You are on page 1of 20

INTRANATAL CARE

Posted by M.YUSUF. blog Wednesday, 17 October 2012 0 comments




I. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

II. Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor hormonal,
pengaruh prostaglandin,struktur uterus ,sirkulasi uterus,pengaruh saraf dan nutrisi,perubahan
biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone.

III. Bentuk-Bentuk Persalinan
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan rangsangan

IV. Tanda-Tanda Persalinan
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi
sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
Kontraksi Braxton hicks
Ketegangan dinding perut
Ketegangan ligamentum rotandum
Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
Dibagian bawah terasa sesak
Terjadi kesulitan saat berjalan
Sering miksi ( beser kencing )
b. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagi keluhan karena
dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone,
dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga
oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu )
Rasa nyeri ringan di bagian bawah
Datangnya tidak teratur
Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
Durasinya pendek
Tidak bertambah bila beraktifitas
2. Tanda Persalinan
a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his persalinan terjadi perubahan pada
serviks yang menimbulkan :
Pendataran dan pembukaan
Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan . Sebagian
ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

V. Tahap-Tahap Persalinan
Persalinan dibagi dalam Kala yaitu :
1. Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap ( 10 cm ) proses ini
terbgi dalam dua fase yeitu :
Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama
fase aktif
2. Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi
3. Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit.
4. Kala IV : dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum.

VI. Langkah- Langkah Pertolongan persalinan Normal
1. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm
peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi
median, mediolateral atau lateral
2. Episotomi dilakukan pada saat his dan, mengejan untuk mengurangi sakit, tujuan episiotomi
adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi
3. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan baru
sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
4. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari
lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput ke
arah punggung
5. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk
melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir
ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi
6. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir sehingga bayi
dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan
7. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang dengan sempurna
Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm sehingga
peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk ke
sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern
ikterus
8. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
9. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
10. Kateterisasi kandung kemih
11. Menjahit luka spontan atau luka episiotomi

VII. Diagnosis dan Penanganan Persalinan
1. Kala I
a. Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi terjadi
tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
b. Penanganan
Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan
posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar/.kecil.
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan kipas
angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
c. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan dan setelah
selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
Warna cairan amnion
Dilatasi serviks
Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in partu
belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4
jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka
maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya
adalah persalinan palsu.
d. Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase aktif
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
e. Kemajuan pada kondisi janin
Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih dari 180 denyut
permenit ) curigai adanya gawat janin
Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna digolongkan kedalam
malposisi atau malpresentasi
Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani penyebab tersebut.
f. Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan
hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan anlgesia secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang segera berikan dektrose
IV.

2. Kala II
a. Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5 6 cm.
b. Penanganan
Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar merasa
nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
Menjaga kebersihan diri
Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
Mengatur posisi ibu
Menjaga kandung kemih tetap kosong
Memberikan cukup minum


c. Posisi saat meneran
Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambik nafas
Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak
mengalami bradikardi ( < 120 )
d. Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II:
Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua
Tidak turunnya janin dijalan lahir
Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
e. Kelahiran kepala Bayi
Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir
Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
Periksa tali pusat:
Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat melalui kepala bayi
Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian digunting diantara
kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
f. Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan
selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling sedikit 30x/m ) tinggalkan
bayi tsb bersama ibunya
Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera mulai resusitasi bayi
Klem dan pototng tali pusat
Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada siibu.
Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan pastikan kepala bayi
terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.

3. Kala III
a. Manajemen Aktif Kala III
Pemberian oksitosin dengan segera
Pengendalian tarikan tali pusat
Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
b. Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan
plasenta :
Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna menghasilkan
oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama kontraksi tangan
mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial kearah belakang dan kearah kepala ibu.
Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3 menit )
Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus dalam tegangan
yang sama dengan tangan ke uterus.
PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat
mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan
lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam
untuk mengeluarkan selaput ketuban.
Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus agar menimbulkan
kontraksi.
Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15 menit berikan
oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis
pertama.
Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki
episotomi.
4. Kala IV
a. Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya
baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan
bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
b. Penanganan
1. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika
kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus
akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
2. Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam I dan setiap
30 menit selama jam II
3. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman
yang disukainya.
4. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
5. Biarkan ibu beristirahat
6. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
7. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
8. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena masih dalam
keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
9. Ajari ibu atau keluarga tentang :
10. Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
11. Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

