You are on page 1of 38

MANAJEMEN KAWASAN RAWAN

BENCANA
GUNUNG API
Sebuah inspirasi untuk menuangkan ragam informasi ilmiah tentang Gunung Api, dikutip dari
media online yang disusun ke dalam tulisan. Dimana Penulis berdomisili di kawasan dataran
vulkanik Toba, sehingga sangat ada hubungannya untuk mengenal dan memahami dengan
topik yang dimaksud.
Tulisan ini sebagai referensi pribadi dan Semoga bermanfaat.

Oleh :
Helmut Todo Tua Simamora, M.Si
BADAN LINGKUNGAN HIDUP, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KABUPATEN SAMOSIR
PROVINSI SUMATERA UTARA

GUNUNG ERUPSI / GUNUNG


MELETUS
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi

akibat endapan magma di dalam perut bumi yang


didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam
lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni
diperkirakan lebih dari 1.000 C. Cairan magma yang
keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan
gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat
menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih,
sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh
radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung
berapi yang sering meletus disebut gunung berapi
aktif.

INDONESIA RAWAN BENCANA


1. Indonesia memang rawan bencana.
Hal ini terkait dengan posisi Indonesia
yang terletak di pertemuan tiga lempeng
tektonik, yakni Aurasia, Indo-Australia
dan Lempeng Pasifik. Sebanyak 80%
dari wilayah Indonesia, terletak di
lempeng
Aurasia,
yang
meliputi
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
dan Banda.

INDONESIA RAWAN BENCANA


2. Lempeng benua ini hidup, Lempeng IndoAustralia misalnya menumbuk lempeng
Aurasia sejauh 7 cm per tahun. Atau
Lempeng Pasifik yang bergeser secara relatif
terhadap lempeng Aurasia sejauh 11 cm per
tahun. Dari pergeseran itu, muncullah
rangkaian gunung, termasuk gunung berapi
Toba. Jika ada tumbukan, lempeng lautan
yang
mengandung
lapisan
sedimen
menyusup di bawahnya lempeng benua.
Proses ini lantas dinamakan subduksi atau

CIRI GUNUNG API AKTIF


suka

meletus; mengeluarkan lava atau abu


volkanik, atau pasir, kerikil dan bebatuan;
berpotensi meletus;
gunungnya umumnya berbentuk kerucut yang
bagus (untuk type strato);
memiliki kepundan;
mengeluarkan asap, gas belerang;
mengeluarkan bau belerang yang menyengat;
menghasilkan mata air panas;
menimbulkan gempa vulkanik (seringkali tidak
dapat dirasakan dan hanya dapat dideteksi
menggunakan seismometer).

DEFINISI VULKANISME
Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat

adanya aktivitas magmadisebut vulkanisme.


Gerakan
magma
itu
terjadi
karena
magmamengandung gas yang merupakan
sumber tenaga magma untukmenekan batuan
yang ada di sekitarnya. Lalu apa yang disebut
magma? Magma adalah batuan cair pijar
bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit
bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang
terlarut di dalamnya. Magma terjadi akibat
adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar,
walaupunsuhunya cukup tinggi, tetapi batuan
tetap padat. Jika terjadi pengurangan tekanan,
misalnya adanya retakan, tekanannya punakan
menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar

MENGENAL MAGMA
Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan

bisa sampai kepermukaan bumi. Jika gerakan


magma tetap di bawah permukaanbumi disebut
intrusi magma. Sedangkan magma yang
bergerak dan mencapai ke permukaan bumi
disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah
yang menyebabkan gunung api atau disebut
jugavulkan.Hal ini berarti intrusi magma tidak
mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya
sebagian kecil intrusi magma yang bisa mencapai
ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat
bahwa intrusi magma bisa mengangkat lapisan
kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk

INTRUSI MAGMA
Intrusi magma(atau disebut plutonisme)
menghasilkan bermacam-macam bentuk
(perhatikan gambar penampang gunung api),
yaitu:
Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di
dalam dapurmagma, sebagai akibat penurunan
suhu yang sangat lambat.
Lakolit adalah magma yang menyusup di antara
lapisan batuanyang menyebabkan lapisan batuan
di atasnya terangkatsehingga menyerupai lensa
cembung, sementara permukaan atasnya tetap
rata.

INTRUSI MAGMA
Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma

yang tipismenyusup di antara lapisan batuan.


Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi
magmamemotong lapisan-lapisan litosfer dengan
bentuk pipih atau lempeng.
Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi
gang namun lebih kecil.
Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa
letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur
magma sampai ke permukaan bumi.

