You are on page 1of 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum farmasetika I ini adalah agar mahasiswa
dapat memahami dan memiliki keterampilan dalam pembuatan obat dalam
bentuk sediaan larutan (Solutions).

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan kegiatan praktikum ini yaitu :

Agar mahasiswa dapat memahami resep dokter

Agar mahasiswa memiliki keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan


mengenai bahan obat dalam bentuk sediaan larutan

Agar mahasiswa dapat menghitung dosis dengan benar

Agar mahasiswa dapat menimbang bahan dengan benar

Agar mahasiswa dapat mengerjakan sediaan obat sesuai dengan yang


diminta dokter

Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi serta efek samping dari sediaan
obat yang dibuat

BAB II
DASAR TEORI
LARUTAN (SOLUTIO)

Menurut Farmakope Indonesia edisi III, Larutan adalah sediaan cair yang
mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain. Sedangkan menurut
Farmakope Indonesia edisi IV, Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu
atau lebih zat kimia yang terlarut.
Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan,
maka zat padat tadi terbagi secara molekular dalam cairan tersebut. Pernyataan
kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 200,
kecuali dinyatakan lain menunjukkan 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian
volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. Pernyataan kelarutan
zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu kamar.
Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti 1 g zat padat atau 1 ml zat cair
dalam sejumlah ml pelarut.
Kelarutan suatu zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakan
dengan istilah berikut :
Jumlah
Istilah kelarutan

bagian

pelarut

diperlukan untuk melarutkan

Sangat mudah larut

Kurang dari 1

Mudah larut

1 10

Larut

10 30

Ahak sukar larut

10 100

Sukar larut

100 1000

Sangat sukar larut

1000 10.000

Praktis tidak larut

Lebih dari 10.000

yang

Sediaan larutan dibagi menjadi dua yaitu :


1.

Larutan Oral
a. Potiones adalah sediaan obat minum yang dimaksudkan untuk
penggunaan peroral.
b. Elixir adalah sediaan larutan dengan bahan obat dan bahan campuran
(tambahan) dengan pelarut yang digunakan campuran air-etanol.
c. Sirup adalah larutan yang mengandung sirup gula > 60%.
d. Netralisasi adalah sediaan larutan yang dibuat dari campuran asam dan
basa sampai reaksi selesai (netral).
e. Saturatio adalah sediaan obat yang diminum dari campuran asam dan
basa dimana gas CO2 yang terjadi ditahan sebagian sehingga larutan
jenuh dengan CO2.
f. Potio Effervescent adalah sediaan obat minum yang dibuat dari campuran
asam dan basa dimana gas CO2 yang terjadi ditahan sehingga larutan
lewat jenuh.
g. Guttae adalah sediaan obat minum yang diberikan dalam bentuk tetesan.

2.

Larutan Topikal
a. Collyrium adalah obat cuci mata.
b. Guttae Ophtalmicae adalah obat tetes mata.
c. Gargarisma adalah obat kumur mulut yang harus diencerkan lebih
dahulu.
d. Litus Oris adalah obat oles bibir.
e. Guttae Oris adalah obat tetes mulut.
f. Guttae Nasales adalah obat tetes hidung.
g. Inhalationes.
h. Injections (obat suntik).
i. Lavement.
j. Vaginal Douche adalah larutan antiseptik vagina.
k. Ephitema adalah obat kompres.

