Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing :
1. Drs. Didik Hasmono, M.Si, Apt
2. Nailis Syifa, S.Farm, M.Sc, Apt
3. Nikhmatul Ikhrom E. J., M.FarmKlin, Apt
4. Akhmad Firdiansyah, S.Farm, Apt
5. Asri Julia Sukmaningrum, S.Farm, Apt
Nama
: Irsan Fahmi A
NIM
: 201210410311171
Kelompok
:4
Kelas
: Farmasi A
Tanggal Praktikum
: 10 Oktober 2014
Tanggal Selesai
Tujuan Umum
Menentukan parameter farmakokinetika suatu obat dengan menggunakan data Turin
Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu menerapkan cara mendapatkan data eksresi obat dalam urin yang
shahih untuk penentuan parameter farmakokinetika.
- Mahasiswa dapat menghitung parameter farmakokinetika berdasar data eksresi obat
dalam urin.
Dasar Teori
Parameter farmakokinetika dapat ditentukan dari data kadar obat dalam darah atau
dari kadar obat dalam urin sebagai obat utuh atau metabolit aktif.keberadaan obat dalam
tubuh (Time course of drug in the body) ditentukan oleh proses ADME. Data laju eksresi
obat dalam urin analog dengan data kadar obat dalam plasma setiap waktu. Oleh karena
itu parameter farmakokinetika suatu obat dapat ditentukan dengan menggunakan data
urin.
Bahan
-
Air suling
Alat
-
Spektrofometri
Alat pemusing
Vortex mixture
Venoject
Labu ukur
Pipet volume
Subjek Coba
Manusia sehat, pria, dewasa, tidak ada gangguan saluran cerna
Prosedur
a)
Protokol Percobaan
Seminggu sebelum dan selama percobaan,subjek tidak boleh minum obat lain,
kecuali obat yang digunakan dalam percobaan. Semalam sebelum percobaan,
subjek dipuasakan. Satu jam sebelum percobaan, subjek diberi minum 400 ml
air dan segera sebelum minum obat kandung kemih dikosongkan. Sejumlah urin
ditampung untuk digunakan sebagai blanko.
Obat aspirin dosis 500 mg diminum dengan 200 ml air. Selama empat jam
berturut-turut setelah minum obat, subjek diberi minum air sebanyak 200 ml
setiap jam. Cuplikan urin ditampung pada interval waktu tertentu sampai semua
obat dieksresikan (lebih kurang 7 x t1/2 ). Setiap tampungan urin catat dengan
tepat waktu dan volume urin. Tiap cuplikan urin disimpan pada masing-masing
wadah. Ingatlah jangan sampai ada satu datapun yang hilang atau tidak
tertampung dengan benar. Jika urin tidak segera dianalisis, maka cuplikan urin
diberi toluene 0,5-1 ml untuk setiap 20-50 ml urin dan simpan pada suhu 2-8oC
selama 48 jam sampai dilakukan analisis.
2.
3.
4.
5.
mg natrium
Cara :
1.
Melakukan pengamatan serapan dari larutan baku kerja pada 5 yang telah
direaksikan seperti pada metode penetapan kadar salisilat dalam urin
dengan metode dari Trinder pada panjang gelombang maksimum yang
telah didapat dari 3.
2.
3.
Tabelkan hasil pengamatan dan buat kurva kadar larutan baku kerja
terhadap serapan pada kertas grafik berskala sama! Hitung % recovery
dengan cara sebagai berikut :
- Memasukkan nilai serapan larutan baku recovery pada persamaan
kurva baku sehingga diperoleh harga kadar salisilat yang diperoleh
kembali.
- Hitung % recovery dengan membagi perolehan kembali salisilat dalam
urin dengan kadar sebenarnya, kemudian dikalikan 100%
% recovery =
6.
Tetapkan kadar salisilat dalan cuplikan urin dengan metode dari Trinder dan
amati serapannya pada panjang gelombang maksimum.
Skema Kerja
1. Pembuatan pereaksi Thinder
Menimbang merkuri klorida sebanyak 40 gram dilarutkan dalam air panas 850 ml dan
didihkan sampai larut
Kemudian ditambahkan 120 ml asam klorida 1N dan 40 gram ferri nitrat. Jika semua
ferri nitrat sudah dilarutkan, volume larutan dibuat 1000 ml dengan air suling.
2. Pembuatan larutan baku kerja salisilat
Membuat larutan baku induk 1000 mcg/ml dari 116 mg natrium salisilat, dilarutkan
dalam 100 ml air suling
Membuat larutan baku kerja salisilat dengan cara mengencerkan larutan baku induk
dengan air suling sampai didapat larutan dengan kadar 20, 50, 100, 150, dan 200 mcg/ml
3. Penentuan panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan menggunakan larutan baku kerja 100
dan 200 mcg/ml.
Mereaksikan larutan baku kerja 100 dan 200 mcg/ml sesuai prosedur penetapan kadar
salisilat dan amati nilai serapan pada panjang gelombang antara 530 560 nm.
Membuat kurva serpan terhadap panjang gelombang dari larutan baku kerja 100 dan
200 mcg/ml pada kertas grafik berskala sama! Tentukan lamda (panjang gelombang)
maksimum!
Membuat tabel hasil pengamatan dan membuat kurva kadar larutan baku kerja terhadap
serapan pada kertas grafik berskala sama! Hitung koefisien korelasinya, dan buat
persamaan garisnya!
5. Penetapan kembali kadar salisilat yang ditambahkan dalam urin (recovery)
Membuat larutan baku induk 1000 mcg/ml dari 116 mg natrium salisilat, dilarutkan
dalam 100 ml urin blanko dari 3.
Buatlah larutan baku kerja salisilat dengan cara mengencerkan larutan baku induk dengan
urin blanko sampai didapat larutan dengan kadar 20,50,100,150 dan 200 mcg/ml
Digunakan larutan baku kerja dengan kadar 20,50,100,150 dan 200 mcg/ml.!
6. Pengumpulan sampel urin
Membuat jadwal penampungan sampel urin (dengan mempertibangkan waktu paruh
eliminasi salisilat,didapat dari pustaka) selama kurang lebih 7 x t .
Memasukkan data serapan ke persamaan garis recovery untuk mendapatkan data kadar
salisilat dalam urin dari setiap waktu pengambilan.
Berat wadah
yang ditimbang
(g)
3
Berat wadah
yang ditimbang
+ bahan (g)
4
Berat bahan
(4-3) (g)
5
2. Tabel nilai serapan salisilat pada berbagai panjang gelombang untuk penemuan
lamda (panjang gelombang) maksimal.
Serapan
Panjang Gelombang
C1
C2
(......................mcg/ml)
(...................mcg/ml)
Panjang gelombangmaks=........................................nm
3. Tabel nilai serapan salisilat pada berbagai kadar untuk pembuatan kurva baku
Serapan
Kadar (mcg/ml)
Blanko
Sampel
Sampel-Blanko
4. Tabel nilai serapan salisilat pada berbagai kadar untuk pembuatan kurva recovery
Serapan
Kadar yang
Proses
Kadar
didapat
recovery
Sampel(mcg/ml)
kembali
Blanko
Sampel
(%)
blanko
(mcg/ml)
5.
Kadar (Cu)
Jumlah tereksresi
(Xu)