lingkungan
e. Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4. Fungsi reproduksi
5. Fungsi ekonomi
STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stresor jangka pendek
b. Stresor jangka panjang
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
3. Strategi koping yang digunakan
4. Strategi adaptasi disfungsional
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a. Ayah
b. Ibu
c. Anak
2. Keluarga berencana
3. Imunisasi
4. Tumbuh kembang
a. Pemeriksaan tumbuh kembang anak
Anak I :
Anak II:
dll
b. Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak
PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
1. Pemeriksaan fisik Bapak
a. Keadaan umum :
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital :
TD :
N :
RR :
S :
d. Kepala :
Rambut :
Mata :
Hidung :
Telinga :
Mulut :
e. Dada / Thorax :
I :
P :
P :
A :
f. Perut / Abdomen :
I :
A :
P :
P :
g. Genetalia / Anus :
h. Ekstremitas :
2. Pemeriksaan fisik Ibu .
a. Keadaan umum :
b. Kesadaran :
c. Tanda-tanda vital :
TD :
N :
RR :
S :
d. Kepala :
Rambut :
Mata :
Hidung :
Telinga :
< :>
e. Dada / Thorax :
I :
P :
P :
A :
f. Perut / Abdomen :
I :
A :
P :
P :
g. Genetalia / Anus :
h. Ekstremitas :
3. Pemeriksaan fisik Anak (1)
a. Keadaan umum :
b. Kesadaran :
c. Tanda-tanda vital :
TD :
N :
RR :
S :
d. Kepala :
Rambut :
Mata :
Hidung :
Telinga :
Mulut :
e. Dada / Thorax :
I :
P :
P :
A :
f. Perut / Abdomen :
I :
A :
P :
P :
g. Genetalia / Anus :
h. Ekstremitas
4. Pemeriksaan fisik Anak (2)
a. Keadaan umum :
b. Kesadaran :
c. Tanda-tanda vital :
TD :
N :
RR :
S :
d. Kepala :
Rambut :
Mata :
Hidung :
Telinga :
Mulut :
e. Dada / Thorax :
I :
P :
P :
A :
f. Perut / Abdomen :
I :
A :
P :
P :
g. Genetalia / Anus :
h. Ekstremitas
5. HARAPAN KELUARGA
ANALISA DATA
TGL DATA MASALAH

SKALA PRIORITAS MASALAH
Masalah 1
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat maslah
Aktual: 3
Resiko:2
Potensial:1
1
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah
Mudah: 2
Sebagian: 1
Tidak dapat:0
2
3. Kemungkinan masalah dapat
dicegah
Tinggi: 3
Cukup: 2
Rendah: 1
1
4. Menonjolnya masalah
Segera: 2
Tidak segera: 1
1
Tidak dirasakan:0
Skor:
Masalah 2:
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat maslah
Aktual: 3
Resiko:2
Potensial:1
1
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah
Mudah: 2
Sebagian: 1
Tidak dapat:0
2
3. Kemungkinan masalah dapat
dicegah
Tinggi: 3
Cukup: 2
Rendah: 1
1
4. Menonjolnya masalah
Segera: 2
Tidak segera: 1
Tidak dirasakan:0
1
Skor:
Masalah 3:
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat maslah
Aktual: 3
Resiko:2
Potensial:1
1
2. Kemungkinan masalah dapat 2
diubah
Mudah: 2
Sebagian: 1
Tidak dapat:0
3. Kemungkinan masalah dapat
dicegah
Tinggi: 3
Cukup: 2
Rendah: 1
1
4. Menonjolnya masalah
Segera: 2
Tidak segera: 1
Tidak dirasakan:0
1
Skor:
By. Kapuk
Artikel yang mungkin anda baca juga:













CONTOH FORMAT ASKEP KELUARGA
ASKEP KELUARGA (contoh format)
BY : WS
A. Pengkajian
I. Data Umum
1.Nama kk : Bapak KR (70 Th)
2.Alamat : Rowoasri , RT 2 , RW 7 , Rowokangkung , Lumajang
3.Pekerjaan kk : Tani
4.Pendidikan kk : SD
5.KOMPOSISI KELUARGA
No Nama Jk Hub dg KK Umur Pendidikan Pekerjaan Status kes
1 Ny. Ab P Istri ke 3 36 Smp Ibu RT Sehat
2 Ac L Anak 17 Smp Masih
sekolah
Sehat
3 Har P Anak 11 Sd Masih
sekolah
Sehat
4 Za L Anak 4 Belum
sekolah
- Sehat
Immunisasi
Lengkap +
Genogram (lihat cara membuat genogram )
Aturan : lebih tua sebelah kiri , umur anggota klg ditulis pada simbol laki-laki atau
perempuan,tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki atau perempuan
35
25

LAKI
PEREM
PUAN
SERUM
AH
MENIK
AH
CERAI
ANAK
KANDU
NG
PISAH
KLIEN
ANAK
KEMBA
R

KLIEN
ANAK ANGKAT
MENINGGAL
ABORSI
6. type keluarga : keluarga inti
7.suku : jawa
8. Agama : islam
9.status social : Rp. 500.000,- per bulan . menurut keluaarga tidak cukup
10. rekreasi : menonton televisi, silaturohmi keluarga, kadang rekreasi di tempat terbuka
II. Riwayat Tahap Perkembangan
1. tahap perkemb.klg : keluarga dg anak usia remaja


2. tahap klg yang belum terpenuhi : tidak ada ug belum terpenuhi, namun tugas klg yg belum dapat
dicapai saat ini adalah memberi figur yg baik bagi anakl remaja.
3. riwayat kesehatan keluarga : tdk ada peny keturunan, P. KR terkena bronkhitis kronik,
Sering kumat berobat ke dr swasta, bu KR sehat , pak
KR perokok, 1-2 batang perhari, anak tertua perokok
Juga ,
4. Riwayat kesehatan klg sebelumnya : 2 tahun sudah didiagnosis Bronkhitis kronik
III. Keadaan Lingkungan
1. Karakterisitik rumah :
luas rumah lebar 4 M , panjang 12 M , terdiri 2 kamar tidur, 1 musholla
1 km mandi dan wc ( tidak adaSeptik Thank) , ruang tamu, dan dapurnya memanfaatkan pojok
Dari lorong,
- type bangunan : lantai dari plester
- ventilasi : sinar matahari kurang masuk, jendela hanya 1 (0,75 x 1,2 M)
Jendela kamar tak ada karena mepet dg tetangga
- kebersihan ruang : banyak barang numpuk tak teratur , masak dg kayu bakar
- sumber air : dari PAM
- denah rumah

Dapur Ruang tamu
2. Karakteristik komunitas
Tetangga membantu berobat ke dokter praktik
Tengga dan sekitarnya peduli pada kesehatan pak KR
3. Interaksi dengan komunitas ]
Pengajian aktif, aktif kuimpul di masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
Yg merawat pak KR hanya istrinya saja, biaya minim, jarak rumah dengan puskesmas 500 meter, oleh
karena sekarang lebih banyak berobat ke tabib
IV. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Musyawaroh, tapi kadang pak KR suka marah pada anaknya jika tidak patuh
2. Struktur Peran
Pak KR merasa tetap sebagai kepala keluarga dan ber TJ, meskipun sekarang sakit , bu KR menjual
kerupuk untuk menopang kekurangan kebutuhan 15 .000/ perhari
3. Norma Keluarga
Menyesuaikan dengan nilai agama yg dianut dan norma yg ada, percaya penyakitnya bisa di obati, dan
penyakitnya tidak ada hubunganny dengan guna-guna.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Pak Kr sering menegur anaknya jika diperingatklan ibunya tidak mau, saling menghormati antar anggota
keluarga,
2. Fungsi Sosial
Keluarga mengajarkan agar berperilaku yang baik dengan tetannggga dan lingk. Sekitar , hidu
berdampingna dan merasa tentram.
3. Fungsi Keperawatan Kesehatan
Jika sakit mencari bantuan ke pelayanan kesehatan terdekat, yang merawat pak KR saat ini bu KR,
pemanfaatan yankes masih kurang karena pak KR tidak emmeiliki penghasilan tetap.
4. Fungsi reproduksi
Tidak ingin punya anak lagi, tidak ikut KB, hubungan suami istri masih, tetapi jarang sekali.
5. Fungsi Ekonomi
Penghasilannya tak menentu apalagi pak KR yang sakit, saat ini keluarga dicukupi dari penghasilan yang
lain.
VI. Stress Dan Koping Keluarga
1. Stressor yang dimiliki
Sejak 6bulan yg lalu, sakit bronkhitisnya kumat, dan tidak dapat bekerja lagi, anak-anaknya butuh biaya u/
sekolah
2. Kemampuan keluarga Berespon thd stressor
Pasrah padak ondisiny sekarang, dianggap sebagai cobaaan dan berharap anak tertuanya bekerja lebih
giat u/kebut. Keluarga
3. Strategi Koping yang dilakukan
Keluarga menerima ini apa adanya dan selalu melibatkan anak teruanya u/ pengambilan kepeutusan
4. Strategi adaptasi yang disfungsi
Sering marah pada anak tertuanya jika merokok terus dan dianjurkan mencari alternatif pengobatan lain.
VII. Pemeriksaan fisik
Sasaran terutama pada yang mempunyai maslah kesehatan (sakit) dengan metode Head to toe
VIII. Harapan Keluarga
Berharapmendapat bantuan seperti yang dikatakan oleh tetangganya , yaitu kartu sehat sehingga dapat
berobat secara rutin di Puskesmas.
B. Diagnosis Keperawatan Keluarga
1. Analisa Data
Data (sign- symptom) Masalah (P) Penyebab (E)
Data subyek
- pak KR terkena Bronkhitis kronik sejak 2
tahun
- sejak 6 bulan kumat shg di rumah saja
Data obyektif
- lingkungan rumah kurang sehat : barang
bertumpuk-tumpuk ,kotor , ventilasi
kurang dll
- Hasilpmx fisik : ..
Resiko
serangan
berulang pada
P. KR
Lingk. Yg tidak adekuat
5 tugas
2. Rumusan Diagnosis Keperawatan
Resiko tinggi serangan berulang yang dialami oleh pak KR b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan atau (eteologi yang lain) ketidakmampuan keluarga merawat pakKR yang sedang saklit.

P (NANDA) yang b/d E (ketidakmampuan keluarga sesuai 5 TUGAS
KELUARGA) ,
sign /symptom takperlu ditulislagi
NO KRITERIA SKOR
BOBOT
JUML
1
2
3
4
SIFAT MASALAH
SKALA :
- TIDAK/KURANG SEHAT
- ANCAMAN
- KEADAAN SEJAHTERA
KEMUNGK. MAS DAPAT DIUBAH :
- MUDAH
- SEBAGIAN
- TIDAK DAPAT
POTENSI MAS. U/ DICEGAH
- TINGGI
- CUKUP
- RENDAH
MENONJOLNYA MASALAH
- BERAT, SEGERA
- ADA MASALAH TAPI TAK perlu SEGERA
3
2
1
2
1
0
3
2
1
2
1
0
1
2
1
1
?
?
?
?
ditangani
- MASALAH TAK DIRASAKAN
PENENTUAN PRIORITAS SESUAI DENGAN SKALA :
1. KRITERIA PERTAMA, PRIORITAS UTAMA PADA : TIDAK/ KURANG SEHAT KARENA PERLU
TINDAKAN SEGERA
2. KRITERIA KEDUA, MENGACU PD :
- PENGET DAN TEHNOLOGI U/ MENGATASI MAS KLG
- SUMBER DAYA KLG FISIK , KEUANGAN, TENAGA
- SUMEBR DAYA PERAWAT, : KAP (PENGET, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR)
- SUMBER DAYA LINGK. : FASILITAS, ORGANISASI, DAN DUKUNGAN
1. KRITERIA KETIGA
- KEPELIKAN MASALAH
- LAMANYA MASALAH
- TINDAKAN YG SEDANG DIJALANKAN
- KELOMPOK YG BERESIKO U/ DICEGAH AGAR TIDAK AKTUAL DAN PARAH
1. KRITERIA KEEMPAT, PERSEPSI KLG THD MASALAHNYA
3. skoring penentuan prioritas DX keperawatan keluarga
contoh : RESIKO JATUH LANSIA DI KLG BAPAK Rr BD.
KETIDAKMAMP[UAN MENYEDIAKAN LINGK. AMAN
No
dx
Kriteria Skor Pembenaran
4. prioritas dx keperawatan
Prioritas Dx kep Skor
1
RESIKO JATUH LANSIA DI KLG
BAPAK Rr BD.
KETIDAKMAMP[UAN
MENYEDIAKAN LINGK. AMAN
3 1/3
2

2
3 dst

2 , DST
<!--[if !supportLists]>C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Nama KK : KR
Alamat : kd. Jajang
NO DX TUJUAN KRITERIA STANDAR INTERVENSI
1 Setelah dilakukan
tindkep. Tidak tjd
resiko serangan
berulang pada pak
KR selama di rumah
(boleh jangka pendek
dan jk panjang )
KAP
Pengetahuan
Sikap
Psikomotor
Penget :
keluarga dapat menyebutkan ..
sikap :
klg mampu memutuskan u/menyediakan sarana
yg aman
psikomotor :
keluarga memodifikasi lingkungan sehat

Rencana tindakan (intervensi):
1. mendiskusikan ..
2. menjelaskan
3. mengajarkan
4. bersama keluarga
5. dll
D. Implementasi dan evaluasi
Implementasi
Tanggal dan waktu No dx Implementasi
1 januari 2006 1 ..

