You are on page 1of 29

PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI

POLITEKNIK LP3I JAKARTA


2012

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini tepat pada waktunya.
Sebagaimana ketentuan yang berlaku di Politeknik LP3I Jakarta, bahwa mahasiswa tingkat akhir
diharuskan menyusun dan memaparkan TA sebagai salah satu persyaratan penyelesaian
pendidikan Politeknik LP3I Jakarta Program D3.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam mendorong dan membantu penulis dalam penyusunan pelaporan TA, khususnya
kepada :
1. Direktur Politeknik LP3I Jakarta, Drs. Jaenudin Akhmad, S.E., M.M.
2. Wakil Direktur I Bidang Akademik, Dra. Euis Winarti, M.M.
3. Wakil Direktur II Bidang Keuangan dan Personalia, Drs. Lasimun.
4. Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama,
Aspizain Chaniago, S.pd., M.Si.
1. Ketua Program Studi Komputerisasi Akuntansi, Drs. Hamizar.
2. Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Drs. Hamizar.
3. Kepala Bagian Administrasi Akademik, Nurdin, S.S., M.M.
4. Managing Partner KJPP Rao, Yuhal dan Rekan,Bakthavatsalam Sridhar Rao.
5. Senior Accounting and Finance KJPP Rao, Yuhal dan Rekan,Emil Triani.
6. Kepada semua dosen Kampus Pasar Minggu yang telah mengajarkan penulis banyak
pengetahuan tentang ilmu dalam dunia bisnis.
7. Orang tua, kakak dan adik-adik saya yang telah memberikan dukungan kepada saya.
8. Kawan-kawan, rekan kerja yang selalu memberikan dorongan dan bantuannya.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.

Untuk semua bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak terima
kasih. Semoga kebaikan Bapak/Ibu mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Amin.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya,
khususnya bagi perusahaan terkait dan mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta.
Jakarta, Juli 2012
Siti Sarahadi
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN NASKAH TUGAS AKHIR ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN. iii
SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN.. iv
KATA PENGANTAR..
v
DAFTAR
ISI.. vii

DAFTAR
TABEL.. ix
DAFTAR GAMBAR.
x
DAFTAR LAMPIRAN.
xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.. 1
1.2 Alasan Pemilihan Objek.. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan.. 3
1.4 Identifikasi Masalah. 4
1.5 Batasan Masalah.. 5
1.6 Metodologi Penulisan 5
1.7 Sistematika Penulisan.. 5

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Laporan Keuangan.. 7
2.2 Tujuan Laporan Keuangan 8
2.3 Sifat Laporan Keuangan. 8
2.4 Keterbatasan Laporan Keuangan. 10

2.5 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan 11


2.6 Analisa Laporan Keuangan.. 19
2.7 Analisa Pembandingan Laporan Keuangan 22
BAB III PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan 29
3.2 Visi dan Misi Perusahaan.. 31
3.3 Bidang Usaha dan Ruang Gerak.. 31
3.4 Jasa-Jasa Di KJPP Rao, Yuhal dan Rekan.. 32
3.5 Struktur Organisasi.. 33
3.6 Deskripsi Kerja. 34
BAB IV ANALISIS/PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Laporan Keuangan KJPP Rao, Yuhal dan Rekan.. 37
4.2 Analisa Rasio Keuangan.. 43
4.3 Kesimpulan Dari Analisa Rasio dan Perbandingan Laporan Keuangan

53

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 54
5.2 Saran.. 55
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1
Neraca 38
4.2 Laporan Laba Rugi.. 39
4.3 Kesimpulan Analisa Rasio Likwiditas 50
4.4 Kesimpulan Analisa Rasio Solvabilitas 52
4.5 Kesimpulan Analisa Rasio Rentabilitas.. 53
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Struktur Organisasi 33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Laporan Keuangan KJPP Rao, Yuhal dan Rekan Tahun 2009 dan 2010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif
menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan
menjadi lebih profesional. Bertambahnya pesaing disetiap saat, baik pesaing yang berorientasi
lokal maupun pesaing yang berorientasi international (multinational corporation), maka setiap
perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, baik dalam segi kinerja perusahaan, juga

harus ditunjang dengan strategi yang matang dalam segala segi termasuk dalam manajemen
keuangan.
Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan dan eksistensi suatu
perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap individu yang ada dalam perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, seorang manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen
keuangan dengan baik, hal ini dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat
mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta keberadaan perusahaan.
Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis terhadap laporan
keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah
keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisis laporan
keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan
keuangan (financial strength) yang dimiliki perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan
manajemennya, analisis laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
lain seperti kreditor, investor dan pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan
perkembangan dari perusahaan tersebut.
Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah analisis rasio likuiditas atau rasio
modal kerja, analisis rasio solvabilitas, dan analisis rasio profitabilitas. Analisis rasio likuiditas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek perusahaan. Analisis rasio solvabilitas merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan.
Analisis rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang dihasilkan dari penjualan.
Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Rao, Yuhal dan Rekan yang bergerak dalam bidang jasa
penilaian, jasa konsultan dan manajemen memiliki tujuan agar dapat menjadi sektor usaha yang
dapat menghasilkan penilaian yang bermutu tinggi dan profesional. Oleh karena itu, KJPP Rao,
Yuhal dan Rekan dituntut untuk mempu menilai kondisi dan perkembangan perusahaan melalui
analisis rasio laporan keuangan agar dapat mempertahankan keberadaaan perusahaan dan mampu
meningkatkan pertumbuhan perusahaan ditengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan
persaingan usaha yang semakin ketat
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk menulis laporan tugas akhir
mengenai, ANALISA LAPORAN KEUANGAN PADA KJPP RAO, YUHAL & REKAN
JAKARTA

1.2

Alasan Pemilihan Objek

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis melakukan analisa perbandingan laporan keuangan.
Penulis memilih judul tersebut, karena perusahaan tempat saya bekerja sangat mendukung
dengan Tugas Akhir yang saya buat, dan informasi serta data-datanya mudah saya dapat, serta
ingin mengetahui perkembangan posisi keuangan pada KJPP Rao, Yuhal dan Rekan

1.3

Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dan manfaat dari penelitian yang diwujudkan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :

1.3.1

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kondisi laporan keuangan pada KJPP Rao, Yuhal dan Rekan pada
tahun 2009 dan 2010.
2. Untuk mengetahui analisa rasio keuangan pada KJPP Rao, Yuhal dan Rekan pada tahun
2009 dan 2010.
3. Untuk mengetahui kesimpulan berkaitan dengan rasio keuangan pada KJPP Rao, Yuhal
dan Rekan.

1.3.2

Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar penulisan akhir ini dapat memberikan kontribusi bagi berbagai pihak,
antara lain :
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan teori dan memperdalam pengetahuan terutama yang berkaitan dengan analisis
laporan keuangan yang pernah didapatkan semasa perkuliahan di Politeknik LP3I Jakarta.
1. Bagi Pembaca
Laporan ini dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan dan dapat menjadi bahan referensi
atau acuan penelitian bagi penulis selanjutnya, khususnya mahasiswa LP3I program studi
Komputerisasi Akuntansi.
1. Bagi KJPP Rao, Yuhal dan Rekan
Laporan ini dapat dijadikan sebagai suatu masukan yang dapat dikembangkan berkenaan dengan
permasalahan yang dibahas untuk dapat membantu meningkatkan kinerja Kantor Jasa Penilai

Publik Rao, Yuhal dan Rekan dalam menjalankan kegiatan perusahaan terutama dibagian
keuangan.

1.4

Identifikasi Masalah

1. Bagaimana kondisi laporan keuangan pada KJPP Rao, Yuhal dan Rekan pada tahun 2009
dan 2010?
2. Bagaimana rasio keuangan pada KJPP Rao, Yuhal dan Rekan pada tahun 2009 dan 2010?
3. Kesimpulan apa yang berkaitan dengan rasio keuangan pada tahun 2009 dan 2010?

1.5

Batasan Masalah

Dalam pembahasan ini, penulis ingin membatasi tulisan hanya pada analisa rasio Likwiditas,
Solvabilitas dan Profitabilitas pada Laporan Keuangan KJPP Rao, Yuhal dan Rekan pada tahun
2009 dan 2010.

1.6

Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan merupakan gambaran rancangan/metode yang akan digunakan sebagai


rencana, struktur dan strategi untuk penyelesaian penelitian. Dalam hal ini, penulis membutuhkan
data-data yang bersumber pada :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu suatu metode penelitian dengan cara mendatangi langsung ke perusahaan yang menjadi
objek kajian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara dan observasi.
2.

Studi Pustaka (Library Research)

Yaitu mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan mempelajari berbagai bentuk bahan-bahan
tertulis yang berkaitan dengan isi laporan tugas akhir untuk mendapatkan informasi mengenai
analisis rasio laporan keuangan.

