D I S U S U N OLEH KELOMPOK 2 CHANDRA SAPUTRA (14172016) DORA INDAH LESTARI (14172006 FICA ADRIANTI (14172086) MUNADIA RISKA (14172022) SITI MAYWANI VOORWANTI (14172050)
FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ACEH BESAR 2014 2015 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...i DARTAR ISI .ii BAB I : PENDAHULUAN ...1 A. Latar belakang ........1 B. Rumusan masalah 2 C. Tujuan...2 BAB II : PEMBAHASAN..3 A. Pengertian metode ilmiah ....3 B. Sikap ilmiah .3 C. Kegunaan metode ilmiah .4 D. Kriteria metode ilmiah .....4 E. Langkah langkah metode ilmiah ...5 F. Pengertian etika ilmu ...8 G. Contoh penerapan 9 H. Penerapan etika ilmu bagi kehidupan mahkluk hidup .9 BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN ...12 A. Kesimpulan ...12 B. Saran ..12
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas METODE ILMIAH DAN ETIKA ILMU. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Aceh Besar, Oktober 2014
Penulis,
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya. Menurut Almadk (1939), metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi. Etika memang bukanlah bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Etika lebih merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis yang berhadapan dengan moralitas. Kendati demikian etika tetaplah berperan penting dalam IPTEK. Penerapan IPTEK dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari memerlukan adanya dimensi etis sebagai pertimbangan yang terkadang ikut berpengaruh dalam proses perkembangan IPTEK selanjutnya. Hakikatnya, IPTEK dipelajari untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi manusia, dan bukan sebaliknya, menghancurkan eksistensi manusia dan justru menjadikan manusia budak teknologi. Oleh karena itu, tanggung jawab etis diperlukan untuk mengontrol kegiatan dan penggunaan IPTEK. Dalam kaitan hal ini, terjadi keharusan untuk memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggung jawab pada kepentingan umum, kepentingan generasi mendatang, dan bersifat universal.[1] Keberadaan tanggung jawab etis tidak bermaksud menghambat kemajuan IPTEK. Justru dengan adanya dimensi etis yang mengendalikan, kemajuan IPTEK akan semakin berlomba-lomba meningkatkan martabat manusia sebagai tuan teknologi dan bukan hamba teknologi. Tanggung jawab etis juga diharapkan mampu menginspirasi, memacu, dan memotivasi manusia untuk mengembangkan teknologi yang IPTEK yang tidak mencelakakan manusia serta aman bagi lingkungan hidup. Pada awalnya teknologi diciptakan untuk meringankan dan membebaskan manusia dari kesulitan hidupnya. Namun manusia justru terjebak dalam kondisi konsumerisme yang semakin meningkatkan ketergantungan manusia akan teknologi dan parahnya, menjadikan manusia budak teknologi. Manusia semestinya memajukan IPTEK sesuai dengan nilai intrinsiknya sebagai pembebas beban kerja manusia. Bila tidak sesuai, maka teknologi justru akan menimbulkan ketidakadilan dalam masyarakat, karena ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Selain itu, martabat manusia akan semakin direndahkan dengan menjadi budak teknologi, berbagai penyakit sosial merebak di masyarakat, hingga pada fenomena dehumanisasi ketika manusia kehilangan peran dan fungsinya sebagai makhluk spiritual. B. Rumusan masalah 1. Pengertian Metode Ilmiah dan etika ilmu ? 2. Kriteria - kriteria apa saja yang tercantum dalam metode ilmiah? 3. Jenis jenis etika ilmu 4. Langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam membuat metode ilmiah? 5. Penerapan metode ilmiah dalam pengetahuan 6. penerapan etika ilmu dalam pengembangan ilmu pengetahuan 7. penerapan etika ilmu bagi kehidupan makhluk hidup C. Tujuan 1. memberi pengetahuan dan wawasan mengenai metode ilmiah 2. langkah-langkah pembuatan metode ilmiah 3. Untuk memahami makna metode ilmiah dan etika ilmu 4. Untuk mengetahui jenis- jenis dari etika.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN METODE ILMIAH DAN ETIKA ILMU A. pengertian metode ilmiah Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis. Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis (McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab. B. Sikap Ilmiah 1. Rasa Ingin Tahu Rasa ingin tahu merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan penelitian-penelitian demi mendapatkan sesuatu yang baru. 2. Jujur Dalam melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur, artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya. 3. Tekun Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu masalah, penelitian harus diulang- ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat. 4. Teliti Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik. 5. Objektif Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain. 6. Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.
