Professional Documents
Culture Documents
170210110055
4. Maleakhi Misael S.
170210110075
170210120061
170210120079
12. Saphira A.
170210120081
6. M. Indragunawan M.
7. Ratu Ayu
170210120085
170210110081
14. Bani Khalifa Akbar
170210120099
170210120109
170210120117
170210120125
170210120139
170210110133
170210110149
8. Jeaneta Nurliana
170210120007
9. Nastasia Rizka
170210120039
Apabila kita membaca dari nama Asia Pasifik, maka yang terbayang dibenak kita
adalah wilayah atau kawasan yang berada di daerah Asia yang dekat dengan Asia Pasifik
seperti negara-negara yang berada di wilayah Asia Timur, Asia Tenggara, dan Oceania.
Tetapi ternyata Asia Pasifik ini tidak hanya dilihat dari segi geografis. Sejak tahun 1980
sensus memperoleh informasi pada ras dari self-identification, data yang mewakili selfclassification oleh masyarakat sesuai dengan ras dimana mereka teridentifikasi. 2
Penggolongan Asia Pasifik juga dapat disebabkan oleh ras yang ada di dalam Asia Pasifik
itu sendiri.
Istilah Asia Pasifik resmi sendiri mulai digunakan Pasca Perang Dunia Kedua. Pasca
Perang Dunia Kedua, perekonomian negara-negara yang terlibat dalam perang seperti
Jepang, AS, dan negara-negara Eropa mengalami penurunan, sehingga setelah terjadinya
Perang Dunia kedua banyak negara-negara yang menjalin hubungan kerjasama di bidang
ekonomi terutama di dalam regionalnya. Negara-negara Asia Pasifik sendiri telah
melakukan kerjasama dalam bentuk transaksi ekonomi hanya saja tidak ada organisasi
formal yang mengaturnya. Sehingga pada tahun 1980, negara-negara Asia Pasifik
membentuk organisasi dibidang kerjasama ekonomi yang bernama Pacific Economic
Cooperation Council (PECC).
Organisasi yang lahir di Canberra, Australia ini merupakan kelompok kerja untuk
mengidentifikasi kepentingan ekonomi regional, terutama perdagangan, sumber daya
manusia, alih teknologi, energi, dan telekomunikasi. Walaupun masih bersifat informal,
PECC melibatkan para pejabat pemerintah, pelaku bisnis, dan akademis. Salah satu hasil
kegiatan PECC adalah terbentuknya Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) sebagai
wadah kerja sama bangsa-bangsa di kawasan Asia Pasifik di bidang ekonomi yang secara
resmi terbentuk bulan November 1989 di Canberra, Australia pada tahun 1989.3
Ada dua faktor yang dominan yang mendorong lahirnya APEC yaitu:
1. Adanya kekhawatiran akan gagalnya perundingan putaran Uruguay yang dapat
berakibat meningkatnya proteksionisme dan munculnya kelompok-kelompok
perdagangan seperti Pasar Tunggal Eropa dan Pasar Bebas Amerika Utara.
2. Perubahan besar di bidang politik dan ekonomi yang sedang terjadi dan
2
Bureau of the Census. 1983. Asian and Pasific Islander population by state: 1980. US departement of
commerce. Page 5.
3
Sejarah Singkat APEC dan Tantangan yang Dihadapinya ." Accessed September 14, 2014.
http://www.geocities.ws/irsjournal/APEC.html.
pertemuan untuk membahas visi mereka. Dengan tuan rumah Presiden Amerika Serikat
Bill Clinton, para Pemimpin APEC mengadakan Pertemuan Informal untuk pertama
kalinya di Blake Island, Seattle, Washington. Pada tahun 1994, APEC mengadakan
pertemuan kedua untuk membahas arah ekonomi untuk APEC dalam 25 tahun kedepan
yang diadakan di Bogor dan menghasilkan Declaration of Common Resolve. Pada
pertemuan ketiga di Osaka, Jepang tahun 1995, Para Pemimpin APEC mulai
menterjemahkan Visi Blake Island and Declaration of Common Resolve dalam suatu
cetak biru untuk melaksanakan komitmen mereka atas perdagangan dan invesatsi yang
bebas dan terbuka, fasilitasi bisnis, dan kerja sama ekonomi serta kerjasama tehnik antar
anggota. Pertemuan keempat Para Pemimpin APEC telah menghasilkan suatu rencana
aksi yang dikenal dengan nama Manila Action Plan for APEC atau MAPA, di antaranya
Rencana Aksi Individual (RAI) dan Rencana Aksi Kolektif (RAK) yang dilakukan pada
tahun 1996 di Manila. Pertemuan kelima Para Pemimpin APEC, Para Pemimpin
menegaskan kembali komitmen dan keinginan mereka atas usaha untuk mengembangkan
Rencana Aksi Individu (RAI) dan memperbaiki Rencana Aksi tersebut setiap tahun
dilakukan di Vancouver tahun 1997. Pada tahun 1998 di Kuala Lumpur diadakan
pertemuan keenam yang membahas tentang strengthening the Foundation for Growth. Di
New Zealand pada tahun 1999 diadakan pertemuan ketujuh untuk merespon krisis
keuangan Asia 1997, menanamkan kembali kekuatan pertumbuhan dan investasi di
wilayah APEC dengan mendorong liberali-sasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi,
serta memperkuat kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia.4
Asia Pasifik periode 1980-1999an
Setelah Perang Dingin tahun 1980an, Asia Pasifik muncul sebagai kawasan
pertumbuhan ekonomi yang spektakuler dan terjadi di dalam kawasan yang sangat besar.
Dalam beberapa puluh tahun kawasan asia pasifik menampilkan perekonomi kawasan
yang sangat pesat. Banyak terjadi dinamika perubahan, asia pasifik menjadi semakin
kompleks dan di tandai dengan adanya perubahan besar pada bidang perdagangan dan
investasi, arus keuangan dan teknologi. Sehingga sangat dibutuhkan kerjasama intra
kawasan.
4
ibid
Tahun 1980an merupakan awal perubahan yang sangat besar di asia pasifik
dimulainya sistem perekonomian baru dan mulai banyak kerjasama yang dibuat dalam
bidang perekonomian untuk memajukan perekonomian asia pasifik yang lebih baik.
