You are on page 1of 26

1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masalah gizi dan nutrisi pada bayi adalah hal yang sangat penting, karena
periode usia bayi merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan awal yang akan
menentukan kualitas kesehatan seseorang selanjutnya. Ada empat standard emas
pemberian nutrisi pada bayi, yakni inisiasi meyusui dini (IMD) sejak lahir, pemberian
ASI ekslusif pada usia 0-6 bulan, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI)
buatan rumah mulai dari usia 6-12 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan terus sampai
usia 2 tahun. Keempat pilar ini merupakan rekomendasi dunia, baik WHO maupun
UNICEF.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa Air Susu Ibu (ASI) merupakan
makanan terbaik dan utama bagi bayi, karena didalam ASI terkandung antibodi yang
diperlukan bayi untuk melawan penyakit-penyakit yang menyerangnya. Pada dasarnya
ASI adalah imunisasi pertama karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan antara lain
imunoglobin. Bayi yang tidak mendapat ASI beresiko terhadap infeksi saluran pernafasan
(seperti batuk, pilek) diare dan alergi (Soekirman, 2006). Namun saat ini pemberian ASI
eksklusif semakin menurun, penyebab menurunnya pemberian ASI eksklusif adalah
kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingya pemberian ASI eksklusif, pemasaran susu
formula, faktor sosial, ekonomi. Selain itu juga masih banyak masyarakat yang suka
memberi MPASI terlalu dini (Agnes, 2007).
2

United Nation Childrens Fund (UNICEF) menyebutkan beberapa hal yang
menyebabkan rendahnya pemberian ASI yaitu ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI,
serta informasi yang kurang tentang penjelasan dan penyuluhan tentang ASI ekslusif. Hal
tersebut didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan di Jakarta yang menunjukkan
hasil lebih dari 50% bayi yang berumur 2 bulan mendapatkan susu formula karena
informasi yang kurang, serta pemasaran oleh produsen susu formula juga merupakan
faktor penghambat terbentuknya kesadaran orang tua dalam memberikan ASI ekslusif
(Nuryati, 2007). Permasalahan tentang pencapaian ASI ekslusif bukan permasalahan
nasional saja, tetapi juga mencakup permasalahan lokal di wilayah kerja Puskesmas
Lempake Kota Samarinda. Data tahun 2013 di Puskesmas Lempake menunjukkan bahwa
hanya 22% ibu menyusui yang memberikan ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan, yang
berarti menunjukkan masih kurangnya pengetahuan para ibu yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Lempake mengenai pentingnya ASI ekslusif bagi anak mereka.
Pemerintah Indonesia sebenarnya sangat mendukung pemberian ASI ekslusif oleh
ibu kepada bayinya. Hal ini dapat terlihat dengan adanya Undang-Undang Kesehatan No.
36 tahun 2009 Pasal 128, yang menekankan pada hak bayi untuk mendapatkan ASI
ekslusif kecuali atas indikasi medis, dan ancaman hukuman pidana bagi yang tidak
mendukungnya, termasuk diantaranya para petugas kesehatan (UU RI, 2009). Namun
masih banyak pihak yang melanggar peraturan tersebut, salah satunya adalah karena
faktor ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan mengenai ASI ekslusif itu sendiri. Oleh
karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penetian
mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur
0-6 bulan di Posyandu Kemuning Puskesmas Lempake Kota Samarinda.


3

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan suatu permasalahan
penelitian yaitu menegenai bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI
eksklusif pada bayi mur 0-6 bulan di Posyandu Kemuning Puskesmas Lempake Kota
Samarinda.
3. Tujuan Penelitian
3.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang
pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Posyandu Kemuning
Puskesmas Lempake Kota Samarinda.
3.2. Tujuan Khusus
3.2.1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada
bayi umur 0-6 bulan di Posyandu Kemuning sebelum dilakukan penyuluhan
tentang ASI eksklusif.
3.2.2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada
bayi umur 0-6 bulan di Posyandu Kemuning sesudah dilakukan penyuluhan
tentang ASI eksklusif.
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :
a) Bagi Puskesmas
Sebagai masukan bagi Puskesmas dalam memberikan kegiatan pendidikan kesehatan
atau penyuluhan terhadap masyarakat di wilayah kerjanya mengenai ASI ekslusif
4

