Professional Documents
Culture Documents
EKSPLANASI
Jatuh dari Sepeda dan Gigi Patah
KELOMPOK 6
Benita Kurniawan
1006667062
Dina Ariani
1006658631
Hanifa
1006667264
1006658676
Nidya Paramita
1006757045
Noke Devina
1006769796
1006667440
Riris Riany
1006667541
Rizki Amalia
1006658745
1006658751
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyusunan laporan ini berdasarkan pada kasus berikut:
Melanie usia 9 tahun dibawa orang tuanya ke dokter gigi satu jam setelah terjatuh
dari sepeda di got depan rumahnya. Pemeriksaan ekstra oral tidak ditemukan
adanya laserasi pemeriksaan intra oral menunjukkan adanya gigi 11 yang fraktur
sepertiga tengah dan terlihat adanya kemerahan ditengah gigi yang fraktur itu.
Berdasarkan anamnesis orang tua Melanie menceritakan bahwa kejadian yang
sama pernah terjadi satu tahun yang lalu, akan tetapi hanya mengakibatkan
kegoyangan beberapa saat saja pada gigi 21 dan terlihat adanya sedikit berbeda
warna dengan gigi sebelahnya walaupun tidak mengganggu secara estetik.
Tujuan
1. Menjelaskan
anamnesis,
pemeriksaan
klinis,
pemeriksaan
radiografis,
Rumusan Masalah
Hipotesis
1. Gigi 11 Melanie memerlukan pulpotomi disertai restorasi pada pulpa terbuka
dan masih vital, namun sudah terkontaminasi bakteri akibat jatuh 1 jam yang
lalu.
2. Gigi 21 Melanie mengalami diskolorisasi akibat trauma yang menyebabkan
pecahnya pembuluh darah sehingga pulpa tidak menerima nutrisi dan darah
masuk ke tubulus dentin serta diperlukan perawatan bleaching interna
didahului dengan PSA
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikas Injuri
Sebagai bantuan untuk menentukan perawatan, klasifikasi injuri gigi harus
dibuat .Ellis merupakan orang pertama yang memperkenalkan klasifikasi, dan
kemudian dimodifikasioleh Hargreaves dan Craig.
Kelas
I:
Frakturmahkotasederhana,
tidakatausedikitmelibatkan
dentin.
Tidakterlihatperubahanwarnanamun
memilikitepi yang kasar.
(Sumber: www.emedicine.com)
b.
Kelas
II:
Fraktur
mahkota
b. Kelas
II:
Fraktur
mahkota
c.
Kelas
III:
Fraktur
mahkota
dan
ekstensif
melibatkan
dentin
(Sumber: www.emedicine.com)
d.
atau
tanpa
kehilangan
struktur
mahkota
e.
f.
tanpa
kehilangan
(hilang)
struktur
mahkota
g.
h.
Incomplete
fracturedari enamel
b. Fraktur mahkota
uncomplicated: Fraktur enamel dan
dentin tanpa mengekspos pulpa
c. Fraktur mahkota complicated:
WHO
a. Fraktur enamel gigi
b. Fraktur
mahkota
keterlibatan pulpa
tanpa
c. Fraktur
mahkota
dengan
keterlibatan pulpa
d. Fraktur mahkota-akar
uncomplicated: Fraktur melibatkan
enamel, dentin dan sementum,
Dislokasiperiferal,
avulsisebagian(gambar B)
Rencana Perawatan:
Penghalusan sudut gigi dan menumpatnya dgn resin komposit utk gigi anterior.
Prognosis: Sangat Baik
2. Fraktur Mahkota tanpa Pulpa Terbuka
Deskripsi:
Meliputi sudut insisal-proksimal, insisal edge pada gigi anterior, dan fraktur
cusp pada gigi posterior.
Telah memajankan tubulus dentin yg berpotensi utk mengkontaminasi &
menginflamasi pulpa.
Diagnosis:
Tes vitalitas gigi dan tes jar. Penyangga utk mengetahui status jaringan Pulpa
dan periapeks.
Rencana Perawatan:
Aplikasi dentin bonding agent dan resin komposit.
Jika fragmen fraktur ada, maka bisa dilekatkan kembali pada gigi
menggunakan resin komposit dengan etsa.