EKSTRUSI MAGMA
Ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1.Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celahcelah retakan atau patahan memanjang sehingga
membentuk deretangunung berapi. Misalnya Gunung
Api Laki di Eslandia, danderetan gunung api di Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat
denganpermukaan bumi, sehingga magma keluar
meleleh di beberapatempat pada suatu areal tertentu.
Misalnya Yellow StoneNational Park di Amerika Serikat
yang luasnya mencapai 10.000 km persegi.
3.Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui
sebuah lubang(saluran magma) dan membentuk

KAWASAN RAWAN BENCANA


GUNUNG API
Kawasan rawan bencana gunung api adalah

kawasan
yang
pernah
terlanda
atau
diidentifikasikan berpotensi terlanda bahaya
erupsi baik langsung (primer) maupun tidak
langsung (sekunder).

CIRI-CIRI RAWAN GUNUNG API


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

terlihat cahaya terang di lubang letusan mulai


teramati;
lava menyembul ke permukaan;
terjadi letusan kuat dengan tinggi asap disertai
luncuran awan panas dan guguran lava
Tampak lidah lava dan jumlah seluruh bahan
material letusan
Pengaruh beratnya sendiri dan migrasi magma
ke
permukaan maka longsoran tubuh kubah lava
dan luncuran awan panas sering terjadi

KEGIATAN VULKANIK
Kegiatan vulkanik berupa :

Hembusan asap solfatara dari lubang kubah


lava.
2. Secara visual terlihat asap solfatara berwarna
putih tipis
3. Beberapa jenis gempa yang terekam antara lain
gempa guguran, gempa vulkanik dalam (VA),
vulkanik dangkal (VB), gempa tektonik jauh,
dan gempa tektonik lokal.
1.

ERUPSI MAGMATIK
Erupsi

magmatik eksplosif dan efusif yang


berasal dari beberapa titik erupsi dan
menghasilkan endapan piroklastik dan lava.
Berdasarkan jenis batuannya, secara umum
erupsi efusif lebih dominan terjadi yang dicirikan
dengan banyaknya kerucut kerucut dan kubah
lava dibandingkan dengan endapan piroklastika.

PRODUK ERUPSI
1. Erupsi menghasilkan jatuhan piroklastika,

aliran piroklastika, dan lava. Endapan


jatuhan piroklastika merupakan endapan
hasil erupsi awal yang eksplosif kemudian
diikuti oleh magmatik efusif yang volumenya
lebih besar, sehingga membentuk suatu
kubah lava
2. Terjadi retakan-retakan serta dipicu oleh
faktor gravitasi lava baru yang masih panas
dan retak-retak itu berguguran ke arah
lembah

POTENSI BAHAYA GUNUNG


API
1. Terdiri

dari bahaya langsung (bahaya


primer) dan bahaya tidak langsung (bahaya
sekunder). Jenis bahaya primer terdiri dari
aliran piroklastika (awan panas), jatuhan
piroklastika, lontaran batu (pijar), hujan abu
lebat, dan aliran lava.
2. Sedangkan jenis bahaya sekunder adalah
guguran dan lahar.

BAHAYA ERUPSI
1. Derajat bahaya paling tinggi produk erupsi

adalah aliran piroklastika (awan panas),


berupa suatu aliran massa yang terdiri dari
pencampuran antara gas dan material lepas
berbagai ukuran yang mengalir dengan
kecepatan tinggi (V=70-150 km/jam),
bersuhu tinggi (300-5000 C) dan bergumpalgumpal seperti wujudnya awan.
2. Aliran piroklastika ini adalah produk erupsi
magmatik atau freato-magmatik eksplosif
tipe Vukano.

BAHAYA MAGMATIK
EKSPLOSIF
Untuk jenis magmatik tipe vulkano yang bersifat

eksplosif cukup membahayakan, karena pada


umumnya dapat menghasilkan :
1. volume endapan awan panas cukup besar, dan
2. menghasilkan endapan jatuhan piroklastika
yang tersebar jauh hingga berjarak beberapa
km dari pusat erupsi.
3. Bahan lontaran batu (pijar) yang berukuran < 2
cm dapat tersebar dalam radius lebih kurang 5
km.
4. Sementara bahan lontaran batu (pijar) yang
berukuran >2 cm tersebar dalam radius lebih
kurang 3 km dari pusat erupsi.