sehingga upaya penigkatan jumlah ibu yang memberikan ASI ekslusif pada bayi baru
lahir dapat meningkat dari tahun ke tahun dan semakin banyak pula ibu yang
memahami pentingnya ASI ekslusif yang pada akhirnya akan berdampak pada
peningkatan kesehatan bayi dan anak khususnya disekitar wilayah kerja Puskesmas
Lempake Kota Samarinda.
b) Bagi Masyarakat
Dari penelitian ini diharapkan masyarakat lebih memahami menegenai pentingnya
pemberian ASI ekslusif, khususnya pada bayi 0-6 bulan, sehingga masyarakat dapat
semakin mendukung program ini yang pada akhirnya akan berdampak terhadap
peningkatan mutu kesehatan masyarakat secara luas.
c) Bagi Peneliti
Menambah wawasan ilmiah dan pengetahuan penulis tentang tingkat pengetahuan ibu
tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di
Posyandu Kemuning Puskesmas Lempake Kota Samarinda serta sebagai sarana untuk
mengaplikasikan ilmu dan melatih teknik edukasi kesehatan terhadap masyarakat,
yang telah diperoleh selama menjalani pendidikan kedokteran dan selama menjalani
program Internship Dokter Indonesia di Puskesmas Lempake Kota Samarinda.







5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetahuan
1.1. Definisi
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaanterhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indra penglihatan, penderaan, penciuman, rasa dan raba.
Namun sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
ini akan berpengaruh pada prilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan dokumen yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Margareth dan Hofvander (1983), faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif adalah faktor sosial, ekonomi,
lingkungan dan biologi. Selain itu faktor dari ibusendiri juga sangat menunjang
misalnya faktor fisik, psikis, pengetahuan, sikap dan keterampilan, faktor lain ikut
berperan adalah pelayanan kesehatan dan partisipasi masyarakat. Pemantapan peran
serta masyarakat khususnya dalam hal pemberian ASI dapat ditunjang dengan
memanfaatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak ( FKM-UI Depkes RI dan WHO,
1998 ).
6

Adapun perilaku menyusui sendiri adalah perbuatan atau tindakan yang
dilakukan oleh ibu terhadap bayinya untuk mendapatkan yang terbaik (Notoatmodjo
dkk, 1985). Faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan
ibu pada ASI Ekslusif adalah :
1. Umur
Menurut Husain (1989), menyatakan bahwa umur 30 tahun atau lebih
bagi seorang ibu untuk melahirkan termasuk resiko tinggi dan erat kaitannya
dengan anemia gizi dapat mengurangi produksi ASI yang dihasilkan. Penelitian
Utomodkk (1993), menyatakan bahwa wanita lebih mudah cenderung
memberikan makanan pendamping ASI lebih awal kepada bayinya, yaitu
dimulai ketika bayi berusia < 1 bulan.
2. Paritas
Para ibu dengan paritas 1-2 anak sering menemui masalah dalam
memberikan ASI pada bayinya. Masalah yang sering muncul yaitu puting susu
yang lecet akibat kurangnya pengalaman yang dimiliki dan atau belum siap
menyusui bayi secara Psikologis ( Neil, W. R, 1982 ).
3. Pendidikan
Menurut Sukanto(1982), mengatakan bahwa pendidikan akan
memberikan kesempatan kepada orang untuk membuka jalan pikiran dalam
menerima ide-ide atau nilai-nilai baru.Tingkat pendidikan ibu merupakan salah
satu aspek yang umumnya berpengaruh pada tingkat pendapatan keluarga
sebagai faktor ekonomi. Pendidikan juga dapat mempengaruhi sikap dan
tingkah laku manusia dalam memberikan ASI Ekslusif.
7