Indikator-indikator kemajuan ekonomi yang sangat pesat di kawasan asia pasifik sangat
jelas. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, industrialisasi yang
sangat luas, potensi alam dan sumber daya manusia yang sangat besar, posisi strategis
kawasan yang dapat mengakses ke berbagai kawasan dunia. Karena adanya
pembangunan dalam bidang ekonomi di asia pasifik sehingga dibuat APEC.
Melihat kondisi perekonomian asia pasifik sangat maju sehingga membuat para
pengambil kebijakan dan pelaku ekonomi dari berbagai negara tertarik dengan pesona
investasi dan pasar yang sangat potensial dan berjangka panjang dari asia pasifik.
Jika pada tahun 1980 perekonomian di kawasan asia pasifik mengalami peningkatan
namun berbeda dengan keadaan perekonomian asia pasifik pada tahun 1999 kawasan asia
pasifik sempat mengalami krisis ekonomi yang dua tahun sebelumnya yang melanda
kawasan asia pasifik. Dan tahun 1997 terjadi perbaikan perekonomi yang lebih baik sejak
krisis keuangan tetapi kawasan asia pasifik pada saat ini menghadapi tantangan
tantangan politik dan ekonomi yang baru. Akibat dari krisis yang terjadi pada tahun 1997
banyak terjadi kemiskinan pada negara di kawasan asia pasifik, karena melihat hal
tersebut para penentu kebijakan mencoba untuk mengurangi kemiskinan yang terjadi di
kawasan asia pasifik dengan mencanangkan tujuan tujuan pembangunan milenium
sebagai alat pengawasan kemajuan yang dicapai dalam pengurangan kemiskinan. Karena
adanya cara baru untuk menekan kemiskinan di negara negara berkembang sehingga
hal tersebut memberikan dampak tekanan yang lebih besar kepada kerjasama
pembangunan, penyelarasan, orientasi terhadap hasil kerja, dan pengembangan kapasitas
negara negara berkembang dalam mendukung pengurangan kemiskinan.
Krisis finansial Asia 1997-1998 menyebar hampir ke sebagian Negara di dunia. Pada
awal kemunculannya krisis ini terjadi di kawasan Asia Timur pada 2 Juli 1997 5 ketika
Thailand mendeklarasikan ketidakmampuan untuk membayar hutang luar negerinya.
Krisis finansial yang terjadi di kawasan Asia Timur menimpa beberapa Negara,
khususnya Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Korea Selatandijuluki Macan Asia
5
(n.d.) Asian Financial Crisis in Indonesia [WWW] Indonesia Investments. Diakses dari:
http://www.indonesia-investments.com/culture/economy/asian-financial-crisis/item246 (14/9/2014)
Timur. Krisis finansial Asia memengaruhi mata uang, bursa saham, dan harga asset
lainnya di beberapa Negara Asia. Pada tingkat tertentu, krisis ini menunjukkan buruknya
mekanisme pasar dan ketidakmampuan penilaian resiko oleh para pemberi hutang
internasional. Selama pertengahan pertama tahun 1990, para pemberi hutang membawa
arus yang deras masuknya aliran modal ke Asia Timur. Namun, pada saat krisis dimulai,
hal ini segera berbalik panik dan penarikan modal besar-besaran.
Krisis tersebut disebabkan oleh besarnya pinjaman atas mata uang asing (uang
regional terhadap dollar AS) yang berdampak pada overvaluation terhadap mata uang
regional seiring dengan meningkatnya tingkat harga domestik masing-masing negara.
Oleh karenanya untuk mengurangi krisis yang ada dilakukan penetapan kontrol atas suku
bunga dengan menurunkan batas yang dijinkan untuk pinjaman sector konstruksidari
90 persen pada awal tahun 1990an menjadi 60 persen pada pertengahan tahun 1990an 6.
Selain kebijakan tersebut, kebijakan nasional masing-masing Negara pun dilakukan
untuk menekan krisis ini. Adapun penanggulangan krisis oleh Negara-negara regional
diantaranya7:
1.
2.
3.
4.
negara di kawasan Asia, namun memberikan dampak secara global. Sehingga membawa
Amerika turut ikut campur mengatasi krisis ini. Hal tersebut dikarenakan pasar finansial
Asia yang akan memengaruhi pasar finansial AS (pasar finansial merupakan satu
6
(n.d.) Chapter 1 Asian Currency and Financial Crises In the 1990s [PDF] econweb.arts.cornell.edu.
Diakses
dari:
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=eIwVVOrYM9SgugSCiYCQCQ#q=
asia+crisis+1990s+90+percent (14/9/2014)
7
Goldstein, Morris (1998) The Asian Financia Crisis [WWW] Peterson Institure for International
Economics. Diakses dari: http://www.iie.com/publications/pb/pb.cfm?ResearchID=80 (14/9/2014)
kesatuan yang saling berkaitan), bank dan perusahaan milik AS merupakan investor dan
kreditor yang signifikan di kawasan Asia sehingga krisis ini akan berpengaruh pada
perusahaan AS, kekacauan krisis finansial memengaruhi impor dan ekspor AS.
Asia Pasifik tahun 2000an
Dengan terbentuknya APEC, Asia Pasifik perlahan membangun kekuatan ekonomi
regionalnya. Sekitar tahun 2000 pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh organisasi
regional ini membuahkan hasil untuk memperkuat ekonomi mereka. Berikut adalah
langkah-langkah penting yang berhasil dicapai8
Pada tahun 2000, pertemuan APEC bertempat di Bandar Sri Begawan, Brunei
Darussalam. APEC berhasil membuat Electronic Individual Action Plan (e-IAP)
system, dan menyatakan komitmennya untuk meneruskan Action Plan for the
Economy yang mempunyai tujuan meningkatkan penggunaan internet di kawasan
Asia Pasifik.
Tahun 2001, pertemuan APEC dilaksanakan di Shanghai, RRC. Aksi penting yang
telah dicapai pada tahun ini, APEC menyetujui Shanghai Accord yang
mempunyai fokus untuk memperluas visi APEC, dan memperkuat kembali
langkah-langkah untuk mencapai Bogor Goals yaitu perdagangan dan investasi
terbuka untuk negara maju pada tahun 2010, serta tahun 2020 bagi negara
berkembang. Pada tahun 2001, disetujui nya e-APEC guna memperkuat pasar dan
institusi, memfasilitasi infrastruktur dan teknologi untuk menjalankan transaksi
elektronik, mendorong kewirausahaan dan peningkatan kapasitas manusia. Dan
untuk pertama kalinya pada tahun 2001, APECs Counter Terrorism Statement
dicetuskan.