1.7

Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan tugas akhir ini, pembahasan dan penganalisaannya diklasifikasikan secara
sistematis ke dalam lima bab yaitu :
BAB I

: PENDAHULUAN

Dalam bab ini dipaparkan tentang latar belakang masalah, alasan pemilihan objek, maksud dan
tujuan, identifikasi/ perumusan masalah, metodologi penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II

: LANDASAN TEORI

Dalam bab ini Penulis mengemukakan tentang berbagai referensi atau tinjauan pustaka yang
mendukung kajian dan analisis yang penulis sampaikan.
BAB III

: PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang segala sesuatu yang terkait dengan sejarah singkat
perusahaan, visi dan misi, bidang usaha/ business line perusahaan, struktur organisasi, serta
deskripsi tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dari individu dari divisi terkait.
BAB IV

: PEMBAHASAN ATAU ANALISIS

Dalam bab ini Penulis melakukan kajian atau analisis terhadap materi yang penulis angkat sesuai
dengan judul yang disampaikan.
BAB V

: PENUTUP

Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang didapat oleh penulis beserta saran-saran yang
mungkin berguna bagi perusahaan sebagai masukan.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Ikatan Akuntan Indonesia: (Revisi
2009) mengatakan bahwa :
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada


mereka.
Menurut Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan (2004:5) mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan laporan keuangan adalah :
Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar itu
adalah Neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar Rugi-Laba. Pada
waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan
daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan).
Berdasarkan kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan di perusahaan
yang utama yaitu Neraca dan Laporan Laba-Rugi, sedangkan laporan keuangan lainnya hanya
merupakan laporan pelengkap yang bersifat membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut.
2.2

Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir, dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2012; 11), berikut ini beberapa
tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan
pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang diperoleh pada suatu
periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan
pada periode tertentu
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva dan
modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya.
2.3

Sifat Laporan Keuangan

Sifat laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2007;
6), diantaranya :

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran
kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak management yang
bersangkutan. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi
antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta
pendapat pribadi.
1. Fakta-fakta yang telah dicatat (recorder fact)
Laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi, pencatatan dari pos-pos ini
merupakan catatan historis dari peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang yang
tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang
demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu
perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.
1. Prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi
Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang
merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau
anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara
lain :
Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau kontinuitas usaha
konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekwensinya bahwa jumlahjumlah yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut dijual.
1. Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akuntansi telah diatur oleh
dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan,
namun penggunaan tersebut tergantung oleh akuntan atau pihak management perusahaan
yang bersangkutan misalnya dalam menentukan nilai persediaan itu tergantung pendapat
pribadi management serta berdasar pengalaman masa lalu.
2.4

Keterbatasan laporan keuangan

Keterbatasan laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan
(2007; 9), diantaranya :
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report
(laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) bukan laporan yang
final. Laporan keuangan tidak menjunjukkan nilai likwidasi atau realisasi dimana dalam
pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau
management yang bersangkutan.

1. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatan bersifat pasti dan
tepat. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book
value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
1. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai
rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power)
uang tersebut semakin menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga
kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau
mencerminkan unit yang dijual semakin besar.
1. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat
dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir).
2.5

Bentuk-bentuk laporan keuangan

2.5.1 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Pengertian neraca menurut Sofyan Syafri Harahap, dalam bukunya Analisis Kritis atas Laporan
Keuangan (2010, 107), adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan
modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi
posisi keuangan pada saat itu.
Menurut Kasmir, dalam bukunya, Analisis Laporan Keuangan (2008; 35), dalam menyusun
neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya.
Disamping itu, bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman yang berlaku.
Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada bentuk yang telah distandarisasi, terutama untuk
tujuan pihak luar perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca, yaitu :
1.

Bentuk Skontro (Account form), merupakan

neraca yang bentuknya seperti huruf T.

Oleh karena itu sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini neraca dibagi kedalam dua posisi,
yaitu disebelah kiri berisi aktiva dan sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal.
2.

