Professional Documents
Culture Documents
BASSAM
110.2009.054
Pembimbing:
dr. Uus Rustandi. Sp. An
dr. Ruby Satria Nugraha, Sp. An, Mkes
ANESTESI
Anastesi Umum
ANAMNESIS
Pernah mendapat anestesia sebelumnya?
Keluhan terhadap obat? alergi, mual-muntah,
nyeri otot, gatal-gatal atau sesak nafas pasca
bedah
Obat yang menimbulkan masalah dimasa lampau
sebaiknya jangan digunakan ulang,
Kebiasaan merokok hentikan1-2 hari
sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
Kiposis,obesitas
Abnormalitas gigi
PEMERIKSAAN LAB
Darah rutin
EKG
Foto thorak
LED
Penyakit menular sistemik
STATUS FISIK
Menggunakan The American Society of Anesthesiologists
(ASA) :
ASA I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik,
biokimia.
ASA II
ASA III
ASA IV
ASA V
Pada
Masukan Oral
Refleks laring mengalami penurunan selama
anesthesia.
Regurgitasi isi lambung dan kotoran yang terdapat
dalam jalan napas merupakan risiko utama pada
pasien-pasien yang menjalani anesthesia.
Dewasa : 6-8 jam
Anak kecil : 4-6 jam
Bayi : 3-4 jam.
PREMEDIKASI
Teknik Anastesi
Klasifikasi Mallampati :
Pemasangan ett
Induksi anestesi
Persiapan induksi
: Scope Stetoskop untuk mendengarkan suara
paru dan jantung. Laringoskop pilih bilah atau daun
(blade) yang sesuai dengan usia pasien. Lampu
harus cukup terang.
A : Airway
Induksi intravena
Pelemas otot
Induksi inhalasi
Induksi per-rektal
Cara
STADIUM ANESTESI
Stadium I
Stadium I (St. Analgesia/ St. Cisorientasi) dimulai dari saat
pemberian zat anestetik sampai hilangnya kesadaran.
Stadium II
Stadium II (St. Eksitasi; St. Delirium) Mulai dari akhir stadium
I dan ditandai dengan pernapasan yang irreguler, pupil melebar
dengan reflekss cahaya (+).
Stadium III
Stadium III yaitu stadium sejak mulai teraturnya lagi
pernapasan hingga hilangnya pernapasan spontan.
Stadium IV
Ditandai dengan kegagalan pernapasan (apnea) yang
kemudian akan segera diikuti kegagalan sirkulasi/ henti jantung
dan akhirnya pasien meninggal.
OBAT ANESTESI
Obat Anestetika gas
b.Tiopental
Merupakan obat anestesi umum barbiturat
short acting
Dapat mencapai otak dengan cepat dan
memiliki onset yang cepat (30-45 detik).
Dosis yang banyak atau dengan
menggunakan infus akan menghasilkan
efek sedasi dan hilangnya kesadaran.
Dosis 3-5 mg/kg.
c.Ketamin
Ketamin hidroklorida adalah golongan fenil
sikloheksilamin, merupakan rapid acting non
barbiturate.
Ketamin kurang digemari untuk induksi
anastesia, karena sering menimbulkan
takikardi, hipertensi , nyeri kepala, muntah
muntah , pandangan kabur dan mimpi buruk.
Ketamin diberikan secara I.V atau I.M.
Dosis induksi adalah 1 2 mg/KgBB secara
I.V atau 5 10 mg/Kgbb I.M
Dosis sedatif lebih rendah yaitu 0,2 mg/KgBB
Aldrete scale
Steward score
TERIMA KASIH