CARA PENIMBANGAN ZAT CAIR


Zat cair atau cairan biasanya ditimbang dalam botol yang digunakan
sebagai wadah yang diberikan. Mula-mula diberi tutup gabus yang cocok, dengan
mencoba tutup ini dengan memegang tutup botol dan menekan tutup gabusnya
dengan ibu jari pada mulut botolnya. Lalu botol beserta gabus diletakkan di
bagian piring timbangan sebelah kanan dan dibagian piring timbangan sebelah kiri
diletakkan butir-butir gotri sebagai tara, selanjutnya di samping kotak tara pada
piring timbangan sebelah kiri diletakkan anak timbangan sesuai cairan yang akan
ditimbang, lalu cairan diisikan pada botol sampai berat yang ditentukan.
Perlu diperhatikan pada waktu menuang dari botol persediaan cairan
supaya etiket botol diarahkan ke atas agar tidak kotor karena tetesan cairan. JIka
ingin menimbang campuran cairan, maka caranya adalah dengan menimbang
cairan berurutan di dalam botol, dimulai dengan cairan yang tidak mudah
menguap, dan yang jumlahnya sedikit. Cairan yang mudah menguap ditambahkan
terakhir untuk menghindari kekurangan karena penguapan dan menghindari
pengotoran pada isi cairan botol persediaan berikutnya karena uapnya masuk ke
dalam cairan dari botol persediaan. Zat cair yang mudah menguap tersebut adalah
Aether, Aethyl Acetas, Chloroformum, Aethylis Nitris cum Spiritu, S.A.S.A.,
Valerianae Tinctura.

CARA MELARUTKAN ZAT


1. Zat-zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol.
2. Zat-zat yang agak sukar larut dilarutkan dengan pemanasan.
Masukkan zat padat yang akan dilarutkan dalam Erlenmeyer, setelah itu
dimasukkan zat pelarutnya, dipanasi di atas tangas air atau api bebas
dengan digoyang-goyangkan sampai larut. Zat padat yang hendak
dilarutkan dimasukkan dalam erlenmeyer dulu, mencegah jangan sampai
ada yang lengket pada leher erlenmeyer. Pemanasan dilakukan dengan api

bebas sambil digoyang-goyangkan untuk menjaga pemanasan kelewat


setempat.
3. Untuk zat yang akan terbentuk hidrat maka air dimasukkan dulu dalam
erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat
larutnya. Zat-zat tersebut adalah Glucosum, Borax dan Natrii Bromidum.
4. Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam
dasar erlenmeyer atau botol maka perlu dalam melarutkan digoyanggoyangkan atau digojok untuk mempercepat larutnya zat tersebut. Zat
tersebut

adalah

Codeinum

base,

Nipagin,

Chlorbutanolum,

dan

Acetanilidum.
5. Zat-zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan
pemanasan dan dilarutkan secara dingin. Zat tersebut ialah: Hexaminum,
Natrii Bicarbonas, Chlorali Hydras, Protargol, Luminal Natrium, Veronal
Natrium, Calcii Acetylsalicylas.
6. Zat-zat yang mudah menguap bila dipanasi, dilarutkan dalam botol terutup
dan dipanaskan serendah-rendahnya sambil digoyang-goyangkan. Zat
tersebut ialah: Camphora, Thymolum, Acidum Benzoicum dan Acidum
Salicylicum.
7. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah
larut semua. Dapat dilakukan dalam tabung reaksi lalu dibilas.
8. Perlu

diperhatikan

bahwa

pemanasan

hanya

diperlukan

untuk

mempercepat larutnya suatu zat, tidak untuk menambah kelarutan, sebab


bila keadaan menjadi dingin maka akan terjadi endapan.

CARA PENYARINGAN
Cairan yang akan diserahkan pasien harus jernih, bila terdapat kotoran
yang tidak larut harus disaring. Untuk larutan obat minum atau kulit penyaringan
dilakukan dengan menggunakan kapas hidrofil sedangkan untuk cuci mata atau
tetes mata digunakan kertas saring yang cocok.
Pada corong diletakkan kapas hidrofil atau kertas saring lalu dituangkan
larutan

yang

akan

disaring.

Bagian

filtrate

yang

pertama

(kira-kira

seperempatnya), setelah digojok dalam botol wadahnya dituangkan kembali ke


dalam corong tadi, hal ini untuk menyaring serabut kertas filter atau kapas yang
ikut dengan filtrate pertama, setelah itu larutan seluruhnya disaring. Untuk
menjaga jangan sampai ada zat yang larut terutama zat organik hilang diserap
kertas saring atau kapas karena akan mengurangi kadar zat yang larut, maka
membuat larutan yang lebih dan bagian filtrate yang pertama dibuang. Karena
saringan sudah jenuh dengan zat yang diserap maka filtrate berikutnya tidak ada
lagi zat yang larut yang akan diserap oleh saringan.
Larutan yang digunakan untuk injeksi, penyaringan dilakukan dengan
saringan gelas (G3 atau G4).
Penyaringan untuk larutan zat-zat oksidator (Argenti Nitras, P.K,
Perhydrol) digunakan dengan saringan gelas, asbes atau glas wol untuk
menghindari reduksi zatnya dan teroksidasinya kertas filter atau kapasnya.
Larutan koloidal seperti Protargol, Argentum colloidale tidak disaring bila
diperlukan diendapkan dan dituang larutan yang jernih. (IMO, hal 95 101)

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
PRAKTIKUM I
Resep 1
I. Resep Asli
Dr. Santo Fernandez
SIP. NO. 981/SIP/DKK/2002
Jl. Imam Bonjol 70 Samarinda
Samarinda, 27 Februari 2012
R/ Hexamin
Vitamin C
Flavour
Syr Simplex
Aqua
M.f Potio da S.tdd C I

2
0,5
qs
10
ad 50

Pro : Tn. Ali

a. Resep Standar
R/ Syr. Simplex (Form Ind, 155)
Komposisi :
1. Gula

66

2. Air

100

b. Kelengkapan Resep
- Paraf dokter tidak tertera
- Alamat pasien tidak tertera

- Nomor telepon dokter tidak tertera

c. Penggolongan Obat :
O =
G =
W = Hexamin (ISO 2007, 37)
B = Vitamin C (ISO 2009-2010, 463)

d. Komposisi Bahan
- Hexamin

- Vitamin C

0,5

- Flavour / Ol. Citri

2 tetes

- Syr Siplex

10

- Aqua

ad 50 g

II. Uraian Bahan


1. Hexamin ( FI III, hal 283 )
a. Sinonim

: Heksamina, Metanamina

b. Khasiat

: Antiseptikum saluran kemih

c. Pamerian

: Hablur mengkilap, tidak berwarna atau serbuk


hablur putih, tidak berbau, rasa membakar dan manis
kemudian agak pahit. Jika dipanaskan pada suh lebih
kurang 2600 menyublin.

d. Kelarutan

: Larut dalam 1,5 bagian air, dalam 11,5 ml etanol dan


dalam lebih kurang 10 bagian etanol kloroform.

f. Farmakologi

: Dalam air semi asam (pH , 5,5) produk kondensasi


dari

amoniak

menghasilkan

komponen-

komponennya kembali. (OOP edisi V, 138).


g. Dosis

: - DL

1x

= 250 mg 500 mg

1 Hr
- DM

1x

=1 g2 g
=1 g

1 Hr

=4 g

2. Vitamin C ( FI III, hal 47)


a. Sinonim

: Asam askorbat, Acidum ascorbicur

b. Khasiat

: Antistarbut

c.

: Serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tidak

Pamerian

berbau asam oleh pengaruh cahaya lambat dan


menjadi gelap. Dalam keadaan kering mantap
diudara, dalam larutan cepat teroksidasi
d.

Kelarutan

: Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam


etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform
P, dalam eter P dan dalam benzena P.

e.

Farmakologi

: Menghambat

peradangan

dan

meningkatkan

radikal bebas (nyeri berkurang) sepeti juga

tokoferol ( 1 da 2 400 U ) dan EDA/DHA 123 X


500 mg yang menghambat sintesa P9E2. (OOP VI,
hal 327)
f.

Inkompatibilitas: Tidak dapat bercampur dengan basa ion metal


berat

terutama

tembaga

metenamin-fanileprin
maleat,

salisilamid,

dan

besi,

hidroklorida,
Natrium

nitrit,

oksida,
pyrilamin
Natrium

salisilat, theobromin salisilat dan pikotamid.

3. Oleum Citri ( FI III, hal 455 )


a. Sinonim

: Minyak jeruk

b. Khasiat

: Pengaroma (zat tambahan)

c. Pamerian

: Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan,


bau khas, rasa pedas dan agak pahit.

d. Kelarutan

: Larut dalam 12 bagian volume etanol (90%)


larutan agak beropalesensi, dapat bercampur
dengan etanol mutlak

e. Konsentrasi

: 0,2 % - 0,3 % (Vallen Lyod, 99)

4. Sirupus Simplex ( FI III, hal 567 )


a. Sinonim

: Sirup gula

b. Khasiat

: Pemanis (Zat tambahan)

c.

: Cairan jernih, tidak berwarna

Pemerian

5. Aqua Destilata ( FI III, hal 96 )


a. Sinonim

: Air suling

b. Khasiat

: Pelarut (zat tambahan)

c. Pamerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,


tidak mempunyai rasa.

III. Perhitungan Dosis


1. Hexamin
DM

= 1x

= 1 g

1Hr = 4 g
DL

= 1x

= 250 mg 500 mg

1Hr = 1 g - 2 g
DDR

= 1x

= 15 ml x 2 g

= 0,6 g = 600 mg

50 ml
1Hr = 3 x 600 mg
Kesimpulan

: Dosis Over

Rekomendasi

: 1x

= 1.800 mg = 1,8 g

= 10ml x 2 g = 400 mg
50 ml

1 Hr = 3 x 400 mg = 1,2 g

Perbaikan resep
R/Hexamin

Vit C

0,5

Flavour

qs

Syr.Simplex

10

Aqua

ad 50

m.f.potio. da.S t.dd.Cth II


Pro : Tn. Ali

IV. Penimbangan Bahan


1.

Hexamin

2 g

Air yang digunakan = 2 g x 1,5 bagian = 3 g

= 3 ml

1 g / ml
2.

Vit. C

Tidak dapat digunakan, karena akan menguraikan


Hexamin menjadi formaldehida dan amonia.

3.

Syr. Simplex

10 g

4.

Oleum Citri

0,2 % x 50 ml = 0,1 ml x 20 tetes = 2 tetes

5.

Aqua

50 g - ( 3+10 ) = 37 g

V. Cara Kerja
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Ditara botol 50 gram.
3. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan.
4. Dilarutkan Hexamin dengan air dalam erlenmeyer aduk hingga homogen,
lalu dipindahkan ke dalam gelas kimia.
5. Dimasukkan Syr. Simplex ke dalam gelas kimia dan aduk hingga
homogen.

6. Dimasukkan dalam botol dan ditambahkan air sampai 50 gram.


7. Lalu tetesi oleum citri sebanyak 2 tetes.
8. Tutup, kocok, dan kemas botol kemudian beri etiket putih (larutan).

VI. Penandaan
Etiket Putih
Laboratorium Farmasetika I
Akademi Farmasi Samarinda
Apt. Fedri Baysar
No. I

Tgl : 27 Feb 2012

Tn. Ali
3 x sehari 1 sendok makan
KOCOK DAHULU

VII.

Edukasi
1. Obat ini berkhasiat sebagai antiseptik saluran kemih.
2. Obat ini diminum 3 x sehari 1 sendok makan, sebaiknya diminum setelah
makan karena dapat mengiritasi lambung.
3. Obat ini disimpan ditempat sejuk dan terlindung dari sinar matahari.

Resep 2
I. Resep Asli
Dr. Andika
SIP. No. 971/SIP/DKK/2003
Jl. Pahlawan No.3 Samarinda
Samarinda, 27 Februari 2012
R/ ZnCl
Menthol
Aqua
da 1/2
M.f. Mouthwash s.u.e

0,15
0,05
ad 100

Pro : Tini

a. Resep Standar
-

b. Kelengkapan resep
- Paraf dokter tidak tertera
- Alamat pasien tidak tertera
- Umur pasien tidak tertera
- Nomor telepon dokter tidak tertera

c. Penggolongan obat
O:
G:
W:
B : ZnCl, Aquades, Menthol

d. Komposisi bahan
- ZnCl

75 mg

Menhol

25 mg

Aquadest

37 mg

Trypan blue

17 mg

II. Uraian Bahan


1. ZnCl ( FI III, hal 835 )
a. Sinonim

: Zinci chlorid, Zink klorida

b. Khasiat

: Antiseptikum

c. Pamerian

: Serbuk hablur atau granul hablur, putih, dapat


berupa massa porselen atau silinder, sangat mudah
mencair larutan ( 1 dalam 10 ) beraksi asam terhadap
lakmus.

d. Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam


etanol dan dalam gliserin. Larutan dalam air atau
dalam etanol biasanya agak keruh tetapi kekeruhan
hilang jika ditambahkan sedikit asam klorida.

e. Inkompatibilitas : Melarutkan Zink klorida harus dengan semua air


yang tersedia lalu disaring. Bila tidak larutan yang
disaring

pada

pengenceran

mengendap Zink klorida.

dengan

air

akan

2. Menthol ( FI III, hal 362 )


a. Sinonim

: Mentholum, Mentol

b. Khasiat

: Pemberi rasa mint, korigen, dan antiiritan.

c. Pemerian

: Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak


berwarna, bau tajam seperti minyak permen, rasa
panas dan aromatik diikuti rasa dingin.

d. Kelarutan

: Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam


etanol (95%) P, kloroform P, dan dalam eter P,
mudah larut dalam minyak atsiri.

e. Inkompatibilitas

: Tidak dapat bercampur dengan suri kloralhidrat,


kamper,

kloralhidrat,

betanaphtol,

fenol,

kromium
kalium

trioksida,

permanganat,

pyragalol, reorinol dan timol.

3. Aqua ( FI III, hal 90 )


a. Sinonim

: Air suling

b. Khasiat

: Zat Tambahan (pelarut)

c. Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak


mempunyai rasa.

4. Trypan Blue ( Martindale 32th, hal 422 )

a. Sinonim

: Trypanceernlenn, Cl dinect blue 14

b. Khasiat

: Zat pewarna

c. Konsentrasi

: cairan tidak berwarna atau warna kuning


pucat,bau menyerupai buah, manis.

III. Perhitungan Dosis


IV. Penimbangan Bahan
1. Zncl
Pelarut (air)

= 0,15 g x = 0,075 g =75 mg


= 1 ml

2. Mentol

= 0,05 g x = 0,025 g = 25 mg

3. Trypan Blue

= 1% x 50 ml = 0,5 ml
= 0,5 ml x 20 tetes = 10 tetes

4. Aqua

= 100 g x = 50 g (1+5) = 44 g/ml

Pengenceran Mentol :
25 mg x 10 ml = 5 ml
50 mg

Bahan yang diambil (Mentol)


Pelarut (Etanol)

= 50 mg
= 10 ml

V. Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dikalibrasi botol 50 ml.
3. Ditimbang bahan sesuai dengan perhitungan.
4. Dibuat pengenceran Mentol (5 ml diambil), lalu dimasukkan ke dalam
gelas kimia, aduk hingga homogen.
5. Dimasukkan Zncl ke dalam Erlenmeyer, ditambahkan air, aduk hingga
homogen, lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia.
6. Dicampurkan pengenceran mentol dengan larutan ZnCl dan di tetesi
trypan blue, kemudian aduk hingga homogen.
7. Dimasukkan dalam botol, lalu ditambahkan air hingga tanda batas
kalibrasi.
8. Tutup, kocok dan beri etiket biru.

VI. Penandaan
Etiket Biru

Laboratorium Farmasetika I
Akademi Farmasi Samarinda
Apt
: Fedri Baysar
No.2

Tgl : 27 Feb 2012

Tini
Obat kumur, jangan ditelan
OBAT LUAR

VII. Edukasi

1. Obat ini diindikasikan untuk mengurangi dan menghilangkan plak


digigi serta menyegarkan mulut (antiseptik pada mulut).
2. Obat ini adalah obat kumur, tidak boleh ditelan.
3. Dapat digunakan sesering mungkin, namun sebaiknya digunakan
setelah menyikat gigi.
4. Disimpan ditempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya matahari.

Salinan Resep
Apotek Baysar
Jl. Wijaya Kusuma VI Rt.50
APA : Fedri Baysar
SIA : 723901S.11.027

Salinan Resep
Nama dokter : Andika

Tanggal

: 27 Februari 2012

Nomor

: 152

Dibuat tanggal : 1 Maret 2012

Pro

: Tini

Umur

: Dewasa

R/ ZnCl 0,15
Mentol 0,05
Aqua ad 100
m.f. mouthwash s.u.e

det 1/2

PCC

Fedri Baysar
KP.723.901.S.11.027

Resep 3
I. Resep Asli
Dr. Mahendra
SIP. NO. 992/SIP/DKK/2001
Jl. Kemakmuran Samarinda
Samarinda, 27 Februari 2012

R/

Coffein
Na. Benzoat
Syr.simplex
Aqua
m.f.potio S.o.m et v cth I

aa 1
10
ad 100

Pro : Amir (7 tahun)

a.