Tahun 2003 pertemuan APEC dilaksanakan di Bangkok, Thailand, dan
mempunyai tema A World of Differences: Partnership for the Future - tema ini
bertujuan untuk memunculkan kekuatan individu dari setiap negara anggota
APEC untuk meningkatkan kemakmuran. Kemudian terdapat Promoting Human
Security - yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar lebih aktif dan
dapat mempercayai kekuatan ekonomi regional. Knowledge Based Economy
secara sepihak mengklaim wilayah negaranya secara masif melalui klaim beberapa pulau
terdekatnya hingga bersentuhan dengan batas wilayah Indonesia tepatnya di sebelah
Barat Laut Kepulauan Ambalat, Provinsi Kalimantan Barat. Untuk menghalangi usaha
tersebut, Amerika Serikat pada tahun 2012 mengeluarkan kebijakan luar negeri untuk
kawasan ini yang bernama Pivot to Asia.
Perkembangan Asia Pasifik dianggap sebagai pemimpin masa depan bagi dunia
dimana Asia Pasifik ...terus menjadi mesin penggerak perekonomian global,
menyumbang 40% dari pertumbuhan PDB Global lebih besar dari kawasan lain
manapun. Dengan peningkatan pertumbuhan global secara keseluruhan, inilah saatnya
bagi negara-negara berkembang untuk menerapkan reformasi struktural dan kebijakan
untuk mempertahankan pertumbuhan, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf
hidup masyarakat miskin dan rentan, kata Axel van Trotsenburg, Wakil Presiden Bank
Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik.9
Dengan mekanisme yang terstuktur dan berjalan cepat dan tepat, Negara Cina telah
dianggap sebagai ancaman dan peluang, dimana mereka telah membawa kekuatan yang
cukup besar. Diperkirakan dalam jangka waktu kurang lebih 6 tahun dari sekarang hingga
tahun 2040, Cina dapat mengejar posisi Amerika Serikat dalam mengimbangi kekuatan
dalam hal perekonomian dan kekuasaan mendunia.
Asia Pasifik adalah region yang dilihat oleh masyarakat intenasional sebagai sebuah
wilayah yang memiliki potensi besar yang terpendam. Jika dapat diarahkan dan dibangun
dengan lebih konkrit, organisasi-organisasi regional seperti ASEAN, APEC, dan EAS
bisa menjadi kekuatan yang dapat meredakan perselisihan antar negara-negara di Asia
Pasifik dan juga mendorong kerjasama yang lebih menyeluruh di wilayah tersebut. Tidak
hanya itu, masing-masing aktor yang terlibat di kawasan Asia Pasifik juga perlahan
mengalami pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang pesat, salah satu yang menjadi
contoh adalah Cina, India, dan Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu ciri yang kentara dalam perkembangan
Asia Pasifik. Banyak aktor di Asia Pasifik di masa kini menjadi salah satu kekuatankekuatan ekonomi baru. Cina dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, populasi
yang besar dan kemampuan untuk menghadapi tekanan internal dikombinasikan dengan
9
http://www.worldbank.org/in/news/press-release/2013/10/07/developing-east-asia-slows-but-continues-tolead-global-growth-7-1-percent-2013
kepemimpinan yang mulai bereformasi memungkinkan kondisi ini akan terus berjalan. 10
Selain itu juga perekonomian di Jepang (ke-3 terbesar di Dunia), dan India (ke-10
terbesar di dunia) akan diharapkan untuk terus bertumbuh.11 Negara-negara lain di
kawasan dengan perekonomian yang stabil antara lain Australia, Korea Selatan, dan juga
Indonesia, dengan masing-masing menduduki peringkat 12, 15, dan 16 dalam
perekonomian dunia.12
Selain di bidang ekonomi, politik di kawasan Asia Pasifik mengalami perubahan
yang berbeda-beda dari setiap aktornya. Cina memiliki permasalahan dimana ekonomi
terbuka yang diaplikasikan oleh pemerintahnya bertolak belakang dengan sistem politik
yang cenderung tertutup sehingga Cina harus menemukan keseimbangan di antara
keduanya.13 Begitu juga India dengan mulai adanya gerakan untuk memberantas korupsi,
dan juga Burma yang mulai melakukan transisi dari sistem politik autoritarian menuju
sistem yang lebih demokratis.14
Kemudian Amerika Serikat, yang juga menjadi aktor utama di Asia Pasifik, masih
akan menjadi salah satu poros pendorong kerjasama antar negara-negara di Asia Pasifik,
karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Asia Pasifik adalah kawasan
yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Tetapi meskipun begitu, masing-masing
negara di Asia Pasifik khususnya Asia Tenggara masih memiliki kesulitan untuk bekerja
sama dan menyerahkan sebagian kedaulatannya untuk kepentingan bersama.
15
Tetapi,
pada masa sekarang ini bisa saja berbeda, karena menjelang dibukanya ASEAN Economic
Community tentunya masing-masing negara mau tidak mau harus bergantung antara satu
dengan yang lainnya. Sehingga dengan itu Asia Pasifik dapat menjadi kekuatan ekonomi
dan politik yang dapat bersaing dengan poros-poros lainnya di politik dunia.
10
Xenia Dormandy dan Rory Kinane. 2014. Asia-Pasific Security: A Changing Role for the United States.
London: Chatham House. Hal 35.
11
World Bank, Data: GDP Rankings, 20112012, sejak Februari 2014, http://data.worldbank.org/datacatalog/GDP-ranking-table.
12
Ibid.
13
Xenia Dormandy dan Rory Kinane. Op. Cit. Hal. 36
14
Ibid.
15
Xenia Dormandy dan Rory Kinane. Op. Cit. Hal. 44
lapisan masyarakat Asia Pasifik, namun tantangan kawasan yang akan dihadapi pun harus
lebih diwaspadai dan dihadapi bersama.