Prognosis:
Baik, namun kadang adanya ketidakpastian mengenai tingkat injuri pada pulpa.
3. Fraktur Mahkota dengan Pulpa Terbuka
Deskripsi:
Tingkat terbukanya pulpa bervariasi dari setitik saja sampai terbukanya
seluruh atap kamar pulpa.
Dengan terbukanya pulpa, proses perawatan menjadi lebih sulit karena
keterlibatan bakteri yang mengkontaminasi jaringan pulpa.
Diagnosis:
Dengan observasi klinis.
Tes vitalitas.
Jika gigi juga dislokasi, kesehatan jaringan pulpa diragukan.
Diagnosis:
Terlihat goyang dan berpindah tempat.
Rasa nyeri bila menggigit.
Bila mobilitas sedikit, maka tidak ada keluhan.
Fraktur makin kearah serviks, gigi makin goyang dan makin besar
kemungkinan nekrosis.
Radilogi:
Garis fraktur terlihat yang sejajar dgn angulasi film. Perlu minimal dengan 2
angulasi, 90 dan 45.
Rencana Perawatan:
Jika tdk mobilitas dan asimtomatik, fraktur pada 1/3 apeks dan tdk perlu
perawatan.
Jika ada mobilitas, perawatan adalah reposisi gigi dan menstabilkan gigi agar
lig. Perio dpt sembuh.
Perawatan darurat: Reposisi mahkota dengan menekankan jari ataupun melalui
perawatan ortodontik. Setelah itu gigi distabilisasi dengan kawat orto serta
etsa sehingga jaringan periodontal sembuh selama 12 minggu. Tidak perlu
PSA jika pulpa sembuh dan tidak nekrotik.
Stabilisasi gigi menggunakan splin
Prognosis:
Kurang baik untuk fraktur longitudinal.
Baik untuk fraktur transversal.
6. Luksasi
A. Konkusi
Deskripsi :
Rencana Perawatan:
Gigi dibiarkan untuk istirahat agar proses penyembuhan ligamen periodontal
dan pembuluh darah terjadi.
Prognosis:
Baik
B. Subluksasi
Deskripsi:
Ada peningkatan mobilitas.
Sering pendarahan pada sulkus karena pemubuluh darah rusak dan ligamen
periodontal sobek.
Radiograf tidak jelas.
Sensitif terhadap perkusi.
Tes pulpa ada respon atau tidak.
Rencana Perawatan:
Stabilisasi gigi dalam kurun waktu 2-3 minggu menggunakan splin dengan
sistem etsa agar ligament bisa sembuh.
Prognosis:
Baik
C. Luksasi Ekstrusif
Deskripsi:
Dislokasi kearah korona atau keluar dari soketnya seperti setengah avulsi.
Sangat goyang.
Rencana Perawatan:
PSA untuk gigi dewasa, dan khususnya akar yang akan resorpsi.
Prognosis:
Baik
D. Luksasi Lateral
Deskripsi:
Pergeseran ke arah lingual, bukal, mesial atau distal.
Seringkali nyeri, khususnya yang menyebabkan prematur kontak.
Tidak ada mobilitas karena apeks masuk ke dalam tulang alveolar.
Sering tidak peka terhadap perkusi.
Rencana Perawatan:
Reposisi gigi dengan memberi tekanan pada ujung apeks gigi atau
mengekstraksi parsial gigi.
Stabilisasi selama 3-4 minggu jika mobilitas gigi tinggi setelah reposisi.
PSA pada gigi dewasa karena dislokasi merusak pembuluh darah pulpa
sehingga hypoxia.
Prognosis:
Baik jika PSA dilakukan dengan baik dan benar.
E. Luksasi Intrusif
Deskripsi:
Rencana Perawatan:
Untuk gigi muda yang akarnya masih terbuka, gigi biasanya tidak perlu
dirawat karena ada kemungkinan re-erupsi.
SelanjutnyaPSA.
Prognosis:
Sering komplikasi, seperti diskolorasi gigi, kalsifikasi lumen pulpa, resorpsi akar
dan kematian pulpa pada gigi muda.
7. Avulsi
Deskripsi:
Kasus avulsi merupakan kasus darurat yang paling murni karena replantasi
tepat waktu dapat mengembalikan gigi secara normal.