Rencana kegiatan pada askep keluarga yang berhub dg penkes memerlukan
SAP
Format evaluasi formatif
Tanggal dan waktu No dx Evaluasi
1 januari 2006 1
S. klg mengatakkan bahwa masihkurang mengerti tentang .
O. klg dapat menjawab pertanyaan ,belum bisamenjawab
pertanyaan tentang ..
A. implementasi yg dilaks.dg metode cermah belum dimengertioleh
klg , perlu metode lain.
P. berikan pendidikan ulang , dg metode lain.
Format evaluasi sumatif
Tanggal dan waktu No dx Evaluasi
1 januari 2006 1 S. klg mengatakkan bahwa masihkurang mengerti tentang .
O. klg dapat menjawab pertanyaan ,belum bisamenjawab pertanyaan
tentang ..
A. masalah belum teratasi
P. lanjutkan intervensi ,perlu bantuan LSM yang peduli akan kesehatan
foto -foto
More Photos


November 2010
S S R K J S M
Nov
November 2010
S S R K J S M
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30
daftar nama anggota

Blogroll
o WordPress.com
Klik tertinggi
o ppnilumajang.wordpress.co
o ppnilumajang.files.wordpr
o ppnilumajang.files.wordpr
o -
Tulisan Terakhir
o PERMOHONAN SIK
Blog Stats
o 63,245 hits
Halaman
o PROGRAM KERJA DIVISI PPNI LUMAJANG
o SEJARAH PERKEMBANGAN PPNI
o VISI MISI KEPERAWATAN
o REDAKSI
o ANGGARAN RUMAH TANGGA PPNI
o SUSUNAN PENGURUS PPNI KABUPATEN LUMAJANG
o DAFTAR ANGGOTA PPNI LUMAJANG
o PPNI LUMAJANG MENDUKUNG HKN KE 43
o SITUS LINK
o ANGGARAN DASAR PPNI
o FORMULIR APLIKASI PENGAKUAN KOMPETENSI TERKINI (PKT)
o DASAR-DASAR STATISTIK KEPERAWATAN
o ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
o CONTOH FORMAT ASKEP KELUARGA
o KOORDINATOR PERAWAT INSTANSI
o PERAWAT BIDAN Oleh: dr. Koeswandono, M.Kes
o ASPEK LEGAL FORMAL TENAGA PERAWAT-BIDAN
o TATA CARA PERIJINAN PRAKTIK PERAWAT-BIDAN
o DRAFT RUU KEPERAWATAN
o FOTO 2 BCLS PPNI LUMAJANG
o ANALISA STATISTIK
o URAIAN TUGAS PENGURUS
o FILM
o FOTO KEGIATAN DENGAN TRANSMIGRAN
o LOWONGAN KERJA
o SOSIALISASI ASSESOR , PPNI JATIM
o SOSIOLOGI DALAM KEPERAWATAN
Theme: Ocadia by Beccary Blog pada WordPress.com.





















Pengkajian Keluarga Model Friedman

MODEL PENGKAJIAN KELUARGA DARI FRIEDMAN


Model Pengkajian Keluarga Menurut Friedman terdiri dari enam kategori yaitu :
A. Mengidentifikasi data
B. Tahap dan riwayat perkembangan
C. Data lingkungan
D. Struktur keluarga
E. Fungsi keluarga
F. Koping keluarga
Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori, perawat yang mengkaji keluarga harus mampu memutuskan
kategori mana yang relevan dengan kasus yang dihadapi sehingga dapat digali lebih dalam pada saat kunjungan
dengan demikian masalah dalam keluarga dapat mudah diidentifikasi. Tidak semua dari kategori harus di kaji
tetapi tergantung pada tujuan, masalah dan sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. Berikut adalah uraian
dari pengkajian keluarga model Friedman:
A. Identifikasi Data Keluarga.
Informasi identifikasi tentang anggota keluarga sangat diperlukan untuk mengetahui hubungan masing-masing
anggota keluarga dan sebagi upaya untuk lebih mengenal masing-masing anggota keluarga. Data yang
diperlukan meliputi :
1. Nama keluarga
2. Alamat dan Nomor telepon
3. Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka.
Friedman dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya terdiri dari penghuni rumah, tetapi juaga
keluarga besar lainnya atau keluarga fiktif yang menjadi bagian dari keluarga tersebut tetapi tidak tinggal dalam
rumah tangga yang sama.
Pada komposisi keluarga, pencatatan dimulai dari anggota keluarga yang sudah dewasa kemudian diikuti anak
sesuai dengan urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut
dimasukan dalam bagian akhir dari komposisi keluarga. Berikut format komposisi keluarga menurut Friedman :

No
Nama Keluarga
Jenis Kelamin
Hubungan
Tempat/Tanggal Lahir
Pekerjaan
Pendidikan
1
2
3

4
Bapak
Ibu
Anak tertua
..

Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram keluarga atau pohon keluarga.Genogram merupakan
sebuah diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan merupakan pengkajian
informatif untuk mengetahui keluarga dan riwayat serta sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan
hubungan vertikal ( lintas generasi ) dan horisontal ( dalam generasi yang sama )dan dapat membantu kita
berfikir secara sistematis tentang suatu peristiwa dalam keluarga dilihat dari hubungan keluarga dengan pola
penyakit, sehingga dapat menciptakan hipotesis tentatif tentang apa yang sedang terjadi dalam keluarga.
Genogram keluarga memuat informasi tentang tiga generasi ( keluarga inti dan keluarga asal masing-masing /
orang tua keluarga inti ). Genogram juga dapat menentukan tipe dari keluarga. Berikut adalah petunjuk
penulisan genogram keluarga menurut Friedman:







Keterangan :


Laki-laki Perempuan Kasus utama Meninggal



Kawin Pisah Cerai Tidak menikah




Anggota
rumah
Anak Angkat Aborsi/keguguran Kembar tangga







4. Tipe Bentuk Keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari
komposisi dan genogram dalam keluarga.

5. Latar Belakang Budaya Keluarga
Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang penting untuk memahami perilaku sistem nilai dan fungsi
keluarga, karena budaya mempengaruhi dan membatasi tindakan-tindakan individual maupun keluarga.
Perbedaan budaya menjadikan akar miskinnya komunikasi antar individu dalam keluarga. Dalam konseling
keluarga kbudayaan merupakan hal yang sangat penting. Pengkajian terhadap kultur / kebudayaan keluarga
meliputi :
a. Identitas suku bangsa
b. Jaringan sosial keluarga ( kelopok etnis yang sama )
c. Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat homogen )
d. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan pendidikan
e. Bahasa yang digunakan sehari-hari
f. Kebiasaan diit dan berpakaian
g. Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya )
h. Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga ( Apakah porsi tersebut semata-mata
ada dalam komunitas etnis )
i. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. Bagaimana keluarga terlibat dalam praktik
pelayanan kesehatan tradisional atau memiliki kepercayaan tradisional yang berhubungan dengan kesehatan.
j. Negara asala dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.




6. Identifikasi Religius
Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif keluarga dalam melakukan ibadah
keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam kehidupan keluarga.

7. Status Kelas Sosial ( Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan dan Pendapatan )
Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya hidup keluarga. Perbedaan kelas sosial
dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga, karakteristik struktural dan fungsional, asosiasi dengan lingkungan
eksternal rumah. Dengan mengidentifikasi kelas sosial keluarga, perawat dapat mengantisipasi sumber-sumber
dalam keluarga dan sejumlah stresornya secara baik. Bahkan fungsi dan struktur keluarga dapat lebih dipahami
dengan melihat latar belakang kelas sosial keluarga. Hal-hal yang perlu dikaji dalam status sosial ekonomi dan
mobilitas keluarga adalah :
a. Status kelas Sosial
Status kelas sosial keluarga ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan keluarga dan sumber pendapatan
keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga. Friedman membagi kelas sosial menjadi enam bagian yaitu kelas
atas-atas, kelas atas bawah, kelas menegah atas, kelas menengah bawah, kelas pekerja dan kelas bawah.
Status Ekonomi
Status ekonomi ditentukan oleh jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga. Perlu juga diketahui siapa yang
menjadi pencari nafkah dalam keluarga, dana tambahan ataupun bantuan yang diterima oleh keluarga,
bagaimana keluaraga mengaturnya secara finansial. Selain itu juga perawat perlu mengetahui sejauhmana
pendapatan tersebut memadai serta sumber-sumber apa yang dimiliki oleh keluarga terutama yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan seperti asuransi kesehatan dan lain-lain.
Mobilitas Kelas Sosial
Menggambarkan perubahan yang terjadi sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan kelas sosial, serta
bagaimana keluarga menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut.

8. Aktifitas rekreasi keluarga
Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang dilakukan pada waktu luang. Menggali perasaan anggota keluarga
tentang aktifitas rekreasi pada waktu luang.Bentuk rekreasi tidak harus mengunjungi tempat wisata, tetapi
bagaimana keluarga memanfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan bersama ( nonton TV,
mendengarkan radio, berkebun bersama keluarga , bersepeda bersama keluarga dll )

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang pperlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga Inti.
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit ( imunisasi ), sumber pelayanan
kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman penting
yang berhubungan dengan kesehatan ( perceraian, kematian, kehilangan)
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua ( riwayat kesehatan, seperti apa keluarga asalnya,
hubungan masa silam dengan kedua orang tua )



C. Lingkungan Keluarga
Melliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan bidang-bidang yang paling kecil seperti
aspek dalam rumah sampai komunitas yang lebih luas dimana keluarga tersebut berada. Pengkajian lingkungan
meliputi :
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan :
a. Tipe tempat tinggal ( rumah sendiri, apartemen, sewa kamar),
b. Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah).
Interior rumah meliputi : jumlah ruangan, tipe kamar/pemanfaatan ruangan ( ruang tamu, kamar tidur, ruang
keluarga ), jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan ( sinar matahari ), macam perabot rumah tangga
dan penataannya, jenis lantai, kontruksi bangunan, keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan sanitasi rumah,
jenis septic tank, jarak sumber air minum dengan septic tank, sumber air minum yang digunakan, keadaan dapur
( kebersihan, sanitasi, keamanan ). Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga terhadap rumah, identifikasi
teritorial keluarga, pengaturan privaci dan kepuasan keluarga terhadap pengaturan rumah. Lingkungan luar
rumah meliputi keamanan ( bahaya-bahaya yang mengancam ) dan pembuangan sampah.
2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas.
Menjelaskan tentang :
b. Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe lingkungan/komunitas ( desa, sub kota, kota ), tipe
tempat tinggal ( hunian, industri, hunian dan industri, agraris ), kebiasaan , aturan / kesepakatan, budaya yang
mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum ( fisik, sosial, ekonomi ),
c. Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas, meliputi kelas sosial rata-rata komunitas, perubahan
demografis yang sedang berlangsung.
d. Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta fasilitas-fasilitas umum lainnya seperti pasar, apotik
dan lain-lain
e. Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga
f. Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada.
g. Insiden kejahatan disekitar lingkungan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh : kebiasaan keluarga berpindah tempat, berapa lama keluarga tinggal di
daerah tersebut, riwayat mobilitas geografis keluarga tersebut ( transportasi yang digunakan keluarga, kebiasaan
anggota keluarga pergi dari rumah : bekerja, sekolah ).
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada
dan sejauh mana keluarga melakukan interak dengan masyarakat. Perlu juga dikaji bagaimana keluarga
memandang kelompok masyarakatnya.
5. Sistem pendukung keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktifitas-aktifitas
keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah Informal ( jumlah anggota keluarga yang
sehat, hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan ) dan formal yaitu hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang
berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga lain yang terkait ( ada tidaknya fasilitas pendukung
pada masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan )

D. Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
1. Pola dan komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem komunikasi yang digunakan, efektif tidaknya (
keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang lain/anggota keluarga untuk merubah
perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam mengambil keputusan, yang berperan mengambil keputusan,
bagaimana pentingnya keluarga terhadap putusan tersebut.
3. Struktur Peran
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
a. Struktur peran formal

1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran keluarga dalam melaksanakan peran tersebut.
2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan harapan keluarga, apakah terjadi konflik
peran dalam keluarga.
3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten
4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
b. Struktur peran informal
1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas yang ada dalam keluarga, serta siapa yang memainkan
peran tersebut dan berapa kali peran tersebut sering dilakukan secara konsisten
2) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada tidaknya peran disfungsional serta bagaimana
dampaknya terhap anggota keluarga
c. Analisa Model Peran
1) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi anggota keluarga dalam kehidupan awalnya,
memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi.
2) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi pasangan dan sebagai orang tua
d. Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran
1) Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar belakang kelas sosial mempengaruhi struktur peran formal
dan informal dalam keluarga.
2) Pengaruh budaya terhadap struktur peran
3) Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap struktur peran.
4) Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur peran.
2. Nilai-Nilai Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut Friedman adalah :
a. Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
b. Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
c. Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga
d. Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting nilai-nilai keluarga serta kesadaran dalam menganut
sistem nilai.
e. Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
f. Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga
g. Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga.

E. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :
1. Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi :
a. Pola kebutuhan keluarga
1) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota keluarganya, serta bagaimana orang tua mampu
menggambarkan kebutuhan dari anggota keluarganya.
2) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan masing-masing anggota keluarga
b. Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga satu sama lain serta bagaimana mereka
saling mendukung
2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu sama lain, serta bentuk kasih sayang yang
ditunjukkan keluarga.
c. Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan dan keterikatakan serta sejauhmana keluarga
memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina keterikatan dalam keluarga

2. Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
a. Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai dengan usia, memberi dan menerima cinta
serta otonomi dan ketergantungan dalam keluarga
b. Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
c. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
d. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
f. Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam membesarkan anak
g. Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi :
a. Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya.
1) Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan kesehatan
2) Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.
3) Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau perubahan penting yang berhubungan ddengan masalah
kesehatan yang dihadapi.
4) Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat
b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
c. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara lingkungan
Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

F. Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
1. Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dialami oleh keluarga, serta lamanya dan kekuatan
strssor yang dialami oleh keluarga.
2. Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang dihadapi.
3. Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping apa yang digunakan untuk menghadapi tipe-
tipe masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang digunakan oleh keluarga.
4. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga. Identifikasi bentuk yang digunakan secara
ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak, mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak,
mitos keluarga yang merusak, pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.



APLIKASI MODEL PENGKAJIAN FRIEDMAN DALAM KASUS DIABETES MILITUS

Format pengkajian keluarga model Friedman yang diaplikasikan ke kasus dengan masalah uatama Diabetes
Militus meliputi :
1. Data Umum
Yang perlu dikaji adalah jenis kelamin, umur, pendidikan. Pada pengkajian pendidikan diketahui bahwa
pendidikan berpengaruh pada kemampuan dalam pengelolaan diabetes dan pandangan pasien mengenai
perawatan sendiri diabetes (Long, 1996). Pada pengkajian umur diketahui bahwa faktor usia berpengaruh pada
diabetes melitus dan usia dewasa tua (> 40 tahun) adalah resiko tinggi untuk DM (Syaifoellah N, 1996).