Perubahan paradigma dunia telah terpraktikkan dalam beberapa perkembangan,
misalnya untuk16 (i) integrasi lingkungan dan kebijakan ekonomi, termasuk penggunaan
mekanisme pasar untuk mencapai tujuan lingkungan. Serta, (ii) meningkatkan kontribusi
yang bersifat bottom-up dari masyarakat sipil dalam memformulasikan kebijakan
pembangunan yang berkelanjutan, terutama dalam upaya mencapai Millenium
Development Goals (MDGs) yang ditargetkan tercapai pada tahun 2015.
Pasca 2010 pun Asia Pasifik dinilai sebagai kawasan yang dijadikan sasaran yang
strategis bagi negara-negara superpower di dunia untuk saling bekerja sama. Pergeseran
yang sedang terjadi dalam power geopolitik dari bangsa Barat ke Timur telah menjadikan
kawasan Asia Pasifik sebagai kawasan yang penting bagi Amerika Serikat. Kawasan ini
menjadi mesin dalam politik global dan banyak negara-negara Asia menjadi aktor
ekonomi dan politik global. Namun, pentingnya Asia ini telah berkembang selama satu
dekade terakhir oleh pemerintah Amerika Serikat. Pemerintahan Obama, misalnya,
menekankan pendekatan aktif kepada kawasan Asia Pasifik yang memiliki realita
geopolitik yang baru. Posisi Amerika Serikat untuk berurusan dengan Asia Pasifik pun
memiliki tantangan dan peluang tersendiri. AS pun membangun beberapa strategi untuk
membangun hubungan jangka panjang dengan Asia, di mana kepentingan AS harus
mendapatkan dukungan dari negara-negara Asia Pasifik.
Sepuluh tahun setelah Asia-Pacific Strategy Report telah memberikan perubahan
yang tidak dapat dielakkan. Terdapat beberapa poin pembangunan dalam laporan tersebut
yang mencakup peluang dan tantangan negara-negara superpower terhadap Asia Pasifik.
Pertama, bobot pembangunan ekonomi dan politik kawasan. Kawasan Asia Pasifik
menjadi pemicu 30 persen ekspor global dan perdagangan dua arah dengan Amerika
Serikat yang melampui 1 triliun pertahun atau setara dengan dua pertiga pertukaran mata
uang asing dunia17. Faktor kedua adalah kebangkitan Cina yang menjadi aktor yang kuat
16
Overview
of
The
Asia
Pacific
Region,
dari
http://www.apfed.net/pub/apfed1/final_report/pdf/overview.pdf, diakses pada 14 September 2014 pukul
07.26 WIB.
17
Pacific Forum CSIS, The United States and the Asia-Pacific Region: Security Strategy for the Obama
Administration, hlm. 3, dari http://csis.org/files/media/csis/pubs/issuesinsights_v09n01.pdf, diakses pada 14
September 2014 pukul 06.15 WIB.
bidangnya, sehingga bisa dipastikan bahwa pengaruh Asia-Pasifik sangatlah besar bagi
kelangsungan negara-negara tersebut yang memanfaatkannya.
Dengan melihat hal tersebut, maka bisa dikatakan bahwa kawasan Asia-Pasifik
merupakan sumber penghidupan bagi negara luar yang menafaatkannya, hal ini tentu saja
menjadi simbiosis mutualisme (hubungan saling ketergantungan) tersendiri bagi
keduanya, sebab tentunya bagi negara yang kerjasama dengan negara luar Asia-Pasifik
akan menempatkan sumber pengudupannya terhadap negara luar tersebut begitu pula
dengan sebaliknya, negara yang memiliki super power tersebut harus bergegas mencari
potensi menguntungkan bagi negaranya agar negara incarannya tidak dikuasai oleh
negara lain. Hal ini menjadi rumit karena tentunya terdapat hubungan yang tidak dapat
dilepaskan, karena mayoritas negara-negara di Asia-Pasifik masuk kedalam kategori
negara berkembang yang membutuhkan bantuan/kerjasama dari negara maju seperti
Amerika Serikat dan Rusia.
Kerjasama Ekonomi
Kerjasama yang dilakukan antara kawasan Asia-Pasifik dengan negara luar yaitu
terdapat APEC. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan forum kerjasama
ekonomi dan perdagangan multilateral yang unik, karena merupakan satu-satunya
kelompok antar pemerintah di dunia yang berkomitmen untuk mengurangi hambatan
perdagangan dan meningkatkan investasi tanpa ada satu perjanjian hukum yang bersifat
mengikat. Forum tersebut mendukung dialog dan kesetaraan pendapat di kalangan
anggotanya, serta mengambil keputusan berdasarkan konsensus untuk mencapai tujuan
bersama.
Sejak berdiri tahun 1989, forum APEC yang beranggotakan 21 ekonomi di kawasan
Asia Pasifik mengedepankan program-program yang dapat mendorong terwujudnya suatu
kawasan perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka guna memenuhi Bogor Goals
dalam tiga area yaitu Liberalisasi Perdagangan dan Investasi, Fasilitasi Usaha, serta
Kerjasama Ekonomi dan Teknik. Hasil yang dicapai dalam ketiga area tersebut
diharapkan memperkuat ekonomi para anggota APEC dan mendatangkan manfaat bagi
konsumen di kawasan APEC melalui peningkatan kesempatan pelatihan dan kesempatan
kerja, makin beragamnya pilihan yang tersedia di pasar, makin murahnya harga barang
dan jasa serta peningkatan akses pasar dunia. Kemajuan yang dicapai oleh para ekonomi
dalam upaya memenuhi Bogor Goals tersebut dilaporkan setiap tahun dalam bentuk
Rencana Aksi Individu (Individual Action Plan atau IAP) dan Rencana Aksi Kolektif
(Collective Action Plan / CAP).18
Dalam hal ini, kawasan Asia-Pasifik menjadi primadona tersendiri bagi negara luar
khususnya negara Amerika Serikat, sebab hegemoni Amerika Serikat sangat melekat
dengan negara-negara Asia-Pasifik, sebab Amerika Serikat memiliki sekutunya yang juga
sangat berpengaruh dalam kawasan Asia-Pasifik yaitu negara Jepang, Taiwan, Korea
Selatan, Filipina, dan Singapura. Seperti kita rasakan bahwa negara-negara sekutu
Amerika Serikat tersebut begitu mendominasi di kawasan Asia-Pasifik, sehingga
hegemoni Amerika Serikat secara tidak langsung sudah merembah ke berbagai negara
yang ada di kawasan Asia-Pasifik. Memang benar adanya bahwa Amerika Serikat
memiliki super power hampir diseluruh peloksok dunia apalagi berkaitan dengan laju
perekonomian, bisa dikatakan Amerika Serikat sangat cepat dan tanggap terhadap
masalah atau isu perekonomian di negara manapun, seolah kawasan Asia-Pasifik
merupakan ladang pengais rejeki bagi Amerika Serikat.