Sebelum replantasi, diperiksa dahulu keadaan alveolar jika ada fraktur atau
tidak.
Rencana Perawatan:
Jika gigi dibiarkan kering <1 jam atau dlm susu <4 6 jam, replantasi
langsung.
Utk gigi dewasa muda, tidak perlu PSA. Namun vitalitas gigi harus selalu
dimonitor.
Prognosis:
Resorpsi merupakan sequela yang sering terjadi. Ada tiga macam resorpsi, yaitu
surface, inflammatory, dan ankylotic (replacement).
Bergeser Sebagian
1) Intrusi
2) Ekstrusi
3) Bergeser ke Lateral
b. Menurut Andreasen
1. Konkusi : Gigi tidak goyang dan tidak bergeser. Ligamen periodontium
mengalami kerusakan dan peradangan, yang menyebabkan sensitifnya
gigi terhadap tekanan kunyah dan bila gigi diperkusi.
2. Gigi Goyang (Subluksasi) : Gigi goyang akan tetapi tidak berpindah
dari soketnya.
3. Instrusi : Gigi lebih terdorong masuk ke dalam soketnya, keadaan ini
mengakibatkan terjepitnya ligamen periodontium dan fraktur tulang
alveolar.
4. Ekstrusi : Sebagian gigi terdorong ke luar dari soket, ligamen
periodontium rusak
5. Luksasi Lateral : Letak gigi terdorong ke labial, lingual, atau ke arah
lateral. Ligamen periodontium rusak, dan fraktur tulang alveolar.
6. Avulsi : Gigi lepas dari soketnya, ligamen periodontium mengalami
kerusakan berat dan dapat terjadi fraktur tulang alveolar
Jarang terjadi
Ekstrusi tanpa fraktur akar dapat dilakukan reposisi dan imobilisasi
Ekstrusi dengan fraktur akar dilakukan pencabutan
c. Gigi bergeser ke lateral
Biasanya prognosisnya baik, yaitu akan kembali sendiri pada tempatnya
Perawatan khusu tidak diperlukan, hanya diperlukan pengamatan
d. Gigi bergeser lengkap
Dapat dilakukan reimplantasi dan imobilisasi, namun cukup sulit dan
kurang praktis
Dapat digantikan dengan pembuatan alat penahan ruang (space
maintainer)
e. Fraktur mahkota
1. Email / dentin : Pengasahan untuk perbaikan estetis.
2. Ruang Pulpa Terbuka : pulpotomi dengan formokresol
Restorasi:
-
Mahkota logam
f. Fraktur akar
Sering terjadi pada 1/3 servikal akar
Perawatan yang dianjurkan : Pencabutan
Trauma pada gigi sulung dapat mempengaruhi tumbuh kembang benih gigi
tetap pengganti terutama bila terjadi intrusi gigi, antara lain:
1. Hipoplasia email (Turner Hypoplasia), trauma terjadi pada saat
pembentukan email
2. Dilaserasi, akar gigi tetap membengkok
3. Kista pada benih gigi tetap
4. Cessasi, Pertumbuhan gigi tetap berhenti
5. Perubahan arah erupsi gigi tetap
Perubahan warna gigi menjadi biru atau abu-abu dapat terlihat baik
pada gigi sulung maupun gigi tetap (indikasi nekrosis)
Restorasi tetap:
-
* Restorasi tetap sementara merupakan restorasi gigi tetap pada anak, yang
digunakan selama 5-10 tahun. Restorasi ini akan digantikan dengan restorasi tetap
bila sudah diperlukan.