2. Genogram
Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor bawaan yang sudah ada pada diri manusia
untuk timbulnya diabetes melitus. Dan diketahui bahwa diabetes melitus adalah penyakit autoimun yang
ditentukan secara genetik. (Price, 1995)

3. Status Sosial
Status sosial ekonomi keluarga dapat dilihat dari pendapatan kepala keluarga maupun dari anggota keluarga
lainnya dan juga kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga (Rekawati, 2000). Pada pengkajian
status sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan
seseorang. Dampak dari ketidakmampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke dokter
dan fasilitas kesehatan lainnya.

4. Riwayat Keluarga Inti
Yang perlu dikaji mengenai riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga dan apakah dari anggota
keluarga tersebut ada yang mempunyai penyakit keturunan. Karena sebagaimana telah diketahui bahwa diabetes
melitus juga merupakan salah satu dari penyakit keturunan, disamping itu juga perlu dikaji tentang perhatian
keluarga terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

5. Karakteristik Lingkungan
Yang pelu dikaji dari karakteristik lingkungan adalah karakteristik rumah, tetangga dan komunitas, geografis
keluarga, sistem pendukung keluarga dimana karakteristik rumah dan penataan lingkungan yang kurang pas
dapat menimbulkan suatu cidera, karena pada penderita diabetes melitus bila mengalami suatu cidera atau luka
biasanya sulit sembuh.

6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai. Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit, semakin mempercepat
kesembuhan dari penyakitnya. Merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan unit keluarga.
Fungsi ini berkaitan dengan persepsi keluarga terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga. Apabila
kebutuhan ini tidak terpenuhi akan mengakibatkan ketidakseimbangan keluarga dalam mengenal tanda-tanda
gangguankesehatan selanjutnya.

b. Fungsi Keperawatan
1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sejauh mana keluarga mengetahui
fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, faktor penyebab, tanda dan ejala serta yang
mempengaruhi keluarga terhadap masalah, kemampuan keluarga dapat mengenal masalah, tindakan yang
dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan keperawatan, karena diabetes melitus memerlukan
perawatan yang khusus yaitu mengenai pengaturan makannya. Jadi disini keluarga perlu tahu bagaimana cara
pengaturan makan yang benar pada diabetes melitus.
2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat.
Yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga mengambil keputusan apabila anggota keluarga terserang diabetes
melitus. Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat akan mendukung kesembuhan.
3) Untuk mengetahui sejauh mana keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji sejauhmana
keluarga mengetahui keadaan penyakitnya dan cara merawat anggota keluarga yang sakit diabetes melitus.
4) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat. Yang perlu
dikaji bagaimana keluarga mengetahui keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan kemampuan keluarga
untuk memodifikasi lingkungan akan dapat mencegah kekambuhan dari pasien diabetes melitus.
5) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang mana akan
mendukung terhadap kesehatan seseorang.

c. Fungsi Sosialisasi
Pada kasus penderita DM yang sudah mengalami komplikasi seperti ganggren, dapat mengalami gangguan
fungsi sosial baik di dalam keluarga maupun didalam komunitas sekitas keluarga.

d. Fungsi Reproduksi
Pada penderita diabetes militus perlu dikaji riwayat kehamilannya untuk mengetahui adanya tanda-tanda
diabetes melitus gestasional, karena diabetes gestasional terjadi pada saat kehamilan. Pada pria juga perlu dikaji
kemungkinan terjadi gangguan reproduksi seperti disfungsional ereksi, kecenderungan yang terjadi pada
penderita DM dengan jenis kelamin laki-laki mengalami gangguan fungsi ereksi.

e. Fungsi Ekonomi
Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan penyakit. Biasanya karena faktor ekonomi
orang segan untuk mencari pertolongan dokter ataupun petugas kesehatan lainnya. (Friedman, 1998 )












ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
by : WS
ASKEP KELUARGA
KELUARGA
adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu
dan anaknya. (uu. No 10, 1992)
adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap
individu punya peran masing-masing (friedman 1998)
adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu
dan anaknya. (uu. No 10, 1992)
adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap
individu punya peran masing-masing (friedman 1998)
Kesimpulan :
- unit terkecil dari masy
- dua orang / lebih
- ikatan perkawinan dan pertalian darah
- hidup dalam satu rumah tangga
- asuhan kepala rt
- berinteraksi
- punya peran masing2
- pertahankan suatu budaya

CIRI-CIRI KLG :
1. Diikat tali perkawinan
2. Ada hub darah
3. Ada ikatan batin
4. Tanggung jawab masing masing
5. Ada penagmbil keputusan
6. Kerjasama
7. Interaksi
8. Tinggal dalam suatu rumah

STRUKTUR :
1. Struktur peran klg, formal dan informal
2. Nilai/norma klg, norma yg diyakini oleh klg. Berhub. Dg kesehatan
3. Pola komunikasi klg, bgm komunikasi ortu-anak, ayah ibu, & anggota lain
4. Struktur kek. Klg, kemamp. Mempengaruhi dan mengendalikan orlain. U/ kesehatan

CIRI CIRI STRUKTUR KLG :
1. Terorganisasi , bergantung satu sama lain
2. Ada keterbatasan ,
3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing

STRUKTUR KELUARGA (IKATAN DARAH) :
1. Patrilineal, klg sedarah terdiri sanak saudara sedarah dlm beberapa generasi ,
dimana hub. Itu berasal dari jalur ayah
2. Matrilineal, klg sedarah terdiri sanak saudara sedarah dlm beberapa generasi ,
dimana hub. Itu berasal dari jalur ibu
3. Matrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah istri
4. Patrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah suami
5. Klg kawinan, hub. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan klg dan sanak saudara baik dari
pihak suami dan istri

PEMEGANG KEKUASAAN
Patriakal, dominan dipihak ayah
Matriakal, dominan di pihak ibu
Equalitarian , ayah dan ibu


PERANAN KELUARGA :
1. Peranan ayah, pencari nafkah, prndidik, pelindung, rasa aman, sbg kk, anggota masy
2. Peranan ibu, mengurus rt, pengasuh/pendidik anak, pencari nafkah tambahan, anggota
masy
3. Peran anak, peran psikososial sesuai tk perkemb. Baik mental fisik sosial dan spiritual.

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL)
1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi
2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah.
(kakek, nenek , paman, bibi)

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL)
1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi
2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah.
(kakek, nenek , paman, bibi)

TUGAS PERKEMBANGAN SESUAI DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN (DUVAL)
(SOCIOLOGICAL PERSPECTIVE)
1. Keluarga baru menikah
- membina hub. Intim
- bina hub, dg klg lain: teman dan kelompok sosial
- mendiskusikan rencana punya anak
1. Klg. Dg anak baru lahir
- persiapan mjd ortu
- adaptasi klg baru , interaksi klg, hub. Seksual
1. Klg dg anak usia pra sekolah
- memenuhi kebut. Anggota klg : rumah, rasa aman
- membantu anak u/ bersosialisasi
- mempertahankan hub yg sehat klg intern dan luar
- pembag tanggung jawab
- kegiatan u/ sti,ulasi perkemb. Anak
4. Klg dg anak usia sekolah
- membantu sosialisasi anak dg lingk luar
- mempertahankan keintiman pasangan
- memenuhi kebut. Yg meningkat
5. Klg dg anak remaja
- memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
- mempertahankan hub. Intim dg klg
- komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan
- persiapan perub. Sistem peran
6. Klg mulai melepas anak sebagai dewasa
- perluas jar. Klg dari klg inti ke extended
- pertahnakan keintiman pasanagan
- mabantu anak u/ mandiri sbg klg baru
- penataan kembali peran ortu
7. Klg usia pertengahan
- pertahankan keseh. Individu dan pasangan usia pertengahan
- hub. Serasi dan memuaskan dg anak- anaknya dan sebaya
- meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia tua
- pertahankan suasana saling menyenangkan
-adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek. Fisik,penghasilan
- pertahankan keakraban pasangan
- melakukan life review masa lalu
8. Keluarga usia tua
- pertahankan suasana saling menyenangkan
-adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek. Fisik,penghasilan
- pertahankan keakraban pasangan
- melakukan life review masa lalu

KELOMPOK KLG. DI INDONESIA
Berdasar sosek dan kebut. Dasar
1. PRASEJATERA,
belum dpt memenuhi kebut dasar minimal :
pengajaran agama, sandang, papan, pangan, kesehatan atau klg
belum dapat memenuhi salah satu /lebih indikator ks tahap i
1. KELUARGA SEJAHTRA (KS I)
telah dapat memenuhi kebut. Dasar scr minimal, tetapi blm dapat sosial psikologis,
pendidikan, kb, interaksi lingk.
indikator :
- ibadah sesuai agama
- makan 2 kali sehari
- pakain berbeda tiap keperluan
- lantai bukan tanah
- kesehatan : anak sakit, ber kb, pus dibawa kesarana keseh.
3. KS II
indikator
- belum dapat menabung
- ibadah (anggota klg) sesui agama
- makan 2 kali sehari
- pakaian berbeda
- lantai bukan tanah
- kesehatan (idem)
- daging/ telur minimal 1 kali seminggu
- Pakaian baru setahun sekali
- Luas lantai 8 m 2 per orang
- Sehat 3 bulan terakhir
- Anggota yg berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap
- Umur 10 60 th dapat baca tulis
- Umur 7-15 th bersekolah
- Anak hidup 2 /lebih . Klg masih pus saat ini berkontrasepsi

4. KS III
indikator :
- belum berkontribusi pd masyarakat
- ibadah sesuai agama
- pakain berbeda tiap keprluan
- lantai bukan tanah
- kesehatan idem
- anggota melaks. Ibadah
- daging/telur seminggu sekali
- memperoleh pakaian baru dalam satu th terakhir
- luas lantai 8 m2 perorang
- anggota klg sehat dalm 3 bl terakhir
- klg berumur 15 th punya penghasilan tetap
- baca tulis latin 10 60 th
- usia 7-15 bersekolah
- anak hidup 2/ lebih, pus saat ini ber kb
- upaya meningk agama
- klg punya tabungan
- makan bersama sehari sekali
- ikut keg. Masyarakat
- rekreasi 6 bl sekali
- informasi dari mass media
- menggunakan transportasi

5. KS TAHAP III PLUS
- dpt memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial,pengembangan, kontribusi
pd masy.
- indikator ks iii + (ditambah)
- memberikan sumb. Secara teratur pd masy
- aktif sbg pengurus yayasan / panti
Indicator gakin :
- Tak bisa makan 2 kali sehari atau lebih
- Tdk daging/ikan /telur / minggu sekali
- Tdk pakaian beda tiap aktifitas
- Tdk pakain baru, satu stel /tahun
- Lantai mayoritas tanah
- Lantai kurang dari 8 meter persegi untuk setiap penghuni
- Tdk ada anggota umur 15 tahun berpenghasilan tetap
- Anak sakit/pus ingin kb tak mampu ke yankes
- Anak 7-15 tahun tak berekolah

KESIMPULAN FUNGSI DIATAS :
1. Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pd anggota klg shg dapat tumbang
sesuai usia
2. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual
3. Asah, kebut. Pendidikan anak, untuk masa depan
FUNGSI KLG :
1. Afektif, mengajarkan segala sesuatu u/ persiapan klg berhub. Dg orlain.
2. Sosialisasi mengembangkan + berkehidupan sosial sbl meninggalkan rumah
3. Reproduksi, mempertahankan generasi, kelangsungan hidup
4. Ekonomi, memenuhi kebut. Klg, meningkatk., penghasilan
5. Peraw. Kesehatan, merupakan tugas klg mempertahankan keadaan sehat
6. Pendidikan,
7. Religius
8. Rekreasi

TUGAS KELUARGA DIBID. KESEHATAN (SBG. ETEOLOGI MASALAH)
1. Mengenal masalah keseh. Klg
2. Memutuskan tind keseh. Yg tepat bagi klg
3. Merawat klg yg mengalami gangg keseh.
4. Memodifikasi ling. U/ menjamin keseh. Klg
5. Memanfaatkan fas. Yankes. Di sekitarnya

KELUARGA SBG SISTEM
klg merupakan sistem sosial yg terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial yg berbeda dengan
ciri saling berhub. Dan tergantung antar individu
Alasan klg sbg sistem :
1. Klg punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
2. Saling berhub dan ketergantungan
3. Unit terkecil dari masy. Sbg suprasistem
Komponen sistem keluarga
1. Input, anggota klg, struktur, fungsi, aturan, ling, budaya, agama
2. Proses, proses pelaksanaan fungsi klg
3. Out put, hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesh,
4. Feedback, pengontrol perilaku keluarga

KARAKTERISTIK KLG SEBAGAI SISTEM
1. Sistem terbuka, sistem yg punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan lingk.
Sekitar
2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi perhatian
pada lingk. Sekitar

STANDAR PRAKTIK KLG PPNI :
1. Standar praktik profesional
stndar i : pengkajian
standar ii : diagnosis
standar iii : perencanaan
standar iv : pelaks. Tind.
standar v : evaluasi
2. Standar kinerja profesional
Standar i : jaminan mutu
Standar ii : pendidikan
Standar iii : penilaian prestasi
Standar iv : kesejawatan
Standar v : etik
Standar vi : kolaborasi
Standar vii ; riset
Standar ix : pemnafaatan sumber



PENDAHULUAN
tujuan khusus adalah u/ mencapai kemampuan klg :
1. Mengenal mas kes klg
2. Memutuskan tindakan
3. Melakukan tindakan
4. Memelihara dan memodifikasi lingk.
5. Memanfaatkan sumber daya yg ada (puskesmas, posyandu)

Tujuan khusus askep keluarga :
1. Mengenal mas. Keseh. Klg
2. Memmutuskan tind. Yg tepat u/ ngatasi mas. Keseh klg
3. Melakukan tind. Peraw. Keseh. Pd anggota yg sakit sesuai kemampuan
4. Memodifikasi lingk. Klg
5. Memanfaatkan sumber daya di masy. : puskesmas, posyandu,

ASKEP KELUARGA
1. Pengkajian
2. Diagnosis keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM ASKEP KLG :
1. Pemberi askep
2. Sbg. Pendidik
3. Advokat
4. Koordinator
5. Kolaborator
6. Pembaharu
7. Pengelola