Perkembangan pesat Asia Pasifik di berbagai bidang juga turut mengundang negaranegara lain untuk membangun kerjasama dan ikut serta dalam kemajuan Asia Pasifik.
Banyak negara yang ingin membangun kerjasama dan menanamkan investasi di negaranegara Asia Pasifik, hal ini terlihat dengan meningkatnya nilai investasi di negara-negara
seperti Jepang, Korea dan lain-lain karena kemajuannya yang mencuri perhatian dunia
akhir-akhir ini. Selain memajukan sektor agrikultur hingga kemudian mencapai
industrialisasi negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Timur yang termasuk dalam
18
http://www.pksi.depkeu.go.id/pub.asp?id=12
negara-negara Asia Pasifik juga sibuk memperluas sektor jasa yang sudah ada serta
memantapkan sektor pendidikan di masing-masing negara demi mendukung kemampuan
sumber daya manusia untuk mendukung perluasan sektor jasa.
Keinginan untuk berkembang yang dimiliki negara-negara Asia di kawasan Asia
Pasifik ini mengundang Amerika Serikat untuk ikut ambil bagian. Sebagai negara yang
termasuk dalam kawasan Asia Pasifik, Amerika Serikat kini memiliki fokus baru, yaitu
turut serta dalam membangun kawasan Asia Pasifik. Amerika Serikat pun turut serta
melalui kerjasama ekonomi, politik, diplomatik, hingga militer dengan kawasan Asia
Pasifik19. Meskipun demikian, posisi kerjasama ini menimbulkan kebimbangan, karena
banyak negara yang ingin mempertahankan dan memperkuat kerjasamanya dengan
Amerika Serikat, namun pada saat yang sama juga ingin membangun dan
mempertahankan kerjasama dengan Cina20, seperti yang kita tahu hubungan antara kedua
negara tidak begitu baik, bahkan kedua negara cenderung bersaing untuk memperoleh
titel negara terkuat dalam berbagai aspek.
Adanya Amerika Serikat dan Cina dalam kawasan Asia Pasifik menjadikan Asia
Pasifik menjadi salah satu kawasan yang disegani, namun di sisi lain juga menjadi
kawasan sarat konflik pada saat yang sama. Kekuatan militer yang kuat dari Amerika
Serikat dan Cina akan mampu meningkatkan keamanan kawasan melalui kerjasama yang
dibangun, namun pada saat yang sama apabila tensi antara kedua negara meningkat
konflik akan sangat mudah untuk terjadi. Asia Pasifik tidak dapat dikatakan sebagai
kawasan yang stabil karena masih rentannya kawasan ini akan konflik, bahkan antar
negara dalam kawasan sendiri.
Bicara mengenai pengaruh Asia Pasifik terhadap negara lain di luar kawasan Asia
Pasifik memiliki pesona tersendiri dalam menarik kerjasama dengan negara di luar
kawasan. Kemajuan ekonomi serta kian kuatnya peran masing-masing negara di dunia
internasional merupakan daya tarik bagi negara-negara di luar Asia Pasifik untuk
membangun hubungan kerjasama. Negara-negara kawasan Asia Pasifik juga merupakan
negara yang dinilai kuat dari segi keamanan dan militer, sehingga hal ini berpengaruh
pada negara lain dalam memandang kawasan ini.
19
Kawasan Asia-Pasifik seakan seperti surga bagi mereka yang miliki super power
seperti Amerika Serikat, namun pada saat ini. dominasi dan hegemoni Amerika Serikat
(AS) terasa di seluruh dunia, termasuk di kawasan Asia Pasifik. Namun seiring dengan
menguatnya pengaruh Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di dunia, terutama di bidang
ekonomi, hegemoni dan dominasi AS semakin melemah.Hal ini menyebabkan AS harus
bekerja lebih keras guna mempertahankan dominasi dan hagemoni mereka tersebut.
Salah satu kawasan dimana pengaruh RRT semakin menguat adalah kawasan Asia
Pasifik, padahal awalnya pengaruh dan kedudukan AS di kawasan ini sudah kuat.
Menguatnya pengaruh RRT di kawasan Asia Pasifik dapat dilihat dari kerjasama antara
RRT dan negara-negara di kawasan ini yang semakin meningkat, tidak terkecuali
kerjasama dengan negara sekutu AS. Bahkan saat ini negara-negara sekutu AS
menganggap RRT sebagai negara yang penting bagi ekonomi mereka. Hal ini sedikit
banyak merubah sikap dan kebijakan negara-negara sekutu tersebut ke RRT, kebijakan
negara-negara tersebut kepada RRT semakin melembut karena mereka ingin menjaga
hubungan ekonomi yang baik dengan RRT.21
Dengan melihat hal tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa pengaruh Asia-Pasifik
sangatlah besar bagi negara-negara diluar kawasan Asia-Pasifik terutama dalam
kerjasama ekonomi, dengan kata lain Asia-Pasifik merupakan kawasan yang sangat
berpotensi menguntungkan dalam laju bidang perekonomian. Akan tetapi, hal ini menjadi
dilema tersendiri bagi negara kawasan Asia-Pasifik, sebab hal tersebut jika terjadi terusmenerut akan menjadi ketergantungan yang mungkin tiada henti dan masyarakat AsiaPasifik akan terombang-ambing kelangsungan hidup nya terhadap segala tindakan yang
akan dilakukan oleh negara luar, belum lagi negara di kawasan Asia-Pasifik mayoritan
merupakan negara berkembang, sehingga dapat dengan mudahnya hegemoni dari negara
luar masuk dan siap bersaing dengan negara-negara yang miliki super power demi
menguasai kawasan Asia-Pasifik.
http://setkab.go.id/artikel-12591-perubahan-kebijakan-politik-rrt-dan-as-di-kawasan-asia-pasifik.html
(RRT) sebagai kekuatan ekonomi baru yang menyaingi Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Sejak reformasi ekonomi RRT pada tahun 1978 oleh Deng Xiaoping, perekonomian
nasional RRT berkembang pesat dan akhirnya berhasil menggeser posisi Amerika Serikat
sebagai negara mitra dagang terbesar di dunia pada tahun 2012 menurut Peterson Institute
for International Economics, dengan selisih surplus sebesar US$ 959 milyar. 22 Hal ini
dimungkinkan karena RRT secara pragmatis mengesampingkan wacana-wacana
Kapitalisme melawan Sosialisme yang marak semasa Perang Dingin, dan ikut terjun ke
dalam pasar global untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari sistem global.