VIII. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul :
Kala I :
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/regangan,
tegangan emosional
2. Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan vagina
berulang
Kala II :
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi, dialatasi/peregangan
jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif
2. Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan persalinan, pola
kontraksi hipertonik, janin besar, pemakaian forcep.
3. Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi/posisi, pencetusan kelahiran
disproporsi, sefalopelvik (CPD).
Kala III :
1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan secara
tidak disadari, atonia uteri,laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta
2. Nyeri (akut) berhubungan trauma jaringan, respons fisiologis setelah melahirkan
3. Risiko infeksi b.d. Trauma jalan lahir (luka episiotomi).
Kala IV :
1. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek2 obat-obatan , trauma mekanis/ jaringan, edema
jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.
2. Fatigue b.d. Proses persalinan.
3. PK: Perdarahan
4. Resiko infeksi b.d. Trauma jaringan, prosedur invasive.
5. Kurang perawatan diri: makan/minum/mandi/hygiene, toileting, berpakaian b.d kelemahan fisik

RENCANA KEPERAWATAN
KALA I
No Dx. Kep Tujuan Intervensi
1 Nyeri b.d.
Fisiologis:
his dan
penurunan
kepala ke
panggul
Setelah 6 jam
tindakan
keperawatan ibu
mampu beradaptasi
dengan nyerinya
Kriteria:
Ibu mampu
melakukan pursed
lip breathing.
Tidak mengejan
sebelum waktunya.
1. Managemen nyeri
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang
meliputi lokasi, karakteristik, awitan, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau berat dan faktor presipitasi
Ekspresikan penerimaan tentang nyeri
Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap
misinformasi
2. Manajemen lingkungan
Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik
seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak
keringat atasi dengan cara: gunakan kipas angina/AC,
Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya
3. Edukasi : prosedur/perawatan
Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non
farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi,
pengaturan posisi yang nyaman
Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang
dapat diberikan; lakukan perubahan posisi, sarankan ia
untuk berjalan, dll.
Anjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum
pembukaan lengkap
Anjurkan ke keluarga intuk mendampingi dan
melakukan massage pada punggung/ paha ibu
4. Edukasi : proses penyakit
Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri
Berikan penjelasan tentang proses/waktu
penyembuhan/rencana/intervensi
5. Manajemen medikasi
Berikan analgetik sesuai program
Evaluasi keefektifan analgetik
Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan

2 Cemas b.d.
Krisis
situasional:
Kemajuan
persalinan,
nyeri
Kecemasan ibu
berkurang setelah
tindakan 1 jam
Kriteria:
Ibu tampak rileks.
Menyatakan
1. Reduksi cemas
Lakukan pengkajian cemas ibu.
Tentukan derajat cemas ibu.
Bantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah,
ketakutan dan kesakitan.
Jaga hak privasi ibu dalam persalinan.
persalinan. kecemasan
berkurang.
Jelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang
terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan
hasil-hasil pemeriksaan.
Ajarkan teknik reduksi cemas: Distraksi/relaksasi.
Motivasi keluarga untuk mendampingi ibu selama
proses melahirkan.
Evaluasi keefektifan tindakan yang telah diberikan.
3 Resiko
infeksi b.d.
Ketuban
pecah,
pemeriksaan
dalam
berulang.
Setelah tindakan 3
jam ibu
menunjukkan
menunjukkan
kontrol terhadap
infeksi.
Kriteria:
Ibu bebas dari tanda
dan gejala infeksi.
Ibu mampu
menjelaskan tanda
dan gejala infeksi.

1. Kontrol infeksi
Terapkan pencegahan universal
Berikan hygiene yang baik.
2. Proteksi infeksi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Gunakan sarung tangan steril dalam tindakan
pemeriksaan dalam.
Pertahankan kesterilan selama melakukan tindakan
3. Monitor tanda vital
Pantau suhu tubuh dan denyut nadi tiap 8 jam
4. Managemen lingkungan
Batasi pengunjung yang sedang demam
Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan
5. Managemen eliminasi urine
Monitor potensi kateter, pantau karakteristik urine,
jaga hygiene genetalia.
6. Pendidikan kesehatan
Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi
risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
7. Administrasi medikasi
Berikan antibiotik sesuai program


