Professional Documents
Culture Documents
social dari tiap-tiap individu. Jadi perinsipnya antara individu dengan lembaga-lembaga social itu
selalu saling pengaruh mempengaruhi (process social interaction).
F.G Robbins dan Brown mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang
membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan social yang mempengaruhi individu untuk
mendapatkan serta mengorganisasi pengalamannya. Sosiologi pendidikan mempelajari
kelakukan social serta perinsip-perinsip untuk mengontrolnya.
E.G Payne secara spesifik memandang sosiolgi pendidikan sebagai studi yang
konfrenhensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu yang diterapkan. Bagi Payne
sosiologi pendidikan tidak hanya meliputi segala sesuatu dalam bidang sosiologi yang dapat
dikenakan analisis sosiologis. Tujuan utamanya ialah memberikan guru-guru, para peneliti dan
orang lain yang menaruh perhatian akan pendidikan latihan yang serasi dan efektif dalam
sosiologi yang dapat memberikan sumbangannya kepada pemahaman yang lebih mendalam
tentang pendidikan (Nasution 1999:4)
Menurut Dictionary of Socialogy, sosiologi pendidikan ialah sosiologi yang diterapkan
untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.
Menurut Prof. DR.S.Nasution. Sosiologi pendidikan ialah ilmu yang berusaha untuk
mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian
individu agar lebih baik.
Menurut F.G. Robbins, Sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang bertugas
menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidika.
Menurut penulis, Sosiologi pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang berusaha
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
Dengan berbagai definisi tersebut diatas menunjukkan bahwa sosiologi pendidikan
pendidikan
terdidik/berpendidikan
bertujuan
dalam
kegiatan
menganalisis
social.
partisipasi
Peranan/aktivitas
orang-orang
warga
yang
secara cepat dan tepat kepada masalah pendidikan. Menurut pendapatnya, sosiologi
pendidikan tidak hanya berkenaan dengan proses belajar dan sosialisasi yang terkait
dengan sosiologi saja, tetapi juga segala sesuatu dalam bidang pendidikan yang dapat
dianalis sosiologi. Seperti sosiologi yang digunakan untuk meningkatkan teknik mengajar
yaitu metode sosiodrama, bermain peranan (role playing) dan sebagainya.dengan
demikian sosiologi pendidikan bermanfaat besar bagi para pendidik, selain berharga
untuk mengalisis pendidikan, juga bermanfaat untuk memahami hubungan antara
manusia di sekolah serta struktur masyarakat. Sosiologi pendidikan tidak hanya
mempelajari masalah masalah sosial dalam pendidikan saja, melainkan juga hal hal
pokok lain, seperti tujuan pendidikan, bahan kurikulum, strategi belajar, sarana belajar,
dan sebagainya. Sosiologi pendidikan ialah analisis ilmiah atas proses sosial dan polapola sosial yang terdapat dalam sistem pendidikan.
Jika dilihat zaman peradaban yunani pada masa Plato (427-327 BC), pendidikannya lebih
mengutamakan penciptaan manusia sebagai pemikir, kemudian sebagai ksatria dan penguasa.
Pada zaman Romawi, seperti masa kehidupan Cicero (106-43 BC),2 pendidikan mengutamakan
penciptaan manusia yang hmanistis. Pada abad pertengahan, pendidikan mengutamakan
menjadikan manusia sebagai pengabdi Khalik (baik versi Islam maupun versi Kristiani). Pada
abad pertengahan (1600-an-1800-an), melahirkan teori Nativisme (Rousseau, 1712-1778),
Empirisme oleh Locke (1632-1704) dan konvergensi oleh Stern (1871-1939). Semuanya
cendrung kepada nilai individu anak sebagai manusia yang memiliki karakteristik yang unik.