Melalui pengurangan hambatan-hambatan perdagangan dan investasi dan didukung
dengan jumlah populasinya yang besar, RRT berhasil mengarahkan arus perpindahan
orang, hal, barang, dan jasa, ke dalam dirinya sendiri untuk membangun sebuah ekonomi
yang berbasis ekspor.
Dapat dikatakan sekarang RRT telah bertumbuh menjadi sebuah raksasa ekonomi.
Akan tetapi selayaknya sebuah raksasa, perekonomian RRT sekarang sangat memerlukan
dukungan sumber daya alam dan energi yang masif untuk bertahan hidup dan terus
bertumbuh. Sadar bahwa "rimba" Asia-Pasifik hanya dapat menampung beberapa ekor
"macan" dan "burung elang", RRT memandang jauh keluar kawasannya dan menemukan
solusi permasalahannya di Afrika sejak tahun 1950-an. Hingga tahun 2005, 674
perusahaan RRT telah menancapkan taring mereka di berbagai sektor perekonomian di
Afrika, seperti energi, pertambangan, perikanan, perhutanan, perbankan, telekomunikasi,
transportasi, dan pariwisata,23 dengan lebih dari satu juta diaspora Tiongkok hidup dan
bekerja di keempat puluh delapan negara di Afrika Subsahara. Kemudian selama dekade
terakhir, Eximbank telah memberikan pinjaman lebih dari US$ 62,7 milyar 24 (tidak
termasuk US$ 10 milyar yang diputihkan).25 Sekarang perdagangan Tiongkok-Afrika
telah menembus angka US$ 126,9 milyar,26 dan sebaliknya, RRT berhasil mengamankan
22
Garry White, 2013, China trade now bigger than US, The Telegraph, 10 Februari 2013,
<http://www.telegraph.co.uk/finance/economics/9860518/China-trade-now-bigger-than-US.html> [diakses
15 September 2014].
23
Jean-Christophe Servant, 2005, China's trade safari in Africa, Le Monde diplomatique, Mei 2005,
<http://mondediplo.com/2005/05/11chinafrica> [diakses 15 September 2014].
24
The Economist, 2014, China in Africa: Empire of the Sums, The Economist, 23 Agustus 2014,
<http://www.economist.com/news/books-and-arts/21613162-mass-immigration-chinese-people-africaalmost-entirely-driven-money> [diakses 15 September 2014].
25
Jean-Christophe Servant, loc.cit.
26
Howard French, 2014, China's Second Continent: How a Million Migrants Are Building a New Empire
in Africa, Knopf: New York.
sepertiga suplai impor minyak mentahnya dari negara-negara Afrika (yakni, Aljazair,
Angola, Chad, Gabon, Guinea Khatulistiwa, Kenya, Liberia, Libya, Nigeria, Sudan, dan
Republik Kongo).27
Selain perdagangan, keberadaan RRT di Afrika juga utamanya didukung oleh
investasi dan pinjaman untuk membangun infrastruktur, seperti jalan raya, rel kereta,
jembatan, jaringan optik fiber, kantor, sekolah, rumah sakit, pembangkit listrik, dan pipa
minyak dan gas, serta memberikan pelatihan, khususnya di bidang telekomunikasi,
dengan fokus pada pertimbangan ekonomi tanpa embel-embel politik.28 Fokus inilah yang
merupakan fitur pembeda model investasi RRT dengan model investasi Barat (dikenal
sebagai "Extractive Industries Transparency Initiative" [EITI]) yang menawarkan
bantuan dan investasi dengan berbagai syarat mengenai pemerintah yang demokratis,
transparan, dan bertanggung jawab, serta aktivitas ekonomi yang sesuai standar
lingkungan.29 Dengan "melonggarkan" ketentuan-ketentuan investasi mereka dan
memisahkan kepentingan politik dengan pertimbangan ekonomi, RRT berhasil
membangun hubungan ekonomi yang "win-win" dengan negara-negara di Afrika.
Analisis
Di balik mantra "win-win" di atas, pengamat ekonomi politik global dan hubungan
internasional dapat mengenali pola-pola neokolonialisme yang dahulu sempat
disemarakkan oleh "Scramble for Africa". Hal ini dapat dilihat dalam semua aspek
hubungan perekonomian RRT dengan Afrika yang telah dijabarkan di atas. Di aspek
perdagangan, RRT utamanya mengimpor barang-barang mentah (di antaranya, minyak,
kayu, besi, tembaga, berlian, dan hasil tani) dan menjual barang-barang jadi (di
antaranya, mesin, alat elektronik, transportasi, dan komunikasi, juga sepatu, obat-obatan,
dan pakaian).30 Melalui pola ini, RRT berhasil menikmati pertumbuhan ekonomi yang
luar biasa, sementara negara-negara mitra dagangnya menanggung beban defisit yang
27
Shelly Zhao, 2011, The Geopolitics of China-African Oil, China Briefing, 13 April 2011,
<http://www.china-briefing.com/news/2011/04/13/the-geopolitics-of-china-african-oil.html> [diakses 15
September 2014].
28
Christopher Alessi dan Stephanie Hanson, 2012, Expanding China-Africa Oil Ties, Council on Foreign
Relations, 8 Februari 2012, <http://www.cfr.org/china/expanding-china-africa-oil-ties/p9557> [diakses 15
September 2014].
