Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
NINA AMALIA PUTRI
NIM. 09101038
Identitas pasien :
No rekam medik
: 121200553
Nama Anak
:F
Umur
: 6 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
: Tn. D / Ny. R
: IRT
Alamat
: JL. Belimbing
Agama
: Islam
Anamnesis : Alloanamnesis
Keluhan Utama
Keluhan tambahan
RPS
Riwayat Kelahiran
RPD
RPK
RSE
Riwayat Imunisasi
Pemeriksaan Fisik :
Status Generalis
Keadan umum
Kesadaran
: Composmentis
Vital sign
BB
: 15 kg
TB
: 110 cm
: 30x/menit
: 185/60 mmHg
Mata
Telinga
Mulut
: - Sianosis (-)
- Mukosa lembab
Tenggorokan
Thorax:
Paru-Paru :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen:
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: - Simetris
- Retraksi (-)
: Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
: Sonor pada lapang kedua paru
: - Bronkovesikular
- Ekspirasi memanjang
- Ronkhi (-)
- Wheezing (+) ekspirasi pada kedua lapangan paru
: Simetris
: Iktus kordis teraba
: Batas jantung normal
: - Bunyi jantung I reguler
- Bunyi jantung II reguler
- Murmur (-)
- Gallop (-)
: - Perut sejajar dengan dada
- Dinding perut simetris
- Massa (-)
- Bekas luka (-)
: - Peristaltik usus (+)
: - Timpani pada seluruh regio abdomen
Palpasi
Ekstremitas atas
- Dextra
- Sinistra
Ekstremitas Bawah :
- Dextra
: - Edema (-)
- Akral hangat
- Sinistra
: - Edema (-)
- Akral hangat
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium
- Diff. Count :
- Eosinofil : 5
- Basofil : 0
- Limfosit : 22
- Monosit : 6
Diagnosa kerja : Asma akut
Diagnosa Banding : Bronkitis akut
Penatalaksanaan:
- Medikamentosa
1. O2 2-4 liter/menit
2. Nebulisasi dengan ventolin. Apabila masih sesak, maka nebulisasi diulang tiap 20
menit
3. Injeksi dexamethason 3x1 ampul IV
4. Drip cepat aminofilin 1 ampul
5. Salbutamol 4 x 2 mg
6. OBH sirup 3x1 cth
- Edukatif
1. Istirahat
2. Edukasi mengenai kepatuhan minum obat dan efek samping obat
3. Ayah tidak merokok di sekitar rumah
Prognosis :
Dubia ad malam
Definisi
Penyakit inflamasi kronik saluran pernapasan yang ditandai oleh respon inflamasi
akibat aktivasi sel-sel seperti sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada individu dengan asma
inflamasi tersebut menyebabkan episode wheezing, sesak napas, dan batuk, terutama malam
hari dan atau pada awal pagi hari. Gejala tersebut berhubungan dengan hambatan aliran
udara pernapasan yang bersifat reversibel baik spontan maupun dengan terapi. Inflamasi
juga berhubungan dengan peningkatan respon saluran napas oleh beberapa faktor pencetus.1
Batuk dan/atau mengi yang timbul secara episodik, cenderung pada malam hari/dini
hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas fisik, serta adanya riwayat asma dan atopi pada
penderita atau keluarganya. 1
Klasifikasi1
Ciri
Asma
Asma
Asma
Episodik Jarang
Episodik Sering
Persisten
Frekuensi serangan
< 1 x / bulan
1 x / bulan
Sering
Lama serangan
< 1 minggu
> 1 minggu
Intensitas serangan
Biasanya ringan
Biasanya sedang
Biasanya berat
Diantara serangan
Tanpa gejala
Tidak terganggu
Sering terganggu
Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik
Normal
Mungkin
terganggu
diluar serangan
Obat pengendali
Tidak perlu
Perlu, steroid
Perlu, steroid
PEF/FEV1>80%
(anti inflamasi)
Uji faal paru
(diluar serangan)
Variabilitas faal
variabilitas 20-30%
Variabilitas > 15%
paru
Variabilitas >
30%
Parameter klinis,
Ringan
Sedang
Berat
fungsi paru,
Laboratorium
Tanpa ancaman henti
Sesak (breathless)
Berjalan
Berbicara
Bayi: menangis
Bayi:
keras
- tangis pendek
napas
Istirahat
Bayi: tidak mau
dan lemah
minum/makan
-kesulitan
menyusui/makan
Posisi
Bisa berbaring
Bicara
Kalimat
Penggal kalimat
Kesadaran
Mungkin irritable
Biasanya irritable
Sianosis
Tidak ada
Tidak ada
Mengi
Penggunaan otot
Kata-kata
Biasanya irritable
Ada
Sedang, sering
Nyaring,
sepanjang
tanpa stetoskop
ekspirasi
ekspirasi
inspirasi
inspirasi
Biasanya tidak
Biasanya ya
Ya
Dangkal, retraksi
Sedang, ditambah
interkostal
retraksi
cuping hidung
bantu respiratorik
Retraksi
suprasternal
Frekuensi napas
Frekuensi nadi
Takipnea
Takipnea
Usia
Frekuensi napas
<2 bulan
<60/menit
2-12 bulan
<50/menit
1-5 tahun
<40/menit
6-8 tahun
<30/menit
Normal
Takikardi
Usia
Frekuensi nadi
2-12 bulan
<160/menit
1-2 tahun
<120/menit
Takipnea
Takikardi
Pulsus
paradoksus
(pemeriksaan
3-8 tahun
<110/menit
Tidak ada
Ada
Ada
< 10 mmHg
10-20 mmHg
>20 mmHg
tidak praktis)
GINA membagi derajat penyakit asma menjadi 4, yaitu Asma Intermiten, Asma Persisten
Ringan, Asma Persisten Sedang, dan Asma Persisten Berat. Dasar pembagiannya adalah
gambaran klinis, faal paru dan obat yang dibutuhkan untuk mengendalikan penyakit. Dalam
klasifikasi GINA dipersyaratkan adanya nilai PEF atau FEV1 untuk penilaiannya.1
Konsensus Internasional III juga membagi derajat penyakit asma anak berdasarkan keadaan
klinis dan kebutuhan obat menjadi 3 yaitu, Asma episodik jarang yang meliputi 75% populasi
anak asma, Asma episodik sering meliputi 20% populasi, dan Asma persisten meliputi 5%
populasi. 1
Diagnosis
- Sesak nafas paroksismal yang berulang kali
- Mengi
- Batuk (cenderung timbul pada malam dan dini hari). Gejala hilang pada saat istirahat dan
remisi.