C. Kegunaan Metode Ilmiah Dengan adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan penemuan-penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain : 1. Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan. 2. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif. 3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih teka teki.
D. Kriteria Metode Ilmiah Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut: 1. Berdasarkan Fakta Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis. 2. Bebas dari Prasangka Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak sesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana. 3. Menggunakan Prinsip Analisa Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam. 4. Menggunakan Hipotesa Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti. 5. Menggunakan Ukuran Obyektif Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan. 6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagainya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
E. Langkah Langkah Metode Ilmiah 1. Karakterisasi (Observasi dan Pengukuran) Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur.
2. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah. 3. Melakukan Eksperimen Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap. o Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen. o Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan, catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama. 4. Menyimpulkan hasil eksperimen Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis : Jangan ubah hipotesis Jangan abaikan hasil eksperimen Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
F. PENGERTIAN ETIKA ILMU Etika (Yunani Kuno: ethikos, berarti timbul dari kebiasaan) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika). Kata ilmu dalam bahasa Arab ilm yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya. Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi. Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat. Jadi apa itu etika ilmu? Dari pembahasan mengenai etika dan ilmu diatas kita bisa mengambil sebuah pengertian mengenai etika ilmu Etika ilmu merupakan suatu analisis yang penerapannya diambil dari konsep benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui apa yang akan dianalisis (diyakini) Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. G. Contoh penerapan metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. H. Penerapan etika ilmu bagi kehidupan mahkluk hidup Ilmu pengetahuan merupakan salah satu dari 7 unsur kebudayan universal yang dihasilkan manusia yakni sistem mata pencaharian,sistem kepercayaan,bahasa,sistem kemasyarakatan,kesenian,sistem ilmu pengetahuan,dan sistem peralatan hidup . Dalam penerapannya,ilmu pengetahuan secara otomatis menghasilkan apa yang disebut teknologi .Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, maka kita pun mengenal istilah IPTEK(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).Ilmu pengetahuan bersifat teoretis dan tidak berbentuk sedangkan teknologi bersifat praktis dan berbentuk.Pada hakikatnya,ilmu pengetahuan dipelajari untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi manusia di bumi.Teknologi diciptakan untuk meringankan dan membebaskan manusia dari kesulitan-kesulitan hidupnya yang sarat dengan keterbatasan.Apa yang tadinya dikerjakan oleh tangan manusia telah digantikan oleh mesin sehingga lebih efektif dan efisien. Sebagai sebuah entitas pada dasarnya ilmu pengetahuan bersifat independen(bebas dari nilai),tetapi disisi lain sebagai instrumen(alat dan proses) keberadaannya koheren,tergantung,dan diarahkan.Siapa yang mengarahkan?jawabannya tidak lain adalah manusia sendiri sebagai subyek ilmu pengetahuan itu sendiri.Etika memang bukan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi,tetapi penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat memerlukan adanya dimensi etis sebagai alat kontrol bagi pengembangan iptek agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.Dalam hal ini terjadi keharusan untuk memperhatikan kodrat manusia,martabat manusia,menjaga keseimbangan ekosistem,bertanggung jawan kepada kepentingan umum,kepentingan generasi mendatang,dan bersifat universal . Adanya tanggung jawab etis tidak dimksudkan untuk menghambat kemajuan ilmu pengetahuan,tetapi dengan adanya tanggung jawab etis diharapkan mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi manusia untuk mengembangkan teknologi yang nantinya akan mengangkat kodrat dan martabat manusia . Saat ini,perkembangan teknologi komunikasi sudah banyak sekali menghasilkan alat yang ditujukan untuk memperlancar komunikasi dan memperpendek jarak yang tadinya menjadi penghalang bagi sampainya informasi kepada komunikan.Adanya televisi,komputer,handphone,serta teknologi 3G dan 4G yang mengusung Super Highway