4. Pekerjaan
Menurut Soetijiningsih(1989), bahwa ada kecenderungan makin
banyak ibu tidak memberikan ASI pada bayinya. Salah satu penyebabnya adalah
banyaknya ibu yang bekerja terutama di kota besar. Peran ganda seorang ibu
antara mengasuh anaknya dengan memberikan ASI. Membantu ekonomi
keluarga mencari nafkah dengan bekerja di luarmaupun di dalam lingkungan
rumah. Sering membuat seorangibu menghadapi kesulitan mengatasinya.
2. ASI Eksklusif
2.1. Definisi
Air Susu Ibu ( ASI ) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna
sebagai makanan bagi bayi ( Theresia, Puapita, 1995 ).
ASI adalah makanan ideal yang tidak ada bandingannya untuk pertumbuhan
danperkembangan bayi normal, dan merupakan pengaruh biologis dan emosional
unitantara ibu dan anak. Pemberian ASI saja dianjurkan diberikan pada bayi paling
kurang 4 bulan, sebab ASI mengandung semua giziyangdibutuhkan untuk
membangun dan menyediakan energi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara
optimal (Latief, 1995). Disamping itu menurut Manuaba(1999), ASI juga
mengandung bebeerapa zat antibodi terhadap penyakit-penyakit yang keberadaanya
sangat berguna bagi kesehatan bayi.
ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI)
saja kepada bayi sampai umur 4 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan
(Depkes RI, 1992).
8

ASI Ekslusif adalah sumber makanan terbaik untuk seorang bayi, dianjurkan
bayi usia 0 6 bulan minum ASI Ekslusif, artinya tanpa bahan susu formula
(Lilla,2008).
Tingkat pengetahuan mengenai ASI adalah ASI merupakan sumber gizi yang
sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi, Satu-satunya makanan minuman terbaik untuk bayi dalam masa 6
bulan pertama kehidupannya.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan
alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal.
2.2. Manfaat ASI Ekslusif
2.2.1. Manfaat bagi bayi
a. Pelukan dan dekapan ibu waktu menyusui menimbulkan kehangatan dan
rasa aman yang merupakan dasar perkembangan emosi dan kepribadian
anak. Perkembangan psikomotor akan berlangsung lebih cepat serta
perkembangan kemampuan bahasa, daya kognitif, dan daya ingat akan lebih
baik.
b. ASI mudah dicerna, selalu aman dan bersih, tidak akan basi, mempunyai suhu
yang tepat, dapat langsung diminum, mengandung zat kekebalan, sehingga
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi.
9

c. Kalori ASI mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan.Menyusui secara ekslusif bagian dari memberikan kolostrum
pada bayi barulahir (Sjahmien, Moehji, 1992).
2.2.2. Manfaat bagi ibu
a. Menyusui secara ekslusif dapat menunda kehamilan,mempercepat
penurunan berat badan setelah melahirkan, mencegah terjadinya
anemia,karena merangsang kontraksi uterus, mempercepat kembali uterus
semula, mencegah kanker payudara dan memperkuat hubungan ikatan batin
ibu serta bayi.
b. Salah satu metode penjarangan kehamilan yang cukup efektif.
c. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan sehingga mencegah anemia.
d. Secara psikologis menimbulkan puas, bangga dan bahagia.
e. Mudah cara pemberian dan hemat (Biro pusat statistik dan Departemen
Kesehatan, 1997).
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan
datang(Theresia, Puspita, 1995).
2.3. Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan
mulut bayi pada puting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar pituitary
Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan
pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down
Reflex, dimana hisapan puting dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk
10

menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat merangsang serabut otot halus di
dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar
(Winarno, 1990).
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung
air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan
aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang
menjadi ranting semakin mengecil.
Susu di produksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang
besar menuju saluran ke dalam puting. Secara visual payudara dapat di gambarkan
sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yanng mengsekresi
dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam
dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan
susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara
perlahan-lahan bertemu di dalam areola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari
areda ( bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan
dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
2.4. Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum
mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan hanya
sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengndung imunoglobulin A ( Iga ),
laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk
pertahanan tubuh bayi, terhadap sarangan penyakit ( Infeksi ) lebih sedikit
mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak mengandung vitamin dan lebih banyak
mengandung mineral-mineral natrium(Na) dan seng (Zn).
11

Berdasarkan sumber dari Food and Nutrition Boart, National Research
Council Washington tahun 1980 di peroleh perkiraan Komposisi Kolostrum ASI dan
susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut:
Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml
Zat-zat gizi Kolostrum ASI Susu sapi
Energi ( k Cal )
Protein ( g )
Kasein/whey
Kasein ( mg )
Laktamil bumil
(mg)
Laktoferin ( mg)
Ig A ( mg )
Laktosa ( g )
Lemak ( g )

