You are on page 1of 23

STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN

HALUSINASI PADA PERTEMUAN I



A. Masalah Utama : Halusinasi
Nama Pasien : Tn. B
Tanggal SP : 8 Desember 2013
Pertemuan : Pertama
Kondisi Pasien :
Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar
Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan isinyatidak
jelas serta melihat setan-setan.
B. Diagnosa keperawatan : Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar

C. Tujuan
1. Tujuan umum : Pasien tidak menciderai diri, orang lain dan lingkungan
2. Tujuan khusus :
a. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
b. Pasien dapat mengontrol halusinasinya
c. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

D. Strategi Pelaksanaan
SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara
mengontrolhalusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara pertama: menghardik halusinasi

1. Fase orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi Bapak perkenalkan nama saya Xy. Saya biasa dipanggil
X, saya dinas pagi dari jam 07.00 sampai siang nanti jam 14.00. Kalau
boleh kenalan nama Bapak siapa ? Suka dipanggil apa ? Wah bagus sekali
namanya.
2) Evaluasi / Validasi
Sudah berapa lama Bapak di sini ? Apakah Bapak masih ingat siapa
yang membawa kesini ? bagaimana perasaan Bapak saat ini? Apa keluhan
Bapak saat ini ?
3) Kontrak
Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang
selama ini Bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk?
Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit ?
2. Fase kerja
Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu
? Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling
sering D dengar suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara
itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?Apa yang bapak rasakan pada saat
mendengar suara itu?Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah
dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara
untuk mencegah suara-suara itu muncul?bapak , ada empat cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua,
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.Bagaimana kalau
kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik. Caranya sebagai berikut:
saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya tidak mau dengar,
Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara
itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, bagus! Coba lagi!
Ya bagus bapak D sudah bisa
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan tadi ?
b. Evaluasi obyektif
Bapak tadi sudah melakukan latihan mengontrol halusinasi dengan
cara mengusir suara yang bapak dengar, sekarang coba Bapak lakukan
latihan lagi saya mau lihat.
c. Rencana tindak lanjut
Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebutyang
telah saya ajarkan tadi, atau jika dengan teknik tersebut tidak berkurang
Bapak bisa memanggil perawat yang ada di sini.
d. Kontrak
bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi
dalam jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi
untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang
kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita
akan berlatih?Dimana tempatnya




STRATEGI PELAKSANAAN

1. Masalah Utama : Perilaku Kekerasan
Nama Pasien : Ny. N
Tanggal SP : 10 Desember 2013
Pertemuan : Pertama
Kondisi Pasien : Klien tampak tegang saat bercerita, Pembicaraan klien kasar jika
dia menceritakan marahnya, Mata melotot, pandangan
tajam, Mengancam secara verbal dan fisik, Tangan
mengepal, Berteriak/menjerit dan Memukul
2. Diagnosa keperawatan :Perilaku kekerasan
3. Tujuan
a. SP 1 : Menarik nafas dalam
b. Tujuan khusus :
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
6) Membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol fisik 1 (nafas dalam)
7) Menganjurkan pasien untuk memasukan dalam kegiatan harian