PERSIAPAN :
1. Menetapkan klg sasaran
2. Buat jadwal kunjungan
3. Siapkan perlengkapan lap.
- family folder
- maslah klien dan klg
- phn kit
- alat bantu penyuluhan
PENGKAJIAN :
Tahap yg perlu dilakukan :
1. Bhsp
- perkenalkan
- jelaskan tujuan kunjungan
2. Pengk. Awal : terfokus
3. Pengkajian lanjut (thp ke 2)
pengkajian lengkap

PENGKAJIAN :
1. Berkaitan dg keluarga
- demografi,
- lingk
- struktur dan fungsi keluarga
- stress dan koping keluarga
- perkemb. Keluarga
2. Berkaitan dg indiv sbg anggota
- fisik
- mental
- sosial
- spiritual
- emosi

DIAGNOSIS :
Berdasar nanda
1. Gg. Proses klg
2. Gg. Pemeliharaan kesehatan
3. Nutrisi kurang /lebih
4. Gg. Peran
5. Pola eliminasi
6. Sanitasi kurang
7. Duka berkepanjangan
8. Konflik pengamb. Keput
9. Koping klg inadekuat
10. Gg. Manaj. Pemeliharaan rumah
11. Hambatan interaksi
12. Kurang penget.
13. Resiko [perub peran
14. Resiko trauma
15. Resiko pk
16. Ketidak berdayaan
17. Isolasi sosial
18. Dll



SCORING :
Diag. Kep (baylon maglaya)
Prioritas diranking
Contoh :
resiko jatuh lansia di klg bapak rr b/d. Ketidakmamp[uan menyediakan lingk. Aman

DIAGNOSIS
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
EVALUASI (LIHAT DI FORMAT)

DAFTAR DIAGNOSIS KEP KLG NANDA:
A. Lingkungan
1. Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan)
2. Resiko cedera
3. Resiko infeksi
B. Struktur komunikasi
1. Kerusakan komunikasi
C. Struktur peran
1. Isolasi sosial
2. Perub. Dlm proses klg (ada yg sakit)
3. Berduka disfungsional
4. Potensial pening mjd ortu
5. Perub penamp. Peran
6. Gangg. Citra tubuh
D. Afektif
1. Resiko tindakan kekerasan
2. Perub proses keluarga
3. Koping klg tak efektif
E. Sosial
1. Perilaku mencari bant. Kes
2. Konflik peran ortu
3. Perub pertukem
4. Perub pemel. Kesh
5. Kurang penget
6. Isolasi sos
7. Ketidak patuhan
8. Gangg identitas pribadi
F. Fungsi perawat klg
1. Perilaku mencari pertol kesh
2. Ketidak efektifan penatalaks. Terapeutik klg
3. Resiko penyebaran infeksi
G. Strategi koping
1. Potensial peningk koping klg
2. Koping klg tak efektif
3. Resiko tindakan kekerasan













ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN STROKE
1. A. KONSEP DASAR KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pengertian keluarga yang lain sebagaimana
dinyatakan oleh Suprajitno (2004) yaitu suatu ikatan/ persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antar orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-
laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau
adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga. Sementara itu Effendi (1998:30)
mendefinisikan keluarga sebagai perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya
masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Berdasarkan ketiga pengertian tersebut diambil kesimpulan (Suprajitno, 2004:14) bahwa
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
tinggal disuatu tempat atau rumah dan berinteraksi satu sama lain, mempunyai perannya
masing-masing-masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.

Maka untuk itu indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat
ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar perkawinan, seperti
yang tertulis dalam peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk
berdasarkan atas perkawinan yang sah.
1. Tipe tipe keluarga menurut suprajinto (2004:2)
1. Keluarga inti ( Nuclear family )
Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
1. Keluarga besar ( Exstended family )
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, atau bibi.
1. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan
pasangannya
1. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu
orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya,
2. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother)
3. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
(the single adult living alone)
4. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosecual
cohabiting family)
5. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family).
6. Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan menurut Suprajitno (1004:3)
Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapun memiliki tahap
perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan masing-masing. Tahaptahap
perkembangan itu antara lain:
1. Tahap perkembangan keluarga baru menikah
- Tugas ini dimulai dengan membina hubungan intim yang memuaskan pasangannya
- Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan keluarga sosial.
- Membina rencana memiliki anak
1. Keluarga dengan anak baru lahir
- Dimulai dengan mempersiapkan menjadi orang tua
- Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan
seksual dan kegiatan
- Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya
1. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
- Membantu anak untuk bersosialisasi
- Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain yang
lebih tua juga harus terpenuhi,
- Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga
- Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
- Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
- Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
1. Keluarga dengan anak usia sekolah.
- Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan
lebih luas
- Mempertahankan keintiman pasangan
- Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.
1. Keluarga dengan anak remaja.
- Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat anak remaja
adalah sorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi
- Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
- Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,hindarkan terjadinya
perdebatan kecurigaan dan permusuhan
- Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
1. Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasa
- Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan keluarga besar
- Mempertahankan keintiman pasangan
- Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
- Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah.
1. Keluarga dengan usia pertengahan.
- Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
- Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan
sebaya
- Meningkatkan keakraban pasangan.
1. Keluarga usia tua.
- Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan
pasangan
- Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan
penghasilan keluarga
- Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
- Melakukan life review masa lalu.
1. Struktur Keluarga menurut Suprajino (2004:7)
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga
di masyarakat, antara lain:
1. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan
perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal
1. Nilai dan norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang
berhubungan dengan kesehatan
1. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu, orang tua dengan anak, anak
dengan anak dan anggota keluarga lain dengan keluarga inti.
1. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan
orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
1. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998)
Secara umum fungsi keluarga (friedman, 1998) adalah:
1. Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain
1. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah
1. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
1. Fungsi ekonomi
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
1. Fungsi pemerliharaan kesehatan
Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi
1. Lima tugas keluarga dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004:4)
keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan antara
lain:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan
segala sesuatu akan tidak berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber
daya dan dana keluarga akan habis.
1. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadan keluarga, dengan mempertimbangkan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
1. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri
1. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
2. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.
1. B. Proses Keperawatan Keluarga
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan
keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi
tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga
dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana
pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004) dengan
melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan
kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk
membantu memenuhi kebutuhan kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan
membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima
langkah dasar meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian
merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan
menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana
(Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara
sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan
dianalisa (Friendman, 1998: 56)
a.1. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga.
2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
1. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh Keluarga. Untuk penderita
stroke biasanya mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam, zat pengawet, serta
emosi yang tinggi.
1. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting
dalam penggelolaan penyakit stroke fase rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi.
1. Pengobatan tradisional
Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi, keluarga bisa memanfaatkan
pengobatan tradisional dengan minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore.
3) Status Sosial Ekonomi
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal hipertensi beserta
pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil
keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
1. Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan
pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena
hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya
sumber-sumber yang ada pada keluarga.
4) Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini. termasuk
riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan
dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh
terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
5) Aktiftas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan darah. Serangan
hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga
(Friedman, 1998:9).
6) Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan
fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita
stroke fase rehabilitasi.
1. Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan
lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi
7) Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan
komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak
pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup
ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
1. Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter
dapat menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan darah pasien
stroke.
1. Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang
dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran,
dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan
mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
8) Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang menderita hipertensi, maka akan
menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan
yang dapat menambah seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya partisipasi
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
1. Fungsi sosialisasi .
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang menderita stroke dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada
anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini
mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c. Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
9) Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang belum
terselesaikan.
10) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan
menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah
ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
11) Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga tidak efektif,
maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan.
1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas
perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi
dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan
kurangnya pelayanan kesehatan.
Dalam diagnosa keperawatan stroke atau cerebro vasculer accident didapatkan diagnosa
keperawatan sebagai berikut :
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral (Doengoes, 2000)
2. Kerusakan mobilitas fisik ( Doengoes, 2000)
3. Komunikasi, kerusakan verbal dan tertulis (Doengoes, 2000)
4. Perubahan persepsi sensori (Doengoes, 2000)
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (Lynda Juall, 2001)
6. Ketidakmampuan merawat diri (Lynda Juall, 2001)
7. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan (Doengoes, 2000)
8. Intervensi Keperawatan
1. Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama yang
dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien
dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
1. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi
kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif untuk
memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2. tujuan jangka menengah
3. tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan
4. Menentukan kriteria dan standar evaluasi.
Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan psikomotor keluarga mengenai
penjelasan tentang masalah kesehatan (Friedman:1998:71)
1. Implementasi keperawatan
Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat masalah dan sumber-sumber
yang tersedia.
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah post stroke.
Intervensi:
1) Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian, tanda dan gejala, penyebab,
komplikasi, cara perawatan, penanganan dan pencegahan stroke
2) Motivasi keluarga untuk mengenal masalah stroke
1. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang dapat mengenai tindakan
kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita post stroke
Intervensi:
1) Memberikan informasi tentang alternatif pencegahan dpat diambil untuk mengatasi
pasien stroke, seperti menjaga kesehatan lingkungan, menghindari faktor pencetus, serta
minum obat secara teratur
2) Mendiskusikan akibat bila tidak melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi
stroke
3) Memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan tentang tindakan kesehatan yang
diambil pada anggota keluarga yang terkena stroke
1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit atau perawatan post
stroke
Intervensi :
1) Sarankan atau anjurkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan secara teratur,
jaga diet penderita stroke.
2) Demonstrasikan teknik latihan tentang gerak dirumah
1. Ketidakmampuan keluarga untuk memelihara lingkungan yang dapat menyebabkan
atau mempengaruhi kesehatan
Intervensi :
1) Memberikan semangat pada penderita terutama yang berasal dasri keluarga itu sendiri
atau melalui orang atau sumber-sumber yang dipercaya mempunyai pengaruh terhadap proses
penyembuhan
2) Modifikasi lingkungan yang dapat mendukung proses penyembuhan klien
1. Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal sumber-sumber pelayanan kesehatan
terhadap perawatan post stroke
Intervensi :
1) Memberikan informasi tentang sumber-sumber yang dapat digunakan utnuk
memperoleh pelayanan kesehatan misalnya rujukan kontrol, perawatan fisiotherapi dan
sumber-sumber lain.
2) Memberikan motivasi agar keluarga memanfaatkan sumber-sumber yang ada secara
berkesinambungan.
1. Evaluasi
Friedman (1998:71) menjelaskan bahwa evaluasi didasarkan pada seberapa efektifnya
intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan yang lainny. Keefektifan dilihat dari respon
keluarga bukan intervensi yang diimplementasikan. Modifikasi dlam asuhan keperawatan
mengikuti perencanaan evaluasi dan mulai dengan proses siklus kembali ke pengkajian
dengan memberikan informasi yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya dan diteruskan
dengan revisi setiap fase dalam siklus bila dibutuhkan.
Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga dengan stroke post rehabilitasi berdasarkan
respon keluarga terhadap implementasi yang kita lakukan sesuai dengan kriteria evaluasi
yaitu mengetahui pengertian stroke, mengetahui gangguan pada penderita stroke dan
mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan bagi penderita stroke post rehabilitasi.
1. C. KONSEP DASAR STROKE
1. Pengertian Stroke
Stroke atau cidera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke otak (Suzanne).
Stroke adalah kerusakan sirkulasi dalam satu atau lebih pembuluh darah yang menyediakan
darah pada otak. Penyediaan oksigen dan darah ke otak menjadi kurang atau berhenti, yang
kemudian merusak atau memusnahkan area area tertentu dalam jaringan otak (discases
penyakit )
Storke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di
indonesia, serangan otak ini merupakan kegawat daruratan media yang harus ditangani secara
cepat, tepat dan cermat.
Stroke adalah sindrome klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit
neurologis fokal dan global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan
kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik
(Doengoes, 2000:290).
Cidera serebrovaskuler atau stroke adalah penyekit cerebrovaskuler menunjukkan adanya
beberapa kelainan otak baik secara fungsioanal maupun struktural yang disebabkan oleh
keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak
(doengoes:290)
Stroke adalah gangguan aliran darah otak yang bersifat mendadak dan disertai dengan defisit
neuologik (Dr. H. Soedomo Hadinoto)
Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak
yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan oleh
karena gangguan peredaran dareh otak.
1. klasifikasi stroke
1. Transtient Iskemia Attach (TIA)
Yaitu gangguan neurologik setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa
jam saja, gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang
dari 24 jam
1. Stroke in evolution ( SIE)
Yaitu stroke yang wujud kelainannya terjadi secara bertahap
1. Completeted stroke iskemic (CSI)
Yaitu stroke yang wujud kelainannya bersifat menetap
1. Reversible iscemic neurological defisit (RIND)
Yaitu stroke yang mirip dengan transient iskemik attack hanya saja kelainan yang ada
menghilang sesudah berlangsung lebih dari 24 jam
1. Stroke berdasarkan penyebab
Berdasarkan penyebab stroke dibedakan menjadi 2:
1. Stroke hemorhagic
Merupakan perdarahan cerebral dan mungkin perdarahan sub arachnoid. Disebabkan oleh
pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu biasanya kejadiannya saat melakukan aktifitas
atau saat aktif namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
1. Stroke non hemorhagic
Dapat berupa ischemia atau emboli dan trombosis cerebral, biasanya terjadi saat setelah lama
beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia
yang menimbulkan hipoksi dan selanjutnya dapat timbul oedema skunder. Kesadaran
umumnya baik
1. Etiologi
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain:
1. Trombosis cerebral
2. Emboli
3. Tumor otak
4. Hemorhagic
5. Tekanan darah tinggi
6. Kelemahan dinding arteri
7. Cidera kepala
8. Faktor resiko
Sedangkan faktor resiko dari stroke adalah kondisi atau penyakit atau kelainan yang memiliki
potensi untuk memudahkan seseorang mengalami serangan stroke pada suatu saat.
1. Faktor resiko yang tidak dapat diobati terutama
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Ras
4) Genetik
1. Faktor resiko yang dapat diubah atau dikendalikan diantaranya :
1) Hipertensi
2) Diabetes mellitus
3) Penyakit jantung
4) Riwayat trans iskemik atau stroke sebelumnya
5) Merokok
6) Kolesterol tinggi
7) Obesitas
8) Obat-obatan (kokain, ampetamine, ekstasi dan heroin)
1. Patofisiologi
Pada keadaan fisiologis normal, aliran darah pada otak selalu tetap yaitu 50 ml/ menit / 100
gr otak. Hal ini terjadi karena auto regulasi yang mengembangkan arteri pada waktu hipotensi
yang menguncup waktu hipertensi. Apabila tekanan darah tinggi terus menerus terjadi maka
dapat menimbulkan perubahan atroklerotik karena perfusi dapat menyebabkan perdarahan
intra kranial. Ruptur arteri juga dapat menyebabkan perdarahan yang akan menimbulkan
ekstavasasi darah ke jaringan otak sekitarnya. Darah yang merembes ini dapat menekan,
mengiritasi, dan menimbulkan fase spasme arteri hemisfer otak.
Ruptur arteri juga dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah sehingga timbul iskemik
focal dan infark jaringan otak. Daerah ini akan mengalami defisit neurologis yang berupa
hemiparalisis. Keluarnya darah yang mendadak dari pembuluh darah otak dapat
meningkatkan tekanan darah cerebrospinalis, hilang kesadaran maupun gegar otak. Koma
terjadi karena apabila daerah ekstravasal terjadi hematoma yang menimbulkan penekanan
pada seluruh isi kranial (Dr. H. Soedomo)
1. Manifestasi klinis
Long (1996) menjelaskan gejala fokal yang paling sering terlihat akibat terputusnya sirkulasi
arteri cerebral adalah :
1. Kontralateral paralisis
2. Kehilangan penginderaan sensori dan memori
3. Disfasia atau afasia
4. Masalah spatial perceptual
5. Pemeriksaan diagnostis
1. Computerized tomografi Scan (CT Scan) dapat memperlihatkan adanya
hematoma, infark dan perdarahan. Scan ini baik untuk meneliti lesi yang
letaknya dipermukaan
2. Fungsi lumbal untuk menunjukkan kelainan cerebro spinalis fluid (CSF).
Tekanan yang meningkat dan adanya cairan darah menunjukkan adanya
hemorhagic.
3. Elektro Encephalography (EEG) menggunakan gelombang untuk menentukan
lesi spesifik
4. Angiografi (arteriografi) sangat esensial untuk memperlihatkan penyebab dan
letak ganguan otak, biasanya menggunakan arteri femoralis. Ada tidaknya
oklusi, rupture atau obstruksi dapat difisualisasi dengan alat ini.
5. Magnetik Resonance Imaging (MRI) dapat menampakkan daerah patologis
6. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
Untuk mengobati keadaan acut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai berikut:
1) Berusaha menstabilkan tanda tanda vital
2) Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung
3) Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter
4) Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien
harus dirubah posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif
1. Tindakan konservatif
1) Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara percobaan, tetapi
maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibutuhkan
2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, acetazolamide, papaverin intra arterial
3) Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan
agregasi. Trombosis yang terjadi ulcerasi alteroma
1. Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral, misalnya pada
tindakan endarterectomy carotis.
10. Pathways.
Faktor pencetus stroke
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosa. Edisi 8, Alih Bahasa Monica Ester. (2001).
Jakarta: EGC
Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa Monica
Ester. Jakarta: EGC




Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC
Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC
Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documenting
Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All. 2000. Jakarta: EGC
Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen, Et. All,
Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.
Zendy. George. L. Pengelolaan Mutahir Stroke. 1992
Shepherd., Robert. B. M. Motor Relearning Programme for Stroke
Suyono, Haryono, 2006. Meningkatnya Penduduk Rawan Stroke, (Online),
(http://www.cybermed.cbn.net.id. Diakses 2 November 2007)


















ASKEP KELUARGA, tafa blogs


AKADEMI KEPERAWATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM (AKPER YARSI)
PONTIANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kebudayaan umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.
(Duval & Logan ; 1986).
Keluarga merupakan salah satu fokus utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam sebuah keluarga tentunya mempunyai sebuah tujuan, tugas, fungsi, serta peran
masing-masing yang apabila sebuah keluarga tidak mampu menjalankannya maka
dikhawatirkan dalam keluarga akan muncul masalah yang erat kaitannya dengan
proses pemberian pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat.
Dalam hal ini proses keperawatan secara klinik membantu tim kesehatan khususnya
perawat dalam mengidentifikasi masalah-masalah keperawatan didalam keluarga
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Banyak sekali permasalahan atau gangguan kesehatan yang bisa timbul di dalam
keluarga dan itu terdiri dari semua sistem, termasuk gangguan sistem pernapasan.
Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan yang sudah biasa didapat di
masayarakat, dan sejauh ini Asma tidak bisa disembuhkan tetapi hanya bisa dikontrol.
Untuk mengontrolnya diperlukan fungsi keluarga yang berjalan dengan baik,
pengetahuan yang menunjang dan mungkin perlu mendapatkan pendidikan kesehatan.
Sehubungan dengan hal itu. Maka penulis merasa tertarik untuk membuat Asuhan
Keperewatan yang dituliskan dalam laporan ini.



B. Tujuan Penulisan
1. Menambah pengetahuan mahasiswa/i AKPER YARSI mengenai Asuhan
Keperawatan Keluarga khususnya pada keluarga dengan gangguan sistem pernapasan
; Asma.
2. Menerapkan teori yang didapat di perkuliahan dan membandingkan dengan sistem
pelaksanaan di lapangan yang dalam hal ini adalah sebuah keluarga.
3. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata ajaran Kperawatan
Keluarga di AKPER YARSI Pontianak.
C. Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini saya menggunakan metode Deskriftif dengan
berdasarkan hasil yang didapat dari penerapan asuhan keperawatan keluarga di
lapangan (Keluarga Tn.DM).
D. Ruang Lingkup
Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan laporan ini hanya pada Asuhan
Keperawatan Pada Keluarga Tn.DM dengan Gangguan Sistem Pernapasan ; Asma
dengan pendekatan proses keperawatan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang
lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : Laporan Kasus
BAB III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.



BAB II
LAPORAN KASUS
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.DM
Dengan Gangguan Sistem Pernapasan ; Asma Bronkhial
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama : Tn. DM
b. Umur : 64 Tahun
c. Pekerjaan : Swasta
d. Pendidikan : (Tidak Sekolah)
e. Alamat : Jl. Tanjung Hulu Gg. Karya Bakti No. 08
f. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Kelamin Hub Dengan Keluarga Umur Pendi dikan Peker jaan Status
Kesehatan
1 Ny. A P Istri 53 th IRT sehat
2 Tn. Sr L Anak 27 th Swasta sehat
3 Ny. S P Anak 25 th Swasta sehat
4 Tn. Sd L Anak 19 th STM Pelajar sehat
5. An. H L Cucu 13 th SMP Pelajar Sehat
6. An. D L Cucu 7 th SD Pelajar Sehat
7. An.V P Cucu 12 th SD Pelajar Sehat
8. An. I L Anak Angkat 4 th - - Sehat


Genogram :







Keterangan :
Laki-Laki Hidup Perempuan Hidup
Laki-Laki Meninggal Perempuan Meninggal
---- Tinggal Serumah Garis Keluarga
Klien Menantu
Anak Angkat Menantu Bercerai
g. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.DM termasuk tipe keluarga besar ( extended family ) yang terdiri dari
ayah ibu, anak kandung, anak angkat, dan cucu ( lebih dari satu generasi hidup dalam
satu rumah ).
h. Suku
Keluarga Ny. R merupakan suku Bugis, dan mereka tidak percaya lagi dengan mitos-
mitos yang ada di masyarakat serta tidak ada tindakan keperawatan yang bertentangan
dengan kebudayaan mereka.
i. Agama
Tn. DM dan keluarganya menganut agama islam. Mereka melaksanakan ibadah
sesuai dengan ajaran agama islam.
j. Status Sosial Ekonomi
Ekonomi keluarga Tn.DM dipenuhi oleh anaknya dengan penghasilan yang cukup
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tn.DM dan keluarga mempunyai tabungan di
BANK.
k. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan untuk menghibur diri adalah bercanda dengan cucu-
cucunya. Tn. DM dan keluarga juga menonton tv dirumah, dan sering ikut
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan warga setempat.
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Riwayat Keluarga Sekarang (Keluhan Saat Dikaji)
Selain Tn.DM yang menderita penyakit Asma Bronkhial tidak ada lagi anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Adapun keluhan Tn.Dm saat ini yaitu,
sering sesak nafas dan cepat merasa lelah. Tn. DM juga mengatakan ia hanya tahu
nama penyakitnya tetapi tidak tahu penyebab dan proses penyakitnya serta bagaimana
penanganannya, begitu juga dengan pihak keluarga.
b. Riwayat Keluarga Sebelumnya
3 hari yang lalu istri dari Tn. DM (Ny.A) mengalami demam dan sudah mendapatkan
pengobatan dari Puskesmas Tanjung Hulu. Sedangkan Tn.DM sendiri sudah
menderita Asma Bronkhial semenjak kira-kira 4 tahun yang lalu. Tn. DM sudah
pernah pergi ke RSUD Dr.Soedarso untuk dilakukan rawat jalan dan di tangani oleh
Dr.Salam. Sekarang Tn. DM sering pergi ke Puskesmas Tanjung Hulu untuk
dilakukan pengobatan.


3. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga
Pada saat ini keluarga Tn.DM sudah melewati tahap perkembangannya. Anak tertua
Tn.DM sudah menikah dan sudah memiliki pekerjaan.
b. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Keluarga Tn.DM telah melewati semua tugas perkembangan keluarga.
4. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn.DM Terdiri dari 1 ruang TV sekaligus ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 ruang
dapur, dan 1 wc dengan tipe leher angsa. Lantai rumah terbuat dari keramik dengan
keadaan cukup bersih dan penataan perabotan yang cukup rapi, penerangan cukup,
ventilasi cukup. Luas rumah Tn.DM adalah Panjang 8 meter dan lebar 6 meter.
Sumber air menggunakan air parit yang berasal dari aliran sungai (Parit depan rumah)
tetapi untuk air minum menggunakan air hujan. Tn.DM mengatakan belum cukup
uang untuk menggunakan air dari PDAM. Keluarga Tn.DM biasa membuang sampah
di tempat pembuangan sampah yang ada di dekat rumahnya.Sedangkan untuk
pembuangan limbah keluarga Tn.Dm membuat sebuah lubang di belakang rumagnya
untuk mengalirkan limbah rumah tangganya. (Denah Rumah Terlampir).
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Keluarga Tn.DM hidup berdampingan dengan rumah keluarga anaknya (Tn.Sh, dan
Tn.Sn). Sebagian besar dari tetangga di lingkungan tempat tinggal Tn.DM adalah
penduduk asli yang merupakan pekerja Pegawai Negri, swasta dan buruh. Interaksi
antar warga banyak dilakukan sore dan malam hari. Antar tetangga berinteraksi
dengan baik.
c. Mobilitas Geografi Keluarga
Keluarga Tn.DM sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak tahun 1980an
hingga sekarang. Tempat tinggalnya berdampingan dengan beberapa anaknya.
Sehingga klien dalam 1 tahun tidak melakukan mobilitas keluar dari kota tempat
tinggal klien.
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Keluarga termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan
masyarakat, dengan tetangga dilingkungannya tampak berinteraksi dengan baik. Dan
keluarga ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat
sekitarnya seperti gotong-royong dan sebagainya.

e. Sistem Pendukung Keluarga
Didalam tempat tinggal Tn.DM terdiri dari 1 istri, 3 anak kandung (2 diantaranya
sudah mempunyai keluarga dan 1 sudah bekerja), 1 anak angkat dan 3 cucu. Didalam
keluarga Tn.DM hanya Tn.DM sendiri yang sedang dalam keadaan tidak sehat.
5. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi suatu
permasalahan biasanya dilakukan semacam musyawarah kecil sebelum memutuskan
suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan terbuka, walaupun kadang-
kadang Tn.Dm mendominasi dalam pengambilan keputusan karna dianggap orang
tertua dan juga merupakan kepala keluarga.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Didalam tempat tinggal Tn.DM terdiri dari 1 istri, 3 anak kandung (2 diantaranya
sudah mempunyai keluarga dan 1 sudah bekerja), 1 anak angkat dan 3 cucu.
c. Struktur Peran
Tn.DM didalam tempat tinggalnya berperan sebagai kepala keluarga, ia biasanya
yang berperan untuk mengambil keputusan.
Ny. A berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami, dan anaknya serta
membantu anaknya untuk merawat cucu-cucunya. Tn.Sr berperan sebagai anak dari
Tn.DM, dan bapak dari kedua anaknya (An.H dan An.D) serta berperan sebagai ujung
tombak keluarga dalam hal pencarian nafkah (Tn.Sr bekerja sebagai tukang). Ny.S
berperan sebagai anak dari Tn.DM dan ibu dari An.V. Tn.Sd merupakan anak Tn.DM
yang paling bungsu dan masih sebagai pelajar SMA. Sedangkan An.I adalah
merupakan anak angkat dari Tn.DM dan Ny.A.
d. Nilai Dan Norma Budaya
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai agama
islam yang mereka anut, serta nilai dan norma masyarakat sekitarnya.
6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun Tn.DM dan Ny. A tampak sangat memperhatikan anggota
keluarganya, dan tampak sering bercanda dengan cucunya.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi dalam keluarga Tn.DM berjalan dengan baik Tn.DM dan keluarga
sering mengikuti kegiatan yang dibuat oleh RT setempat. Tn.DM juga merupakan
orang yang senang mengobrol dengan tetangga-tetangganya.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit asma yang
diderita Tn.DM ditunjukkan dengan keluarga tidak mengetahui bagaimana Tn.DM
bisa terkena sesak napas, dan dalam kondisi seperti apa asma bisa kambuh sehingga
keluarga juga kurang mampu dalam merawat anggota keluarga akibat
kekurangtahuannya. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai
tindakan kesehatan dengan Menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada di
dekat keluarga (Puskesmas).
Keluarga kurang mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat diarenakan
ketidakmampuan dalam memenuhi biaya untuk pengadaan air bersih.
7. Stress Dan Koping Keluarga
a. Stresor Jangka Pendek
Yang menjadi stresor jangka pendek adalah jika terdapat anggota keluarga yang tiba-
tiba sakit.