d Kelas 3 : Fraktur mahkota mengenai pulpa
Rencana perawatan bergantung pada pemeriksaan klinis:
1. Besarnya bagian pulpa yang terbuka
2. Ada tidaknya pendarahan
3. Lamanya pulpa terbuka (menit, jam, hari)
4. Vitalitas pulpa
5. Proses pembentukan akar, bergesernya akar, dan fraktur akar
Tujuan perawatan adalah untuk mempertahankan gigi, mempertahankan
vitalitas gigi dan melanjutkan proses pembentukan akat (bila akar belum
terbentuk sempurna)
Berdasarkan kondisi pulpa yang terbuka, rencana perawatan yang
mungkin dilakukan:
1. Pulp capping
2. Pulpotomi
3. Pulpektomi
4. Apeksifikasi
5. Pencabutan
Prognosis gigi yang dirawat bergantung pada keakuratan diagnosis yang
dibuat untuk setiap kasus
Kelas 4 : Gigi menjadi non vital, dengan atau tanpa kehilangan struktur
mahkota
Kasus fraktur kelas 4 dibagi menjadi 3 divisi:
1. Gigi vital
2. Gigi non vital dengan pulpa terbuka akibat fraktur
3. Gigi non vital tetapi kamar pulpa tidak terbuka
Indikasi perawatan:
1. Gigi tersebut harus berpotensi dan dapat dirawat secara asepsis
2. Pasien berusia muda dan sehat
3. Kerusakan jaringan periodontium tidak boleh lebih dari 1/4 sampai 1/3
apikal
4. Sisa jaringan gigi harus cukup untuk mendukung restorasi yang
adekuat / memuaskan
5. Pembentukan bagian apeks dari saluran akar harus sedemikian rupa
sehingga saluran akar dapat diisi
Perawatan:
1. Devitalisasi pulpektomi
2. Pulpektomi
3. Apeksifikasi bila apeks belum menutup
Hal-Hal yang harus diperhatikan:
1. Pembuangan seluruh jaringan pulpa, baik yang ada di kamar pulpa
maupun yang ada di saluran akar, harus dilakukan dalam kondisi yang
benar-benar asepsis
2. Menjaga kondisi saluran akar tetap asepsis
3. Mengisi saluran akar yang sudah dipreparasi secara sempurna
Perawatan lanjutan fraktur kelas 4:
-
Bila kelainan berkurana atau hilang, buat restorasi tetapnya. Tetapi bila
tidak hilang, lakukan kuretase di daerah tersebut
Kelas 5 : Avulsi
Dapat dirawat dengan pembuatan protesa
kesehatan baik
Keterangan:
Luksasi Intrusif
Adanya kalsifikasi pada pulpa bukan merupakan indikasi bahwa gigi sudah
nekrotik ataupun perlu dirawat endo, walaupun gigi sudah tidak responsif
terhadap tes vitalitas.
Indikasi bagi resorpsi akar adalah perawatan saluran akar supaya proses
resorpsi dapat terhenti.
Jika pulpa mati akibat trauma, dan akar gigi belum sepenuhnya tumbuh, maka
indikasinya adalah apeksifikasi sebelum perawatan saluran akar. Namun hal
ini mengakibatkan gigi menjadi lebih lemah dan mudah fraktur.
terutama pada closed apex. Selain itu, presentase resorpsi akar dan ankylosis juga
cukup tinggi. Healing ligamen periodontal setelah injuri luksasii ntrusif:
Avulsi
Ketika gigi direplantasi sendiri oleh pasien, dokter gigi memeriksa replantasi
secara klinis maupun radiografis, dan memeriksa cedera-cedera lain yang
menyertai dan juga stabilitas gigi yang direplantasi.
Replantasi Langsung
Apabila replantasi darurat tidak mungkin dilakukan oleh pasien, maka pasien
sebaiknya mencari dokter gigi dan gigi dibawa dalam keadaan basah.
Daerah avulse diperiksa jika ada fragmen tulang yang dapat diangkat.
terkontaminasi
Gigi
dimasukkan
kembali
kedalam
soket
dengan
sebagian
Untuk gigi mature dan dewasa, perawatan saluran akar merupakan indikasi
setelah replantasi, dan dilakukan setelah 1 minggu.
Untuk gigi dewasa muda yang akarnya belum tumbuh sempurna, tidak boleh
PSA dahulu. Harus dimonitor 2,6 sampai 12 bulan setelah replantasi. Jika gigi
menjadi nekrotik, PSA disertai apeksifikasi merupakan indikasi.
Perawatan Tunda
Dilakukan ketika gigi avulsi keluar dari soket dan berada pada keadaan kering
lebih dari >1 jam. Hal ini menyebabkan sel-sel ligamen periodontal pada
permukaan akar tidak dapat bertahan hidup.
4. Gigi direndan dalam larutan NaF 2,4 % agar menjadi asam (pH 5,5)
selama 5-20 menit. Hal ini dilakukan untuk memperlambat proses resorpsi.
