Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing :
Dr. Ramadhana Effendi, Sp.B
Presentan :
Fajar Afifatur Rahmah
105103003410
KASUS
IDENTITAS
Nama
Usia
Jenis kelamin
Alamat
Agama
Suku bangsa
: An.Z
: 5 tahun
: Laki-laki
: Pd.Cabe
: Islam
: Jawa
ANAMNESIS
Auto & Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 6
Februari
Keluhan Utama
Digigit ular sejak 2,5 jam sebelum masuk rumah
sakit (SMRS)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda Vital
- Tekanan Darah
- Nadi
: Sakit sedang
: CM
Pernapasan
: 90/70mmHg
: 96 x / menit
: 20 kali / menit
- Suhu
: 36.2 0C
Paru
Inspeksi
: pergerakan dada simetris saat statis dan dinamis
Palpasi
: vokal fremitus teraba sama di kedua lapang paru
Perkusi
: sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler di kedua lapang paru, rhonki
-/-, wheezing -/Jantung
Inspeksi
: iktus kordis tidak tampak
Palpasi
: iktus kordis teraba di ICS V linea
midklavikula sinistra
Perkusi
:
Batas kanan
: ICS IV linea parasternalis dekstra
Batas kiri
: ICS V linea midklavikularis sinistra
Pinggang
: ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi
: BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
Ekstremitas
Akral hangat, sianosis tidak ada
Status Lokalis
Regio medial pedis sinista eritema (+), edema
(+)
berukuran 3x 4 cm
LABORATORIUM
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai
Rujukan
Hematologi
Hemoglobin
14,2
gr/dl
10,7 14,7
Hematokrit
46
31 43
Leukosit
10,2
ribu/ul
5,5 15,5
Trombosit
218
ribu/ul
150 440
Eritrosit
5,57
juta/ul
3,70 5,70
Hemostasis
APTT
33,8
Det
33,6 - 43,8
Kontrol APTT
33,3
Det
PT
11,9
Det
12,1 14,5
Kontrol PT
12,2
Det
INR
1,01
DIAGNOSIS KERJA
Snake Bite Grade II
PENATALAKSANAAN
Debridement luka (insisi cross)
Periksa Darah perifer lengkap, PT/APTT
Infuse: RL atau D5 % + SABU 1 Vial / 8 jam IV.
Prognosis
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad fungsionam : bonam
Quo ad sanactionam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANIMAL BITE
Luka gigit dapat disebabkan oleh hewan
liar maupun hewan peliharaan
Hewan yang menggigit biasanya hewan
ganas atau hewan pemakan daging
Bila hewan mengigit tanpa alasan
jelas kemungkinan hewan tersebut
menderita penyakit yang mungkin
menular melalui gigitannya
SNAKE BITE
BISA ULAR
Hematotoksin
Kardiotoksin
Arginine ester
hydrolase
Thrombin-like enzyme
Nucleotidase
Nucleotidase
Phospholipase A2
DNAse
DNAse
Neurotoksin
PATOGENESIS (1)
Hematotoksin
Fosfolipase A2 esterolitik pada
membran SDM & hemolisis
Enzim trombogenik aktivasi factor X,
faktor V, dan faktor IX
fibrinfibrinogen koagulopati dan
perdarahan
PATOGENESIS (2)
Kardiotoksin
Lactate dehydrogenase kelelahan
otot jantung cardiac arrest
Nukleotidase & DNAse myonecrosis
otot jantung
PATOGENESIS (3)
Neurotoksin
GEJALA KLINIS
Schwartz (Depkes,2001)
Derajat
Venerasi
Luka gigit
Nyeri
Udem/ Eritem
Tanda sistemik
+/-
<3cm/12>
+/-
II
+++
+
Neurotoksik,
Mual, pusing, syok
III
++
+++
++
Syok, petekia,
ekimosis
IV
+++
+++
>ekstrimitas
++
Gangguan faal ginjal,
Koma, perdarahan
PEMERIKSAAN
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan laboraturium awal
sebaiknya termasuk elektrolit, darah
lengkap, jumlah platelet, PT, PTT,
jumlah fibrinogen, nitrogen urea darah,
dan kreatinin serum ditambah urinalisis.
- EKG
PENATALAKSANAAN
Tujuan
Menoreh lubang bekas masuknya taring
sepanjang memperlambat
dan sedalam absorbsi
cm
ular
Menghalangi/
pengisapan
bisa ular mekanis membuang bisa
sebanyak
mungkin
Menetralkan bisa ular yang sudah
Menghambat
absorbsi
darah
memasang
masuk ke dalam
sirkulasi
turniket
di
proksimal
Mengatasi efek lokal dan sistemik
Beratnya
Taring atau
Ukuran zona
Gejala
Jumlah ml
evenomasi
gigi
edema/ eritemato
sistemik
venom
kulit (cm)
Tidak ada
<2
Minimal
2-15
25
II
Sedang
15-30
50
III
Berat
>30
++
75
IV
Berat
>30
+++
75
ALGORITMA PENATALAKSANAAN
SENGATAN LEBAH
Racun dalam sungut lebah = toksiknya racun
ular berbisa jumlah yg masuk ke tubuh
sangat sedikitdampaknya ringan.
Sengatan lebah mengandung hemolysin dan
neurotoksin reaksi anafilaksis, Bisa lebah
phsospholipase A2, & hyaluronidase yg jika
masuk dalam jumlah yang adekuat disrupsi
endothel, kerusakan sel, & nekrosis jaringan
GEJALA KLINIS
Gatal, udem, eritema, dan udem
angioneurotik.
Dalam keadaan lebih berat ditemukan
gangguan menelan, kelemahan otot
mata, bradikardi, dan syok
Rx anafilaksis Ab-Ig E aktivasi sel
mast degranulasi & pengeluaran
histamin dalam jumlah besar edema
laring, vasodilatasi dan kolaps
vaskular kematian
PENATALAKSANAAN
Daerah sengatan dibersihkan dengan air dan
sabun.
Bebaskan jalan napas jika ada edem laring
Mengatasi reaksi anafilaksis dapat diberikan
antihistamin (diphenydramin, 50 sampai 100
mg intramuscular atau intravena) atau
epinphrine (1:1.000 pengenceran, 0,3 sampai
0,5 mL IM/ IV ).
Pasien juga memerlukan tambahan oksigen
dan cairan intravena.
GIGITAN ANJING
Gigitan anjing menyebabkan jenis luka
sobekan yang hancur
Gigitan yang kuat dapat menyebabkan
kerusakan lebih struktur lebih dalam
seperti tulang, pembuluh darah, tendon,
otot, dan saraf.
Gigitan
pada
anjing
dapat
menyebabkan infeksi bakter, virus,
maupun jamur seperti:
Staphylococcus species
Streptococcus species
Eikenella species
Pasteurella species
Proteus species
Klebsiella species
PENATALAKSANAAN
Daerah bekas gigitan dicuci segera dengan
air sabun/larutan antiseptik debridemen
(efektif sampai 12 jam setelah kejadian luka)
Gigitan berat yg dicurigai adanya infeksi
rabies dilakukan infiltrasi serum antirabies
5 ml di sekitar luka.
Setelah
digigit
hewan,
selalu
harus
dipertimbangkan
pemberian
vaksinasi.
Pemberiannya tiap hari selama beberapa
minggu mencegah timbulnya penyakit fatal
ini
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH