You are on page 1of 3

TINEA KORPORIS

Tinea korporis adalah penyakit karena infeksi jamur dermatofita pada kulit halus (glabrous
skin) seperti di daerah muka, leher, badan, lengan, dan gluteal. Faktor yang berpengaruh
disini adalah keadaan lembab oleh karena keringat dan obesititas
SINONIM
Sinonim dari Tinea Korporis adalah Tinea sirsinata, Tinea glabrosa, Scherende Flechte,
kurap, herpes sircine trichophytique.
ETIOLOGI
enyebab tersering Tinea Korporis adalah Trichophyton rubrum dan Trichophyton
mentagrophytes.
GEJALA
asien mengeluh gatal yang kadang!kadang meningkat "aktu berkeringat.
GAMBARAN KLINIS
Kelainan yang dilihat dari Tinea korporis dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong,
berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang!kadang dengan #esikel dan papul di tepi.
$aerah tengahnya biasanya lebih tenang, sementara yang di tepi lebih aktif (tanda
peradangan lebih jelas) yang sering disebut dengan sentral healing. Kadang!kadang terlihat
erosi dan krusta akibat garukan. %esi!lesi pada umumnya merupakan bercak!bercak terpisah
satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi!lesi dengan pinggir yang
polisiklik, karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu. &entuk dengan tanda radang yang
lebih nyata, lebih sering dilihat pada anak!anak daripada orang de"asa karena umumnya
mereka mendapat infeksi baru pertama kali.
ada tinea korporis yang menahun, tanda radang mendadak biasanya tidak terlihat lagi.
Kelainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersama!sama dengan kelainan pada
sela paha. $alam hal ini disebut tinea corporis et cruris atau sebaliknya tinea cruris et
corporis.
DIAGNOSIS
$iagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis, hasil pemeriksaan sediaan langsung yang
positif dan biakan. Kadang ' kadang diperlukan pemeriksaan dengan lampu (ood, yang
mengeluarkan sinar ultra#iolet dengan gelombang )*+, -
o
. emeriksaan sediaan langsung
dengan K./ 0,!1,2 bila positif memperlihatkan elemen jamur berupa hifa panjang dan
artrospora.
emeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan
basah dan untuk menentukan spesies jamur. emeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan
bahan klinis pada media buatan. 3ang dianggap paling baik pada "aktu ini adalah medium
agar dekstrosa Sabouraud. &iakan memberikan hasil lebih cukup lengkap, akan tetapi lebih
sulit dikerjakan, lebih mahal biayanya, hasil diperoleh dalam "aktu lebih lama dan
sensiti#itasnya kurang (4 *,2) bila dibandingkan dengan cara pemeriksaan sediaan
langsung.
DIAGNOSA BANDING
Tidaklah begitu sukar untuk menentukan diagnosis tinea korporis pada umumnya, namun ada
beberapa penyakit kulit yang dapat mericuhkan diagnosis itu, misalnya dermatitis seboroika,
psoriasis, dan pitiriasis rosea.
Kelainan kulit pada dermatitis seboroika selain dapat menyerupai tinea korporis, biasanya
dapat terlihat pada tempat!tempat predileksi, misalnya di kulit kepala (scalp), lipatan!lipatan
kulit, misalnya belakang telinga, daerah nasolabial, dan sebagainya.. Kulit kepala berambut
juga sering terkena penyakit ini. 5ambaran klinis yang khas dari dermatitis seboroika adalah
skuamanya yang berminyak dan kekuningan.
itiriasis rosea, yang distribusi kelainan kulitnya simetris dan terbatas pada tubuh dan bagian
proksimal anggota badan, sukar dibedakan dengan tinea korporis tanpa herald patch yang
dapat membedakan penyakit ini dengan tinea korporis. erbedaannya pada pitiriasis rosea
gatalnya tidak begitu berat seperti pada tinea korporis, skuamanya halus sedangkan pada
tinea korporis kasar. emeriksaan laboratoriumlah yang dapat memastikan diagnosisnya.
soriasis pada stadium penyembuhan menunjukkan gambaran eritema pada bagian pinggir
sehingga menyerupai tinea. erbedaannya ialah pada psoriasis terdapat tanda!tanda khas
yakni skuama kasar, transparan serta berlapis!lapis, fenomena tetes lilin, dan fenomena
auspit6. soriasis dapat dikenal dari kelainan kulit pada tempat predileksi, yaitu daerah
ekstensor, misalnya lutut, siku, dan punggung
PENGOBATAN
Pengobatan topikal7
a. Kombinasi asam salisilat ()!*2) dan asam ben6oat (*!012) dalam bentuk salep
(Salep (hitfield).
b. Kombinasi asam salisilat dan sulfur presipitatum dalam bentuk salep (salep 1!8, salep
)!0,)
c. $eri#at a6ol 7 mikona6ol 12, klotrimasol 02, ketokona6ol 02 dll.
Pengobatan sistemik7
a. 5riseoful#in +,, mg sehari untuk de"asa, sedangkan anak!anak 0,!1+ mg9kg&&
sehari.
%ama pemberian griseoful#in pada tinea korporis adalah )!8 minggu, diberikan bila
lesi luas atau bila dengan pengobatan topikal tidak ada perbaikan.
b. Ketokona6ol 1,, mg per hari selama 0, hari ' 1 minggu pada pagi hari setelah makan
-ntibiotika diberikan bila terdapat infeksi sekunder.
ada kasus yang resisten terhadap griseoful#in dapat diberikan derii#at a6ol seperti
itrakona6ol, flukona6ol dll.
PENCEGAAN
Faktor!faktor yang perlu dihindari atau dihilangkan untuk mencegah terjadi tinea korporis
antara lain 7
a. :engurangi kelembaban dari tubuh pasien dengan menghindari pakaian yang panas
(karet, nylon), memperbaiki #entilasi rumah dan menghindari berkeringat yang
berlebihan.
b. :enghindari sumber penularan yaitu binatang, kuda, sapi, kucing, anjing, atau kontak
pasien lain.
c. :enghilangkan fokal infeksi ditempat lain misalnya di kuku atau di kaki.
d. :eningkatkan hygiene dan memperbaiki makanan.
e. Faktor!faktor predisposisi lain seperti diabetes mellitus, kelaian endokrin yang lain,
leukemia, harus dikontrol.
&eberapa faktor yang memudahkan timbulnya residif pada tinea kruris harus dihindari
atau dihilangkan antara lain 7
! Temperatur lingkungan yang tinggi, keringat berlebihan, pakaian dari karet atau
nilon.
! ekerjaan yang banyak berhubungan dengan air misalnya berenang
! Kegemukan , selain faktor kelembaban, gesekan kronis dan keringat berlebihan
disertai higiene yang kurang, memudahkan timbulnya infeksi jamur.
PROGNOSIS
rognosis pada umumnya baik.

You might also like