You are on page 1of 14

BAB I

LAPORAN KASUS
I.

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Tn. Drs Irsyad


Usia

Jenis kelamin : Laki-laki

: 49Tahun

Suku bangsa : Indonesia

Status perkawinan : Menikah

Agama

: Islam

Pekerjaan

: PNS

Pendidikan

Alamat

: Ulee Kareng Banda Aceh

Tanggal masuk poli :10/Oktober/2014

II.

ANAMNESIS ( Tgl 10 Oktober 2014 Pkl 10.00 )

Keluhan Utama

Tangan kiri bergetar sejak 4 tahun yang lalu.


RiwayatPenyakitSekarang :
Pasiendatangv ke Poli Saraf RSUDZA dengan6
keluhan tangan kiri yang bergetar dan telah dirasakan sejak kira kira 4 tahun yang
lalu. Awalnya tangan bergetar hanya sedikit, namun lama kelamaan getaran pada
tangan kiri makin memberat sampai dirasa menganggu aktivitas pasien. Tangan
bergetar sepanjang hari secara terus menerus. Pasien merasa lelah karena tangan
bergetar terus menerus sepanjang hari walaupun sedang istirahat.
Terkadang pasien juga merasa nyeri pada tangan kirinya. Lama kelamaan
tangan kiri juga dirasa menjadi agak kaku dan pegal. Gangguan aktifitas yang
paling dirasakan pasien adalah saat ingin mengancing baju atau mengikat sesuatu
barang, hal itu menjadi susah dilakukan karena tangan yang bergetar dan kaku.
Tidak ada kesulitan dalam menelan. Tidak ada gangguan juga pada pola
BAB dan BAK pasien. Riwayat pernah terkena infeksi otak disangkal, pengobatan
Tb juga disangkal. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma khususnya kepala.

Pasien juga menyangkal pernah keracunan bahan bahan kimia seperti pestisida
dan sebagainya.
Riwayatpenyakitdahulu :
Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol sejak lama,
riwayat angina pectoris sejak 2 tahun yang lalu.

Riwayat kencing manis

disangkal.
Riwayatpenyakitkeluarga :
Tidak ada dalam keluarga pasien yang mengalami gejala seperti ini. Riwayat
darah tinggi, kencing manis dalam keluarga pasien disangkal.
Riwayatpengobatan :RiwayatAlergi :
Pasienmenyangkaladanyaalergiterhadapobatataumakanantertentu.

Riwayatsosialdankebiasaan:
Pasien merokok dan meminum 1 2 gelas kopi per hari.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum

: Tampak sakit ringan

Tekanan Darah

: 140 / 100 mmHg

Nadi

: 80x/menit

Suhu

: 36,7oC

Pernafasaan

: 20x/menit

Kepala
Ekspresi wajah :Datar.
Rambut

: Hitam merata

Bentuk

: Normocephali

Mata
Konjungtiva

: pucat (-/-)

Sklera

: ikterik (-/-)
4

Kedudukan bola mata : ortoforia/ortoforia


Pupil

: bulat isokor 3mm/3mm.

Telinga
Selaput pendengaran : tidak dinilai

Lubang

: lapang

Penyumbatan

: -/-

Serumen

: +/+

Perdarahan

: -/-

Cairan

: -/-

Mulut
Bibir

: Sianosis (-)

luka (-)

Leher
Trakhea terletak ditengah
Tidak teraba benjolan/KGB yang membesar
Kelenjar Tiroid: tidak teraba membesar
Kelenjar Limfe: tidak teraba membesar

Thoraks
Bentuk

: Simetris

Paru Paru
Pemeriksaan
Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Depan

Belakang

Kiri

Tidak di lakukan pemeriksaan

Tidak di lakukan pemeriksaan

Kanan

Tidak di lakukan pemeriksaan

Tidak di lakukan pemeriksaan

Kiri

Tidak di lakukan pemeriksaan

Tidak di lakukan pemeriksaan

Kanan

Tidak di lakukan pemeriksaan

Tidak di lakukan pemeriksaan

Kiri

Tidak di lakukan pemeriksaan

Tidak di lakukan pemeriksaan

Kanan

Tidak di lakukan pemeriksaan

Tidak di lakukan pemeriksaan

Kiri

- Suara vesikuler

- Suara vesikuler

- Wheezing (-), Ronki (-)

- Wheezing (-), Ronki (-)

- Suara vesikuler

- Suara vesikuler

- Wheezing (-), Ronki (-)

- Wheezing (-), Ronki (-)

Kanan

Jantung
5

Inspeksi

: Tidak di lakukan pemeriksaan

Palpasi

: Tidak di lakukan pemeriksaan

Perkusi

Batas kanan

: Tidak di lakukan pemeriksaan

Batas kiri

: Tidak di lakukan pemeriksaan

Batas atas

: Tidak di lakukan pemeriksaan

Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-).