b. Stresor Jangka Panjang
Penyakit yang diderita Tn.DM merupakan stresor jangka panjang, karena sudah 4
tahun Tn.DM menderita penyakit Asma Bronkhial tersebut.
c. Kemampuan Keluarga Dalam Merespon Stresor
Jika tidak mampu menangani sendiri maka keluarga membawa permasalahan
kesehatan tersebut ke PUSKESMAS terdekat (PUSKESMAS Tanjung Hulu).
d. Strategi koping Yang Digunakan
Keluarga lebih memilih berdiskusi dalam memecahkan masalah, dan sudah menjadi
suatu pola koping dalam keluarga tersebut.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Tidak terdapat adaptasi disfungsional.
8. Harapan Keluarga
Keluarga berharap penyakit Tn.DM bisa sembuh dan anggota keluarga yang lain tidak
mendapatkan masalah kesehatan.
9. Pemeriksaan Fisik
Indikator Nama Anggota Keluarga
Tn.DM Ny.A Tn.Sd An.I Ny.S
Kepala







Mata





Hidung



Mulut & Faring


Leher & Axilla



Dada



Pung gung


Rectum & Gene talia

Ekstremitas Atas


Ekstremitas bawah


TTV Rambut hi tam tapi ju ga terdapat uban,hygiene rambut dan kepala baik, tidak
terda pat lesi atau masa pada daerah kepa la,bentuk simetris, ram but pendek dan agak
keriting
Sklera tidak ikterik, kon jungtiva tidak terlihat ane mis, pengliha tan baik, tidak
terdapat kon jungtivitis, mata tidak tampak cekung
Penciuman baik, dapat membedakan aroma, tidak terdapat polif dan bentuk simetris
Mukosa mulut merah muda, tidak ada kelu han menelan, gigi tidak lengkap
Bentuk sime tris, tidak ada lesi dan pem bengkakan tyroid dan kelenjar getah bening
Bentuk sime tris tanpa lesi, pergerakan re guler26x/mnt, terdapat whe zing

Simetris tidak terdapat lesi, tidak ada kelai nan pada tu lang belakang

Tidak terkaji


Capila revil < dari 2 detik, ti dak ada edema

Pergerakan baik,tidak ada edema dan le si, atau kelai nan lainnya

TD; 130/80 mmHg
N : 94x/mnt
RR : 26x/mnt
T : 36,6 C Rambut pen dek hitam hygiene ke pala dan rambut baik, tidak terda pat
lesi / pembengka kan pada daerah kepa la, bentuk simetris dan rambut agak keriting.
Sklera tidak ikterik, kon jungtiva tidak terlihat anemis,penglihatan ba ik,matatidak
cekung ti dak terdapat konjungti vitis
Penciuman baik, dapat membedakan aroma ben tuk simetris, tidak terda pat polif
Mukosa mu lut merah muda, tidak ada keluhan menelan, gi gi leng kap
Bentuk sime tris,tidakada lesidan pem bengkakan tyroid dan kelenjar ge tah bening
Bentuk sime tris tanpa lesi, pergera kan reguler 20x/mnt, tidak ada whezing
Simetris ti dak terdapat lesi, tidak ada kelainan pada tulang belakang
Tidak terkaji

Capila revil < dari 2 detik, ti dak terdapat lesi & edema
Pergerakan baik,tidak ada edema dan le si, atau kelai nan lainnya
TD; 120/70 mmHg
N: 90x/mnt
RR:20x/mnt
T : 36,4 C Rambut hitam dan lurus, hy giene ram but dan ke pala baik, tidak terda
pat lesi atau masa pada daerah kepa la, bentuk simetris

Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak terlihat anemis, penglihatan baik, tidak terdapat
konjungtivi tis

Penciuman baik, dapat membedakan aroma, ti dak terdapat polifdan ben tuk simetris
Mukosa mulut merah muda, tidak ada kelu han menelan, gigi lengkap
Bentuk sime tris,tidakada lesidan pem bengkakan tyroid dan kelenjar ge tah bening
Bentuk sime tris tanpa lesi, pergera kan reguler 18x/mnt, tidak ada whezing
Simetris ti dak terdapat lesi, tidak ada kelainan pada tulang belakang
Tidak terkaji

Capila revil < dari 2 detik, ti dak terdapat lesi & edema
Pergerakan baik,tidak ada edema dan le si, atau kelai nan lainnya
TD; 110/70 mmHg
N: 80x/mnt
RR:18x/mnt
T : 36,7 C Rambut pendek hitam,hygiene rambut dan kepala baik, tidak terda pat
lesi / masa pada daerah kepa la, bentuk simetris

Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak terlihat anemis, penglihatan baik, tidak terdapat
konjungtivi tis

Penciuman baik, dapat membedakan aroma ben tuk simetris, tidak terda pat polif
Mukosa mulut merah muda, tidak ada kelu han menelan, gigi lengkap
Bentuk sime tris,tidakada lesidan pem bengkakan tyroid dan kelenjar ge tah bening
Bentuk sime tris tanpa lesi, pergera kan reguler 18x/mnt, tidak ada whezing
Simetris ti dak terdapat lesi, tidak ada kelainan pada tulang belakang
Tidak terkaji

Capila revil < dari 2 detik, ti dak terdapat lesi & edema
Pergerakan baik,tidak ada edema dan le si, atau kelai nan lainnya
N: 84x/mnt
RR:18x/mnt
T : 36,5 C Rambut hitam lurus, tidak terdapat lesi / pembengka kan di daerah kepala



Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak terlihat anemis, penglihatan baik, tidak terdapat
konjungtivi tis

Penciuman baik, dapat membedakan aroma, ti dak terdapat polifdan ben tuk simetris
Mukosa mulut merah muda, tidak ada kelu han menelan, gigi lengkap
Bentuk sime tris,tidakada lesidan pem bengkakan tyroid dan kelenjar ge tah bening
Bentuk sime tris tanpa lesi, pergera kan reguler 18x/mnt, tidak ada whezing
Simetris ti dak terdapat lesi, tidak ada kelainan pada tulang belakang
Tidak terkaji

Capila revil < dari 2 detik, ti dak terdapat lesi & edema
Pergerakan baik,tidak ada edema dan le si, atau kelai nan lainnya
TD; 100/80 mmHg
N: 80x/mnt
RR:18x/mnt
T : 36,2 C
10. Pola Kesehatan Keluarga
a. Tn.DM
1). Pola Nutrisi dan Cairan
Tn.DM makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk pauk serta sayuran, Tn.Dm minum air
putih 4-5 gelas/hari (600-800cc) kadang-kadang Tn.DM juga minum kopi. Tidak ada
masalah nafsu makan.
2). Pola Eliminasi
Tn.DM BAB 1x/hari tanpa keluhan atau masalah, BAK 2-4x/hari dengan warna
jernih agak kekuning-kuningan tanpa keluhan dan masalah.
3). Pola Kebersihan
Tn.DM biasa mandi 3x/hari menggunakan sabun dan selalu menggosok gigi setiap
kali mandi, dan mencuci rambut 2 hari sekali.
4). Pola Istirahat Tidur
Tn.DM tidur sekitar 7-9 jam sehari dari pukul 22.00 hingga pukul 06.00 WIB. Jika
sedang terkena asma Tn.DM mengeluh susah tidur akibat sesak.
b. Ny.A
1). Pola Nutrisi dan Cairan
Ny.A makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk pauk serta sayuran, Ny.A minum air
putih 4-6 gelas/hari (600-1000cc).
2). Pola Eliminasi
Ny.A BAB 1x/hari tanpa keluhan atau masalah, BAK 2-3x/hari dengan warna jernih
agak kekuning-kuningan tanpa keluhan dan masalah.
3). Pola Kebersihan
Ny.A biasa mandi 3x/hari menggunakan sabun dan selalu menggosok gigi setiap kali
mandi, dan mencuci rambut 1 hari sekali.
4). Pola Istirahat Tidur
Ny.A tidur sekitar 7-9 jam sehari dari pukul 22.00 hingga pukul 06.00 WIB. Jika ada
kesempatan Ny.A juga tidur siang.

c. Tn. Sd
1). Pola Nutrisi dan Cairan
Tn.Sd makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk pauk serta sayuran, Tn.Sd minum air
putih 5-7 gelas/hari (800-1000cc).Tanpa keluhan.
2). Pola Eliminasi
Tn.Sd BAB 1x/hari tanpa keluhan atau masalah, BAK 2-4x/hari dengan warna jernih
agak kekuning-kuningan tanpa keluhan dan masalah.
3). Pola Kebersihan
Tn.Sd biasa mandi 3x/hari menggunakan sabun dan selalu menggosok gigi setiap kali
mandi, dan mencuci rambut 1 hari sekali.
4). Pola Istirahat Tidur
Tn.Sd tidur sekitar 7-8 jam sehari dari pukul 23.00 hingga pukul 06.00 WIB.
d. An.I
1). Pola Nutrisi dan Cairan
An.I makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk pauk serta sayuran, An.I minum air putih
4-6 gelas/hari (600-800cc).
2). Pola Eliminasi
An.I BAB 1x/hari tanpa keluhan atau masalah, BAK 2-4x/hari dengan warna jernih
agak kekuning-kuningan tanpa keluhan dan masalah.
3). Pola Kebersihan
An.I biasa mandi 3x/hari menggunakan sabun dan selalu menggosok gigi setiap kali
mandi.
4). Pola Istirahat Tidur
An.I tidur sekitar 9-10 jam sehari dari pukul 21.00 hingga pukul 07.00 WIB.


B. Analisa Data
NO DATA DIAGNOSA
1.











2.
Ds:
- Tn.DM Mengatakan ia menderita penyakit asma sejak 4 tahun yang lalu dan sampai
saat ini.
- Tn.DM mengatakan ia tidak menetahui apa penyebab dan bagaimana menangani
asmanya.
- Tn.DM sering mengeluh sesak napas akibat asma yang dideritanya.
- Usia Tn.DM 64 tahun
- TTV :
TD: 130/80 mmHg
N : 94 x / menit
RR : 26 x/ menit
- Obat - obatan yang dikonsumsi:
Salbutamol,Dexa, Amoxilin,
Parasetamol, Vit B. (didapat dari puskesmas).
Ds :
- Tn.DM Mengatakan keluar ganya masih mengkonsumsi air parit yang berada di
depan rumahnya untuk mandi dan mencuci sedangkan air minum menggunakan air
hujan.
- Tn.DM Mengatakan ia belum mempunyai biaya dalam pengadaan air bersih.
Do:
- Rumah Tn.DM berada di depan sebuah parit.
- Keluarga Tn.DM tampak mengkonsumsi air parit untuk mandi dan mencuci.
Resiko penyakit berulang ; inefektif pengobatan asma pada keluarga Tn.DM Khusus
nya pada Tn.DM berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga mengenal dan
menangani masalah.









Resiko terjadinya gannguan kesehatan berhubungan dengan ketidakmam puan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan


C. Prioritas Keperawatan
1. Resiko penyakit berulang ; inefektif pengobatan asma pada keluarga Tn.DM
Khusus nya pada Tn.DM berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga mengenal
dan menangani masalah.
2. Resiko terjadinya gannguan kesehatan berhubungan dengan ketidakmam puan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan.



D. Scoring / Pembobotan Dan Penentuan Masalah
1. Resiko penyakit berulang ; inefektif pengobatan asma pada keluarga Tn.DM
Khusus nya pada Tn.DM berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga mengenal
dan menangani masalah.
NO KRITERIA SCORE PEMBENARAN
1.



2.




3.



4. Sifat masalah
o Ancaman kesehatan


Kemungkinan masalah untuk diubah
o Hanya sebagian



Potensi masalah untuk dicegah
o Cukup


Menonjolnya masalah
o Masalah dirasakan dan segera ditangani
2 / 3 x1=2 / 3



1 / 2x2= 1




2/3x 1= 2/3



2/2 x 1 = 1 Masalah belum terjadi namun dapat terjadi kapan saja jika keluarga tidak
mampu merawat dan mengenal permasalahan untuk melakukan pencegahan
Resiko penyakit berulang ; inefektif pengobatan asma pada keluarga Tn.DM Khusus
nya pada Tn.DM dapat diatasi tetapi membutuhkan waktu yang lama dalam proses
pengobatan penyakit asma.
Keluarga memilki keingi nan untuk mengenal dan mengetahui lebih jauh tentang
resiko yang akan terjadi dan akan mengenal bagaimana cidera akibat asma.
Tn.DM merasakan resiko cidera (komplikasi) akibat asma yang sebagai satu masalah
dan harus segera ditangani.
TOTAL 2 4/3
2. Resiko terjadinya gannguan kesehatan berhubungan dengan ketidakmam puan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan.
NO KRITERIA SCORE PEMBENARAN
1.


2.



3.



4. Sifat masalah
o Ancaman kesehatan

Kemungkinan masalah untuk diubah
o Hanya sebagian


Potensi masalah untuk dicegah
o Cukup


Menonjolnya masalah
o Ada masalah tetapi tidak harus segera ditangani.
2 / 3 x1=2 / 3


1 / 2x2= 1



2/3x 1= 2/3



1/2 x 1 = 1/2 Masalah belum terjadi namun dapat terjadi kapan saja jika keluarga
tidak mampu memenuhi hygiene lingkungan.
Resiko terjadinya gang guan kesehatan bisa di atasi, namun tidak didu kung oleh
kemampuan keluarga dalam memodi fikasi lingkungan.
Keluarga memilki keingi nan untuk memperbaiki hygiene lingkungan (penggunaan
air bersih).

Tn.DM merasakan adanya resiko terjadinya gangguan kesehatan tetapi masih
menunggu biaya.
TOTAL 2 3/1

E. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
NO Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria avaluasi Rencana Intervensi
TUM TUK Kriteria Standar
1 Resiko pe nyakit beru lang ; in efektif pe ngobatan asma pada keluarga Tn.DM
Khusus nya pada Tn.DM berhubungan dengan ke tidakmam puan keluar ga menge
nal dan me nangani masalah.
Resiko terhadap penyakit berulangdapat diatasi Setelah dilakukan pertemuan 3x45
menit diharapkan keluarga mampu:
1.Mengenal masalah
a. menyebut kan secara sederhana pengertian asma










b. menyebut kan penyebab asma











c. Menyebut kan tanda dan gejala asma serta akibat apabila asma tidak dirawat
dengan baik







2. Mengambil Keputusan











3. Merawat Anggota Keluarga















4. Memodifi kasi lingku ngan


















5. Memanfaat kan Fasilitas Kesehatan













Kognitif verbal











Kognitif verbal












Kognitif verbal










Respon afektif











Kognitif verbal















Respon Afktif



















Respon afektif




-Keluarga menyebutkan pengertian asma , yaitu: Suatu penyakit dari sistem
pernapasan yang meliputi peradangan dari jalan napas.