29
Barry Sautman dan Yan Hairong, 2007, The Forest for the Trees: Trade, Investment and the China-inAfrica Discourse, Transnational institute, 28 Mei 2007, <http://www.tni.org/archives/acts/forestfortreessautman.pdf> [diunduh 15 September 2014].
30
Christopher Alessi dan Stephanie Hanson, loc.cit.
tidak kalah menakjubkan. Afrika Selatan, misalnya, mengalami peningkatan defisit lebih
dari US$ 376 juta dalam satu dekade berdagang dengan RRT, sehingga Congress of South
African Trade Unions mulai mempertimbangkan praktik boikot terhadap produk-produk
Tiongkok.31
Di aspek ketenagakerjaan, banyaknya jumlah imigran Tiongkok dengan kemampuan
managerial dan ambisi ekonomi yang lebih tinggi daripada kolega-kolega Afrikanya,
perlahan-lahan mulai menduduki posisi-posisi strategis dalam aktivitas perekonomian di
Afrika. Perusahaan-perusahaan Tiongkok dan perusahaan-perusahaan Afrika yang telah
disusupi di tingkat atas memotong gaji hingga dua pertiga dari upah minimum,
menerapkan standar keamanan yang rendah bagi para pekerja dan lingkungan, dan
menyuap aparat pemerintah dan keamanan untuk membiarkan dan mendukung aktivitas
ilegal seperti penebangan liar dan penyelundupan gading.32
Dampak-dampak negatif di atas tentu saja telah mengundang banyak kritik dari
kelompok advokasi lokal dan internasional,33 namun semua suara itu diabaikan atau
diredam, ironisnya, oleh pemerintah negara-negara Afrika sendiri yang telah dimanjakan
oleh pratik korupsi para pemilik modal RRT di Afrika dan model investasi dan
perdagangan RRT yang tidak menghiraukan isu-isu politis seperti demokrasi, hak asasi
manusia, dan lingkungan. Menariknya, sikap positif terhadap RRT ini juga dimiliki oleh
kubu oposisi dalam pemerintahan negara-negara di Afrika, seperti yang ditunjukkan oleh
Arthur Mutambara, wakil perdana menteri Zimbabwe yang berasal dari partai oposisi,
yang mengatakan bahwa Tiongkok merupakan negara favoritnya karena Tiongkok
berhasil menunjukkan bahwa negara-negara berkembang dapat maju tanpa mengikuti
model Barat.34 Tidak ada yang tahu apakah hal ini disebabkan murni oleh sentimen antiBarat, ketidaktahuan terhadap modus neoimperialisme RRT, kesadaran terhadap betapa
longgarnya RRT dalam menjual senjata kepada negara-negara di Afrika untuk keperluan
apapun (termasuk kudeta), atau campuran ketiganya.35
31
Mungkin hal yang paling mengerikan dari keberadaan RRT di Afrika adalah fakta
bahwa pertumbuhan ekonomi RRT tidak semata-mata bergantung kepada aktivitas
perekonomian RRT di Afrika. RRT sendiri merupakan negara penghasil minyak terbesar
kelima di dunia dan setengah dari keperluan minyak RRT diproduksi di dalam negeri,
sementara setengah dari suplai impor minyak mentahnya masih berasal dari Timur
Tengah (terutama Arab Saudi dan Iran). Selain itu, sesuai dengan strategi diversifikasi
ketahanan energi nasionalnya, RRT secara aktif mengimpor minyak, gas, dan batu bara
dari Rusia, Brazil, Venezuela, dan Kanada, serta pada tahun 2008 berhasil menekan
konsumsi minyaknya sebagai sumber energi di RRT pada batas 20%.36
Simpulan
Paparan di atas menunjukkan bagaimana RRT tidak hanya dapat memanfaatkan
sistem perekonomian global serta karakter geopolitik, geoekonomi, dan geokultur negaranegara di Afrika untuk menciptakan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasionalnya.
Penerapan geostrategi yang sangat lihai ini sekali lagi menunjukkan pengaruh keberadaan
RRT dalam aktivitas perekonomian regional dan global dan bagaimana kawasan AsiaPasifik menjadi semakin relevan di abad ke-21. (1131)
KESIMPULAN
Asia Pasifik merupakan sebuah kawasan sosiogeografis, yang terbentang dari Asia
36
Timur, Asia Tenggara hingga meliputi Oseania dan Oseania Basin (Oseania Amerika).
Kawasan Asia Pasifik merupakan sebuah kawasan yang bergejolak dan penuh oleh
dinamika politik, sosial dan budaya. Berbagai peristiwa politik yang terjadi
menyumbangkan peran dimana membentuk pemahaman kita akan apa yang kita kenal
sebagai Asia Pasifik. Pemahaman mengenai Asia Pasifik sendiri mengalami perubahan,
mulai dari hanya sebatas kawasan geografis, hingga membentuk kawasan etnogeografis,
yang melibatkan aspek-aspek penting lainnya, seperti politik, sosial maupun budaya. Kita
bisa melihat, bahwa Asia Pasifik merupakan salah satu bagian penting dalam sistem
politik global, dimana peristiwa-peristiwa politik yang terjadi, sedikit banyak
mempengaruhi sistem politik global.
Dalam kaitannya dengan dunia internasional, maka kawasan Asia Pasifik memiliki peran
yang cukup penting. Peran in ditunjukkan dengan keterlibatan negara-negara Asia Pasifik
dengan dinamika politik internasional yang sedang terjadi. Keterlibatan negara-negara
Asia Pasifik ini menyumbang ide dan pemikiran bagi negara-negara terkait dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan yang sedang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Bureau of the Census. 1983. Asian and Pasific Islander population by state: 1980. US
departement of commerce. Page 5.
French, Howard. (2014). China's Second Continent: How a Million Migrants Are
Building a New Empire in Africa (Knopf: New York).
Bureau of the Census. 1983. Asian and Pasific Islander population by state: 1980. US
departement of commerce. Page 5.
Schmidt, Sarah (January 6, 1998). "Student protesters fight back for civil rights". Varsity
News (Varsity Publications, Inc.). Archived from the originalon 2006-10-13.
Retrieved 13-09-2014.
Xenia Dormandy dan Rory Kinane. 2014. Asia-Pasific Security: A Changing Role for the
United States. London: Chatham House. Hal 35.