Bentuk Vertikal (Report form). Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari atas terus

kebawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas, bank, efek, ialah komponen aktiva
tetap,komponen aktiva lainnya, komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang
dan terakhir adalah komponen modal (ekuitas).
Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

2.5.1.1 Aktiva
Pengertian aktiva menurut Munawir, Akuntan dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2007;
14), adalah aktiva yang tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang belum dialokasikan
(deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang,
serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets).
Aktiva diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :
1. Aktiva Lancar
Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun
atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Berikut ini terdapat lima unsur pokok
dari aktiva lancar, yaitu :
1. Kas yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Dan pengertian kas
adalah check yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam
bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali
(dengan menggunakan check atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh perusahaan.
1. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) yang sifatnya sementara (jangka pendek)
dengan maksud memanfaatkan uang kas untuk sementara belum dibutuhkan dalam
operasi.
1. Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima adalah salah satu
jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada
seseorang, suatu perusahaan atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah
diberikan pada konsumen tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan
dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu
tanggal waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
1. Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal
neraca masih di gudang atau masih belum laku terjual.
1. Persekot atau biaya dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau
prestasi dari pihak lain.
1. Aktiva Tidak Lancar
Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang
(mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali
perputaran operasi perusahaan). Dan berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva tidak lancar
yaitu :

1. Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai
kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi yang dibutuhkan maka perusahaan
ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya,
seperti : saham dari perusahaan lain atau obligasi.
1. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya nampak (konkrit),
seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan dan kelengkapan lainnya.
1. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan perusahaan
yang secara pisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan
dimiliki oleh perusahaan, seperti : hak cipta, merk dagang,goodwill.
1. Beban Yang Ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang
mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun), atau suatu pengeluaran yang
akan dibebankan juga pada periode-periode berikutnya, seperti : biaya pemasaran, biaya
penelitian, biaya pembukaan perusahaan.
1. Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat
dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Seperti : gedung dalam proses,
tanah dalam penyelesaian.
2.5.1.2 Hutang
Menurut Munawir, dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2007; 18), hutang adalah
semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang
ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau
kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak
tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Hutang lancar meliputi : hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus
dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan yang diterima dimuka.
1. Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannnya
(jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang
meliputi : hutang obligasi, hutang hipotik, pinjaman jangka panjang yang lain.
2.5.1.3

Modal

Menurut Munawir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2007; 19), modal adalah
merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos
modal (modal saham), laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
terhadap seluruh hutang-hutangnya.

2.5.2 Laporan Rugi Laba (Income Statement)


Menurut Kasmir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2012; 58), Laporan rugi laba
merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang
tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat
diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.
Dan menurut Munawir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2007; 26), laporan rugi
laba mempunyai prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan (penjualan barang dagang atau memberikan service) diikuti dengan harga
pokok dari barang / service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.
1. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan
biaya umum / administrasi (operating expenses).
1. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan,
yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan (non
operating / financial income and expenses).
1. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extraordinary gain or loss)
sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
Bentuk Laporan Rugi Laba
Menurut Kasmir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2012; 49), bentuk dari laporan
rugi / laba yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1.

Bentuk Tunggal atau single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan, baik

pokok (operasional) maupun diluar pokok (non operasional) dijadikan satu, kemudian jumlah
biaya pokok dan diluar pokok juga dijadikan satu. Dengan demikian, faktor pengurangnya adalah
jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh biaya. Artinya dalam bentuk ini laporan laba
rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan biaya usaha dan diluar usaha lain.
2.

Bentuk Majemuk atau Multiple Step, merupakan pemisahan antara komponen usaha pokok

(operasional) dengan diluar pokok (non operasional). Artinya terlebih dahulu dikurangi antara
penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambah dengan hasil pengurangan
penghasilan dan biaya diluar pokok.
2.5.3 Laporan Laba Ditahan

Menurut Munawir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2007; 27), Laba atau
rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan rugi laba atau
dicantumkan dalam Laporan Perubahan Modal (Retained earning statement) atau Laporan
Perubahan Modal, tergantung pada konsep yang dianut perusahaan.
Dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi :
1. Net Income yang ditransfer dari laporan rugi laba.
2. Deklarasi (pembayaran) dividend.
3. Penyisihan dari laba (Appropriation of retained earning).
2.6

Analisa Laporan Keuangan

2.6.1

Tujuan Analisa Laporan Keuangan

Menurut Munawir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2007; 31), Laporan Keuangan
merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
1. Faktor yang paling utama dalam menganalisa laporan keuangan yaitu :
a. Likwiditas Perusahaan
Yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada
waktunya (khususnya kewajiban jangka pendek). Ditinjau dari likwiditas, maka keadaan
perusahaan dapat dibedakan :
1)

Likwid yaitu perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangannya tepat

pada waktunya.
2)

Ilikwid yaitu perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada

waktunya.
Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua :
1)

Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur) dinamakan

likwiditas badan usaha.