Resep Standar
Syr.simplex mengandung (Formularium Indonesia, 135).
R/ Gula
66
Aqua
ad 100

b.

Kelengkapan Resep
- Paraf dokter tidak tertera
- Alamat pasien tidak tertera

c.

Penggolongan Obat
O :
G :
W:
B : Na. Benzoat, Syr simplex, aqua

d.

Komposisi Bahan
- Coffein

1g

- Na. Benzoat

0,1 g

- Syr.simplex

10 g

- Aqua

59 g

II. Uraian Bahan


1. Coffein (FI III, hal 175)
a. Sinonim

: Coffeinum, kofeina, Trimetilxantin.

b. Khasiat

: Stimun saraf pusat, kardiotonikum.

c. Pamerian

: Serbuk atau hablur bentuk jarum mengkilat,


biasanya menggumpal putih, tidak berbau, rasa
pahit.

d. Kelaruran

: Agak sukar larut dalam air, dalam etanol (95%) P,


mudah larut dalam kloroform P, sukar larut dalam
eter P.

e. Farmakologi

: Menstimulasi susunan saraf pusat dengan efek


menghilangkan rasa letih, lapar dan mengantuk,
memperkuat daya kantuk. (OOP, 351)

e. Dosis

: DL anak 1x

= 30 mg 50 mg

1 Hr = 30 mg 300 mg

DM dewasa 1x

= 500 mg

1 Hr = 1500 mg
g. Inkompatibilitas : Coffeinum dengan Natrii Benzoat, memperbesar
kelarutan

dari

kofeinum

(obat-obat

tak

tercampurkan, hal 40)

2. Natrii Benzoat
a. Sinonim

: Coffeinum, kofeina, Trimetilxantin.

b. Khasiat

: Zat pengawet.

c. Pamerian

: Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau


hampir tidak berbau.

d. Kelaruran

: Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian


etanol (95%) P.

e. Konsentrasi

: 0,1 0,3 % ( the art science and or pharmaceutical,


106).

g. Inkompatibilitas : Natrium benzoate dengan coffeinum, kelarutannya


diperbesar. (obat-obat tak tercampurkan, 77).

3. Syr. Simplex
a. Sinonim

: Sirup gula.

b. Khasiat

: Zat Tambahan (sporit), pemanis.

c. Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna.

4. Aqua
d. Sinonim

: Aqua destillata, air suling.

e. Khasiat

: Zat Tambahan (pelarut).

f. Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak


mempunyai rasa.

III. Perhitungan Dosis


1. Coffein
DL anak

1x = 30 mg 50 mg
1 Hr = 30 mg 300 mg

DM Dewasa 1x = 500 mg
1 Hr = 1,5 g
DM anak

1x

= 9 x 500 mg = 255 mg
20

1 Hr =

DDR

7 x 1500 mg = 675 mg
20

: 1 Cth = 5 ml
1x = 5 ml/100 x 1000 mg = 50 mg
1 Hr = 2 x 50 mg = 100 mg

Kesimpulan

: Dosis terapi

IV. Penimbangan Bahan


1. Coffein
Pelarut (air)

=1g
= Agak sukar larut dalam air (dilebihkan
30 100 bagian air)
= 1 g x 30 bagian = 30 g / 1 g/ml = 30 ml

Na. Benzoat

= 0,1 % x 100 ml = 0,1 g


= 0,3 % x 100 ml = 0,3 g

Jumlah pada resep

= 1 g, melampaui jumlah yang


diperbolehkan. Jadi, diturunkan
menjadi 0,1 % atau 0,1 g

Pelarut (air)

= 0,1 g x 2 bagian = 0,2/ 1 g/ml = 0,2 ml


= 1 ml

Syr. Simplex

= 10 g/ 1,3 g/ml = 7,6 ml

Aqua

= 100 (30+1+7,6)
= 61,4 g/ml = 62 ml

V. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dikalibrasi botol 100 g
3. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan.

