You are on page 1of 4

Final Report

BAB
5
SOSIAL, EKONOMI,
DAN BUDAYA
5.1 SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN
Kependudukan merupakan hal yang paling utama dalam setiap pembangunan suatu
kawasan, karena konsekuensi dari setiap kegiatan, jumlah besaran, laju pertumbuhan,
struktur

serta

komposisi

penduduk

tersebut

pembangunan yang akan dilaksanakan.

akan

sangat

mempengaruhi

gerak

Pertumbuhan penduduk yang senantiasa

meningkat setiap tahunnya akan menyebabkan bertambahnya potensi maupun masalah,


baik dalam perekonomian maupun sosial. Dalam upaya peningkatan kesejahteraan
penduduk, penyebaran dan kepadatan serta kebijakan-kebijakannya perlu diselaraskan
sehingga tidak akan mengganggu suatu rencana pembangunan di suatu kawasan, dan
apabila pembangunan tersebut dapat menimbulkan suatu konflik maka konflik tersebut
dapat dieleminir sedini mungkin sehingga tidak akan terjadi konflik yang berkepanjangan.
Pada Tabel 5.1 disajikan luas areal, jumlah penduduk serta kepadatannya.

Tabel 5.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatannya


Desa /

Luas

Jumlah

Jumlah

Kecamatan

Wilayah

Rumah

Penduduk

(Ha)

Tangga

775

356

Bantik - Beo

Kepadatan Per
Ha

Rumah
Tangga

1.552

2.18

4.36

Sumber : Monografi Desa Bantik Kecamatan Beo, 2004.

a.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio

Berdasarkan data monografi Desa Bantik Tahun 2004 atau pada saat survey dilakukan
total penduduk di lokasi proyek yaitu di Desa Bantik yaitu 1.552 jiwa (356 KK) yang terdiri
dari 797 jiwa Laki-Laki dan 755 jiwa Perempuan, dengan Sex Ratio sebesar 1.05.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.2.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh

5-1

Final Report

Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio

Desa

Kecamatan
Bantik Beo

Jenis Kelamin
Laki-Laki

Perempuan

797

755

Jumlah

Sex

(Jiwa)

Ratio

1.552

1.05

Sumber : Monografi Desa Bantik Kecamatan Beo, 2004.

b.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Apabila ditinjau dari usia penduduk yang paling banyak adalah yang berusia antara 6 13
tahun yaitu 240 jiwa (15.46 % dari jumlah penduduk Desa Bantik) dan penduduk yang
paling sedikit adalah yang berusia antara 36 40 tahun yaitu 48 jiwa (3.09 %). Penduduk
yang termasuk usia produktif yaitu yang berusi antara 16 55 tahun adalah 725 atau 46.71
%, sedangkan penduduk non produktif yaitu yang berusia 0 15 tahun dan usia > 56 tahun
adalah 827 atau 53.29 % dari total jumlah penduduk Desa Bantik, dengan demikian maka
setiap penduduk usia produktif harus menanggung hidup 1.14 jiwa penduduk usia non
produktif.
Untuk lebih jelasnya dapat Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia disajikan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Tingkatan Usia

Jumlah Penduduk

Persentase

05

205

13.21 %

6 12

240

15.46 %

13 15

197

12.69 %

16 19 *

196

12.63 %

20 25 *

55

3.54 %

26 30 *

58

3.74 %

31 35 *

52

3.35 %

36 40 *

48

3.09 %

41 45 *

72

4.64 %

46 50 *

56

3.61 %

51 55 *

188

12.12 %

> 56

185

11.92 %

Jumlah

1.552

100 %

Sumber : Monografi Desa Bantik, 2004.

c.

Ket : * Usia Produktif

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan dan Agama

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh

5-2

Final Report

Apabila ditinjau dari segi pendidikan maka penduduk Desa Bantik masih didominasi oleh
penduduk yang belum sekolah atau belum lulusan pendidikan Sekolah Dasar yaitu 603
jiwa (38.85 %), disusul lulusan Sekolah Dasar yaitu 543 jiwa (34.99 %), lulusan SLTP 239
(15.40 %), lulusan SLTA 167 (10.74 %) dan lulusan PT baru 1 orang (0.06 %).
Masyarakat Desa Bantik merupakan penduduk yang mempunyai rasa toleransi antar
sesama umat beragama yang cukup tinggi, jumlah penduduk Desa Bantik yang beragama
Islam adalah 187 0rang (12.05 % dari jumlah penduduk Desa Bantik), sedangkan sisanya
yaitu 1.365 orang (87.95 %) merupakan masyarakat Kristiani.