2)

Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan)

dinamakan likwiditas perusahaan.

1. Solvabilitas Perusahaan
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.
Ditinjau dari solvabilitas, keadaan perusahaan dibagi menjadi dua macam, yaitu perusahaan
dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup
untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya dikatakan insolvabel apabila jumlah aktiva
tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya.
Dalam hubungannya antara likwiditas dan solvabilitas ada empat keadaan yang dapat dialami
oleh perusahaan, yaitu :
1)

Likwid dan solvabel yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban keuangan baik

bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.


2)

Likwid tetapi insolvabel yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka

pendek tetapi tidak dapat memenuhi keuangan jangka panjangnya.


3)

Ilikwid dan solvabel yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tetapi

dapat memenuhi kewajiban jangka panjang.


4)

Ilikwid dan insolvabel yaitu perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan baik

yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.


1. Rentabilitas atau Profitability Perusahaan
Yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam satu periode. Rentabilitas
perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya
secara produktif, dengan demikian rentabilitas perusahaan dapat diketahui dengan
memperbandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal
perusahaan tersebut.
1. Stabilitas Usaha
Yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan stabil. Stabilitas usaha dapat
diukur dari kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pinjamannya tanpa mengalami
krisis keuangan.
2.6.2

Prosedur Analisis

Menurut Munawir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2007; 34), Analisa terhadap
suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut.
Penganalisa harus dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercermin dalam
laporan keuangan tersebut dengan kata lain agar hasilnya memuaskan maka kita harus
mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
2.7

Analisa Pembandingan Laporan Keuangan

Menurut Munawir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2007; 38), dengan
memperbandingkan Neraca (comparative balance sheet) menunjukkan aktiva, hutang dan modal
perusahaan pada dua tanggal atau lebih untuk satu atau dua perusahaan yang berbeda akan dapat
diketahui perubahan-perubahan yang terjadi.
Adapun beberapa perubahan di dalam neraca dalam satu period disebabkan karena :
1. Laba atau rugi yang bersifat operasionil maupun yang insidentil.
2. Diperolehnya aktiva baru maupun adanya perubahan bentuk aktiva.
3. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang yang satu ke
bentuk hutang yang lain.
4. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham, (adanya penambahan
dan pengurangan modal).
Analisa laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Analisa horizontal atau analisa dinamis yaitu menganalisa dengan mengadakan
perbandingan dari laporan-laporan selama beberapa periode.
2. Analisa vertical atau analisa statis yaitu menganalisa hanya meliputi satu periode saja
(hanya memperbandingan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam satu laporan
keuangan).
2.7.1

Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan

Menurut Munawir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2007; 36), metode atau teknik
analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam
laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut.
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat
lebih dimengerti. Pertama-tama penganalisa harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang
diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa dan menginterpretasikan sehingga data ini

menjadi lebih berarti. Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan,
dengan menunjukkan :
1. Data absolute (jumlah-jumlah dalam rupiah).
2. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
3. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase.
4. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio.
5. Prosentase dari total.

2.7.2

Analisa Rasio

Menurut Munawir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2007; 64), rasio yaitu angka
yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos yang lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan.
Adapun ratio yang sering kita gunakan adalah :
1. 1.

Rasio Likwiditas

Yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka


pendeknya.
1. a.

Current Ratio (Rasio Lancar)

Menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar
perbandingan-perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar ini 100 % berarti
aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.
Rumus :

Aktiva Lancar
Rasio Lancar =
Hutang Lancar

1. b.

Acid Test Ratio / Quick Ratio

Disebut juga Quick Ratio yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutanghutangnya tanpa perhitungan persediaannya.
Rumus :
Kas + Efek + Piutang
Acid Test Ratio =
Hutang Lancar
1. e.

Cash Ratio (Rasio Kas)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas atau yang
setara dengan kas.
Rumus :
Kas + Efek
Cash Ratio =
Hutang Lancar
1. 2.

Rasio Solvabilitas

Yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang


maupun kewajiban-kewajibannya yang apabila perusahaan dilikuidasi. Ratio ini dapat dihitung
dari pos-pos atau sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap utang jangka panjang. Adapun yang
termasuk ratio solvabilitas adalah sebagai berikut :
1. a.

Rasio Hutang atas Modal

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang
kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage.

Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau
minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar.
Rumus :
Total Utang
Rasio Utang Atas Modal =
Modal (Equity)

1. b.