Menurut Nasution (1999:2-4) ada beberapa konsep tentang tujuan Sosiologi Pendidikan,
antara lain sebagai berikut:
1. analisis proses sosiologi (2) analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat, (3)
analisis intraksi social di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat, (4) alat kemajuan dan
perkembangan social, (5) dasar untuk menentukan tujuan pendidikan, (6) sosiologi terapan, dan
(7) latihan bagi petugas pendidikan.
Konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan di atas menunjukkan bahwa aktivitas
masyarakat dalam pendidikan merupakan sebuah proses sehingga pendidikan dapat dijadikan
instrument oleh individu untuk dapat berintraksi secara tepat di komunitas dan masyarakatnya.
Pada sisi yang lain, sosiologi pendidikan akan memberikan penjelasan yang relevan dengan
kondisi kekinian masyarakat, sehingga setiap individu sebagai anggota masyarakat dapat
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan berbagai fenomena yang muncul
dalam masyarakatnya.
Namun demikian, pertumbuhan dan perkembangan masyarakat merupakan bentuk lain
dari pola budaya yang dibentuk oleh suatu masyarakat. Pendidikan tugasnya tentu saja memberi
penjelasan mengapa suatu fenomena terjadi, apakah fenomena tersebut merupakan sesuatu yang
harus terjadi, dan bagaimana mengatasi segala implikasi yang bersifat buruk dari berkembangnya
fenomena tersebut, sekaligus memelihara implikasi dari berbagai fenomena yang ada.
Tujuan sosiologi pendidikan pada dasarnya untuk mempercepat dan meningkatkan
pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, sosiologi pendidikan tidak akan
keluar darim uapaya-upaya agar pencapaian tujuan dan fungsi pendidikan tercapai menurut
pendidikan itu sendiri. Secara universalm tujuan dan fungsi pendidikan itu adalah memanusiakan
manusia oleh manusia yang telah memanusia. Itulah sebabnya system pendidikan nasional
menurut UUSPN No. 2 Tahun 1989 pasal 3 adalah untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya
mewujudkan tujaun nasional. Menurut fungsi tersebut jelas sekali bahwa pendidikan
masyarakat. Namun dalam memperhatikan nilali-nilai yang berkembang tersebut, arah yang
menjadi anutan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya tidaklah sama. Tidak semua
masyarakat secara terarah memahami arah dan tujuan hidup secara benar. Arah dan tujuan yang
benar menurut Mulkham (1993:195) adalah secara garis besar arah dan tujuan hidup manusia
dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap. Tahap pertama, mengenai kebenaran, tahap kedua,
memihak kepada kebenaran dan tahap terakhir adalah berbuat ikhsan secara dan secara
individual maupun social yangb terealisasi dalam laku ibadah.
Sampai saat ini pendidikan dianggap dapat dijadikan sebagai sarana yang efektif dalam
menyadarkan manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota komunitas dan
masyarakat. Pendidikan akan mengembangkan kecerdasan dan penguasaan ilmu pengetahuan,
pada sisi yang lain agama akan semakin popular dan terinternalisasi dalam diri setiap
pemeluknya, jika diberikan melalui pendidikan.
1. Masyarakat sebagai ruang lingkup pembahasan sosiologi pendidikan
Sosiologi disebut juga sebagai ilmu Masyarakat atau ilmu yang membicarakan
masyarakat., maka perlu diberikan pengertian tentang masyarakat. Berikut ini adalah pengertian
yang diberikan oleh beberapa pakar sosiologi:
2. Masyarakat merupakan jalinan hubungan social, dan selalu berubah. (Mac Iver dan Page).
3. Masyarakat adalah kesatuan hidup makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu
system adat istiadat tertentu. (Koentjaraningkat).
4. Masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaa.
(Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi).
Menurut Soerjono Soekanto, ada 4 (empat) unsure yang terdapat dalam masyarakat,
yaitu:
Sumber :
Drs. H. Muhyi Batubara, M. Sc. Sosiologi Pendidikan. PT. Ciputat Press. Jakarta,