Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
berwarna hijau. Tanaman ini memiliki tangkai panjang, buahnya berbentuk seperti
telur dengan ukuran panjang antara 5-6 cm dan lebarnya diatas 5 cm. Warna
kulitnya ada merah darah, oranye atau kuning dan ada yang masih memiliki garis
memanjang yang tidak jelas. Di dalam buah ini terdapat daging buah yang tebal
berwarna kekuningan dibungkus oleh selaput tipis. Lapisan luar daging buah
banyak mengandung air, sedikit kasar dan sedikit mengandung rasa manis
(Kumalaningsih, 2006). Terong belanda dapat bertahan hidup pada ketinggian
1000 mdpl (meter di atas permukaan laut) atau lebih dan masih dapat hidup diatas
2000 mdpl, jika suhu rata-ratanya tetap diatas 10C.
flavonoid dan tanin (Sianturi, 2012). Buah terong belanda juga memiliki
kandungan -karoten, antosianin, vitamin C dan serat. Kandungan antosianin,
vitamin, serta zat-zat gizi lainnya di dalam buah terong belanda bekerja sinergis
2.2
Jumlah
48,00
1,50
0,06-1,28
10,30
52,5-65,5
0,66-0,94
0,16
0,038-0,137
23,3-33,9
82,7-87,8
1,4-4,2
Antosianin
Kandungan antosianin dalam buah terong belanda cukup tinggi yang
2.3
Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air dan memiliki efek
enzim
yang
terlibat
dalam
biosintesis
kolagen,
karnitin
dan
dari 100
mg/hari, namun ada indikasi bahwa vitamin C mencapai jenuh pada konsentrasi
2000 mg/hari. Dengan demikian, dosis yang dianjurkan ialah di antara jumlah
-karoten
-karotenmerupakan karotenoid, atau pigmen jingga yang dikonversi
menjadi vitamin A setelah diserap oleh tubuh, oleh karena itu karotenjuga disebut provitamin A. Vitamin A membantu melindungi permukaan
mata (kornea) dan telah terbukti untuk mencegah sejumlah penyakit. Vitamin A
merupakan senyawa antioksidan, menjaga permukaan mata untuk mengurangi
frekuensi menderita infeksi mata dan penyakit menular lainnya.Selain itu
kandungan karoten, tokoferol dan -karotenyang tinggi sangat baik sebagai
antioksidan yang mampu menetralisir radikal bebas pemicu timbulnya berbagai
penyakit. -karotenberfungsi memperlambat penumpukan flek pada aliran darah
arteri, dan tokoferol dapat menurunkan kolesterol jahat LDL/Low Density
Lipoproteindan meningkatkan HDL/High Density Lipoproteinsehingga akan
menurunkan risiko aterosklerosis dan penyakit jantung koroner (Yuli, 2014).
.
2.5
Serat
Serat membantu mencegah penyakit sembelit, gangguan usus, kanker
kolon
dan penyakit
jantung (kardiovaskuler).
sepertitoleransiterhadapglukosa,
Efekfisiologisseratmakanan
meningkatkan
kekambaan
dapat
penyakitjantung.Studiterhadapefek
ternyataberlakujikapeningkatan
langsungseratmakanan
konsumsiseratdisertai
konsumsilemakyangdapatmenurunkan
penurunan
resikopenyakitkutil/polip
padakolon.Polipkolonmerupakanprekursorperkembangantumor.
Serat terlarut telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol darah,
sedangkan serat tak terlarut tidak berpengaruh, tetapi hasil penelitian
mengindikasikan telah terjadi perubahan sifat fisikokimia di dalam usus. Serat
tertentu dapat mengikat garam empedu dan kolesterol netral. Dengan demikian,
akan
meningkatkan
pengeluaran
kolesterol
dari
tubuh
(Winarno
dan
2.6
Kolesterol
2.7
Proses Penyarian
Proses pembuatan didahului dengan pemilihan dan penentuan kemasakan
buah. Pemilihan buah dilakukan berdasarkan kualitas buah yang baik. Menurut
Rosaeka (2008), hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan buah adalah
banyak sedikitnya noda yang merupakan kerusakan. Derajat kematangan
merupakan salah satu faktor penting dalam proses penyarian (Bieleg dan Werner,
1986).
Buah dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran yang
menempel dan mengurangi kontaminasi, serta menghilangkan bagian yang tidak
dikehendaki seperti tangkai. Pengupasan dilakukan untuk memisahkan daging
buah dengan kulit.
Suhu merupakan faktor penting. Sebelum proses ekstraksi, dilakukan
pengukusan pada suhu 702 C karena berpengaruh terhadap warna sari oleh
adanya aktivitas enzim polyphenoloxidaseyang mempercepat laju degradasi
antosianin selama penghancuran (Wenti, 2009).
Ekstraksi adalah salah satu cara pemisahan komponen-komponen dari
suatu sistem campuran, baik yang berupa campuran padatan-padatan, padatancairan maupun cairan-cairan. Ekstraksi dilakukan dengan cara mekanis,
prinsipnya adalah penghancuran menggunakan juicer. Saribuah yang diperoleh
dari hasil ekstraksi kemudian dikeringkan menggunakan freeze dryeruntuk
dijadikan ekstrak kering.
2.8
Nutrasetikal
Nutrasetikal adalah sejenis makanan yang memiliki manfaat untuk
kesehatan secara medis, termasuk pengobatan dan pencegahan penyakit. Istilah ini
diperkenalkan di akhir tahun 1980an oleh Stephen DeFelice, M.D., pendiri dan
ketua Foundation for Innovation in Medicine. Makanan seperti ini sering disebut
functional foods, yang menandakan bahwa komponennya dapat memberikan
manfaat untuk kesehatan, lebih dari sekedar nutrisi dasar contohnya adalah
sayuran dan buah-buahan serta makanan yang telah diperkaya (fortified).
Meskipun seluruh makanan bermanfaat karena menyediakan zat gizi, nutrasetikal
mengandung bahan-bahan yang meningkatkan kesehatan atau komponenkomponen alamiah yang memiliki manfaat kesehatan potensial terhadap tubuh
(Syamsudin, 2013).
Memberikan manfaat untuk medis memiliki pengertian yang luas,
diantaranya dapat berarti pencegahan suatu penyakit, perawatan terhadap
penyakit, peningkatan kekebalan terhadap infeksi tubuh, pendorong pertumbuhan
tubuh, pengembalian selera makan, penjagaan kesehatan, pelancaran aliran darah,
peningkatan kebugaran tubuh, perangsang nafsu makan, pemulihan daya ingat,
pengontrolan gula darah, pengatasan sulit tidur, pengatasan gangguan penyakitpenyakit, dll.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) produk
nutrasetikal mencakup segala macam produk suplemen yang masih bisa
dibedakan dari produk obat-obatan. BPOM merumuskannya dalam SK-nya No.
HK.00.05.23.3644 tentang ketentuan pokok pengawasan suplemen makanan,
secara lebih spesifik lagi dengan mendefinisikan sebagai: produk yang
dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu
atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain (berasal
dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi dan atau efek
fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi.
10
2.9
Granul
Granul adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang kecil.
Umumnya berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih
besar. Ukuran biasanya berkisar antara ayakan 4-12, walaupun demikian dari
macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat tergantung pada
tujuan pemakaiannya (Ansel, 1989). Definisi dari granulasi adalah proses
pembuatan granul yang bertujuan untuk meningkatkan aliran serbuk dengan jalan
membentuknya menjadi bulatan atau agregat dalam bentuk yang beraturan yang
disebut granul (Lachman, 1989). Sedangkan menurut Ansel (1989), proses
pengubahan campuran dari bentuk serbuk menjadi granul akan memperbaiki daya
alir sediaan.
Bentuk granul biasanya lebih stabil secara fisik dan kimia daripada
serbuk saja.Granul biasanya lebih tahan terhadap pengaruh udara. Selama granula
lebih mudah dibasahi (wetted) oleh pelarut daripada beberapa macam serbuk yang
cenderung akan mengambang diatas permukaan pelarut, sehingga granula lebih
disukai untuk dijadikan larutan (Ansel, 1989).
Menurut Voight (1994) beberapa syarat yang harus dimiliki granul
diantaranya adalah mempunyai bentuk dan warna yang homogen, memiliki daya
alir yang baik serta mudah larut dalam air.
Pembuatan granul dapat dibedakan menjadi 2 cara yaitu: granulasi basah
dan kering. Granulasi basah dibuat dengan cara zat berkhasiat, dan zat pengisi
dicampur baik-baik, lalu dibasahi dengan larutan pengikat, bila perlu ditambah
bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan pada suhu 40500C.Granulasi kering khusus digunakan untuk bahan-bahan yang tidak dapat
diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air. Pada
metode granulasi kering: zat aktif, zat pengisi, dan zat bahan pengikat, dicampur
dan di slugged atau kompresi menjadi tablet. Setelah itu tablet dipecah menjadi
granul dan kemudian diayak kembali.
11
2.10
Sukralosa
Sukralosa memiliki rumus kimia C12H19Cl3O8 merupakan senyawa
berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, metanol,
dan alkohol sedikit larut dalam etil asetat, serta berasa manis.
Sukralosa memiliki tingkat kemanisan 600 kali dibandingkan dengan
sukrosa. Hebatnya, dengan tingkat kemanisan yang begitu besar ia tidak
memberikan kontribusi energi tambahan pada produk yang mempergunakannya.
Salah satu keunggulan sukralosa adalah tahan panas sehingga tingkat
kemanisan yang diperoleh tidak menurun. Selain itu, karena tingkat kemanisannya
yang sangat tinggi, jumlah sukralosa yang diperlukan untuk mencapai tingkat
kemanisan yang diinginkan sangat sedikit. Disamping itu, secara kimia dan
biologi, stabilitasnya dinilai bagus baik dalam bentuk kering maupun cair
sehingga sering direkomendasikan penggunaannya untuk makanan kering
(Winarno dan Kartawidjayaputra, 2007).
2.11
Laktosa
Serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih krem, tidak berbau, rasa
sedikit manis, stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau. Sangat mudah larut
dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak
larut dalam klorofom dan dalam eter.Titik leleh 160-1860C.Digunakan sebagai
pengisi (Depkes RI, 1995).
2.12
Uji Panelis
12
penilaian ini dapat memberi hasil penilaian yang sangat teliti.Beberapa hal
penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif.
Salah satu uji sensoris yang sering dilakukan adalah uji kesukaan.Uji
kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan
responnya yang berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji.Pengujian
ini umumnya digunakan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu
bahan.Oleh karena itu panelis sebaiknya diambil dalam jumlah besar, yang
mewakili populasi masyarakat tertentu.Skala nilai yang digunakan dapat berupa
nilai numerik dengan keterangan verbalnya, atau keterangan verbalnya saja
dengan kolom yang dapat diberi tanda oleh panelis.Skala nilai dapat dinilai dalam
arah vertikal atau horizontal (Kartika, 1988).
2.13
Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri serapan merupakan pengukuran suatu interaksi antara
radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia.Teknik yang
sering digunakan dalam analisis farmasi meliputi spektrofotometri ultraviolet,
cahaya tampak, infra merah dan serapan atom.Jangkauan panjang gelombang
untuk daerah ultraviolet adalah 190-380 nm, daerah cahaya tampak 380-780 nm,
daerah inframerah dekat 780-3000 nm (Depkes RI, 1995).
Spektrum serapan kandungan tumbuhan dapat diukur dalam larutan yang
sangat
encer
dengan
pembanding blangko
pelarut
serta
menggunakan
13
Absorbansi
Konsentrasi
Gambar 4 :Grafik Hubungan antara Absorbansi dengan Konsentrasi
14
Keterangan :
1. Sumber
radiasi:
Sumber
radiasi
dalam
spektrofotometri
serapan
gelombang
yang
tepat
untuk
pengukuran.
Kedua,