Times interest earned ratio / Interest Coverage

Times interest earned ratio atau Interest converage, rasio ini bertujuan untuk mengukur pengaruh
beban bunga terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT).
Rumus :
Laba Sebelum Bunga dan Pajak(EBIT)

Beban Bunga
Analisis rasio digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor dalam keputusan investasi atau
penyaluran dana. Selain itu rasio keuangan dapat berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi awal
masalah yang terjadi didalam perusahaan, terutama berkaitan dengan masalah keuangan.
1. c.

Rasio Utang atas Aktiva

Rasio ini menunjukkan sejauhmana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih
aman (solvabel). Bisa juga dibaca berapa porsi utang dibanding dengan aktiva. Supaya aman
porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil.
Rumus :
Total Utang

Rasio Utang atas Aktiva =


Total Aktiva

1. 3.

Rasio Rentabilitas / Profitabilitas

Yaitu kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan. Sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Adapun
yang termasuk rasio rentabilitas yaitu :
1. a.

Rasio Margin Laba Kotor (Gross Profit margin)

Untuk mengukur pengendalian harga pokok atau biaya produksi, mengindikasikan kemampuan
perusahaan untuk berproduksi secara efisien.
Rumus :
Laba Kotor
Margin Laba Kotor =
Pendapatan Bersih

1. b.

Rasio Margin Laba Bersih (Net Margin Ratio)

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.


Rumus :
Laba Bersih

Pendapatan Bersih

1. c.

Return On Assets (Rasio Pengembalian Atas Aktiva)

Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dari pajak. Hasil pengembalian
total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja management dalam menggunakan aktiva
perusahaan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Rumus :
Return On Assets =
Laba Usaha

Rata-rata jumlah aktiva


1. 4.

Operating Ratio

Mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan
kurang baik karena berarti setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya yang tinggi
disebabkan oleh faktor intern yang dikendalikan oleh management, tetapi juga faktor extern
misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh management.
Rumus :

Operating Ratio =

Harga Pokok + Biaya Operasi

Penjualan

BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
3.1

Sejarah Singkat Perusahaan

KJPP Ruky, Safrudin & Rekan, didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 2 tanggal 6 Juli 1999,
Harun Kamil S.H. tentang pendirian Persekutuan Ruky dan Rekan, Akta Notaris No. 35 tanggal
19 Juni 2002, Harun Kamil S.H. tentang Perubahan Anggaran Dasar, Akta Notaris No. 15 tanggal
15 Juli 2003, Robert Purba S.H. tentang Perubahan Anggaran Dasar Persekutuan Perdata Ruky,
Sridhar & Rekan, Akta Notaris No. 16 tanggal 15 Juli 2003, Robert Purba S.H. tentang
Pemasukan Sekutu Persekutuan Perdata Ruky, Sridhar & Rekan, Akta Notaris No. 10 tanggal 19
Januari 2009, Surya Sudrajad, S.H. tentang Perubahan Anggaran Dasar Persekutuan Perdata
Ruky, Sridhar & Rekan, dan Akta Notaris No. 11 tanggal 28 Juli 2009, Surya Sudrajad, S.H.
tentang Perubahan Anggaran Dasar Persekutuan Perdata Ruky, Safrudin & Associates.
KJPP RAO,YUHAL & Rekan mengalami perubahan nama dari yang dahulu KJPP Ruky, Sridhar
& Rekan menjadi KJPP RAO,YUHAL & Rekan yang mana telah mendapat ijin usaha atas
perubahan nama dari Kementerian Keuangan No. 2.11.0094 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Keuangan No. 1133/KM.1/2011 tanggal 14 Oktober 2011 dan terdaftar atas nama KJPP
RAO,YUHAL & Rekan sebagai profesi penunjang pasar modal berdasarkan surat Bapepam-LK
No. 11653/BL/2011 tanggal 27 Oktober 2011 dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang
Pasar Modal dari Bapepam LK No. 12/BL/STTD-P/B/2011 yang diberikan kepada B.Sridhar
Rao dengan No.Izin B-1.10.00268 tanggal 31 Maret 2011 serta Surat Keputusan Menteri
Keuangan No.22/KM.1.2010 tentang Izin Penilai Publik Di Bidang Jasa Penilaian Bisnis (B)
kepada B.Sridhar Rao tanggal 15 Januari 2010.
KJPP Rao, Yuhal & Rekan bergerak di bidang Penilaian dan Konsultasi, dan berafiliasi dengan
PT. Truscel Capital yang didirikan tahun 1999.
PT. Truscel Capital merupakan perusahaan penilai yang mempunyai ijin dari Departemen
Keuangan dan disetujui oleh Bapepam sebagai konsultan independen dengan ijin No.
12/BL/STTD-P/B/2011 untuk melakukan penilaian usaha dan memberi pendapat kewajaran atas
suatu rencana transaksi perusahaan terbuka.
PT. Truscel Capital juga telah terdaftar sebagai rekanan Financial Advisor di PPA, PT Bukit
Asam Tbk, PT Merpati Nusantara Airlines, PT Timah(Persero) Tbk, PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk, PT Antam (Persero) Tbk dan beberapa perusahaan BUMN Lainnya.

