You are on page 1of 4

1.

Jelaskan perubahan paradigma pembelajaran dan berikan contoh pembelajaran dengan


paradigma yang baru serta teknik pembelajarannya!
Dalam paradigma baru pembelajaran Indra (2001: 25) menyatakan paradigma
teaching (mengajar) seperti yang selama ini dominan harus diubah menjadi paradigma
learning (belajar). Melalui perubahan ini, proses pendidikan menjadi proses
bagaimana belajar bersama antara guru dan murid. Dalam konteks ini, guru termasuk
individu yang terlibat dalam proses belajar, bukan orang yang serba tahu dalam segala
hal. Siswa dipandang sebagai individu aktif yang terlibat secara langsung dalam
pembelajaran. Uno (2008) menyatakan bahwa siswa yang belajar harus berperan
secara aktif dalam menyusun pengetahuannya. Dalam kurikulum 2013, ada 8
paradigma pembelajaran baru yang mesti dimiliki setiap guru, manajemen sekolah,
dan pengawas sebelum mereka mengimplementasikannya di lapangan. Kedelapan
paradigma itu adalah
1. Fokus pembelajaran yang paradigmanya ke materi/isi bergeser ke
proses. Paradigma ini meminta setiap pembelajaran di kelas agar dapat
menghasilkan siswa yang berkompetensi. Bukan seperti yang banyak
terjadi saat ini, ketuntasan pembelajaran siswa di kelas lebih diukur dari
penyelesaian materi yang diajarkan.
2. Hak mengajar yang selama ini paradigmanya dimiliki guru bergeser ke
siswa. Paradigma ini menegaskan bahwa siswalah yang akan belajar.
Dialah yang menentukan apakah hakmengajar tersebut diberikan pada
gurunya atau tidak. Ini sejalan dengan apa yang dikatakan Galileo Galilei
400 tahun lalu, tidak ada manusia yang mau diajari, mereka hanya bisa
belajar dengan cara menggali dari dirinya sendiri
3. Ekspektasi pembelajaran yang paradigmanya tentang apa
akan bergeser ke seperti apa dan bagaimana. Pembelajaran yang
memberikan pengetahuan belaka, hanyalah akan menghasilkan siswa
yang padai berkomentar tanpa tahu bagaimana bersikap dan berbuat.
Siswa seperti ini akan mengandalkan hapalan dan pandai menjawab soal-
soal ujian tulis seperti yang banyak terjadi saat ini,
4. Pengajaran guru yang selama ini paradigmanya bagaikan
seorang expert akanbergeser ke fasilitator. Sebagaimana diketahui
bersama. Sumber belajar saat ini, tentu bukan hanya guru. Alam, internet,
buku bisa menjadi sumber belajar, bahkan mungkin lebih efektif. Guru
jaman sekarang hanya diminta untuk secara kreatif mengajari siswanya
mau dan bisa belajar menguasai materi-materi. Bukan lagi guru yang
mengajari materi-materinya.
5. Siswa yang selama ini paradigmanya pasif akan bergeser ke siswa yang
aktif mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Yaitu paradigma yang
menjelaskan bahwa siswalah yang belajar, sehingga dialah yang akan
melakukan sesuatu sampai apa yang ingin diketahuinya dan dibisainya
tercapai. Bukan belajar dengan hanya mendengarkan penjelasan guru dan
berikutnya menjawab soal.
6. Paradigma kesalahan dalam pembelajaran yang selama ini tabu,
akanbergeser menjadi kesalahan sebagai tools pembelajaran. Siswa
yang notabene lagi belajar, ya tentulah banyak melakukan kesalahan.
Namun apakah belajar selalu harus dari yang benar. Bisa saja guru
menjadikan sebuah kesalahan untuk menjadi pembelajaran yang tidak
boleh dicontoh atau tidak boleh dilakukan (lagi) oleh siswanya.
7. Kelas yang paradigmanya selama ini diprogram secara kaku
akan bergeser ke kelas yang fleksibel dan mengakomodasi fenomena
terkini. Bahwa belajar harus berada di kelas, dengan aturan yang
mengkotakkan siswa untuk mengikuti materi seperti dalam buku, menjadi
tidak membumi.Tantangan perkembangan zaman yang begitu cepat, harus
dijawab oleh guru agar para siswanya bisa berperan menjadi manusia
seutuhnya dalam mengikuti modernisasi dunia.
8. Penekanan pembelajaran yang selama ini lebih menonjolkan teori,
akanbergeser ke pembelajaran yang lebih menekankan bagaimana
siswa bisa melakukan. Untuk itu, tepatlah bila jam pembelajaran dalam
kurikulum baru akan memerlukan waktu yang lebih lama. Karena dalam
kurikulum baru kompetensi yang harus dicapai siswa tidak hanya tengtang
pengetahuan (teori), tetapi juga sikap dan ketrampilan.
Untuk pembelajaran yang dibangun dengan paradigma teaching, telah menempatkan
siswa sebagai obyek semata. Guru 2 menempatkan siswa sebagai botol kosong yang
harus diisi (Freire, 1999). Siswa tidak dapat menemukan celah untuk
mengaktualisasikan dirinya selama proses pembelajaran berlangsung. Partisipasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah. Kondisi tersebut mempengaruhi
pencapaian hasil belajar.
2. Apa desain pembelajaran itu?
Desain pembelajaran adalah pengembangan pembelajaran secara sistematis untuk
memaksimalkan keefektifan dan efisiensi pembelajaran. Kegiatan mendesain
pembelajaran diawali dengan menganalisis kebutuhan peserta didik, menentukan
tujuan pembelajaran, mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran, yang di
dalamnya mencakup penentuan sumber belajar, strategi pembelajaran, langkah-
langkah pembelajaran, media pembelajaran dan penilaian (evaluasi) untuk mengukur
tingkat keberhasilan pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan
untuk mengetahui tingkat efektivitas, efisiensi dan produktivitas proses pembelajaran.