ALIRAN LAVA PRODUK EFUSIF


MAGMATIK
Aliran lava adalah aliran massa pijar bersuhu

tinggi (600-1.0000 C) yang mengalir secara


perlahan dan selalu mengalir melalui lereng
dan lembah menuju ke tempat-tempat yang
lebih rendah. Oleh karenanya aliran lava
bersuhu sangat tinggi. Aliran lava merupakan
produk efusif magmatik.

AWAL ERUPSI GUNUNG API


Erupsi Gunung diawali oleh :

erupsi freato-magmatik yang menghasilkan


endapan jatuhan dan aliran piroklastika.
2. Selanjutnya kegiatan berupa erupsi efusif yang
menghasilkan aliran lava dan
3. Kubah lava.
1.

ERUPSI EFUSIF GUNUNG API


Erupsi efusif terjadi dengan :

Terlihatnya sinar api dari lubang erupsi


selanjutnya terbentuk kubah lava membentuk
bukit baru.
2. Terlihat juga lidah lava diikuti oleh terjadinya
guguran dari lidah lava dan kubah lava.
3. Pada saat erupsi, tercium gas belerang atau
terdeteksinya SO2 dari lokasi pusat erupsi.
1.

PRODUK ERUPSI GUNUNG


API
Produk erupsi Gunung adalah aliran lava, jatuhan

piroklastika, dan aliran piroklastik (awan panas).


Produk erupsi yang disebut pertama berbentuk
kubah di atas lubang erupsi yang masih panas
dan labil serta membentuk rekahan-rekahan
berpotensi terjadi guguran.
Endapan guguran ini dapat menjadi endapan
awan panas guguran dan endapan guguran biasa
(Rock Fall).
Umumnya guguran batuan ini terjadi karena
faktor gravitasi.

PRODUK ERUPSI GUNUNG


API
Erupsi Gunung menghasilkan :

1.
2.
3.
4.
5.

jatuhan piroklastika,
aliran piroklastika (awan panas),
aliran lava serta guguran lava,
Endapan jatuhan dan aliran piroklastika,
guguran lava berpotensi sebagai bahan
pembentuk lahar.

KAWASAN RAWAN BENCANA


GUNUNG API
Kawasan

rawan bencana terhadap aliran

massa:
1. Kawasan yang sangat berpotensi terlanda
aliran piroklastika, aliran lava, guguran lava,
dan gas beracun.
2. Kawasan yang sangat berpotensi tertimpa
material lontaran batu (pijar) dan jatuhan hujan
abu lebat.

KAWASAN RAWAN BENCANA


GUNUNG API
Apabila erupsinya membesar maka kemungkinan

aliran lava akan tersebar pula ke arah lain


dengan jarak yang lebih jauh dari pusat erupsi.
Jarak jangkau maksimum aliran
lava (dengan asumsi berkomposisi andesit
basal atau viskositas sedang-rendah) adalah
lebih kurang 3-4 km. Ketika terjadi guguran
lava, distribusinya diperkirakan di sekitar
puncak

KAWASAN RAWAN BENCANA


GUNUNG API
Kawasan yang berpotensi terlanda bahan lontaran

dan jatuhan seperti lontaran fragmen batuan (pijar),


dan hujan abu lebat. Kawasan ini berpotensi
terlanda oleh fragmen batuan (pijar) dengan ukuran
2 6 cm.
Kawasan yang berpotensi terlanda aliran lahar,
terletak di sepanjang daerah aliran sungai atau di
dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai
yang berhulu di daerah puncak.

KAWASAN RAWAN BENCANA


GUNUNG API
Kawasan yang berpotensi terlanda jatuhan

piroklastika atau lontaran berupa hujan abu


tanpa memperhatikan arah tiupan angin saat
terjadi letusan, dan kemungkinan pula akan
terkena lontaran batu. Kawasan ini berpotensi
terlanda oleh jatuhan abu dan fragmen batuan
< 2 cm dalam radius 5 km dari pusat erupsi.

MENGENAL
GUNUNG API

JENIS

ERUPSI

Erupsi freato-magmatik eksplosif tipe vulkanian

dan strombolian yang menghasilkan jatuhan


piroklastika (lontaran batu pijar dan abu vulkanik),
aliran piroklastika (awan panas) serta erupsi
efusif magmatik yang menghasilkan aliran lava
dan kubah lava.

MENGENAL
GUNUNG API

JENIS

ERUPSI

Nilai Indeks Let usan Gunung api (VEI atau

Volcanic Explosivity Index): 0-3,tipe erupsi nya


adalah Stromboli (Strombolian) dan atau Vulkano
(Vulkanian) disertai dengan aliran lava yang
berasal dari sumber erupsi.
Potensi bahayanya, terdiri dari aliran piroklastika
(awan panas), aliran lava, lontaran batu (pijar),
serta hujan abu dan pasir. Material letusan yang
bersifat aliran seperti aliran piroklastika (awan
panas) dan aliran lava hanya akan menjangkau
daerah sempit di sekitar puncak Gunung

MENGENAL
GUNUNG API

JENIS

ERUPSI

Sementara produk letusan berupa jatuhan piroklastika

berupa abu gunung api dapat menjangkau daerah yang


lebih jauh.
Erupsi yang berskala besar mempunyai ciri-ciri berikut;
nilai Indeks Letusan Gunung Api (VEI): 4-5, tipe erupsi
Vulkano kuat hingga tipe Plini. Potensi bahayanya
diperkirakan terdiri dari aliran piroklastika (awan panas),
lontaran batu (pijar) berukuran lapili sampai bom vulkanik
dapat mencapai 3-4 km dari pusat erupsi, aliran lava, hujan
pasir dan abu lebat serta lahar.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PRODUK ERUPSI
Produk awan panasnya dapat mencapai belasan

sampai puluhan kilometer, hal ini sangat


tergantung kepada tinggi kolom erupsi dan arah
jatuhnya kolom erupsi tersebut. Bahan jatuhan
piroklastika berbutir kasar dan bahan lontaran
batu (pijar), kemungkinan besar dapat mencapai
jarak 5-8 km dari pusat erupsi.

PRODUK
ERUPSI
GUNUNG API

(LETUSAN)

Hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :

Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat

meletus. Gas tersebut antara lain Karbon


monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen
Sulfida
(H2S),
Sulfur
dioksida(S02),
dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan
manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang
mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui
kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran
sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat
dengan sumbernya. Lava yang membeku akan

PRODUK
ERUPSI
GUNUNG API

(LETUSAN)

Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan,

air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi


penduduk di lereng gunung berapi.
Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke
udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu
letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai
ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa
menganggu pernapasan.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan.
Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas
dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari
600 C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar
pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau
kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

KANDUNGAN UNSUR DEBU


VULKANIK
1.
2.
3.
4.

5.

Amelieron, atau Bahan pembenah tanah yang


berfungsi sama seperti pupuk (Soil conditioner),
> pH 7 bersifat basah,
Unsur Hara, yang terdiri dari : Kalium (K),
Magenesium, Fosfat (P), Boron (B).
Unsur logam berat (Pb, Cu, Cd, dan Fe) yang
bersifat racun (toxic) pada tanaman bila
menutupi permukaan daun. Dalam kadar
tertentu atau sangat rendah tidak menimbulkan
pencemaran pada tanaman.
Bahan Silicat (SiO2) berfungsi sebagai bahan
Amelioran.

MANFAAT DEBU VULKANIK


1.

2.

3.

4.
a.
b.

Bahan pembenah tanah / sebagai pupuk.


Merehabilitasi atau meningkatkan kesuburan
tanah di wilayah yang terkena dampak debu
vulkanik.
Mengandung unsur zat-zat jika mengalami
pelapukan akan membentuk mineral Alovan,
lalu mineral ini mengikat bahan organik
sehingga tanah menjadi hitam.
Unsur-unsur debu vulkanik cocok/sesuai untuk :
menyuburkan tanah.
Menaikkan kadar keasaman (pH) tanah pada
lahan persawahan dan gambut.

MANAJEMEN KAWASAN RAWAN


BENCANA GUNUNG API
1. Perencanaan
2.

3.
4.

5.
6.

penanggulangan

bencana.
Pengurangan risiko bencana.
Pencegahan.
Pemaduan
dalam
perencanaan
pembangunan.
Persyaratan analisis risiko bencana.
Pelaksanaan dan penegakan rencana
tata ruang.

TINDAKAN PREVENTIF DAN PENGURANGAN RISIKO


BENCANA

1. Pengenalan dan pemantauan risiko


2.
3.

4.
5.

bencana.
Perencanaan
partisipasi
penanggulangan bencana.
Pengembangan
budaya
sadar
bencana.
Peningkatan
komitmen
terhadap
pelaku penanggulangan bencana, dan
Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan

DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 3
No. 2 Agustus 2012: 89-108
Rauf, dalam Harian Waspada 15 Februari 2014.
Wahyudi Jurusan Fisika, FMIPA-UGM, Yogyakarta
Sekip Utara, UGM, Yogyakarta (Internet
published).
Sumber lainnya dari internet.

You might also like