Vitamin
- Vit A ( mg )
- Vit BI ( mg )
- Vit B2 ( mg )
- Asam Nikotinmik
(
m
g
58
2,3
-
140
218

330
364
5,3
2,9

151
1,9
30
75
-




70
0,9
1 : 1,5
187
161

167
142
7,3
4,2

75
14
40
160
12-15




65
3,4
1 : 1,2
-
-

-
-
4,8
3,9

41
43
145
82
64




12

)
- Vit B6 ( mg )
- Asam pantotenik
- Biotin
- Asam folat
- Vit B12
- Vit C
- Vit D ( mg )
- Vit Z
- Vit K ( mg )

Mineral
- Kalsium ( mg )
- Klorin ( mg )
- Tembaga ( mg )
- Zat besi ( ferrun )
- ( mg )
- Magnessium ( mg )
- Fosfor ( mg )
- Potassium ( mg )
- Sodium ( mg )
- Sulfur ( mg )

183
0,06
0,05
0,05
5,9
-
1,5
-


39
85
40
70
4
14
74
48
22
246
0,6
0,1
0,1
5
0,04
0,25
1,5


35
40
40
100
4
15
57
15
14
340
2,8
13
0,6
1,1
0,02
0,07
6


130
108
14
70
12
120
145
58
30


13

2.5. ASI dan Stadium Laktasi
Berdasarkan stadium laktasi maka komposisi ASI dibagi menjadi tiga bagian
(Suharyono, dkk, 1992).
1. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
mamae, lebih banyak mengandung antibodi, ditemukan pada hari pertama
sampai ketiga atau keempat masa laktasi. Kelebihan dari kolostrum adalah
lebih banyak mengandung antibodi dibanding ASI Mature dan dapat
memberikan perlindungan pada bayi sampai 6 bulan pertama. Adapun volume
kolostrum berkisar antara 150-300 ml/24 jam.
2. ASI masa transisi merupakan peralihan dan colostrum menjadi ASI matture
mulai keluar pada hari keempat sampai kesepuluh masa laktasi. Pada masa ini
volume ASI akan makin meningkat.
3. ASI masa mature, disekresi mulai hari kesepuluh dan seterusnya,
komposisinya relatif konstan. ASI mature adalah makanan yang mudah di
dapat, selalu tersedia, siap minum dengan temperature yang sesuai untuk bayi.
ASI mature juga mengandung anti microbial factor.
Untuk mempertahankan laktasi kelenjar-kelenjar susu juga harus distimulasi
dengan diisap bayi atau diperoleh sehingga ada ejeksi dari air susu. Hormon yang
paling penting dalam proses laktasi adalah hormon prolaktin. Begitu juga
pengisapan rangsangan bayi memegang peranan sangat penting untuk dapat
dikeluarkannya hormon prolaktin dan oksitosin. Oksitosin diperlukan untuk ejeksi air
susu.

14

2.6. Faktor kekebalan yang terdapat pada ASI
1. Laktobacillus tumbuh cepat dan berkembang baik pada saluran pencernaan
bayi yang dapat yang mendapat ASI, kuman ini dalam usus mengubah laktosa
menjadi asam, menghemat pertumbuhan E. coli penyebab diare bayi.
2. Faktor antistaphylokokus, zat ini merupakan semacam linoleat yang
merupakan asam lemak tidak jenuh.
3. Antibodi terhadap penyakit batuk rejan, difteri, radang, paru otak gondongan,
influenza dan lancar.
4. Komplemen zat ini berguna untuk merusak bakteri, sehingga kuman dapat
mudah dimakan oleh sel darah putih dan sebagai penawar alergi.
5. Lisozim zat ini berkhasiat memecah dinding sel bakteri dan diperkiraan 300
kali lebih baik khasiatnya daripada susu sapi juga tahan terhadap keasaman
lambung.
6. Laktoperoksidase merupakan suatu enzim yang bersama dengan zat lain akan
berdaya membunuh strepkokus (Sunoto, 1992).