Abdomen
Inspeksi

: tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, datar, simetris, smiling
umbilicus (-), dilatasi vena (-)

Palpasi
Dinding perut

: supel, tidak teraba adanya massa / benjolan,


defense muscular (-), tidak terdapat nyeri tekan
pada epigastrium, tidak terdapat nyeri lepas.

Hati

: tidakteraba

Limpa

: tidakteraba

Ginjal

: ballotement-/-

Perkusi

: timpani di keempat kuadran abdomen

Auskultas

: bising usus (+) normal

Ekstremitas
Akral Teraba hangat pada keempat ekstremitas. Edema (-).

Kelenjar Getah Bening


Preaurikuler

: tidak teraba membesar

Postaurikuler

: tidak teraba membesar

Submandibula

: tidak teraba membesar

Supraclavicula

: tidak teraba membesar

Axilla

: tidak teraba membesar

Inguinal

: tidak teraba membesar

STATUS NEUROLOGIS
A. Kesadaran

: Kompos mentis

B. Gerakan Abnormal

: Pada tangan kiri

C. Leher

: Sikap baik, Gerak bebas

D. NervusKranialis
N.I ( Olfaktorius )
Subjektif

TidakDilakukan

N. II ( Optikus )
Tajampenglihatan

(visus normal

normal

bedside)
Lapang penglihatan

Tidak Dilakukan

Tidak Dilakukan

Melihat warna

Tidak Dilakukan

Tidak Dilakukan

Ukuran

Isokor, D 3mm

Isokor, D 3mm

Fundus Okuli

Tidak dilakukan

N.III, IV, VI ( Okulomotorik, Trochlearis, Abduscen )


Nistagmus

Pergerakan bola mata

Baik ke Baik ke
segala

segala

arah

arah

Kedudukan bola mata

Ortoforia Ortoforia

Reflek Cahaya Langsung & Tidak Langsung

Diplopia

N.V (Trigeminus)
Membuka mulut

Menggerakan rahang

Oftalmikus

Maxillaris

Mandibularis

N. VII ( Fasialis )
Perasaanlidah ( 2/3 anterior )

TidakDilakukan

Motorik Oksipitofrontalis

Baik

Baik

Motorik orbikularisokuli

Baik

Baik

Motorik orbikularisoris

Baik

Baik

N.VIII ( Vestibulokoklearis )
Tes pendengaran

Tidak dilakukan

Tes keseimbangan

Tidak dilakukan

N. IX,X ( Vagus )
Perasaan Lidah ( 1/3 belakang )

Tidak Dilakukan

Refleks Menelan

Baik

Refleks Muntah

Tidak Dilakukan

N.XI (Assesorius)
Mengangkat bahu

Baik

Menoleh

Baik

N.XII ( Hipoglosus )
Pergerakan Lidah

Simetris

Disartria

Tidak

E. SistemMotorikTubuh
Kanan

Kiri

Baik

Fleksi lengan & jari

Ekstremitas Atas
Postur Tubuh

jari

Rigiditas +
Atrofi Otot

Eutrofi

Eutrofi

Tonus Otot

Normal

Normal

Gerak involunter

(-)

(+)

Kekuatan Otot

5555

5533

Kanan

Kiri

Postur Tubuh

Baik

Baik

Atrofi Otot

Eutrofi

Eutrofi

Tonus Otot

Normal

Normal

Gerak involunter

(-)

(-)

Kekuatan Otot

5555

5555

Ekstremitas Bawah

F. Refleks
Pemeriksaan

Kanan

Kiri

Bisep

Trisep

Patela

Achiles

Refleks Fisiologis

Pemeriksaan

Kanan

Kiri

Refleks Patologis

Babinski

Chaddok

Oppenheim

Gordon

Klonus

Hoffman Tromer

G. GerakanInvolunter
Kanan

Kiri

Tremor

Chorea

Athetosis

Myocloni

Ties

Resting tremor + (getaran berkurang saat pasien diminta untuk memegang palu)

H. Tes Sensorik (sentuhan )


Regio

Kanan

Kiri

Brachii

Antebrachii

Femoralis

Cruris

10

I. FungsiAutonom
Menurut anamnesis tidak ada gangguan pola BAB maupun BAK

J. Keseimbangan dankoordinasi

Hasil
Tes disdiadokinesis

Baik

Tes tunjuk hidung dan jari

Baik

Tes tunjuk jari kanan dan kiri

Baik

Tes romberg

Baik

Tes tandem gait

Baik

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak dilakukan pemeriksaan
V.