PT. Truscel Capital juga mempunyai Akta Pendirian Notaris No. 2 tahun 1999 yang dicatat di
Pengadilan Negeri dengan No. 40/A/DLL/HKM/1999, serta diumumkan dalam Tambahan Berita
Negara No. 16, 26 Feb 2000.
Dan juga Surat-Surat dan izin-izin lainnya, seperti Surat Keterangan Domisili Perusahaan No.
848/1.824/2011. Tanda Daftar Perusahaan Bentuk Perusahaan Lain No. 09.05.1.70.65229. Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar No. 00410-01/PB/P/1.824.271 dan Ijin Penilai Publik dari
Departemen Keuangan RI.

3.2

Visi dan Misi Perusahaan

3.2.1 Visi
To be a market leader in developing innovative client solutions
3.2.2 Misi
To bring the best qualified experts into each assignment so that to develop best deliverable and
maintain the highest standards of professional integrity

3.3

Bidang Usaha dan Ruang Gerak

KJPP Rao, Yuhal dan Rekan menawarkan jasa penasehat keuangan korporasi bertaraf
internasional meliputi penilaian perusahaan, penilaian saham, penilaian aktiva tak berwujud, studi
kelayakan,, pengkajian rencana usaha & penyiapan strategi perusahaan, pemberikan pendapat
kewajaran dan penilaian investasi (investment appraisals), memberi nasehat atas penggabungan
usaha dan akuisisi dan restrukturisasi hutang serta persiapan pra-Penawaran Saham Perdana
(IPO).
Dengan penilai yang berakreditasi Penilai Publik dan rekam jejak yang unggul, KJPP Rao, Yuhal
dan Rekan dapat memberikan kontribusi terbaik kepada klien dalam penilaian usaha, penilaian
aktiva tetap dan penilaian aktiva tak berwujud.
KJPP Rao, Yuhal dan Rekan melakukan pengumpulan dana (fund raising) secara terpilih, dengan
menciptakan struktur tertentu yang disesuaikan dengan setiap jenis transaksi untuk mencapai
hasil akhir yang terbaik selama pengumpulan dana.

Pengetahuan yang luas dan pengalaman dalam merger dan akuisisi selama beberapa tahun adalah
nilai yang akan diperoleh oleh klien dari KJPP Rao, Yuhal dan Rekan. Hal ini memastikan
bahwa merger dan akuisisi telah sukses dan menghasilkan peningkatan nilai bagi pemegang
saham.
Mempunyai keahlian dan pengalaman dalam melakukan beberapa proyek privatisasi. Ahli
privatisasi KJPP Rao, Yuhal dan Rekan telah membuat perusahaan ini memberikan nilai tambah
pada sektor swasta dan sektor publik.

3.4

Jasa-jasa di KJPP Rao, Yuhal dan Rekan

1. Penasehat Merger & Akuisisi / Merger and Acquisition Advisory


2. Analisis Rencana Bisnis / Business Plan Analysis
3. Cash Monitoring
4. Penilaian Saham dan Perusahaan / Company & Share Valuation
5. Restrukturisasi utang / Debt Restructuring
6. Pendapat Kewajaran / Fairness Opinion
7. Studi Kelayakan / Feasibility Studies
8. Uji Tuntas Pajak dan Keuangan / Financial & Tax Due Diligence
9. Model Keuangan / Financial Modeling
10. Penilaian Aktiva Tetap / Fixed Asset Valuations
11. Penilaian IFRS / International Financial Reporting Standards Valuation
12. Penilaian Asset Tidak Berwujud / Intangible Asset Valuation
13. Penawaran Umum Perdana / Initial Public Offering & Right Issue Preparation
14. Penasehat Privat / Privatization Advisory

3.5

Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi

3.6
1. 1.