-Keluarga menyebutkan minimal 2 penyebab terjadinya asma yaitu:
1. Hiper-reaktif jalan napas.
2. Alergen
3. Status Emosi
4. Kelelahan
5.Perubahan Udara





-Keluarga menyebut kan 3 dari 6 tanda dan gejala asma: batuk, mengi, pernapasan
pendek, dan rasa sesak di dada, tidak dapat bicara dengan kalimat yang lengkap,
penggunaan otot-otot bantu pernapasan.

-Keluarga bisa mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan asma







-Keluarga dapat menyebutkan cara merawat anggota keluarga yang sedang terkena
serangan asma minimal 2 dari 3 yaitu; berikan posisi setengah duduk (menyandar),
atur posisi kepala dengan posisi menegok keatas(ekstensi), berikan ruang untuk
mengambil udara (jangan di kerumuni),

-Keluarga dapat me nyebutkan minimal 2 dari 4cara memo difikasi lingkungan untuk
mencegah terjadinya asma pada anggota keluarga, yaitu;
Selalu membersihkan rumah untuk menghindari debu, tidak memelihara binatang
yang berbulu didalam rumah, mencegah polusi udara, mempertahankan aliran udara
didalam rumah atau kamar dengan jendela dan ventilasi yang cukup dan terbuka.
Keluarga bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada di dekat
lingkungan keluarga




- kaji pengetahuan keluarga tentang asma
- jelaskan dan diskusikan dengan keluarga pengertian asma dengan menggunakan
lembar balik dan pamplet
- berikan rinforcement positif pada keluarga
- jelas kan dan diskusikan dengan keluarga pengertian asma
- Motiva si keluar ga untuk mengidentifikasi penyebab asma yang terjadi pada
Tn.DM
- Berikan renforcement yang positif pada keluarga.
- jelaskan dan diskusikan tanda dan gejala asma
- Berikan renforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar mengenai
tanda dan gejala asma
- Motiva si dan berikan kesempatan pada keluarga untuk mengambil keputusan yang
tepat
- berikan reinforcement positif atas keputusan untuk merawat anggota keluarga
dengan asma
- jelaskan dan diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat anggota keluarga
yang sedang diserang asma.
- berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam menyebutkan cara-
cara merawat anggota keluarga yang sedang diserang asma.
-jelaskan dan diskusikan dengan pihak keluarga mengenai hal-hal yang bisa dilakukan
untuk memodifikasi lingkungan guna menghindari terjadinya asma.
- berikan renforcement yang positif atas tanggapan baik dan kemampuan keluarga
dalam menyebutkan cara-cara memodifikasi lingkungan.
-Jelaskan mengenai pentingnya datang ke Puskesmas
-berikan reinforcement yang positif atas keinginan keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan (puskesmas).


F. Implementasi Keperawatan
No Tanggal Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi
1. Dx. 1 Setelah menjelaskan tujuan dan membuat kontrak waktu, dilanjutkan dengan
:
1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab serta tanda dan
gejala Asma.
2. Menjelaskan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang ; pengertian Asma,
penyebab, tanda dan gejala, penanganan mandiri, kondisi lingkungan yang
diperlukan, serta kiat-kiat dalam mengontrol Asma menggunakan lembar balik dan
leaflet.
3. Memberikan kesempatan bertanya dan mendiskusikan pertanyaan keluarga.
4. Mengevaluasi hasil penkes dengan memberikan kuisioner untuk mengetahui
tingkat pemahaman keluarga.
5. Memotivasi keluarga untuk melakukan pengontrolan seperti yang sudah dijelaskan.
Struktur :
Tn.DM adalah seorang penderita Asma
Tn.DM dan keluarga tidak mengetahui tentang hal-hal yang terkait asma.
Keluarga tidak mengetahui bagaimana merawat anggota keluarga dengan penyakit
asma
Proses :
Keluarga Tn.DM mengatakan bahwa Asma adalah penyempitan pada saluran
pernapasan sehingga menimbulkan kesulitan dalam bernapas.
Keluarga Tn.DM mengatakan bahwa penyebab atau faktor pencetus dari timbulnya
asma diantaranya adalah ; Alergen, Status emosi, dan kelelahan.
Keluarga Tn.DM mengatakan bahwa anda dan gejala Asma diantaranya adalah ;
Batuk, mengi, sesak, dan napas pendek. Sesuaidengan yang Tn.DM rasakan.
Keluarga Tn.DM mengatakan bahwa jika Tn.DM terkena Asma maka tindakan
mandiri yang bisa dilakukan adalah ; berikan posisi setengah duduk dan atur posisi
kepala menengok keatas.
Keluarga Tn.DM mengatakan bahwa kondisi rumah yang diperlukan adalah ; Selalu
bersih dari debu dan kotoran, tidak memelihara binatang berbulu di dalam rumah,
mencegah polusi udara seperti rokok, mempertahankan jendela dan ventilasi agar
tetap terbuka.
Hasil:
Objektif :
Keluarga Tn.DM tampak kooperatif dan menyimak penjelasan dan tampak sering
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
Analisa :
4 dari 5 tugas keluarga sudah terpenuhi (tujuan / tugas keluarga yang belum terpenuhi
adalah Memodifikasi lingkungan).
Perencanaan :
Lanjutkan tindakan :
Adakan kunjungan rumah secara berkala (2 minggu sekali).










SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
A. Latar Belakang
Tn.DM didiagnosa menderita penyakit ASMA semenjak 4 tahun yang lalu, dan
mengikuti terapi pengobatan seperti yang dianjurkan puskesmas. Tn.DM dan keluarga
nya sendiri tidak mengetahui tentang penyakit Tn.DM, mereka hanya tau penyakit itu
namanya asma. Mereka tidak mengetahui apa faktor penyebabnya dan bagaiamana
cara penanganan serta pengontrolannya.
Sehubungan dengan masalah di atas, untuk mengatasinya Tn.DM dan keluarganya
memerlukan pendidikan kesehatan berupa penyuluhan tentang Asma yang meliputi ;
pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan sebagainya.
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 45 menit diharapkan
keluarga bisa mengerti mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penyakit asma yang
diderita Tn.DM dan bagaimana penanganan dan pengontrolannya.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 45 menit diharapkan :
1. Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana pengertian Asma
2. Keluarga mampu menyebutkan minimal 3 dari 5 penyebab datangnya Asma
3. Keluarga mampu menyebutkan minimal 3 dari 6 tanda dan gejala Asma
4. Keluarga mampu menyebutkan minimal 2 dari 3 penanganan yang diberikan pada
keluarga yang sedang terkena Asma
5. Keluarga dapat menyebutkan minimal 2 dari 4cara memodifikasi lingkungan untuk
mencegah terjadinya asma pada anggota keluarga.
D. Sasaran / Target
Sasaran / target dari pendidikan kesehatan ini adalah Tn.DM dan keluarganya yang
beralamat di Jl.Tanjung Hulu Gg.Karya Bakti No.08.
E. Metode
1. Ceramah ( Penyampaian materi )
2. Tanya Jawab
F. Media
1. Leaflat
2. Lembar Balik
G. Waktu Penyuluhan Dilaksanakan
Hari / Tanggal : Sabtu / 1 Maret 2008
Waktu : Pukul 14.00 - 14.45 (s/d selesai)
Tempat : Dirumah Keluarga Tn.DM
H. Strategi Pelaksanaan
1. Preinteraksi ( 5 menit )
- Memberi salam
- Memperkenalkan diri kembali dan mengingatkan keluarga pada kontrak yang telah
dibuat sebelumnya
2. Interaksi ( 35 menit )
- Penyampaian Materi
- Tanya Jawab
3. Terminasi ( 5 menit )
- Menyimpulkan dan mengevaluasi hal-hal yang telah disampaikan dan didiskusikan
bersama
- Memberi salam



MATERI
A. Pengertian
Asma adalah penyempitan pada saluran pernapasan sehingga menimbulkan kesulitan
dalam bernafas.
B. Penyebab
1. Hiper-reaktif jalan napas.
2. Alergen
3. Status Emosi
4. Kelelahan
5. Perubahan Udara
C. Tanda Dan Gejala
1. Batuk
2. Mengi
3. Pernapasan pendek
4. Rasa sesak di dada
5. Tidak dapat bicara dengan kalimat yang lengkap
6. Penggunaan otot-otot bantu pernapasan.
D. Tindakan Mandiri Jika Asma Kambuh
1. Berikan posisi setengah du duk (menyandar)
2. Atur posisi kepala de ngan posisi menegok ke atas (ekstensi)
3. Berikan ruang untuk me ngambil udara (jangan di kerumuni)
E. Lingkungan Rumah Yang Diperlukan
1. Selalu membersihkan rumah untuk menghindari debu
2. Tidak memelihara binatang yang berbulu di dalam rumah
3. Mencegah polusi udara
4. Mempertahankan aliran udara didalam rumah atau kamar dengan jendela dan
ventilasi yang cukup dan terbuka.
F. Kiat-Kiat Dalam Mengontrol Asma
1. Kenali asma anda (jenis yang mana, ringan, dll)
2. Kenali pencetusnya, jika emosi maka atasi emosi, jika virus influenza maka perlu
divaksinasi, jika makanan maka hindari makanan tersebut, jika debu rumah maka
hindari debu rumah.
3. Kenali obat-obatan yang dipakai secara benar. Pakai obat yang disuruh dokter
secara benar. Pastikan obat benar dan dosis benar.
4. Kontrol ke dokter jangan hanya lagi sesak, seperti servis mobil ja ngan tunggu
rusak baru ke bengkel, lakukan perawatan terhadap badan sendiri.
5. Siapkan obat emergency untuk serangan di tengah malam.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma adalah penyempitan pada saluran pernapasan sehingga menimbulkan kesulitan
dalam bernafas. Penyakit ini merupakan salah satu dari gangguan sistm pernapasan
yang ada. Penyakit ini disebabkan oleh ; hiper-reaktif dari jalan napas, alergen, status
emosi, kelelahan dan perubahan suhu udara. Sedangkan tanda dan gejalanya adalah
batuk, mengi, napas pendek, sesak, dan sebagainya.
Tn.DM adalah salah satu penderita Asma oleh karena itu sangat tepat jika diberikan
asuhan keperawatan pada Tn.DM dan keluarganya, mengingat pentingnya peran
keluarga dalam proses pengontrolan penyakitnya.
Selama melakukan asuhan keperawatan terbina hubungan rasa saling percaya antara
perawat / penulis dengan pihak keluarga, yang dalam prosesnya setelah melalui
pengkajian didapatkan 2 masalah keperawatan yang dapat diambil.Yaitu ; Resiko
penyakit berulang ; inefektif pengobatan asma pada keluarga Tn.DM Khusus nya
pada Tn.DM berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga mengenal dan
menangani masalah dan Resiko terjadinya gannguan kesehatan berhubungan dengan
ketidakmam puan keluarga dalam memodifikasi lingkungan.
Untuk masalah ini perawat / penulis melakukan penyuluhan kesehatan kepada pihak
keluarga mengenai penyakit asma dan hal-hal yang terkait didalamnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mencoba mengemukakan saran untuk
menjadi pertimbangan dan untuk meningkatkan kualitas dalam pemberian asuhan
keperawatan. Adapun saran tersebut adalah :
1. Dalam melakukan pengkajian hendaknya dilakukan secara komprhensif sehingga
masalah kperawatan yang terjadi dapat di ketahui dan ditangani segera.
2. Bagi klien dan keluarga hendaklah menigkatkan kesadaran dalam hal menjaga
kesehatan sehingga tidak mudah terjadi masalah kesehatan. Dan masalah kesehatan
yang sudah terjadi bisa dikontrol sehingga tidak timbul kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Wahit Iqbal Mubarak dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 "Teori & Aplikasi Dalam
Praktik Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan
Keluarga". CV. Sagung Seto, Jakarta ; 2006.
Crockett, Antony. Penanganan Asma Dalam Perawatan Primer. Hipokrates ;
Jakarta,1997
Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid I. Media Aesculapius.
Jakarta ; 2000.


























Fery Mendrofa, SKM,M.Kep,Sp.Kom
TUJUAN
Umum:Akhir
semester anda dapat menerapkan da
n melaksanakan askep keluarga
Khusus :
o Akhir pertemuan ini anda
mampu dan mengerti arti konsep
klg, struktur peran dan
komunikasi klg, tumbang klg dan
tugas perkembangan klg
DASAR PEMIKIRAN
UU No
23 tahun 1992 : Tujuan Pembangaun
an Nasional
Paradigma Sehat dan Indonesia
sehat 2010 untuk tingkatkan PSM
PSM :
o Mengambil tanggung jawab pada
kes dan kesejahteraan, kontribusi
upaya kesehatan, dan perintis ,
pemimpin pemb kes ling nya
KONSEP
Klg merupakan
kumpulan individu didasarkan hubu
ngan tali
perkawinan, hub darah dan tempat t
inggal dalam satu rumah ( Friedman,
1998)
Unit ply kep ,merupakan kumpulan
dua orang atau lebih ada atau tdk
ada hub darah dan hukum ttp
berperan sebagai klg ( Whall, 1986)
Kumpulan
orang dg ikatan perkawinan, kelahir
an, adopsi
bertujuan menciptakan, mempertah
ankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik ,
mental, emosional
serta sosial tiap anggota klg (Duvall
dan Logan , 1986)
Dua atau
lebih individu hidup satu rumah tan
gga
adanya hubungan darah , perkawina
n atau
adopsi dan mereka saling berinterak
si satu
sama lain mpy peran masing mencip
takan
dan mempertahankan budaya ( Bailon
,Maglaya , 1978 )
Unit terkecil ari masy.yang terdiri
dari kepala klg dan beberapa
anggota yg berkumpul di suatu
tempat dan atap saling
ketergantungan ( Dep Kes RI, 1988)
STRUKTUR KLG
Patrilineal
: klg sedarah dlm beberapa generasi
dimana
hubungan itu disusun melaluhi jalur
garis ayah
Matrilineal : melalui garis ibu
Matrilokal : sepasang suami istri
tinggal bersama klg dari ibu
Patrilokal : dari bapak
Klg kawin : ada hub.dg Suami atau
istri
TIPE KLG
Klg tradisional :
o Klg inti: suami , istri dan anak
o Klg besar : klg inti + klg lain ada hub darah
o Klg dyat : suami dan istri tanpa anak
o Klg single perent: orang tua dg anak akibat
cerai , mati
o Klg single adult : rumah tangga terdiri dari
seorang dewasa
o Klg berantai, klg duda, klg berkomposisi (
poligami hidup bersama )
o Klg habitas ( dua orang mjd satu tanpa
pernikahan ttp membentuk satu klg)
Klg non tradisional :
STRUKTUR
Struktur egalisasi: masing-
masing keluarga mempunyai ha
yang sama dalam menyampaikan pe
ndapat (demokrasi)
Struktur yang hangat, menerima
dan toleransi
Struktur yang terbuka, dan anggota
yang terbuka: mendorong kejujuran
dan kebenaran (honesty dan
authenticity)
Struktur yang kaku: suka melawan
dan tergantung pada peraturan
Struktur yang bebas: tidak adanya
aturan yang memaksakan
(permisivenes)
Struktur yang kasar: abuse
(menyiksa, kejam dan kasar)
Suasana emosi yang dingin (isolasi,
sukar berteman)
Disorganisasi keluarga (disfungi
idividu, stress emosional)
MENURUT
FRIEDMAN (1988) STRU
KTUR TERD
IRI ATAS:
Pola dan proses komunikasi
Struktur peran
Struktur kekuatan
Nilai-nilai keluarga
POLA
DAN PROSES KOMUN
IKASI
Komunikasi
dalam keluarga ada yang berfungsi d
an
ada yang tidak, hal ini bisa disebabk
an
oleh beberap factor yang ad dalam ko
mponen
komunikasi seperti: sender, chanel-
media, massage,
environment dan receiver.
STRUKTUR PERAN
Peran adalah
serangkaian perilaku yang diharapk
an sesuai
dengan posisi soisal yang diberikan.
Yang
dimaksud dengan posisi atau status
adalah
posisi individu dalam masyarakat, m
isalnya
status sebagai isteri/suami atau ana
k.
Contoh
Peran
Harapan
Masyarakat
Kepribadian
Individu
Peran yang
diterima
Perilaku/
Penampilan
STRUKTUR
KEKUATAN
legitimate
power/authority (hak untuk mengont
rol) seperti orang tua terhadap anak
referent power (seseorang yang
ditiru)
resource or expert power (pendapat,
ahli dlll)
reward power (pengaruh kekuatan
karena adanya harapan yang akan
diterima)
coercive power (pengaruh yang
dipaksakan sesuai keinginannya)
informational power (pengaruh yang
dilalui melalui persuasi)
affective power (pengaruh yang
diberikan melalui manipulasi
dengan cinta kasih misalnya
hubungan sexual)
HASIL
DARI KEKUATANTERSEBUT YANG
AKAN MENDASARI SUATU
PROSES DALAM PENGAMBILAN KE
PUTUSAN DALAM
KELUARGA SEPERTI:
Konsesus
Tawar menawar atau akomodasi
Kompromi atau de facto
Paksaan
NILAI-NILAI

Nilai merupakan
suatu system, sikap dan kepercayaa
n yang
secara sadar atau tidak, mempersatu
kan anggota
keluarga dalam satu budaya. Nilai k
eluarga
juga merupakan suatu pedoman peri
laku dan
pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang
baik, menurut masyarakat
berdasarkan system nilai dalam
keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola
perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah.
NILAI-NILAI

Nilai merupakan
suatu system, sikap dan kepercayaa
n yang
secara sadar atau tidak, mempersatu
kan anggota
keluarga dalam satu budaya. Nilai k
eluarga
juga merupakan suatu pedoman peri
laku dan
pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang
baik, menurut masyarakat
berdasarkan system nilai dalam
keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola
perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah.
FUNGSI
, ALLENDER
(1998)
Affection
Security and acceptance
Identity and satisfaction
Affiliation and companionship
Socialization
Controls
PERAN
DAN FUNGSI KLG

( FRIEDMANT, 1986 )
Fungsi afektif
Fungsi Sosialisasi
Fungsi reproduksi
Fungsi ekonomi
Fungsiperawatan kesehatan
FUNGSI AFEKTIF
Fungsi internal klg
Memenuhi kebutuhan psikologis
Bila kebutuhan berhasil anggota klg
akan bahagia
Seluruh anggota klg dapat
mengembangkan konsep diri yang
positif
Saling menghargai, saling asuh
FUNGSI SOSIAL
Proses perkembangan
yang dimiliki individu dapat mengha
silkan interaksi sosial
Belajar dari lingkungan sosial
Sosialisasi dimulai sejak lahir
FUNGSI REPRODUKSI
Untuk meneruskan keturunan
Menambah SDM
Fungsi program KB dapat terkontrol
FUNGSI EKONOMI
Merupakan
fungsi klg untuk memenuhi kebutuh
an
Kebutuhan antara lain
sandang,papan dan pangan
FUNGSI KESEHATAN
Dlm prakteknya
untuk mencegah terjadinya ganggua
n kesehatan
dari anggota klg yang sakit
Mengacu fungsi Friedment , 1998
o Mengenal masalah kesehatan
o Membuat keputusan di klg
o Merawat anggota klg
o Melakukan modifikasi
lingkungan
o Menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada
DIMENSI
DASAR STRUKTUR KLG
(FRIEDMAN )
Pola dan proses Komunikasi
Struktur peran
Struktur kekuatan
Nilai Nilai Keluarga
POLA
DAN PROSES KOMUNIK
ASI
Bersifat terbuka dan jujur
Selalu menyelesaikan konflik
keluarga
Berfikir positif
Tidak mengulangulang isu dan
pendapat sendiri
KARAKTERISTIK
KOM KLG
Pengirim :
o Yakin dlm mengemukakan
pendapat
o Yg disampaikan jelas dan
berkualitas
o Selalu meminta menerima
umpan balik
Penerima :
o Siap mendengarkan
o Menerima umpan balik
o Melakukan validasi
STRUKTUR PERAN
Peran merupakan
serangkaian prilaku yang diharapka
n sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan
Status/posisi: individu dalam
masyarakat al : atatus sebagai istri /
suami atau anak
STRUKTUR KEKUATAN
Legitimate Power / Authority
Referent Power
Reward
Power
Coercive Power
Affectif Power
NILAI
NILAI
Nilai :
suatu sistem, sikap dan kepercayaan
yang secara sadar atau tidak sadar
Norma : pola prilaku ayng baik ,
berdasarkan sistem nilai dlm klg
Budaya : kumpulan dari pola prilaku
yang dapat di pelajari
PERKEMBANGAN

Perubahan yg terjadi pd sistem klg
Perubahan interaksi, perubahan
hubungan antar klg sepanjang
waktu
Sifatnya ada potensial dan resiko
Potensial klg harus bisa
mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan dan resiko
perawat harus melakukan tindakan
pencegahan masalah pada tahap
berikutnya
TAHAP
PERKEMBANGAN PASA
NGAN BARU ( KLG BAR
U )
Membina
hubungan intim yang memuaskan
Membina hubungan dengan klg lain
, teman dan kelompok sosial
Mendiskusikan rencana memiliki
anak
KLG CHILD-BEARING (
KELAHIRAN ANAK PERTAMA )
Persiapan menajdi orang tua
Adaptasi dengan perubahan anggota
klg : peran , interaksi , hubungan
seksual dan kegiatan
Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan
KLG
DENGAN ANAK PRASEK
OLAH
Mempengaruhi
kebutuhan anggota klg seperti kebut
uhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
Membantu anak untuk bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yabg baru
lahir , sementara kebutuhan anak
yang alain harus di penuhi
Mempertahankan hubungan yang
sehat baik didalam dan diluar klg
Pembagian waktu untuk individu ,
pasangan dan anak
Pembagian tanggung jawab anggota
klg
Kegiatan dan waktu untuk stimulasi
tumbang

DENGAN ANAK SEKOLA
H
Membantu
sosialisasi anak : tetangga, sekolah d
an lingkungan
Mempertahankan keintiman
pasangan
Memenuhi kebutuhan dan biaya
kehidupan yang semakin meningkat
termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota
klg

DENGAN ANAK REMAJ
A
Memberikan
kebebasan yang seimbang dengan ta
nggung jawab
mengingat remaja yang sudah berta
mbah dewasa
dan meningkat otonominya
Mempertahankan hubungan yang
intim dalam klg
Mempertahankan komunikasi
terbuka antar anak dan orang tua
Hindari perdebatan , kecurigaan dan
permusuhan
Hubungan sistem peran dan
peraturan untuk tumbang klg
KLG PELEPASAN
Memperluas klg inti mjg klg besar
Mempertahankan keintiman
pasangan
Membantu orang tua suami/ istri
yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
Membantu anak untuk mandiri di
masyarakat
Penataan kembali peran dan
kegiatan RT

USIA PERTENGAHAN
Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan teman sebaya
dan anak anak
Meningkatkan keakraban pasangan
LANSIA
Mempertahankan
suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi dengan perubahan
kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
Mempertahankan keakraban suami
istri dan saling merawat
Mempertahankan hubungan dengan
anak dan sosial masyarakat
Melakukan file review
PERTEMUAN
BERIKUTNYA
KONSEP
SEJAHTERA

Klg sejahtera
Konsep sejahtera
Pelaksanaan

SEJAHTERA
Diharapakan pemerintah
Klg merupakan bagian terkecil dari
komunitas
Dengan koping individu ,klg dapat di
optimalkan mengarah ke klg
sejahtera
Ada kriteria yang harus dipenuhi
untuk menyamakan persepsi
KONSEP SEJAHTERA
Keadaan indonesia dilanda krisis
Masih banyak di Indonesia klg hidup
dibawah garis kemiskinan
Diharapkan sejahtera lahir maupun
batin
Perlu penekanan terhadap stresor
Tujuan pembangunan bangsa
Indonesai menghadapi Indonesia
sehat 2010
PELAKSANAAN
KLG SEJAHTERA
Klg Pra Sejahtera
Klg sejahtera I
Klg Sejahtera II
Klg Sejahtera III
Klg Sejahtera III Plus

PRA SEJAHTERA
Klg belum
dapat memenuhi kebutuhan dasar m
inimal
Kebutuhan dasar : sandang, papan
dan pangan
Variabelnya : klg tidak memenuhi
syarat sebagai klg sejahtera I

SEJAHTERA I
Klg sudah
dapat memenuhi kebutuhan dasar m
akan, minum
dalam hal sandang pangan dan papa
n
Pelayanan kesehatan yang sangat
mendasar
Variabel : seluruh anggota klg
makan 2 X/ lebih sehari
Seluruh
anggota klg mempunyai pakaian ya
ng berbeda
untuk di rumah, bekerja, sekolah da
n bepergian
Sebagian luas lantai rumah bukan
dari tanah
Bila anggota klg yang sakit dibawa
sarana / petugas kesehatan

SEJAHTERA II
Anggota
klg telah meemnuhi kebutuhan
dasar , tapi belum
dapat memenuhi kebutuhan
pengembanganya
Variabelnya
o Klg sejahtera I ditambah dg tiap
tahun anggota klg mendapat stel
pakaian baru
o Luas lantai rumah minimal 8 m2
per huni rumah
o Minimal I anggota mempunyai
penghasilan tetap
o Umur 6 tahun keatas bisa
membaca
o Melakukan ibadah secara teratur
anggota klg
o Dalam satu bulan terahkir ini
dalam keadaan sehat
KLG SEJAHTERA III
Jika
klg mampu memenuhi kebutuhan
pengembangan, dan belum
aktif u/ menyumbang
Variabel :
o sejahtera II
o Klg mengetahui kegunaan KB
o Penghasilan klg dapat ditabung
sebagian
o Klg makan bersama I kali sehari
o Klg bersama ikut kegiatan
lingkungan
o Mengadalan rekreasi keluar
rumah minimal 3 bulan sekali
o Dapat memperoleh berita dari
surat kabar , radio
o Anggota klg mampu memberi
sarana transportasi sesuai
dengan kondisi daerahnya
KLG
SEJAHTERA III PLUS
Variabel Klg sejahtera III
Klg dan anggota klg secara teratur
memberikan sumbangan bagi
kegiatan sosial masyarakat dalam
bentuk materi
Klg aktif sebagai pengurus
kumpulan , atau yayasan tertentu

























ASUHA
N
KEPER
AWAT
AN
KELUA
RGA
Kasus :
Keluarg
a Tn. M
( 47
Tahun )
mempun
yai istri
Ny. J (
42 th )
anak Nn.
J (24 th)
dan adik
dari Ny.
J yaitu
Tn.S (40
th).
Sejak 6
bulan
yang
lalu Ny.J
di
diagnosa
menderit
a
kencing
manis
(DM)
ibu tidak
bisa
kontrol
teratur
ke
puskesm
as
karena
yang
mengant
arkan
tidak ada
dan
keterbat
asan
biaya.
Tn. M
dan
istrinya
bekerja
serabuta
n, tetapi
Tn.M
kadang
(jika ada
rejeki)
membeli
obatnya
di
apotek
terdekat
sesuai
foto copi
resep
dokter.
Hasil
observas
i jari
kaki Ny.
J sebelah
kiri
terdapat
luka
kecil
sudah 3
minggu
belum
sembuh.
A.
Pengkaji
an
a. Data
Umum
1. Nama
KK
: Tn. M
2. Umur
: 47
tahun
3.
Alamat
:
Maospat
i
4.
Pekerjaa
n
: Swasta
5.
Pendidik
an
: -
6.
Kompos
isi
Keluarg
a :
No
Nama
Jenis
kelamin
Hubung
an
keluarga
Umur
Pekerjaa
n
Ket.
1. 2. 3.
Ny. J
Tn. S
Nn. J
PLP
Isteri
Saudara
Anak
42 th
40 th
24 th
Swasta
Swasta
Swasta
DM
Sehat
Sehat

You might also like