Artikel Daring :
Alessi, Christopher dan Stephanie Hanson. (2012). Expanding China-Africa Oil Ties.
Council
on
Foreign
Relations.
Februari
<http://www.cfr.org/china/expanding-china-africa-oil-ties/p9557>
2012.
[diakses
15
September 2014].
APEC (2014) History. Diakses dari: http://www.apec.org/About-Us/AboutAPEC/History.aspx [15/09/14].
APEC (2014) Member Economies. Diakses dari: http://www.apec.org/About-Us/AboutAPEC/Member-Economies.aspx [15/09/14].
Asia Pasific Economic Cooperation (APEC). 2003. Diunduh melalui
http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/files/content/4/apec20041030112922.
pdf. 14 September 2014 22:19
Asia Pasifik: Konsep dan Definisi. Diakses pada 14/9/2014 7.55PM.
http://globalisasi.wordpress.com/2011/09/27/asia-pasifik-konsep-dan-definisi/
Asian Development Bank . 2013. Key Indicator of Asia and The Pacific 2013.
http://www.adb.org/publications/key-indicators-asia-and-pacific-2013. diakses
pada 14 September 2014.
Economist, The. (2014). China in Africa: Empire of the Sums. The Economist. 23
Agustus 2014. <http://www.economist.com/news/books-and-arts/21613162-mass-
immigration-chinese-people-africa-almost-entirely-driven-money> [diakses 15
September 2014].
FORUM. 2014. Perpektif Kawasan Atas Penyeimbangan Kembali AS.
http://apdforum.com/id/article/rmiap/articles/print/features/2014/01/01/feature-pr7. diakses pada 14 September 2014.
Garnaut, R. (2004) A New Open Regionalism in the Asia Pacific. Dalam: the
International Conference on World Economy, Colima (Mexico), November 25.
Diakses dari: http://www.rossgarnaut.com.au/Documents/A%20New%20Open
%20Regionalism%20in%20the%20Asia%20Pacific%202004.pdf [15/09/14].
Goldstein, Morris (1998) The Asian Financia Crisis [WWW] Peterson Institure for
International Economics. Diakses dari:
http://www.iie.com/publications/pb/pb.cfm?ResearchID=80 (14/9/2014)
Louis J. Cantori dan Steven L. Spiegel, 1995, The International Politics of Regions.
Overview of The Asia Pacific Region dari
http://www.apfed.net/pub/apfed1/final_report/pdf/overview.pdf. Diakses pada 14
September 2014.
Pacific Forum CSIS. The United States and the Asia-Pacific Region: Security Strategy
for the Obama Administration. Hlm. 3. dari
http://csis.org/files/media/csis/pubs/issuesinsights_v09n01.pdf. Diakses pada 14
September 2014.
"People's Daily Online Colombia seeks APEC membership in 2007:
FM". English.people.com.cn. 2006-09-06. Retrieved 13-09-2014
Rizal Sukma Abardin, 1989, Bandung, Asia Pasifik dalam kemelut dan diplomasi.
Diunduh dalam [http://books.google.co.id/books?
id=iakLAAAAIAAJ&q=perkembangan+kawasan+Asia+Pasifik+
+tahun+1980&dq=perkembangan+kawasan+Asia+Pasifik+
+tahun+1980&hl=en&sa=X&ei=3yIVVOSpE42JuAS9mIKwBg&ved=0CC8Q6A
EwAzgK]
Sejarah Singkat APEC dan Tantangan yang Dihadapinya ." Accessed September 14,
2014. http://www.geocities.ws/irsjournal/APEC.html.
Sutton, M. (2007) Open Regionalism and the Asia Pacific: Implications for the Rise of an
"Transparency Reform
Could Raise Trade by $148 Billion in APEC" John S. Wilson & Benjamin Taylor;
Trade Facilitation Reform Research Brief, The World Bank. 2008.
White, Garry. (2013). China trade now bigger than US. The Telegraph. 10 Februari
2013. <http://www.telegraph.co.uk/finance/economics/9860518/China-trade-nowbigger-than-US.html> [diakses 15 September 2014].
Wonacott, Peter. (2011). In Africa, U.S. Watches China's Rise. The Wall Street Journal.
2
September
2011.
<http://online.wsj.com/news/articles/
SB10001424053111903392904576510271838147248?mg=reno64-wsj&url=http
%3A%2F%2Fonline.wsj.com%2Farticle
%2FSB10001424053111903392904576510271838147248.html>
[diakses
15
September 2014].
Zhao, Shelly. (2011). The Geopolitics of China-African Oil. China Briefing. 13 April
2011. <http://www.china-briefing.com/news/2011/04/13/the-geopolitics-of-chinaafrican-oil.html> [diakses 15 September 2014].
World Bank, Data: GDP Rankings, 20112012, sejak Februari 2014,
http://data.worldbank.org/data-catalog/GDP-ranking-table.
(n.d.) Asian Financial Crisis in Indonesia [WWW] Indonesia Investments. Diakses
dari: http://www.indonesia-investments.com/culture/economy/asian-financialcrisis/item246 (14/9/2014)
(n.d.) Chapter 1 Asian Currency and Financial Crises In the 1990s [PDF]
econweb.arts.cornell.edu. Diakses dari:
http://www.worldbank.org/in/news/press-release/2013/10/07/developing-eastasia-slows-but-continues-to-lead-global-growth-7-1-percent-2013
http://www.pksi.depkeu.go.id/pub.asp?id=12
http://setkab.go.id/artikel-12591-perubahan-kebijakan-politik-rrt-dan-as-di-kawasan-asiapasifik.html
Jurnal :
Sautman, Barry dan Yan Hairong. (2007). The Forest for the Trees: Trade, Investment
and the China-in-Africa Discourse. Transnational Institute. 28 Mei 2007.
<http://www.tni.org/archives/acts/forestfortrees-sautman.pdf>
[diunduh
15
September 2014].
Servant, Jean-Christophe. (2005). China's trade safari in Africa. Le Monde
diplomatique, Mei 2005, <http://mondediplo.com/2005/05/11chinafrica> [diakses
15 September 2014].
Wright, Logan. (2001). Seizing an opportunity: the changing character of Chinese arms
sales. Armed Forces Journal. October 2001. Washington.