Communication dengan electronic mail telah memungkinkan manusia untuk mendapatkan dan mengakses informasi dengan cepat dalam waktu yang sangat singkat.Meminjam istilah yang digunakan oleh Yasraf Pillian(2004),dunia ini telah dilipat ,jarak beribu-ribu kilometer tidak lagi menjadi penghalang bagi sampainya informasi kepada orang lain meskipun berbeda negara.Dengan teknologi satelit,berita tentang terjadinya tsunami di Aceh telah sampai ke telinga berjuta-juta manusia di dunia dalam waktu yang sangat singkat tanpa perlu menunggu satu dua hari. Namun dalam penerapannya,ilmu pengetahuan selalu mempunyai bias negatif dan destruktif.Sekarang ini manusia justru terjebak ke dalam budaya konsumerisme sebagai akibat dari ketergantungan manusia akan teknologi.Contohyang paling nyata adalah kehadiran handphone dalam masyarakat.Sebagai teknologi baru,handphone telah merambah ke berbagai kalangan mulai dari kalangan ekonomi atas,menengah,sampai kalangan ekonomi bawah.Handphone bukanlah barang mewah lagi seperti dulu ,saat ini seorang tukang becak,pedagang asongan,supir angkot dan keneknya tidak jarang yang telah memiliki benda kecil ini.Handphone telah menjadi semacam gaya hidup bagi para pemiliknya.Kepemilikan atas barang-barang yang bersifat material telah menjadi salah satu tolak ukur bagi masyarakat yang ingin dikatakan modern.Mereka yang tidak ingin dikatakan ketinggalan zaman akan rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk membeli handphone dan segala aksesorisnya meskipun banyak hal lain di luar handphone yang lebih penting untuk dibeli.Orang berlomba-lomba untuk memiliki hanphone dengan fitur-fitur terbaru yang telah muncul di pasaran.Semakin banyaklah dari mereka berganti-ganti model handphone karena gengsinya.Di kalangan mahasiswa kita saja dapat dihitung berapa orang yang masih setia dengan hp monophonicnya, tidak berwarna apalagi berkamera.Tidak berkamera dan tidak berwarna tidak apa-apa yang penting pholiponic. Sebenarnya kecanggihan teknologi alat komunikasi sekarang ini sangat membantu manusia dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari apalagi bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu karena harus berhadapan dengan setumpuk pekerjaan yang harus segera diselesaikan.Dengan dilengkapi fitur email dan internet orang tidak perlu lagi pergi ke warnet untuk mengirim dan mengakses data yang dibutuhkan.Fasilitas kamera dan video yang ada telah memungkinkan kita untuk dapat membuat film meskipun tidak lama.Namunseperti yang telah saya katakan diatas,ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya selalu menimbulkan bias negatif dan destruktif.Maka tidak mengherankan kalau handphone pun sebagai produk teknologi telah disalahgunakan oleh sebagian orang.Masih segar dalam ingatan kita kasus slkandal PNS Klaten dan kasusYahya Zaini dan pedangdut Maria Eva tentang rekaman video porno mereka berdua yang telah tersebar luas di kalangan publik Kecanggihan teknologi seharusnya digunakan sesuai dengan kebutuhan karena kalau tidak justru akan mencelakakan kita sendiri bahkan oranglain.Tidak sedikit kita temui kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan seorang pengendara mobil yang karena asyik berbicara dengan lawan bicaranya melalui handphone ketika menyetir.Meskipun saat ini sudah banyak handphone yang telah dilengkapi dengan alat handsfree agar tangan kita tidak perlu lagi memegangnya saat menyetir,hal ini tetap saja berbahaya.Melakukan komunikasi-dalam hal ini adalah berbicara melalui handphone-juga membutuhkan konsentrasi yang tidak sedikit dan hal ini akan mengurangi konsentrasi kita saat menyetir. Dari kedua contoh tadi disinilah kita lihat betapa pentingnya peran etika untuk ikut mengontrol perkembangan iptek dan penerapannya dalam kehidupan agar tidak bertentangan dengan nilai- nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat sehingga tidak merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Kritria yang termasuk ke dalam metode ilmiah adalah Berdasarkan fakta, Bebas dari prasangka, Menggunakan prinsip-prinsip analisa, Menggunakan hipotesa, Menggunakan ukuran objektif danMenggunakan teknik kuantifikasi Langkah-langkah dalam membuat metode ilmiah adalah Hipotesis, Melakukan eksperimen dan Menyimpulkan eksperimen Etika (Yunani Kuno: ethikos, berarti timbul dari kebiasaan) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moralEtika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
B. Saran Kami dari kelompok dua menyarankan kepada para pembaca agar lebih teliti mengananalisis isi makalah kami. Karena kami menyadari bahwa dalam isi makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan kesalahan maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi makalah kami yang akan datang kami terima denagn hati terbuka.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita