Professional Documents
Culture Documents
1. Tujuan:
Mengembangkan Pemahaman tentang bagaimana mengidentifikasi, menilai, dan mengelola
risiko etika dan peluang secara efektif.
Strategis
Operasi
Pelaporan
Kepatuhan
Lingkungan Eksternal
Menetapkan Tujuan
Identifikasi Kejadian
Penilaian Risiko
Aktivitas penengendalian
Informasi dan komunikasi
Pengawasan
pemangku kepentingan
Potensi
koorporasi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tipe 1 Mendukung
Strategi: Kolaborasi
Strategi: Melibatkan
Tipe 2 Marginal
Strategi: Mengawasi
Rendah
Tipe 1: Kemungkinan Pemangku kepentingan menjadi ancaman rendah, dan tingkat kerjasama
dengan mereka tinggi sehingga keterlibatan pemangku kepentingan dalam keputusan
diharapkan menjadi lebih tinggi.
Tipe 2: Kemungkinan Pemangku kepentingan menjadi ancaman rendah, dan tingkat kerjasama
dengan mereka rendah. Sehingga pilihan strateginya adalah mengawasi harapan mereka jika
kondisi berubah.
Tipe 3: Ancaman tinggi dan kerjasama rendah maka akan terjadi kondisi yang sangat tidak
mendukung dan memungkinan terjadi perang
Tipe 4: Ancaman yang tinggi dengan kerjasama yang tinggi maka lebih baik pemangku
kepentingan diajak berkolaborasi agar mereka tetap menjadi pendukung.
Tanggungjawab Sosial Perusahaan dan Kewarganegaraan Koorporat
Koorporasi secara hukum bertanggungjawab kepada pemegang saham, nanun pada kenyataan
mereka juga bertanggungjawab pada berbagai pemangku kepantingan untuk menggalang
dukungan untuk mencapai tujuan strategis. Diwujudkan dalam bentuk CSR (Coorporat Social
Responsibility) dengan elemen penting yaitu:
a. Tujuan organisasi untuk CSR
Organisasi mempertimbangkan tujuan strategis baik sebagai operasi maupun warga
koorporasi. Pertimbangan ini dengan memahami langkah-langkah yang tersedia pada CSR,
sehingga perancang sistem akan menyesuaikan aspirasi dengan langkah-langkah yang
akan memungkinkan pengawasan dan penguatan sehingga dicapai tujuan strategis yang
etis dan menghormati kepentingan para pemangku kepentingan.
b. Membangun Kerangka Tanggungjawab Sosial Perusahaaan
Pengobatan karyawan
kinerja lingkungan
d. Monitoring CSR
Memantau bagaimana korporasi berbuat secara selktif dengan mengacu pada studi
eksternal. Pemantauan ini melalui perbandingan yang dapat membantu:
Organisasi serupa
Standar terpublikasi
e. Pelaporan CSR
Laporan ini merupakan hasil dari pengukuran kinerja CSR, dan akan melaporkan kinerja
yang akan dibuat secara internal saja atau secara umum tetapi laporan harus terfokus pada
tujuan kinerja program.
f.
g. Pikiran Penutup
Akuntabilitas strategi perusahaan untuk pemangku kepentingan, manajer, dan akuntan
profesional
telah
jelas
sehingga
mendorong
organisasi
atau
perusahaan
untuk
Sebagai bentuk perlawanan adanya konsep loyalitas buta yang telah membuat
karyawan merasa kehilangan hak untuk menjalakan suara nuraninya. Munculnya
dorongan perubahan witle blowing menjadi untuk lebih berani berbicara dalam
organisasi.
b. Kepercayaan dan Maknanya
Tidak mungkin manajer dan karyawan bersedia mengikuti pemimpin yang tidak bisa
dipercaya atau tidak etis. Jika karyawan memiliki kepercayaan maka meraka akan
berpartisipasi sepenuh hati dalam melakukan restrukturisasi bahkan yang melibatkan
perampingan. Untuk menjaga kepercayaan diperlukan langkah organisasi membuat
komitmen yang terjamin untuk memberi karyawan status secara penuh, memberikan
pengaturan kontrak yang adil. Kelanjutan manfaat bisa menjadi cara menjaga kepercayaan
tenaga kerja kontingen atau paruh waktu dengan dengan pemahaman besar.
c. Keseluruhan Manfaat
Terdapat pandangan tentang "cara karyawan memandang perlakuan perusahaan terhadap
mereka menentukan apa yang mereka pikirkan tentang program etika perusahaan".