5. Soket gigi dipersiapkan dengan mengkuret bekuan darah yang terbentuk
dan dilanjutkan dengan mengirigasi dengan salin.
6. Gigi dicuci dengan salin, lalu dimasukkan secara hati-hati kedalam
soketnya. Setelah itu stabilisasi gigi dengan splin selama 6 minggu.
7. Sebuah produk bernama Emdogain yang dimasukkan kedalam soket
sebelum replantasi juga terbukti dapat memperlambat proses resorpsi.
Resorpsi Eksternal
Setelah replantasi ada tiga kemungkinan resorpsi yang dapat terjadi yaitu,
resorpsi permukaan, resorpsi inflamatori, dan resorpsi replacement.
Resorpsi permukaan adalah sebuah kavitas kecil dan superficial yang terjadi
pada sementum dan permukaan dentin paling luar. Tidak dapat terlihat di
radiograf, dan biasanya diperbaiki oleh pertumbuhan sementum yang baru.
Hal ini bisa terjadi untuk sementara waktu sehingga bisa sembuh, atau akan
berkembang menjadi resorpsi yang lebih parah.
4. resorbsi inflamatory
5. tanpa komplikasi
6. Retraksi gingiva
7. fisiologi resorbsi terganggu
8. Permanent displacement
9. resorbsi permukaan
10. ankylosi
Jika
disebabkan
oleh
overpreparasi
atau
restorasi
yang
gagal,
Bila rasa sakit tidak hilang dan lebih buruk, sebaikanya pulpa diekstirpasi
Perawatan pulpektomi
Prosedur perawatan
Anastesi
Pemasangana rubber dam
Akses ke kamar pulpa
Irigasi dan debridemen
Temukan orofis dan ekstirpasi saluran akar emnggunakan file sampe 1
mm dari apeks akar radiograf
Irigasi dengan larutan anastesi, NaoCl
Bersihkan debris dengan barbed broach
Keringkan saluran akar dengan paper point
Masukan gulungan kapas dengan bahan pereda rasa sakit (ex:eugenol)
Letakan restorasi sementara cavit atau ZOE
Hilangkan trauma oklusi
Beri analgesik dan digunakan jika timbul rasa sakit, antibiotik
kontraindikasi kecuali ada gangguan sistemik
Disertai reaksi lokal dan sistemik yang parah, seperti demam, gangguan
Drainase perlu dilakukan melalui saluran akar atau jaringan lunak serta
tulang
Anastesi konduksi dapat diberikan selama injeksi jauh dari tempat yang
terinflamasi.
Pada abses alveolaris akut ringan, gigi dapat ditutup dengan antiseptik,
medikamen abtunden untuk meringankan rasa sakit.
Abses periodontal akut dapat timbul pada pulpa vital atau non vital
Perawatan terdiri dari kuretase, debridemen, drainase poket, kadangkadang diperlukan insisi.
Bila pulpa abnormal dan vital perawatan sama dengan pulpitis irreversibel
akut.
atau
medikamen
intraoral,
overfiling
obturasi
sehingga
Jika rasa askit timbul setelah pengisian saluran akar, oklusi sebaiknya
dicek dan dilakukan pengecekan terhadap pengisian saluran akar.
Bila terdapat mahkota pasak yang tidak dapat diambil, insisi dan drainase
dapat diindikasikan
6. Fraktur Mahkota
Transluminasi atau zat warna atau menggik diskus karet dapat mendeteksi
adanya garis retakan.
Bila segmen mahkota terbelah dan pulpa tidak terbuka, rasa sakit biasanya
akan menghilang. Perawatan dilakukan dengan menutup dressing dengan
sedatif dan band baja anti karat disemen pada tumpatan tersebut.
7. Fraktur Akar
Prognosis fraktur akar horizontal bergantung pada tempat dan arah fraktur.
Fraktur horizontal diatas krista alveolar memiliki prognosis baik karena
dapat direstorasi setelah perawatan endo. Semakin dekat dengan apeks,
prognosis semakin baik.