- Adanya faktor predisposisi1,3
Pemeriksaan Penunjang
-
Didapatkan obstruksi bronkus reversibel yang diketahui dari hasil terapi, tes
bronkodilatasi atau perubahan alami; hipersensitifitas bronkus, diketahui dari
peningkatan reaksi kontraksi bronkus terhadap acetylcholine, metacholin,
Spirometri1
PENGENDALI
mencegah
untuk Bronkhodilator
jangka
asma
Short-acting Beta Agonis
Salbutamol
Beclomethasone
Salmeterol
Fenoterol
Budesonide
Formoterol
Terbutalin
Fluticasone
Ciclesonide
Anti kolinergik
- Ipratropium bromide
Leukotrien modifier
-
Monteluklast
Zafirluklast
panjang,
Oral kortikosteroid
PEREDA
Short-acting Beta Agonis
Salbutamol
Relaksasi bronkus meningkatkan aliran udara dalam 30 menit
Pilihan pertama pada saat serangan
Lebih disukai inhalasi (MDI, Nebulizer)
Mula kerja cepat (1 menit)
Do: Neb 0,1-0,15 mg/kgBB (max 5 mg/kali)3
Antikolinergik
Persarafan kolinergik penting pada regulasi tonus otot jalan napas
Ipratropium bromide
Kombinasi dengan Beta agonis pada serangan berat sangat memuaskan
Preparat kombinasi dengan beta agonis
Do: 0,1 ml/kgBB atau dalam larutan 0,025% tetes
>6 th = 8-20 tetes3
Pengendali
Kortikosteroid (Antiinflamasi)
Sistemik
< Inhalasi 2-agonis kerja cepat gagal mencapai perbaikan yang cukup
lama
< Serangan asma tetap terjadi meskipun pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai controller
< Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Preparat : prednison, prednisolon, triamsinolon (do: 1-2 mg/kgBB) 3-5 hari3
Kortikosteroid
Mengurangi gejala, meningkatkan fungsi paru, mengurangi hiperreaktivitas
bronkus, mencegah kekambuhan, kemungkinan dapat mencegah airway wall
remodeling
Menekan : produksi sitokin, eosinophilic recruitment, mediator kimiawi
Long-acting beta2-agonists
< Kombinasi dengan steroid inhalasi
< Mencegah exercise induce bronchoconstriction
Methylxanthines
< sustained-release
theophylline
sebagai
terapi
tambahan
Tatalaksana di rumah
Bila tidak mungkin: MDI dengan atau tanpa spacer atau pemberian per oral
untuk
Serangan Ringan
Serangan sedang
Oksigen
Steroid oral
Jalur parenteral
Nebulisasi ulang
Serangan Berat
Oksigen
Steroid IV
Nebulisasi
Foto toraks
Baik: PULANG
Perburukan cepat
Prognosis
Bayi dengan wheezing tidak berlanjut menjadi asma pada masa anak dan remajanya.
Adanya asma pada orang tua dan dermatitis atopik pada anak dengan wheezing
merupakan salah satu indikator penting untuk terjadinya asma dikemudian hari.
Apabila terdapat kedua hal tersebut maka kemungkinan menjadi asma lebih besar atau
terdapat salah satu di atas disertai dengan 2 dari 3 keadaan berikut yaitu eosinofia,
rinitis alergika, dan wheezing yang menetap pada keadaan bukan flu.1
DAFTAR PUSTAKA
1) UKK Pulmonologi PP IDAI. 2004. Pedoman Nasional Asma Anak. Jakarta
2) Price SA and Wilson LM, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit
Buku 1, Edisi 4, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
3) Stempel DA. 20203. The pharmacologic management of childhood asthma. Pediatr
Clin N Am