3. Apa yang dimaksud dengan 1). Classroom oriented 2). Product Oriented Model 3).
System Oriented Model?
Termasuk dalam klasifikasi manakah RPP anda? Mengapa demikian?
1. Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi kelas (Classrooms oriented
model)
Model ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pendidik dan peserta didik akan
aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien, produktif dan menarik. Model-model
desain sistem pembelajaran yang termasuk klasifikasi ini dapat diimplementasikan
mulai dari jenjang sekolah dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. Pendidik,
widyaiswara, instruktur, dan dosen perlu memiliki pemahaman yang baik tentang
desain sistem pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
Penggunaan model berorientasi kelas ini didasarkan pada asumsi adanya sejumlah
aktivitas pembelajaran yang diselenggarakan di dalam kelas dengan waktu belajar
yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Model desain pembelajaran yang berorientasi produk (Product oriented model)
Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada produk, pada umumnya
didasarkan pada asumsi adanya program pembelajaran yang dikembangkan dalam
kurun waktu tertentu. Model-model desain sistem pembelajaran ini menerapkan
proses analisis kebutuhan yang sangat ketat.
Model-model yang berorientasi pada produk biasanya ditandai dengan empat asumsi
pokok, yaitu: 1) Produk atau program pembelajaran memang sangat diperlukan, 2)
Produk atau program pembelajaran baru perlu diproduksi, 3) Produk atau program
pembelajaran memerlukan proses uji coba dan revisi, 4) Produk atau program
pembelajaran dapat digunakan walaupun hanya dengan bimbingan dari fasilitator.
3. Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi sistem (System oriented
model)
Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada sistem dilakukan untuk
mengembangkan sistem dalam skala besar seperti keseluruhan mata pelajaran atau
kurikulum. Implementasi model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada
sistem memerlukan dukungan sumber daya besar dan tenaga ahli yang
berpengalaman.
Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada sistem dimulai dari tahap
pengumpulan data untuk menentukan kemungkinan-kemungkinan implementasi
solusi yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang terdapat dalam suatu sistem
pembelajaran.

RPP saya termasuk yang classroom oriented model karena dalam model sistem
pembelajaran ini bisa diimplementasikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai
jenjang pendidikan tinggi. Penggunaan model berorientasi kelas ini didasarkan pada
asumsi adanya sejumlah aktivitas pembelajaran yang diselenggarakan di dalam kelas
dengan waktu belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam RPP ini isinya
mencakup tentang pemilihan isi/materi pelajaran yang tepat, perencanaan strategi
pembelajaran, penyampaian isi/materi pelajaran, dan pengevaluasi hasil belajar dan
model desain sistem pembelajaran pada dasarnya berisi langkah-langkah yang harus
diikuti.

You might also like