Fraktur horizontal pada tengah akar, setingkat dengan atau di bawah krista
alveolar prognosis hati-hati sampai buruk. Jika segmen apikal yang
tertinggal cukup panjang untuk menahan mahkota pasak, perawatan
darurat endodonti yaitu pulpektomi. Bila pulpa menyebabkan rasa sakit
dan bengkak perawatan sama dengan abses alveolar akut.
Pada gigi dengan akar banyak dapat dilakukan hemiseksi dan fraktur akar
dapat diambil dan pulpektomi pada gigi yang masih tertinggal.
Apabila dalam jangka waktu tersebut gigi tidak dapat dikembalikan pada
soketnya, maka gigi harus cepat disimpan dalam media yang sesuai sampai
pasien bisa ke klinik gigi untuk replantasi. (Trope, 2002).
Pertolongan pertama pada gigi yang tanggal dibedakan menurut usia gigi,
apakah termasuk gigi susu atau gigi permanen.
Pada anak-anak kurang dari 7 tahun (gigi susu), jika terjadi patah gigi
dapat dilakukan kompres dengan kain yang sudah dibasahi dengan air
dingin pada tempat gigi yang tanggal. Jika anak mau, dapat diberikan es
batu untuk dikulum di mulut untuk mengurangi pembengkakan.
4. Susu terdiri dari berbagai macam antigen yang dapat melawan reaksi
negatif . Susu sering digunakan karena tersedia di rumah.
Tindakan yang dilakukan di Klinik gigi
Defek pada garis kortikal luar yang terlihat sebagai deviasi di outline, gap
antara tulang kortikal luar atau steplike defect
Peningakatan densitas tulang yang bisa disebabkan oleh ovelap dua fragmen
tulang
Luxation
Tampilan radiografis
Memperlihatkan perluasan luka di akar, PDL, dan tulang alveolar
Sedikit elevasi tidak akan terlihat secara radiografis
Indentifikasi dan evaluasi gigi dislokasi membutuhkan beberapa proyeksi
radiografis. Posisi yang turun dari mahkota dari gigi intrude akan terlihat dalam
radiografis. Intrusi dapat menghasilkan obliterasi parsial dari ruang PDL.
Avulsi
Tampilan Radiografis
Pada avulsi yang baru saja terjadi, lamina dura dari soket yang kosong terlihat
dan bertahan hingga beberapa bulan. Penggantian tempat soket dengan
kebutuhan tulang baru membutuhkan beberapap bulan dan tahun.
Ketika tulang baru terbentuk, dinding yang berlawanan dari soket yang
mengalami penyembuhan akan mengurangi luas soket.
Waktu berlalu dan hanya akan ada radiolusen vertikal tipis yang terlihat dan
mirip dengan penampakan saluran akar.
Dalam jarak tertentu, tulang baru yang menggantikan soket akan terlihat
menebal dan akan mirip dengan akar.
Gigi yang lepas dan menyangkut di jaringan lunak dan terlihat di radiograf
dan melebihi processus alveolar.
FRAKTUR GIGI
Fraktur mahkota gigi
Tampilan Radiografis
Menyediakan infromasi mengenai lokasi dan
perluasan fraktur serta kaitannya dengan kamar
pulpa seperti tahap-tahap pertumbuhan gigi yang
terpengaruh.
Fraktur
akar
vertikal
Tampilan
radiografis
Terlihat sebagai garis radiolusen
Perluasan ruang PDL dan kehilang tulang terjadi lebih ke arah mahkota
terhadap tulang alveolar, bukan di apeks.
Lesi dapat meluas secara apikal pada alveolar crest dan menunjukkan lesi
periodontal.
Fraktur
mahkota akar
Tampilan radiografis
Sering tidak terlihat secara radiografis karena sudut cone tidak sesuai
Yang dapat terlihat hanya bila terjadi fraktur vertikar hingga ke akar,
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Elsevier. 2011
Walton, Torabinejad. 2002. Principle and Practice Endodontics 3rd edition. United
State of America : W.B. Saunders Company.
Louis I. Grossman,etc. Endodontic Practice 11th edition. Philadelphia,
phhsylvania, U.S.A. 1998
Pharoah, Michael J dan White, Stuart C. Oral Radiology
Interpretation 5 th edition. Mosby Elsevier. 2004.
http://pauwpauw.wordpress.com/2010/06/23/23
Principles and