RESUME
Seorang

laki-laki berumur 49 tahun datang ke poli

saraf RSUDZA

dengan keluhan tangan kiri bergetar sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu.
Awalnya getaran sedikit, makin lama makin memberat sampai mengganggu
aktivitas sehari hari seperti mengancing baju maupun mengikat suatu barang.
Tangan kiri juga dirasakan nyeri dan menjadi kaku, kemudian menjadi sulit untuk
menggerakkan jari jemari tangan kiri.
Pada pemeriksaan neurologis didapatkan kesadaran compos mentis,
E4V5M6.Lengan danjari jemari tangan kiri nampak fleksi, resting tremor pada
pergelangan tangan kiri, rigiditas +, motorik tangan kiri 5533.
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis klinis

: Resting tremor +, rigiditas+, bradikenesia +

Diagnosis etiologi

:Idiopatik

Diagnosis topis

: Substansia nigra
11

Diagnosa patologis

: Degeneratif neuron dopamine

VII. TATALAKSANA:
1. Non medikamentosa
Edukasi
Pasien serta keluarga diberikan
misalnya

pentingnya

meminum

pemahaman mengenai penyakitnya,


obat

teratur

dan

menghindari

jatuh.Menimbulkan rasa simpati dan empati dari anggota keluarganya


sehingga dukungan fisik dan psikis mereka menjadi maksimal.

2. Medikamentosa
Dari Spesialis Saraf :
Leparson 5 x 1,5
Sifrol 2 x 1,5
Trihexylphenidil 4 x 1
Sohobion 1 x 1

IX. Prognosis
Ad vitam

: Ad bonam

Ad fungsionam

: Dubia ad malam

Ad Sanationam

: Dubia ad malam

12

ANALISA KASUS

Parkinson adalah salah satu contoh kasus dalam bidang neurologi yang
sering kita jumpai. Penyakit ini adalah penyakit neurodegeneratif terbanyak
nomer dua di dunia setelah penyakit Alzheimer. Walaupun banyak dijumpai,
namun banyak pasien yang tidak mengenali gejala dari penyakit ini dan
mengakibatkan datang terlambat ke rumah sakit saat penyakit sudah dalam
stadium menengah keatas.
Biasanya pasien datang ke rumah sakit apabila sudah ada gangguan
fungsional seperti tangan yang bergetar sehingga aktifitas sehari hari menjadi
terganggu. Tangan bergetar atau tremor pada kasus parkinson juga khas, yaitu
resting tremor. Tremor hanya terjadi saat posisi istirahat, saat kita menggerakkan
tangan kita tremor berkurang sampai berhenti. Ini yang menjadi salah satu tanda
patognomonik dari penyakit parkinson
Pasien datang ke poli saraf RSUDZA dengan keluhan tangan kiri bergetar
sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu. Dari inspeksi pertama kali pasien datang
dengan tubuh yang agak membungkuk, langkah kecil kecil, dengan tangan kiri
yang di fleksikan dan bergetar pada pergelangan tangan kirinya.
Pasien mengeluh tangan kiri yang bergetar sejak 4 tahun lalu, pasien sudah
rutin berobat sejak November 2010 saat getaran pada tangannya semakin
memberat. Getaran awalnya ringan, namun lama kelamaan getaran semakin hebat
sehingga dirasa mengganggu aktifitas pasien. Pasien juga mengeluh tangannya
menjadi kaku lama kelamaan dan merasa kesulitan saat mengancingkan baju atau
mengikat suatu barang.
Penyebab dari parkinson sindrom umumnya adalah idiopatik (parkinson
primer), diduga ada faktor genetik dan faktor lingkungan yang mempengaruhi.
Namun pasien menyangkal pernah keracunan bahan bahan kimia seperti pestisida
dan lain lainnya. Pasien juga menyangkal pernah menderita penyakit infeksi di
otak maupun trauma di kepala yang merupakan penyebab dari parkinson
sekunder. Penyebab parkinson sekunder yang paling sering adalah pasca stroke.
Banyak pasien yang mengalami stroke dan tidak jarang mereka datang kembali