15

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Kemuning wilayah kerja Puskesmas
Lempake kota Samarinda.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2014 dan 21 September 2014.
C. Populasi, Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan
yang terdaftar di Posyandu Kemuning wilayah kerja Puskesmas Lempake kota
Samarinda.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan yang
terdaftar di Posyandu Kemuning wilayah kerja Puskesmas Lempake kota
Samarinda, yang berkunjung ke Posyandu pada tanggal 21 Agustus 2014 dan 21
September 2014.
3. Cara Pengambilan Sampel
16

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
accidental sampling.
D. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
1. Kriteria Inklusi
a) Ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan yang terdaftar di Posyandu Kemuning
wilayah kerja Puskesmas Lempake kota Samarinda, yang berkunjung ke
Posyandu pada tanggal 21 Agustus 2014 dan 21 September 2014.
b) Ibu yang bisa membaca dan menulis
2. Kriteria Ekslusi
a) Informan tidak bersedia menjadi subjek peneltian.
b) Informan tidak hadir pada saat pemberian kuisioner pertama atau kedua.
E. Cara Pengumpulan Data
Data diperoleh berdasarkan data primer yang didapat dari kuisioner yang telah diisi
oleh sampel penelitian pada saat pre dan post penyuluhan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner penelitian.
G. Definisi Operasional
Pengetahuan tentang ASI ekslusif : Hasil tahu yang didapatkan setelah seseorang
melakukan penginderaan tentang ASI ekslusif berdasarkan jawaban yang dipilih
dalam kuisioner.
Kategori pengetahuan bisa dibagi dalam 3 kelompok yaitu baik, sedang dan kurang.
Cara pengkategorian dilakukan dengan menetapkan cut of point dari skor yang telah
dijadikan persen.

17


H. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam penelitian ini :


















Kategori Pengetahuan Jawaban Kuisioner Yang Benar
Baik > 12
Sedang 10 12
Kurang <9
Rendahnya angka pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Lempake
Membuat instrumen penelitian (kuisioner) yang telah tervalidasi
Menentukan sampel penelitian dengan cara accidental sampling di
Posyandu Kemuning
Memberikan kuisinoer pertama (pre-penyuluhan) kepada sampel
penelitian
Melakukan penyuluhan mengenai ASI ekslusif kepada sampel
penelitian
Memberikan kuisinoer kedua (post-penyuluhan) kepada sampel
penelitian, 1 bulan kemudian

Mengumpulkan dan mengolah data

Analisis data

Kesimpulan penelitian

18


I. Analisa Data
Data yang sudah terkumpul diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi, serta
kemudian dianalisa. Setelah itu dibuat kesimpulan dari peneltian tersebut.





















19

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Posyandu Kemuning yang merupakan wilayah kerja
Puskesmas Lempake. Penelitian dilakukan pada tanggal 21 Agustus dan 21 September 2014
dengan jumlah sampel 19 responden.

4.2. Data Umum
1. Karakteristik Umur Responden
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Umur di Posyandu Kemuning
Umur Jumlah Persentase
< 18 tahun 0 0%
18-25 tahun 3 15.78%
26-30 tahun 10 52.63%
> 30 tahun 6 31.57%
Jumlah 19 100%

Dari data tersebut didapatkan bahwa dari 19 responden, 52.63%% (10 orang)
merupakan kelompok umur 26-30 tahun, sedangkan yang lainnya berumur antara lain 18-25
tahun 3 orang (15.78%%) dan 6 orang (31.57%) lainnya berumur >30 tahun.




20

2. Karakteristik Pendidikan
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Posyandu Kemuning
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 3 15.78%
SLTP 4 21.05%
SLTA 10 52.63%
Perguruan Tinggi 2 10.52%
Jumlah 19 100%

Dari data pada table diatas dapat diketahui bahawa dari 19 responden sebagian besar
merupakan tamatan SLTA yaitu terdapat 10 orang (52.63%), sedangkan yang lainnya
merupakan tamatan SD 3 orang (15.78%), SLTP 4 orang (21.05%), dan Perguruan Tinggi 2
orang (10.52%).

3. Karakteristik Pekerjaan
Tabel 4. Distrubusi Responden Menurut Pekerjaan di Posyandu Kemuning
Pekerjaan Jumlah Persentase
Ibu Rumah Tangga 18 94.73%
Wiraswasta 0 0%
Swasta 1 5.26%
Buruh 0 0%
PNS/TNI/Polri 0 0%
Jumlah 19 100%

21

Dari data pada table diatas didapatkan bahwa dari 19 responden, 94.73% (18 orang)
merupakan ibu rumah tangga dan 5.26% merupakan pegawai swasta.