KALA II
No Dx. Kep Tujuan Intervensi
1 Nyeri b.d.
Fisiologis:
Proses
persalinan.
Setelah 15 menit
tindakan
keperawatan ibu
mampu beradaptasi
dengan nyerinya
Kriteria:
Ibu mampu
mengatur pola
nafas ketika
meneran.
Ibu mampu
meneran dengan
tepat dan benar.
Tidak terjadi ruptur
di perineum.
1. Managemen nyeri
Lakukan pengkajian nyeri PQRST.
Ekspresikan penerimaan tentang nyeri
Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap
misinformasi
Ketika ibu meneran berdiri di belakang ibu untuk
mensupport ibu meneran.
Berikan bantal pada bawah punggung dan Bantu
support kedua tungkai ibu.
Bantu memimpin pola nafas ibu.
Anjurkan ibu utk merilekskan otot dasar pelvis.
Membantu ibu merubah posisi jk perlu atau jk dlm 20
mnt tdk ada perkembangan.
2. Manajemen lingkungan
Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik
seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak
keringat atasi dengan cara: gunakan kipas angina/AC,
Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya
3. Edukasi : prosedur/perawatan
Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non
farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi,
pengaturan posisi yang nyaman
Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang
dapat diberikan; lakukan perubahan posisi, sarankan ia
untuk berjalan, dll.
Anjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum
pembukaan lengkap
Anjurkan ke keluarga intuk mendampingi dan
melakukan massage pada punggung atau paha ibu.
Anjurkan ibu mengatur pola nafas :sebelum meneran
tarik dua kali nafas dlm lalu baru meneran, ulangi lagi
sampai berakhirnya kontraksi dan berhenti meneran
Anjurkan pada ibu untuk konsentrasi saat meneran
5. Edukasi : proses penyakit
Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri
Berikan penjelasan tentang proses/waktu
penyembuhan/rencana/intervensi
6. Manajemen medikasi
Berikan analgetik sesuai program
Evaluasi keefektifan analgetik
Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan



KALA III
No Dx Kep Tujuan Intervensi
1 Nyeri b.d.
Fisiologis:
Involusi
uterus, luka
episiotomi.
Setelah tindakan 15
menit ibu mampu
beradaptasi dengan
nyerinya.
Kriteria:
Tampak tenang.
Menyatakan dapat
menahan nyeri.
1. Managemen nyeri
Lakukan pengkajian nyeri PQRST.
Monitor pelepasan plasenta.
Lakukan pemijatan pada fundus uteri.
Lakukan perawatan/memperbaiki perineum.
Anjurkan ibu untuk menggunakan tehnik nafas dalam
untuk mengurangi rasa nyeri


Anjurkan suami/keluarga untuk menemani ibu.
2. Manajemen lingkungan
Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik
seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
3. Edukasi : prosedur/perawatan
Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non
farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi,
pengaturan posisi yang nyaman
Anjurkan pada ibu untuk konsentrasi saat meneran
Beri dukungan pada ibu untuk beradaptasi dengan
bayi.
7. Edukasi : proses penyakit
Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri
5. Manajemen medikasi
Berikan analgetik sesuai program
Evaluasi keefektifan analgetik
Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan



2 Risiko
infeksi b.d.
Trauma
jalan lahir
(luka
episiotomi).
Kontrol infeksi
selama perawatan 3
hari. Kriteria:
Tidak terdapat
tanda-tanda infeksi.
1. Infection control
Terapkan pencegahan universal.
Berikan hygiene yang baik.
Jahit luka dengan teknik aseptic
Jaga kesterilan alat yang digunakan.
Gunakan sarungtangan steril dalam melakukan
rindakan.
2. Infection protection
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
Amati faktor-faktor yang menaikkan
infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi
luka, nutrisi dan hidrasi tidak adekuat, penurunan
suplai darah.
3. Vital sign monitoring
Monitor tanda vital.
4. Environmental management
Batasi penunggu.
Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan.
5. Incision site care
Rawat luka post episiotomi dengan cara steril.
Pantau kondisi luka, waspadai tanda-tanda infeksi
6. Health Education
Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi
risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
7. Administrasi medikasi
Berikan antibiotik sesuai program

KALA IV
No Dx Kep Tujuan Intervensi
1 Fatigue b.d.
Proses
persalinan.

Ibu mampu
melakukan
konservasi energi
stelah tindakan 6
jam. Kriteria:
Ibu menyatakan
lelah berkurang.
Ibu mampu
mengatur pola
istirahat-aktivitas.
1. Konservasi energi
Monitor tingkat kelemahan ibu.
Monitor tanda-tanda vital ibu.
Berikan periode istirahat yang cukup.
Fasilitasi ibu untuk istirahat.
Berikan makanan/nutrisi pada ibu.
Berikan tambahan minuman peroral pada ibu
Berikan suplai oksigen yang cukup bagi ibu.
Ciptakan lingkungan yang tenang.


Batasi aktivitas ibu.
Libatkan keluarga untuk memberikan support.

2 PK:
Perdarahan
Perawat mampu
meminimalkan
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
perdarahan.
Monitor tanda-tanda vital ibu.
Monitor tanda-tanda perdarahan.
Monitor pemeriksaan laboratorium.
Pantau keadaan ibu.
Kolaborasi pemberian antihemoragik dan transfusi jika
perlu.
Anjurkan ibu untuk melapor jika merasa keluar darah
banyak.
Ajarkan tanda-tanda perdarahan pada ibu dan
keluarganya.






3 Resiko
infeksi b.d.
Trauma
jaringan,
prosedur
invasive.
Kontrol infeksi
selama perawatan 6
hari. Kriteria:
Tidak terdapat
tanda-tanda infeksi.
Ibu menyatakan
1. Infection control
Terapkan pencegahan universal
Berikan hygiene yang baik
2. Infection protection
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
Amati faktor-faktor yang menaikkan
tidak terdapat tanda
infeksi.
infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi
luka, nutrisi dan hidrasi tidak adekuat, penurunan
suplai darah
3. Vital sign monitoring
Pantau suhu tubuh dan denyut nadi tiap 8 jam
4. Environmental management
Batasi pengunjung yang sedang demam
Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan
5. Incision site care
Rawat luka post operasi dengan cara steril.
Pantau kondisi luka, waspadai tanda-tanda infeksi
6. Post parTal care
Pantau produksi lochea, pantau kondisi vagina
Pantau kondisi uterus
7. Urinary elimination management
Monitor potensi kateter, pantau karakteristik urine,
jaga hygiene genetalia.
8. Health Education
Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi
risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
9. Administrasi medikasi
Berikan antibiotik sesuai program.


4 Kurang
perawatan
diri:
makan/minu
m/mandi/hy
giene,
Ibu mampu
menunjukkan
kemampuan
perawatan diri:
aktifitas untuk
pemenuhan
1. Self care assistance : batuhing/hygiene
Anjurkan keluarga ibu untuk memfasilitasi klien
mandi
Anjurkan ibu untuk mandi sebersih mungkin terutama
daerah genitalia
2. Self care assistance : feeding
toileting,
berpakaian
b.d
kelemahan
fisik
kebutuhan sehari-
hari.
Kriteria:
Ibu mampu
melaksanakan
perawatan diri,
aktifitas untuk
pemenuhan
kebutuhan sehari-
hari dengan
partisipasi/bantuan
minimal
Keluarga
berpartisipasi dalam
perawatan diri ibu.
Anjurkan ibu untuk makan dengan cara duduk, makan
secara mandiri atau dengan bantuan
Anjurkan keluarga untuk memberi kesempatan ibu
untuk mandiri
3. Self care assitance : toileting
Berikan privacy selama eliminasi sesuai kebutuhan
Anjurkan keluarga untuk memfasilitasi kebutuhan
eliminasi ibu.
Intruksikan ibu/keluarga untuk menjaga kebersihan
setelah eliminasi
4. Self care assistance dressing/grooming
Bantu ibu berpakaian
Kaji kemampuan ibu berpakaian
Demonstrasikan cara membantu ibu berpakaian.
5. Health Education
Anjurkan kepada keluarga untuk membantu pasien
memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan secara
bertahap.
Jelaskan manfaat perawatan diri mandiri terhadap
penyembuhan.




DAFTAR PUSTAKA

Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, penerbit
yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, penerbit
yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gede, 2001, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana, EGC,
Jakarta
Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta
Sarwono, 1989, Ilmu Bedah kebidanan, Yayasan sarwono, Jakarta.

You might also like