Deskripsi Kerja
Managing Partner dan atau Signing Partner

Sebagai Persekutuan Perdata, RYR adalah Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang terdiri
dipimpin oleh seorang Managing Partner (Pimpinan Rekan) yang berfungsi sebagai Pimpinan
dalam pengelolaan administrasi dan keuangan termasuk anggaran. Untuk pekerjaan dan tugas
penilaian usaha maka yang bertanggung jawab adalah Managing Partner yang menandatangani
tugas penilaian tersebut (Signing Partner). Managing Partner, berfungsi sebagai Signing Partner,
maka ia bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan penilaian yang menjadi tugasnya.

1. 2.

Partner

Partner bertanggung jawab secara penuh untuk memastikan bahwa ketaatan dan komitmen
terhadap peraturan Bapepam-LK, SPI dan peraturan terkait lainnya telah
dilaksanakan. Partner menetapkan tujuan Sistem Pengendalian Mutu RYR dan tujuan-tujuan
lainnya yang relevan.
1. 3.

Quality Control In-Charge Penilai Usaha (QC)

QC bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh kebijakan dan prosedur pengendalian
mutu telah diterapkan dengan benar dan konsisten dalam setiap penyelesaian penugasan. QC
harus melaporkan secara langsung kepada Managing Partner tentang segala hal yang berkaitan
dengan Sistem.
1. 4.

Pengawas Tingkat Menengah Penilaian Usaha

Bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu


kepada seluruh valuers. Dalam melaksanakan penugasan yang diberikan, Pengawas harus
memastikan bahwa kebijakan dan prosedur pengendalian mutu telah diterapkan dalam lingkup
pekerjaan mereka dan yakin bahwa valuers yang berada dalam pengawasannya telah memahami
kebijakan dan prosedur Sistem Pengendalian Mutu. Sehubungan dengan adanya permasalahan
dalam penerapan Sistem Pengendalian Mutu, Manager bertanggung jawab untuk
mendiskusikannya denganManaging Partner, QC ataupun valuers yang berada dalam
pengawasannya.
1. 5.

In-Charge Penilai Usaha (QC)

Seluruh valuers lainnya bertanggung jawab untuk mengikuti ketentuan, kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu RYR serta melaporkan kepada QC, Pengawas sertaManaging Partner atas
masalah-masalah yang timbul atau ketidaktaatan dalam penerapan kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu.
1. 6.

Finance & Accounting

a. Merencanakan dan membuat budget keuangan.


b. Membuat laporan keuangan.
c. Mencatat pengeluaran dan pemasukan kas dan membuat laporan petty cash.
d. Membayar semua tagihan perusahaan.
e. Membuat invoice, surat penagihan dan Faktur Pajak
f. Menagih piutang.
g. Menghitung, membayar, melaporkan pajak perusahaan.
1. 7.

Business Development

Merancang dan membuat Proposal serta Kontrak Perjanjian Kerja (Engagement Letter)

BAB IV
ANALISIS / PEMBAHASAN
4.3

Kesimpulan dari Analisa Rasio dan Perbandingan Laporan Keuangan

BAB V

PENUTUP
5.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa rasio-rasio dan perbandingan laporan keuangan serta pembahasan pada
bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan bermanfaat
bagi pihak manajemen KJPP Rao, Yuhal dan Rekan Jakarta,yaitu:

DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Ke-1, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2008
Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1, Revisi 2009, Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta, 2009
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke 1-5, Rajawali Pers, Jakarta,

2012

Munawir, S., Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta, 2007
Nuh, Muhammad, Principle Accounting, Fajar, Jakarta, 2006
Sugiono, Arief dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, PT.
Grasindo, Jakarta, 2008
BIODATA PENULIS
Nama
Tempat, Tanggal Lahir

: Siti Sarahadi
: Jakarta, 10 Mei 1991

Jenis Kelamin
Agama

: Perempuan
: Islam

Pengalaman Kerja
1. Magang di PT. Indosat Tbk, Wisma Antara, Jakarta Pusat (2006) Finance & Budgeting
2. Bekerja di PT. Carat Indonesia / PT. Cursor Media, Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan
(Mei 2011 Agustus 2011) Account Receivable / Accounting Staff
3. Bekerja di PT. Truscel Capital / KJPP Rao, Yuhal & Rekan, Sudirman Park, Jakarta Pusat
(Oktober 2011 sekarang) Finance & Accounting Staff
Jakarta, 16 Juni 2012

You might also like