5.2 SOSIAL BUDAYA


Secara umum masyarakat Desa Bantik merupakan masyarakat transmigran yang berasal
dari Pulai Sangihe yang telah lama dan turun temurun berada di daerah tersebut.
Kepatuhan terhadap tokoh-tokoh masyarakat formal dan non formal cukup tinggi terutama
terhadap tokoh-tokoh agama. Kehidupan sosial yang berlatar belakang aspek religius ini
tercermin dalam kehidupan sehari-hari, selain itu hubungan antar umat beragama
sangatlah terjalin dengan baik, terlihat dalam setiap kegiatan yang bersifat umum dimana
setiap penduduk senantiasa dilibatkan untuk berperan serta tanpa memandang latar
belakang perbedaan keyakinan, misalnya dalam suatu pertemuan dalam pembacaan doa
apabila doa pembuka dilakukan oleh tokoh agama Islam maka untuk pembacaan doa
penutup tokoh kristianilah yang melakukan, demikian juga sebaliknya. Dalam kasus-kasus
sosial tertentu, peranan tokoh informal khususnya tokoh agama sangatlah menonjol, akan
tetapi untuk tokoh formal seperti Apitalau/Kepala Desa merupakan anggota masyarakat
yang menduduki posisi lapisan atas.
Kondisi perumahan di lokasi proyek pada dasarnya sudah cukup baik walau masih sangat
sederhana. Dari data yang diperoleh di Desa Bantik baru ada 3 rumah yang sudah
permanen, 68 rumah semi permanen dan 165 lainnya merupakan rumah non permanen.
Meskipun demikian penduduk sudah mempunyai kesadaran akan kesehatan dengan baik,
terlihat dari hampir seluruh keluarga telah memiliki MCK dan sumur sendiri, walau untuk
sumur dangkal (kedalaman + 4 meter) pada saat musim kemarau masih mengalami
kekeringan, sedangkan untuk sumur dalam ( kedalaman > 15 meter) air senantiasa ada
dan kualitasnya cukup baik dan dapat digunakan sebagai sumber air minum.
Kedala lainnya dalam mendapatkan air bersih selain kekeringan dimusim kemarau yaitu
belum adanya sarana PAM, walau menurut informasi PAM pernah ada dan hanya
berfungsi sekitar 2 tahun dengan sumber air berasal dari PAM yang berada di Desa Beo,
namun kurangnya perawatan menyebabkan sarana dan prasarana tersebut rusak dan
sampai saat ini belum ada perbaikan baik dari Pemerintah setempat maupun dari
masyarakat pengguna itu sendiri.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh

5-3

Final Report

Untuk penggunaan lahan sampai saat ini yaitu untuk pekarangan dan perumahan seluas
101 ha, Perkebunan 144 ha, hutan 24.5 ha, fasilitas umum 5.5 dan sisanya yaitu 500 ha
selain berupa sawah juga merupakan lahan yang dipersiapkan untuk dijadikan lahan
persawahan karena pada saat diadakan proyek PLB lahan perkebunan mereka sudah
digusur dan dipersiapkan untuk menjadi lahan sawah namun sampai pada saat survei
dilakukan program tersebut belum ada kelanjutannya sehingga masyarakat sangat
mengharapkan kejelasan dan kelanjutan dari rencana tersebut. Selain itu dikarenakan
kurangnya/tidak sampainya air ke lahan membuat penduduk kurang termotipasi untuk
melakukan usaha pertanian tersebut.

5.3 MATA PENCAHARIAN


Seperti halnya daerah pengembangan, maka di lokasi pekerjaan (Desa Bantik) mata
pencaharian penduduk tetap didominasi oleh Petani yaitu sekitar 295 orang, diikuti oleh
Nelayan yaitu 78 orang, 33 orang Buruh Tani, 17 orang bergerak dibidang pertukangan, 12
oarang PNS dan 1 orang pensiunan. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan mata
pencaharian sebagian masyarakat masih ditergantungkan pada kondisi musim (bila hari
kapal sebagian penduduk menjadi kuli pelabuhan di Desa Beo, pada saat musim ikan
masyarakat menjadi nelayan dan apabila musim angin barat baru beralih ke pertanian.
Akan tetapi untuk masyarakat yang sudah dapat mengelola lahan pertaniannya menjadi
lahan persawahan hal tersebut sudah tidak berlaku lagi, masyarakat lebih suka mengolah
lahan yang hasilnya cukup baik dan nilai ekonominya cukup tinggi, apalagi apabila
dibandingkan dengan perkebunan tanaman kelapa yang sebagian besar sudah tidak dapat
diharapkan lagi karena serangan serangga Xesava nobita yang melahap seluruh daun
dan mayang bunga kelapa sehingga tanaman kelapa tidak lagi produktif.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh

5-4

You might also like