Professional Documents
Culture Documents
"Demi Allah, sesudah Rasulullah selesai berdoa, ketakutan yang menghantui dalam dadaku dan
kedinginan yang menusuk-nusuk tubuhku hilang seketika, sehingga aku merasa segar dan
perkasa," tutur Hudzaifah.
Tatkala ia memalingkan diri dari Rasulullah, beliau memanggilnya dan berkata, "Hai Hudzaifah,
sekali-kali jangan melakukan tindakan yang mencurigakan mereka sampai tugasmu selesai, dan
kembali kepadaku!"
"Saya siap, ya Rasulullah," jawab Hudzaifah.
Hudzaifah pun pergi dengan sembunyi-sembunyi dan hati-hati sekali, dalam kegelapan malam yang
hitam kelam. Ia berhasil menyusup ke jantung pertahanan musuh dengan berlagak seolah-olah
anggota pasukan mereka. Belum lama berada di tengah-tengah mereka, tiba-tiba terdengar Abu
Sufyan memberi komando.
"Hai, pasukan Quraisy, dengarkan aku berbicara kepada kamu sekalian. Aku sangat khawatir,
hendaknya pembicaraanku ini jangan sampai terdengar oleh Muhammad. Karena itu, telitilah lebih
dahulu setiap orang yang berada di samping kalian masing-masing!"
Mendengar ucapan Abu Sufyan, Hudzaifah segera memegang tangan orang yang di sampingnya
seraya bertanya, "Siapa kamu?"
Jawabnya, "Aku si Fulan, anak si Fulan."
Sesudah dirasanya aman, Abu Sufyan melanjutkan bicaranya, "Hai, pasukan Quraisy. Demi Tuhan,
sesungguhnya kita tidak dapat bertahan di sini lebih lama lagi. Hewan-hewan kendaraan kita telah
banyak yang mati. Bani Quraizhah berkhianat meninggalkan kita. Angin topan menyerang kita
dengan ganas seperti kalian rasakan. Karena itu, berangkatlah kalian sekarang dan tinggalkan
tempat ini. Sesungguhnya aku sendiri akan berangkat."
Selesai berkata demikian, Abu Sufyan kemudian mendekati untanya, melepaskan tali penambat, lalu
dinaiki dan dipukulnya. Unta itu bangun dan Abu Sufyan langsung berangkat. Seandainya
Rasulullah tidak melarangnya melakukan suatu tindakan di luar perintah sebelum datang melapor
kepada beliau, tentu ia akan membunuh Abu Sufyan dengan pedangnya.
Hudzaifah Ibnul Yaman sangat cermat dan teguh memegang segala rahasia mengenai orang-orang
munafik selama hidupnya, sampai kepada seorang khalifah sekali pun. Bahkan Khalifah Umar bin
Khathtab, jika ada orang Muslim yang meninggal, dia bertanya, "Apakah Hudzaifah turut
menyalatkan jenazah orang itu?" Jika mereka menjawab, "Ada," Umar turut menyalatkannya.
Suatu ketika, Khalifah Umar pernah bertanya kepada Hudzaifah dengan cerdik, "Adakah di antara
pegawai-pegawaiku orang munafik?"
"Ada seorang," jawab Hudzaifah.
"Tolong tunjukkan kepadaku siapa?" kata Umar.