4. Strategi Pelaksanaan
1.) Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mbak perkenalkan nama saya XY. Saya biasa dipanggil X,
saya dinas pagi dari jam 07.00 sampai siang nanti jam 14.00. Kalau boleh
kenalan nama mba siapa ? Suka dipanggil apa ? Wah bagus sekali
namanya.
b. Evaluasi / Validasi
Sudah berapa lama Mbak N di sini ? Apakah Mbak N masih ingat siapa
yang membawa kesini ? bagaimana perasaan Mbak N saat ini? Masih ada
perasaan kesal atau marah ?
c. Kontrak
Baik sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan latihan fisik untuk cara yang lain ? Seperti latihan nafas dalam.
Mbak N mintanya ngobrol berapa menit ? bagaimana kalau 10 menit ? Di
mana kita ngobrolnya ? Bagaimana kalau duduk di kursi itu ?
2.) Fase kerja
Apa yang menyebabkan Mba N marah?. Saat Mba N sedang marah apa
yang akan Mba rasakan? Apakah dada Mba berdebar-debar lebih kencang? Atau
Mata melotot?. Saat Mba N marah apa yang Mba lakukan?. Apakah dengnan
cara itu marah / kesal Mba dapat terselesaikan?. Ya tentu tidak, apa kerugian
yang Mba N alami? Betul Mba jadi masuk ke ruang Isolasi. Pertama mari kita
coba melakukan latihan tarik napas dalam. Sekarang Mba N bisa berdiri atau
duduk rilexs, lalu tarik napas dalam dari hidung tahan sebentar, lalu keluarkan
perlahan-lahan melalui mulut. Ini dilakukan sebanyak 5 kali ya Mba?. Sekarang
coba Mba lakukan bagaimana latihan napas dalam? Pertam tarik napas melalui
hidung, ya seperti itu Mba bagus, kemudian hembuskan melalui mulut. Ini
dilakukan selam 5 kali ya Mba. Ayo sekarang lakukan kembali, tarik napas
dalam-dalam melalui hidung, Mba N rasakan betapa sejuknya udara bersih yang
masuk ke paru-paru kita, kemudian hembuskan pelan-pelan melalui mulut, ya
seperti itu Mba, Bagus. Nah...Mba N tadi telah melakukan latiahan teknik
relaksasi napas dalam, bagaimana kalau latihan ini kita buat jadwal kegiatan
sehari-hari Mba? Baik kita masukkan ya ke jadwal kegiatan sehari-hari Mba?
Kapan waktu yang Mba N inginkan untuk melakukan latihan ini? Bagaimana
kalau setiap jam 09.00 pagi?
3.) Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan Mba N setelah latihan nafas dalam tadi ?
b. Evaluasi obyektif
Mba N tadi sudah melakukan latihan mengendalikan marah dengan cara
fisik pertama (nafas dalam) coba Mba N lakukan latihan lagi saya mau lihat.
c. Rencana tindak lanjut
Mba, jika Mba N ingin merasa marah lagi pada saat saya tidak ada, Mba
dapat melakukan sendiri teknik relaksasi napas dalam yang telah saya
ajarkan tadi, atau jika dengan teknik ini rasa marah Mba N tidak berkurang
Mba bisa memanggil perawat yang ada di sini.
d. Kontrak
Baik Mba N kita sudah selesai berbincang-bincangnya, bagaimana
kalau besok pagi jam 08.00 saya datang dan kita latihan cara fisik yang
kedua pukul kasur dan bantal untuk mencegah atau mengontrol marah,
Mbak Y mau ngobrolnya di mana ? Bagaimana kalau di sini saja ?

STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK
PASIEN DENGAN WAHAM
PERTEMUAN PERTAMA

Masalah utama : Waham

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak
(diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung.
2. Diagnosa keperawatan
Waham
3. Tujuan khusus
a. Tujuan umum
Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
b. Tujuan khusus
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
2) Pasien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
3) Pasien dapat berhubungan dengan realitas
4) Pasien dapat menggunakan obat dengan benar



4. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase orientasi
Selamat pagi bapak. Perkenalkan saya perawat XY, panggil saja saya X. Saya
perawat yang akan merawat bapak, jadi segala sesuatu yang terjadi sama bapak
akan menjadi tanggung jawab saya. Kalau boleh tau nama bapak siapa? Bapak
suka dipanggil apa? Bapak, tujuan saya disi akan membantu untuk menyelesaikan
masalah bapak.
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Berdasarkan catatan keperawatan yang ada
bapak suka curiga sama orang lain, bapak menganggap orang lain utusan bapak,
bapak mudah tersinggung. Apakah benar bapak?
Baik bapak, sekarang kita akan mencoba mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi selama dirumah maupun dirumah sakit. Bapak mintanya berapa menit?
Bagaimana kalo 15 menit? Dimana tempatnya?
2. Fase kerja
Coba ceritakan kepada saya apa saja kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh bapak
selama dirumah dan dirumah sakit? Coba sekarang kita buat jadwal apa saja
aktivitas yang bisa bapak lakukan? Jadi yang bapak bisa lakukan ada .... yaitu ....
bagus sekali bapak, bapak sudah bisa menilai kemampuan yang bapak miliki.
3. Fase terminasi
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tadi?,,,Bapak tadi sudah
menceritakan kepada saya tentang apa yang tidak terpenuhi selama dirumah dan
dirumah sakit dan tadi kita sudah selesai membuat jadwal aktifitas bapak. Coba
ceritakan kembali kemampuan apa yang bapak bisa lakukan???? Baik bapak, nanti
diingat-ingat kembali aktivitas yang bisa bapak lakukan.
Bapak, saya senang sekali bisa berbincang-bincang sama bapak. Bagaimana kalo
nanti jam 12 kita berbincang-bincang lagi? Tempatnya dimana? Waktunya berapa
menit? Topiknya nanti realitas.





















STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Harga diri rendah
Pertemuan : I (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DO :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ mengahiri kehidupan, poduktifitas menurun, cemas dan takut
DS :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa,
mengkritik diri sendiri., klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri,
klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
c. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
d. Membantu klien memilih kemampuan yang akan dilatih
e. Melatih kemampuan yang dipilih klien
f. Memasukkan dalam jadwal latihan
4. Tindakan Keperawatan
Klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

B. STRATEGI PELAKSANAAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI
a. Salam Teraupetik
Selamat pagi..bapak .Nama saya XY, biasa dipanggil X. Nama..siapa ? Senang
dipanggil apa ?
b. Validasi
Bagaimana persaaan .hari ini ?Bagaimana tidurnya semalam ? Nyenyak ?
Apakah masih ingat mengapa.dibawa kesini ?
c. Kontrak
Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hobi atau
kegiatan yang .sukai ?
Mau dimana kita berbincang-bincang ?
Bagaimana kalau di ruangan ini.
Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 10 menit.
FASE KERJA
- Kalau boleh tahu, hobi...apa ?
- Kegiatan apa yang sering..lakukan dirumah ?
- Baguskegiatan yang bagus sekali.
- Apakah.sering melakukan kegiatan tersebut ?
- Apa yang menarik dari kegiatan tersebut ?
- Apa ada kegiatan lain yang biasa ..lakukan ?

FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan .. setelah kita bercakap-cakap ?
b. Evaluasi Obyektif
- Klien mampu mengungkapkan atau mengulang kembali pembicaran
- Klien mampu mempertahankan kontrak
- Klien mau melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
2. Rencana Tindak Lanjut.
Coba ingat- ingat lagi kegiatan kegiatan yang sudah
pernah.lakukan selama ini.


3. Kontrak
Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Nanti kita lanjutkan dengan
membahas tentang kemampuan yang miliki baik itu dirumah, di sini
ataupun ditempat lain. Menurutkita berbincang-bincang jam berapa ?
bagaimana kalau jam .... nanti. Dimana tempatnya ? Bagaimana kalau di kursi
belakang.















STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
MENARIK DIRI
Masalah Utama : Isolasi Sosial (Menarik Diri)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a.) Data obyektif:
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak
diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang
lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.
b.) Data subyektif:
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan
singkat, ya atau tidak.
2. Diagnosa Keperawatan :Isolasi sosial : menarik diri
B. Strategi pelaksanaan tindakan:
Tujuan khusus :
1. Klien mampu mengungkapkan hal hal yang melatarbelakangi terjadinya isolasi
sosial
2. Klien mampu mengungkapkan keuntungan berinteraksi
3. Klien mampu mengungkapkan kerugian jika tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang


Tindakan keperawatan.
1. Mendiskusikan faktor faktor yang melatarbelakangi terjadinya isolasi sosial
2. Mendiskusikan keuntungan berinteraksi
3. Mendiskusikan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal
penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan
mengajarkan pasien berkenalan
ORIENTASI (PERKENALAN):
Selamat pagi
Saya perawat xy , Saya senang dipanggil mas x, Saya mahasiswa BHamada yang akan
merawat Ibu.
Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?
Apa keluhan ibu hari ini? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan
teman-teman ibu ? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Mau berapa lama, bu? Bagaimana kalau 15 menit
KERJA:
(Jika pasien baru)
Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? Siapa yang jarang
bercakap-cakap dengan ibu? Apa yang membuat ibu jarang bercakap-cakap dengannya?
(Jika pasien sudah lama dirawat)
Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O.. ibu merasa sendirian? Siapa saja yang
ibu kenal di ruangan ini
Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?
Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang
lain?
Menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau
kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya ibu ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah ya ibu ? belajar bergaul dengan orang lain ?
Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain
Begini lho ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya T, senang dipanggil
T. Asal saya dari Flores, hobi memancing
Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama
Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?
Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya!
Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali
Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang
hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang
keluarga, pekerjaan dan sebagainya.
TERMINASI:
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?
ibu tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali
Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.
Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien
lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.
Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan
teman saya, perawat N. Bagaimana, ibu mau kan?
Baiklah, sampai jumpa.









STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO BUNUH DIRI
PERTEMUAN KE 1

Masalah Utama : Resiko Bunuh Diri

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Sedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal maupun non
verbal
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
3. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi benda benda yang dapat membahayakan pasien
b) Mengamankan benda benda yang dapat membahayakan pasien
c) Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
d) Membimbing memasukkan dalam jadwal kegiatan
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi :
Selamat pagi Pak, kenalkan saya Xy, biasa di pangil X, saya mahasiswa
STIKes Bhamada Slawi yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7
pagi 2 siang .
Bagaimana perasaan A hari ini?
Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang apa yang A rasakan selama ini.
Dimana dan berapa lama kita bicara?
2. Fase Kerja
Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A paling
merasa menderita di dunia ini? Apakah A pernah kehilangan kepercayaan diri?
Apakah A merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain?
Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering
mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat unutuk menyakiti diri
sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap A mati? Apakah A pernah mencoba
bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?
Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan
untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk
memastikan tidak ada benda benda yang membahayakan A
Karena A tampaknya mash memilikikeinginan yang kuat untuk mengakhiri
hidup A, saya tidak akan membiarkan A sendiri
Apa yang A lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?
Kalau keninginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus langsung minta
bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang
besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau
teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan.
Saya percaya A dapat mengatasi masalah.
3. Terminasi :
Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan
ingin bunuh diri?
Coba A sebutkan lagi cara tersebut!
Saya akan meneman'i A terus sampai keinginan bunuh diri hilang. (jangan
meninggalkan pasien).
Bagaimana kalau besok kita latihan aspek positif , tempat dan waktu sama
seperti ini ?
okelah kalau begitu, A bisa melanjutkan aktivitas lagi. Selamat beraktifitas
















STRATEGI PELAKSANAAN
kurang perawatan diri : mandi / hygiene
Pertemuan ke 1 ( satu )
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien tampak kotor
b. Rambut klien kusut dan acak-acakan
c. Klien bau
2. Diagnose keperawatan
Kurang perawatan diri : mandi / hygiene
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat menyebutkan pengertian dan tanda-tanda kebersihan diri
b. Klien dapat menyebutkan penyebab tidak mau mandi / menjaga kebersihan
diri

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SP )
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
selamat pagi, mas sedang apa ?kenalkan nama saya Xy..
Mas namanya siapa ?
o mas rizal arifin, senang di panggil siapa ?
mas rizal ? , o begitu, baiklah mas rizal, saya akan menemani mas rizal
kurang lebih selama 2 minggu ke depan, nanti mas bisa cerita tentang masalah
yang mas rizal alami
b. Evaluasi / validasi
bagaimana perasaan mas rizal saat ini ? oya kalau saya lihat mas rizal
tampak kusut dan tidak rapi, apa mas rizal belum membersihkan diri ?
c. Kontrak
1. Topic
bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri ?
2. Tempat
dimana kita akan berbincang-bincang ? bagaimana kalau di ruang TV ?
3. Waktu
kita akan berbincang-bincang berapa menit ? 10 menit saja ya

2. Kerja
ya.. sekarang coba mas rizal sebutkan, apa pengertian kebersihan diri ?
bagus
mas rizal tau tidak apa akibatnya kalau mas rizal tidak mandi atau malas untuk
membersihkan diri ?
Ya bagus mas rizal tau apa akibatnya
mas rizal, sekarang coba dengarkan saya akan memberikan sedikit pemahaman,
kebersihan diri itu meliputi mandi, menggosok gigi, menyabun, mengeramas
rambut
nah kalau tidak mandi badan jadi bau ; tidak menggosok gigi mulut kotor,
napas baud an gigi kotor; kalau rambut tidak di keramasi akan jadi kusut, rontok
bahkan bisa banyak kutunya

3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
bagaimana perasaan mas rizal setelah kita berbincang-bincangtentang
pengertian kebersihan diri ?
b. Evaluasi objective
jadi yang membuat mas rizal tidak mau mandi tadi apa saja ? kemudian apa
saja akibat tidak membersihkan diri coba ceritakan kembali!
Ya. Bagus
c. Rencana tindak lanjut
baiklah mas rizal, nanti di ingat-ingat lagi apa yang menyebabkan mas
rizal tidak mau mandi dan apa akibat lain, dan besok ceritakan kepada saya ya
!
d. Kontrak
1) Topic
bagaimana kalau besok kita bicarakan tentang manfaat dan cara menjaga
kebersihan diri ?
2) Tempat
Dimana kita akan bercakap-cakap, mungkin mas rizal punya pilihan
tempat yang teduh dan santai untuk mengobrol ?
3) Waktu
berapa lama kita akan bercakap-cakap ?
10 menit ? ya baiklah
Sampai jumpa besok mas rizal !

You might also like