13

dengan penyakit parkinson. Maka dari itu wajib ditanyakan apakah ada riwayat
stroke pada pasien.
Pada pasien ditemukan trias parkinson yaitu tremor, rigiditas, dan akinesia.
Salah satu cirri khas dari penyakit Parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika
sedang beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan sesuatu, getaran
tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor, yang hilang juga
sewaktu tidur. Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi
metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam atau
memulung-mulung (pill rolling).
Kaku juga ditemukan pada pasien saat lengan dan jari jarinya digerakkan.
Kekakuan ini bisa terjadi selain di tangan contohnya di leher. Pasien juga merasa
pegal sekitar leher. Maka dari itu jalannya menjadi membungkuk dan dirasa tidak
seimbang karena tubuhnya terasa kaku. Rigiditas disebabkan oleh peningkatan
tonus pada otot antagonis dan otot protagonist dan terdapat pada kegagalan
inhibisi aktivitas motoneuron otot protagonist dan otot antagonis sewaktu
gerakan.Meningkatnya aktivitas alfa motoneuron pada otot protagonist dan otot
antagonis menghasilkan rigiditas yang terdapat pada seluruh luas gerakan dari
ekstremitas yang terlibat.
Pada akinesia ditandai dengan gerakan pasien yang serba melambat.
Pasien menjadi sulit juga melakukan gerakan halus seperti mengancingkan baju,
mengikat sepatu. Salah satu tanda pada parkinson juga mikrografia yaitu tulisan
tangan lama kelamaan menjadi mengecil. Namun karena tangan yang terkena
adalah tangan kiri, hal ini belum tampak terlihat. Wajah pasien juga menjadi datar
tanpa ekspresi.
Kekurangan dopamine juga dapat menyebabkan tertekan, motivasi rendah,
kesulitan memberikan perhatian dan berkonsentrasi, berpikir lambat, mengalami
gangguan tidur dan merasa ada gejala depresi. Namun pasien menyangkal hal ini.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat disimpulkan :

Diagnosis klinis

: Resting tremor +, rigiditas+, bradikenesia +

Diagnosis etiologi

:Idiopatik.

14

Diagnosis topis

: Substansia nigra

Diagnosa patologis

: Degeneratif neuron dopamin

Tatalaksana pada kasus ini adalah diberi preparat Leparson (Dopamin


precursor), Sifrol, Trihexylphenidyl (Antikolinergik), dan Sohobion.
Pada pasien ini diberikan levarson karena levarson akan masuk ke blood
brain barrier, masuk ke otak dan akan berubah menjadi dopamin, dimana dopamin
pada kasus parkinson kadarnya rendah. Diharapkan dengan terapi ini akan
meningkatkan kadar dopamin sehingga gejala ekstrapiramidal berkurang.
Pemberian antikolinergik juga dimaksudkan untuk mengurangi gejala tremornya
karena pada kasus pasien ini gejala tremor paling dominan. Tremor ini terjadi
karena ketidak seimbangan antara Dopamin yang berkurang dengan asetilkolin
yang lebih dominan. Sehingga pemberian antikolinergik ini akan menurunkan
asetilkolin yang berfungsi membangkitkan dan membuat kadar dopamin dan
asetilkolin lebih seimbang.
Pasien diberi terapi leparson dan dilihat perkembangannya apakah gejala
berkurang atau tidak. Pada parkinson gejala akan sangat berkurang setelah diberi
terapi leparson, maka dari itu pasien harus rutin kontrol untuk melihat
perkembangan penyakitnya dan penyesuaian dosis maupun apakah diperlukan
obat obatan lain seperti Dopamin agonis, MAOB inhibitor, COMT inhibitor yang
akan menaikkan kadar dopamin dan membuat terapi leparson makin meningkat
efeknya.

15

Terapi pada parkinson meliputi simptomatik, neuroprotektan, dan


neurorestorasi. Terapi linipertama sesuai dengan ketersediaan obat, harga obat,
dan lain lain hal yang perlu dipertimbangkan. Bila gejala tremor dominan,
antikolinergik adalah obat pilihan utama untuk gejala tremornya. Levodopa
(leparson) adalah obat tertua, dan murah, dan bisa mengurangi gejala parkinson
karena dia adalah precursor dari dopamin. Namun untuk jangka panjang obat ini
banyak memiliki efeksamping karena diteliti obat ini dalam tubuh mempunyai zat
sisa metabolit yang neurotoksis terhadap neuron sel otak yang masih sehat. Jangka
panjang dapat menimbulkan gejala motorik yang lebih, dan timbul gejala non
motorik seperti gangguan otonom seperti sulit berkemih dan konstipasi, gangguan
suasana perasaan depresi dan terdapat gangguan tidur.
Apalagi bila parkinson yang terjadi pada pasien di bawah 40 tahun (juvenil
parkinson), terapi dengan penggunaan levodopa dihindari sebisa mungkin karena
besar resiko akan terjadi efek samping pada jangka panjang nya nanti. Terapi yang
lebih dianjurkan adalah dengan menggunakan dopamin agonis.

16

You might also like