4. Digerus coffein dalam mortir, kemudian dimasukkan sedikit demi sedikit


air, gerus coffein sampai benar-benar larut, lalu pindahkan ke dalam gelas
beker.
5. Dilarutkan Natrii Benzoat ke dalam Erlenmeyer dengan air hingga
homogen, kemudian dimasukkan dalam gelas beker.
6. Pindahkan larutan no.4 dan no.5 dalam botol dengan cara disaring
menggunakan kertas saring, lalu dimasukkan Syr. Simplex, kemudian
kocok hingga homogen.
7. Ditambahkan air hingga 100 ml.
8. Ditutup dan kemas botol, diberi etiket putih.

VI. Penandaan
Etiket Putih

Laboratorium Farmasetika I
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Fedri Baysar
No.3

Tgl : 27 Feb 2012

Santi (9 tahun)
2 x sehari 1 sendok teh
Pagi dan malam, setelah makan
Kocok dahulu
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

VII. Edukasi
1. Obat ini berkhasiat untuk menyegarkan serta menenangkan dan
memperbaiki kondisi kejiwaan. Memberikan perasaan nyaman pada
pasien.
2. Obat ini diminum pada pagi dan malam hari 1 sendok the, setelah makan
karena dapat menyebabkan gangguan lambung. Kocok dahulu sebelum
diminum.
3. Efek samping dari obat ini adalah jantung berdebar, gangguan lambung,
tangan gemetar (bila tercampur banyak), sukar tidur. (OOP VI, hal 35)
4. Disimpan ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari.

BAB IV
PEMBAHASAN
RESEP 1
Pada praktikum kali ini membuat sediaan berupa larutan (solutio), yaitu
sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain.
(Famakope III). Sedangkan menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Larutan
adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan larutan dilakukan sesuai
dengan resep yang ada. Pada resep 1, praktikan membuat sediaan dengan bahan
Hexamin, Syr.Simplex, Oleum citri dan Aqua.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

Hexamin yang berkhasiat sebagai antisekptikum saluran kemih.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Syr.Simplex yang berguna sebagai pemanis.

Oleum citri yang berguna sebagai pengaroma.

Aqua destillata yang berguna sebagai pelarut.

Dalam proses pengerjaannya adalah disiapkan alat dan bahan yang


diperlukan praktikum, dikalibrasi botol 50 ml, setelah itu ditimbang semua bahan
yang diperlukan dalam praktikum. Dilarutkan Hexamin dengan air dalam
erlenmeyer aduk hingga homogen, lalu dipindahkan ke dalam gelas kimia.

Dimasukkan Syr. Simplex ke dalam gelas kimia dan aduk hingga homogen.
Dimasukkan dalam botol dan ditambahkan air sampai 50 gram. Lalu tetesi oleum
citri sebanyak 2 tetes. Tutup, kocok, dan kemas botol kemudian beri etiket putih
(larutan).
RESEP 2
Pada praktikum kali ini membuat sediaan larutan dengan menggunakan
bahan ZnCl, Menthol, Trypan Blue, Etanol dan Aqua.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

ZnCl yang berkhasiat sebagai antiseptikum.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Menthol sebagai pemberi rasa mint, korigen, antiiritan.

Trypan Blue sebagai zat pewarna.

Etanol sebagai pelarut.

Aqua destillata sebagai pelarut

Dalam pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan , lalu


dikalibrasi botol 50 ml. Ditimbang bahan sesuai dengan perhitungan. Dibuat
pengenceran Mentol (5 ml diambil), lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia, aduk
hingga homogen. Dimasukkan Zncl ke dalam Erlenmeyer, ditambahkan air, aduk
hingga homogen, lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia. Dicampurkan

pengenceran mentol dengan larutan ZnCl dan di tetesi trypan blue, kemudian aduk
hingga homogen. Dimasukkan dalam botol, lalu ditambahkan air hingga tanda
batas kalibrasi. Tutup, kocok dan beri etiket biru.
RESEP 3
Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa
larutan. Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan
Coffein, Na. Benzoat, Syr.simplex dan Aqua.
Zat-zat aktif yang digunakan adalah :

Coffein berkhasiat sebagai stimun saraf pusat, kardiotonikum.

Zat-zat tambahan yang digunakan adalah :

Na. Benzoat berguna sebagai zat pengawet.

Syr.simplex berguna sebagai pemanis.

Aqua berguna sebagai pelarut.

Dalam pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang


diperlukan. Dikalibrasi botol 100 ml, setelah itu ditimbang bahan-bahan yang
diperlukan dalam praktikum. Digerus coffein dalam mortir, kemudian dimasukkan
sedikit demi sedikit air, gerus coffein sampai benar-benar larut, tujuannya agar
coffein benar-benar larut sehingga tidak mengurangi dosis obat ketika melakukan
penyaringan sebelum memasukkan bahan obat ke dalam botol, setelah itu
pindahkan ke dalam gelas beker. Dilarutkan Natrii Benzoat ke dalam Erlenmeyer
dengan air hingga homogen, kemudian dimasukkan dalam gelas beker. Pindahkan
larutan no.4 dan no.5 dalam botol dengan cara disaring menggunakan kertas

saring, lalu dimasukkan Syr. Simplex, kemudian kocok hingga homogen.


Ditambahkan air hingga 100 ml. Ditutup dan kemas botol, diberi etiket putih.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah menjalani praktikum, praktikan dapat mengambil kesimpulan


bahwa sediaan serbuk pertama mengandung Hexamin, Oleum Citri, Syr.Simplex
dan Aqua yang dibuat sebanyak 50 ml. Obat ini berkhasiat sebagai antiseptik
saluran kemih. Obat ini diminum 3 x sehari 1 sendok makan, sebaiknya diminum
setelah makan karena dapat mengiritasi lambung. Obat ini disimpan ditempat
sejuk dan terlindung dari sinar matahari.
Setelah menjalani praktikum, praktikan dapat mengambil kesimpulan bahwa
sediaan kedua mengandung ZnCl, Menthol, Trypan Blue, dan Aquadest yang
dibuat sebanyak 50 ml. Obat ini diindikasikan untuk mengurangi dan
menghilangkan plak digigi serta menyegarkan mulut (antiseptik pada mulut). Obat
ini adalah obat kumur, tidak boleh ditelan. Dapat digunakan sesering mungkin,
namun sebaiknya digunakan setelah menyikat gigi. Disimpan ditempat yang sejuk
dan terlindung dari cahaya matahari.
Kesimpulan dari resep 3 adalah bahwa sediaan ketiga ini Coffein,
Na.Benzoat, Syr.Simplex, dan Aqua. Obat ini berkhasiat untuk menyegarkan serta
menenangkan dan memperbaiki kondisi kejiwaan. Memberikan perasaan nyaman
pada pasien. Obat ini diminum pada pagi dan malam hari 1 sendok the, setelah

makan karena dapat menyebabkan gangguan lambung. Kocok dahulu sebelum


diminum. Efek samping dari obat ini adalah jantung berdebar, gangguan lambung,
tangan gemetar (bila tercampur banyak), sukar tidur. (OOP VI, hal 35). Disimpan
ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari.

B. SARAN
1. Perhitungan dosis harus tepat dan akurat, karena praktikan tidak dapat
menggunakan dosis subterapi ataupun over dosis.
2. Berhati-hati dalam membuat sediaan agar sediaan yang dihasilkan sesuai
dengan yang diharapkan.
3. Penimbangan harus cermat dalam menmbang sediaan dan juga menggunakan
timbangan yang sesuai.
4. Gunakan waktu dengan sebaik mungkin.
5. Berhati-hati dalam menggunakan alat-alat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia III. Depkes RI : Jakarta.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia IV. Depkes RI : Jakarta.
Raharjda, Kirana. 2002. Obat-Obat Penting. PT Elex Media Komputindo :
Jakarta.
Informasi Spesialite Obat (ISO). Indonesia : ISFI

You might also like