Memperlakukan karyawan dengan tepat tidak hanya etis, tetapi penting untuk menjalankan
program etika organisasi dalam mencapai tujuan strategis.
d. Kecurangan Kejahatan Kerah Putih
Salah satu tantangan yang dihadapi semua organisasi adalah prospek tindakan kecurangan
dan kejahatan kerah putih. Eksekutif diharapkan dapat memastikan bahwa mereka akan
melakukan semua langkah untuk membimbing, mempengaruhi, dan mengendalikan
karywan yang mungkin cenderung terlibat dan auditor eksternal harus mewaspadai potensi
potensi masalah yang akan terjadi.
e. Memahami Motivasi Penipu (hirearki Kebutuhan Maslow)
Hierarki kebutuhan maslow yang menyatakan kebutuhan individu dapat dikategorikan dan
akan ditanggapi berdasarkan piramida hubungan Rasionalisasi, Motif dan peluang.
f.
multinasional
harus
berhati-hati
untuk
tidak
memiliki
dampak
tidak
Dukungan dari rezim represif melalui operasi lokal (aparteid, Cile, sudan)
Menghormati lingkungan
Berurusan dengan anggota keluarga adalah sesuatu yang diharapkan, tidak dihindari
Berbagai contoh konflik yang terjadi jika para pemangku kepentingan utama perusahaan
tertangkap telah menyinggung nilai-nilai lokal dunia:
Boikot pakaian yang dibuat dalam situasi kerja ofensif seperti Kathy lee, nike, reebok
Frustasi akibat bencana penyimpangan kapal minya Brent Spar Shell di Laut Utara
Boikot produk Nestle karena mendistribusikan produk makanan bayi dengan air
tercemar di Afrika selatan
Aktivis investor Amerika utara mengerjar banyak perusahaan tambang karena praktik
perlindungan lingkungan yang rendah
Konflik-konflik ini sangat merugikan perusahaan berupa waktu produktif yag hilang, biaya
persidangan, dan yang paling besar dampaknya pada kerusakan reputasi perusahaan.
c. Penyuapan dan pembayaran untuk memfasilitasi
Praktik ini biasanya digunakan untuk mempercepat hasil. Uang pelicin atau suap
merupakan sesuatu yang bermasalah yang melawan hukum dan juga:
Menambah biaya operasi
Meruntuhkan praktik pembelian berdasarkan prestasi
Ketidakmungkinan menegakkan kinerja (mendapatkan kontrak) setelah suap dibayar
Menunjukkan karyawan bahwa suap bisa diterima meski melanggar kode etik
Menunjukkan para pencari uang suap untuk meminta
Akibatnya banyak perusahaan multinasional melarang uang suap melalui penetapan
kebijakan. Konflik budaya yang jelas dengan melarang pemberian hadiah, suap atau
pembayaran memfasiltasi.
Langkah untuk menghidari konflik internasional:
1. Imaginasi moral
Pra manajer mengunakan imajinasi moral untuk merancang alternatif dalam
menjawab kebutuhan lokal, tetapi sesuai dengan norma perilaku yang diteima.
misalkan menolak menyuap dengan alasan kebijakan perusahaan, Melakukan
pembayaran suap di depan umum atau bukan secara rahasia
Manajemen Krisis
Suatu krisi memiliki potensi untuk memiliki dampak signifikan terhadap reputasi perusahaan.
Menurut Lerbinger: "suatu peristwa yang membawa atau memiliki potensi untuk membawa
keburukan dan membahayakan profitabilitas masa depan, pertumbuhan, dan mungkin
keberlanjutan organisasi". Manajemen yang efektif akan meminimalkan dampak dari peristiwa
tersebut.
Pengelolaan krisis yang baik adalah pemahaman dari empat fase krisis yaitu: Pra Krisis, Tidak
terkontrol, Terkontrol, Pemulihan reputasi. Tujuan utama manajemen krisis haruslah untuk
menghindari krisis. Permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi menimbulkan krisis
menurut Lerbinger:
Bencana alam
Bencana teknologi
Kecurangan manajemen
Kesalahan manajemen
Identifikasi dan penilaian cepat dari suatu krisis berperan dalam mempengaruhi hasil secara
efektif dan efisien. salah satu karekteristik krisis yaitu akaan berkembang jika tidak ada tindakan
yang diambil. Sehingga salah satu yang penting dalam penilaian krisis adalah menghindari atau
meminimalkan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Cara memasukkan Etika dalam Manajemen Krisis:
1) Pencegahan dan Peringatan
2) Pendekatan Analitis
Daftar periksa atau waktu khusus untuk mempertimbangkan isu-isu etika, alternatif
dan peluang