You are on page 1of 3

PEREDARAN OBAT TRADISIONAL

TANPA IZIN EDAR


YANG MENGANDUNG BAHAN KIMIA OBAT DI JAKARTA

Kasus :
Berdasarkan laporan masyarakat tentang peredaran obat tradisional (jamu) yang diduga palsu,
Badan POM bekerja sama dengan Polda Metro Jaya melakukan operasi gabungan untuk
mengungkap kebenaran laporan tersebut. Dari operasi tersebut diperoleh tersangka Tjoeng
Hermawan tertangkap tangan menyimpan bahan baku obat, bahan simplisia, kemasan foil,
produk setengah jadi, produk ruahan dan produk jadi obat tradisional tanpa izin edar yang diduga
kuat mengandung Bahan Kimia Obat di Gudang Pluit Blok B Utara Karang Karya II No. 7-9-11
Muara Karang, Jakarta Utara. Dari hasil penyelidikan diperoleh keterangan bahwa tersangka
Tjoeng Hermawan adalah menantu Tek Seng (pemilik PT. IKONG).
Penemuan bahan-bahan di TKP :

Analisa Kasus:

Perkembangan Kasus :
Setelah dilakukan konformasi mengenai nomor pendaftaran dan produsen yang tercantum
pada kemasan ke Direktorat Penilaian Obat Tradisional, Kosmetik dan Suplemen
Makanan, diperoleh hasil seluruh produk obat tradisional yang ditemukan di TKP
mencantumkan nomor pendaftaran milik produk lain dan nama produsen adalah fiktif.
Dilakukan pengujian laboratorium di Laboratorium Pusat Pengujian Obat dan Makanan
Nasional terhadap produk jadi obat tradisional yang ditemukan di TKP dan diperoleh
hasil positif mengandung bahan kimia obat. Surat Keterangan Hasil Pengujian tersebut
selanjutnya digunakan sebagai Alat Bukti.
Setelah dilakukan penahanan tersangka Tjoeng Hermawan, petugas Badan POM masih
menemukan produk-produk obat tradisional tersebut di peredaran.
Pada hari Jumat tanggal 17 Juni 2005 (diterima oleh Badan POM pada tanggal 20 Juni
2005) Tersangka Tjoeng Hermawan melalui kuasa hukumnya melakukan Somasi kepada
Badan POM yang menurutnya melanggar etika penyidikan.
Fakta di lapangan : Tindakan petugas Badan POM adalah tindakan pemeriksaan dalam
rangka pengawasan, bukan tindakan penyidikan.
Tanggal 19 Agustus 2005, berkas perkara kasus Tjoeng Hermawan dinyatakan lengkap
oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dengan diterbitkannya Surat P-21 dengan nomor B4215/O.1.4/Epp.2/08/ 2005 perihal Pemberitahuan hasil penyidikan perkara tindak pidana
an. Tersangka TJOENG HERMAWAN alias OSCAR sudah lengkap.

Sanksi :
Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang memeriksa dan mengadili Tjoeng
Hermawan telah menjatuhkan pidana penjara selama 2 (dua) bulan dikurangi
selama terdakwa berada dalam tahanan dan membayar denda sebesar Rp
2.000.000,- (dua juta rupiah) subsidair 2 (dua) bulan kurungan.

Jadi Pelanggaran yang dilakukan :


Menyimpan bahan baku obat, bahan simplisia, kemasan foil, produk setengah jadi,
produk ruahan dan produk jadi obat tradisional tanpa izin edar.
Memproduksi dan menjual obat tradisional yang mengandung Bahan Kimia Obat.

Berdasarkan Undang Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang : Kesehatan

Pasal 1 (9)
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dankosmetika.
Pasal 81 ayat 2 bagian (c)
Barang siapa dengan sengaja :
c. mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan tanpa izin edar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau pidana
denda paling banyak Rp 140.000.000,00 (scratus empat puluh juta rupiah).
Pasal 82 ayat 2 bagian (b)
Barang siapa dengan sengaja :
b. memproduksi dan atau mengedarkan sediaan farmasi berupa obat tradisional
yang tidak memenuhi standar dan atau persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 ayat (2);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana
denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang
memeriksa dan mengadili Tjoeng Hermawan menjatuhkan pidana penjara selama 2 (dua) bulan
dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan membayar denda sebesar Rp 2.000.000,(dua juta rupiah) subsidair 2 (dua) bulan kurungan kurang sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukan Tjoeng Hermawan.
Karena tersangka melakukan 2 hal yang melanggar undang-undang yaitu produksi
obat tradisional tanpa izin edar dan produksi obat tradisional berbahan kimia yang tidak
memenuhi standar atau persyaratan. Seharusnya sanksi yang diberikan lebih berat dari apa yang
diputuskan Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang hanya membrikan hukuman penjara 2 bulan
dan denda Rp 2.000.000.

You might also like