4. Karakteristik Jumlah Anak
Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Jumlah Anak
Jumlah Anak Jumlah Persentase
1-2 16 84.21%
3-4 3 15.78%
>4 0 0%
Jumlah 19 100%
Dari data yang pada table hasil penelitian tersebut didapatkan sebagian besar ibu-ibu
tersebut memiliki anak 1-2 orang, yaitu sebanyak 16 orang (84.21%) sedangkan 3 orang
memiliki anak 3-4 orang (15.78%).

4.3. Data Pengetahuan Sebelum Intervensi
Berdasarkan hasil kuesioner para responden didapatkan tingkat pengetahuan sebagai
berikut:

Tabel 6. Tingkat Pengetahuan Responden di Posyandu Kemuning
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase
Baik 6 31.57%
Cukup 12 63.15%
Kurang 1 5.26%
Jumlah 19 100%

22

Berdasarkan tabel hasil penelitian terhadap tingkat pengetahuan responden, jelas
terlihat bahwa hanya 31.57% (6 orang) dari responden yang memiliki tingkat pengetahuan
ASI eksklusif yang baik, dan masih ada yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang,
yaitu sebesar 5.26% (1 orang). Sedangkan 63.15% (12 orang) responden memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup.

4.4. Intervensi
Dari hasil penelitian yang didapat, maka dirasa tingkat pengetahuan ibu-ibu di
Posyandu Kemuning tersebut perlu ditingkatkan. Intervensi yang kemudian dilakukan berupa
penyuluhan tentang Pemberian ASI Eksklusif. Penyuluhan tersebut dilaksanakan pada hari
Selasa, 21 Agustus 2014 bertempat di Posyandu Kemuning. Dalam penyuluhan tersebut
dijelaskan definisi ASI Eksklusif itu sendiri, manfaat ASI eksklusif bagi bayi mapun bagi ibu,
apa saja kandungan ASI, apa kelebihan ASI disbanding susu formula, serta cara yang dapat
dilakukan untuk memperbanyak ASI. Selain penyuluhan tersebut, dilakukan pula pembagian
leaflet yang berisi informasi seputar pemberian ASI eksklusif.

4.5. Hasil Intervensi
Setelah dilakukan penyuluhan dan pembagian leaflet tentang Pemberian ASI Eksklusif,
ibu-ibu di Posyandu Kemuning diminta kembali untuk mengisi kuisioner pada bulan
berikutnya. Hal ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya peningkatan tingkat pengetahuan
ibu-ibu tersebut setelah penyuluhan dan pembagian leaflet tersebut. Dari hasil kuisioner
kedua tersebut didapatkan:



23

Tabel 7. Tingkat Pengetahuan Responden di Posyandu Kemuning Setelah
Intervensi
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase
Baik 19 100%
Cukup 0 0%
Kurang 0 0%
Jumlah 19 100%

Dari tabel data diatas didapatkan bahwa seluruh ibu-ibu (19 orang, 100%) yang sudah
mengikuti penyuluhan Pemberian ASI Eksklusif memiliki tingkat pengetahuan yang baik.















24

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarakan hasil penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif
Ibu yang telah dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2014 dan 21 September 2014 yang
bertempat di Posyandu Kemuning Puskesmas Lempake masih perlu ditingkatkan, sehingga
dilakukanlan suatu intervensi berupa penyuluhan dan pemberian leaflet yang berisi informasi
seputar pemberian ASI eksklusif.

6.2. Saran
1. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya ibu-ibu
yang mempunyai bayi dapat mengetahui tentang pentingnya pemberian ASI
ekslusif dan dapat menerapkannya pada bayi-bayi mereka.
2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat
dikembangkan lagi.
3. Bagi Petugas Kesehatan
Dari data yang diperoleh di Posyandu Lavender, hendaknya tenaga
kesehatan dapat lebih sering memberikan penyuluhan tentang pemberian ASI
eksklusif dengan media dan bahasa yang mudah diterima masyarakat melalui
leaflet, poster, dan stiker.


25

LAMPIRAN

DOKUMENTASI



26

You might also like