Professional Documents
Culture Documents
BAB I. Pendahuluan
1
BAB VI. Membuat aplikasi
2
BAB I
PENDAHULUAN
Perancangan suatu proyek perangakat lunak meliputi empat tahap utama, yakni:
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional
sistem untuk menggambarkan system sebagai suatu jaringan proses fungsional yang
dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun
komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram,
model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
3
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila
fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data
yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang
memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan
sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan
untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan
oleh professional
2) Proses
Proses digambarkan dengan gambar lingkaran yang dipakai untuk menunjukan proses
yang mamnual ataupun otomatis. Gambar ini tidak hanya menunjukkan alur data input
ke dalalm lingkaran, tetapi juga menunjukkan transformasi data ke dalam output. Nama
proses dituliskan pada garis atau disampingnya berupa kata perintah. Contoh proses:
1
Sistem 2
Informasi
kasir Prcs_2
Restoran
+
Gbr (a). symbol proses menurut OMT Funtional Model gbr (b). Menurut Gane & Sarson
4
3) External Entity
Simbol External Entity digambarkan dengan segi empat. Keadaan External Entity adalah
untuk menunjukkan tepat asal data(sumber) atau tujuan data. Nama sumber serta
tujuan ditulis dalam kotak segi empat, dalam bentuk tunggal. Terminator mewakili
eksternal entity yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Terdapat dua jenis terminator :
informasi sistem.
Kasir
Pelanggan
4. Data Store
Simbol data store digambarkan dengan persegi empat terbuka. Data Store digunakan
untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama dengan kata benda
jamak, misalnya Mahasiswa. Data store ini biasanya berkaitan dengan
penyimpananpenyimpanan, seperti file atau database yang berkaitan dengan
penyimpanan secara komputerisasi, misalnya file disket, file harddisk, file pita magnetik.
Data store juga berkaitan dengan penyimpanan secara manual seperti buku alamat, file
folder, dan agenda.
Suatu data store dihubungkan dengan alur data hanya pada komponen proses, tidak
dengan komponen DFD lainnya. Alur data yang menghubungkan data store dengan suatu
proses mempunyai pengertian sebagai berikut :
· Alur data dari data store yang berarti sebagai pembacaan atau pengaksesan satu paket
tunggal data, lebih dari satu paket data, sebagian dari satu paket tunggal data, atau
sebagian dari lebih dari satu paket data untuk suatu proses
5
· Alur data ke data store yang berarti sebagai pengupdatean data, seperti menambah
satu paket data baru atau lebih, menghapus satu paket atau lebih, atau
mengubah/memodifikasi satu paket data atau lebih.
Pada pengertian pertama data store tidak berubah, jika suatu paket data/informasi
berpindah dari data store ke suatu proses. Sebaliknya pada pengertian kedua data store
berubah sebagai hasil alur yang memasuki data store. Dengan kata lain, proses alur data
bertanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi pada data store.
Contoh:
Transaksi Transaksi
2
Penjualan Penjualan
Gbr (a).model OMT Funtional Model Gbr (b). model Gane & Serson
kegiatan pengembangan system, nama-nama yang dipakai untuk alur data, deskripsi
proses, sumber dan penyimpanan harus dijelaskan.
6
1.2.4. Keterbatasan dan Kelebihan DFD
Seperti yang diketahui bahwa DFD menggambarkan pembagian system kedalam
sub-sub system alur data pada dan simoanan data dan alur data masuk maupun
alur data keluar, akan tetapi DFD memiliki kelemahan yaitu:
Tidak menunjukkan komposisi alur data pada system
Tidak menunjukkan syarta akses data dari data store
Tidak menunjukkan kalkulasi dan kuantitas data atau proses
Kasir 3
Data Penjualan
Proses Bukti Transaksi
Pelanggan
Transaksi
Data Transaksi
Transaksi
Penjualan
Laporan
laporanTransaksi Transaksi Kewajiban Melakukan transaksi
PemilikRest
oran
Laporan
7
DFD Level 1 proses trnsaksi
Terdapat dua bentuk DFD, yaitu Diagram Alur Data Fisik, dan Diagram Alur
data Logika. Diagram alur data fisik lebih menekankan pada bagaimana proses dari
sistem diterapkan, sedangkan diagram alur data logika lebih menekankan proses-
proses apa yang terdapat di sistem.
8
catatat, meja pekerja. Sedang cara komputerisasi misalnya menunjukkan file urut,
file database.
5. Proses harus menunjukkan nama dari pemroses, yaitu orang, departemen, sistem
komputer, atau nama program komputer yang mengakses proses tersebut.
Entity relationship adalah suatu cara memodelkan suatu data ditingkat konseptual
dalam perancangan basis data. Model Entity-Relationship merupakan alat modeling data
yang populer dan banyak digunakan oleh para perancang database. Data model
merupakan representasi abstrak dari data tentang entitas, kejadian, aktifitas dan
9
asosiasinya dalam suatu organisasi. Tujuan dari pemodelan data adalah untuk
menyajikan data dan menjadikan data mudah dimengerti, sehingga mempermudah
perancangan dan pengaksesan database.
Berdasarkan tipe konsepnya, data model dibagi menjadi dua kategori yaitu Conceptual
(High Level) Data Model dan Physical (Low Level) Data Model. Conceptual Data Model
merupakan konsep yang berkaitan dengan pandangan pemakai terhadap data,
sedangkan Physical Data Model merupakan konsep yang menerangkan detail dari
bagaimana data di simpan di dalam komputer. Dalam pandangan ini model Entity-
Relationship digunakan untuk menggambarkan Conceptual Data Model (E-R).
1.3.1.Model Entity-Relationship
Model E-R diperkenalkan pertama kali oleh P.P. Chen pada tahun 1976, walau model ini
sudah ketinggalan jaman akan tetapi dalam penerapannya ER masih merupakan model
yang efektif dalam upaya menggambarkan persepsi dari pemakai karena berisi objek-
objek dasar yang disebut sebagai entitas dan hubungan antar entitas-entitas yang
disebut relationship. Adapun model E-R dinotasikan sebagai berikut:
10
Weak Entity Suatu entity yang mungkin memiliki suatu atribut yang
bukan miliknya, dimana keberadaannya tergantung dari
entity lain. Entity lain tersebut dikatakan sebagai
Identifying Owner dan relationshipnya dinamakan
Identifying Relationship. Weak entity selalu memiliki
Total Participation Constraint dengan Identifying Owner.
Identifying Lihat penjelasan tentang weak entity
Relationship
Multivalued Lihat penjelasan tentang weak entity
Atribut
Discriminating Lihat penjelasan tentang weak entity
atribut pada
weak entity
Bila satu entity mempunyai relasi terhadap dirinya sendiri. Digambarkan sebagai berikut:
11
1.3.3. Cardinality Ratio Constraint
Yaitu suatu entity yang berada di himpunan A berhubungan dengan paling banyak
dengan satu entity pada himpunan B, dan entity pada himpunan B berhubungan dengan
paling banyak satu entity di himpunan A, digambarkan sebagai :
Yaitu suatu entity pada himpunan A dapat berhubungan dengan sejumlah entity pada
himpunan B, tetapi entity yang berada pada himpunan B hanya dapat berhubungan
dengan hanya satu entity dari himpunan A atau sebaliknya. Digambarkan sebagai :
Yaitu suatu entity yang berada di himpunan A dapat berhubungan dengan banyak
entity di himpunan B, dan sebaliknya. Digambarkan sebagai :
12
1.3.4. Notasi Bentuk Lain
Bentuk lain dari Cardinality Ratio Constraint dapat ditunjukan dalam beberapa bentuk
hubungan antar entitas ke entitas, entitas ke relationship, maupun sebaliknya yang
digambarkan sebagai berikut :
Hubungan satu
Hubungan many
Hubungan satu atau lebih
(optional)
Hubungan many
Berfungsi untuk menjelaskan keberadaan suatu entity yang tergantung dengan entitas
lainnya. Terdapat dua macam Participation Constraint yaitu:
1. Total Participation : Yaitu keberadaan suatu entity tergantung pada entity lain,
yang digambarkan dengan dua garis penghubung antara entity dengan
relationshipnya.
13
2. Partial Participation: Dimana keberadaan suatu entity tidak tergantung pada
entity lain, digambarkan cukup dengan satu garis penghubung .
Suatu entity yang mungkin memiliki suatu atribut yang bukan miliknya, dimana
keberadaannya tergantung dari entity lain. Entity lain tersebut dikatakan sebagai
Identifying Owner dan relationshipnya dinamakan Identifying Relationship. Weak entity
selalu memiliki Total Participation Constraint dengan Identifying Owner.
BAB II
Perancangan Dengan Power Designer
Process Analyst Model atau disingkat dengan PAM merupakan gambaran hasil analisis
fungsional dari sebuah sistem informasi. Model ini menganalisis fungsifungsi yang
ditunjukkan oleh berbagai proses yang terjadi didalam sistem. PAM merupakan
komplemen dari Conceptual Data Model (CDM). PAM menunjukkan dinamika diantara
elemen-elemen yang terdapat didalam system. Sedangkan CDM menggambarkan data
statis yang berada pada setiap elemen-elemen tersebut. Process Analyst menunjukkan
aliran data dari satu elemen ke elemen yang lain serta tranformasi data yang sedang
terjadi.Process Analyst Model didalam Power Designer veri 6.1 mendukung empat
metode dalam penggambaran model analisis, yaitu :
a. The OMT functional model
OMT model merupakan metode yang paling banyak digunakan dan merupakan tool
analisis untuk menggambarkan struktur data dalam bentuk Data Flow Diagram
(DFD) yang paling powerful. OMT Model ini juga memiliki lebih banyak cara untuk
merepresentasikan aliran data dibandingkan dengan metode lain.
b. Yourdon/DeMarco (data flow diagram)
14
Merupakan tool untuk menggambar Data Flow Diagram (DFD) dengan
menggunakan symbol dari Yourdon/DeMarco.
c. Gane & Sarson (data flow diagram)
Merupakan tool untuk menggambar Data Flow Diagram (DFD) dengan
menggunakan symbol dari Gane dan Sarson.
d. SSADM (data flow diagram)
Merupakan tool untuk menggambar Data Flow Diagram (DFD) dengan
menggunakan symbol dari metode SSADM.
15
perlu bingung mengenai tipe – tipe data yang dipergunakan, karena Power Designer akan
menyesuaikan seperti pada tipe data yang kita definisikan sebelumnya pada tahap CDM.
Physical Data Model (PDM), PDM merupakan bentuk spesifik dari CDM yang telah
kita bangun. Power Designer memiliki banyak dukungan target database, sehingga kita
tidak perlu bingung mengenai tipe – tipe data yang dipergunakan, karena Power
Designer akan menyesuaikan seperti pada tipe data yang kita definisikan sebelumnya
pada tahap CDM.
16
BAB III
PROCESS ANALYST
Langkah pertama adalah membuat proses awal (root process). Proses awal ini
menggambarkan fungsi umum dari semua fungsi-fungsi yang terdapat didalam ruang
lingkup analisis. Dalam contoh kasus ini, proses awalnya adalah fungsi system informasi
kasir restoran. Didalam model ini, pelangga dan kasir restoran disebut sebagai entitas
eksternal (External Entity). Sebuah entitas eksternal adalah aktor (pelaku) yang berkaitan
dengan sebuah proses baik sebagaik sumber data yang akan diproses maupun sebagai
penerima data yang sudah diproses. Sebuah entitas eksternal memiliki peranan yang
lebih pasif dibandingkan dengan sebuah proses. Proses mempengaruhi data dengan
mentranformasikannya. Entitas eksternal hanya sebagai pemberi atau penerima data.
Dalam contoh ini, ppelanggan adalah entitas eksternal dan sebagai pemberi data dan
sebagai penerima data, sedangkan kasir restoan adalah entitas eksternal yang berperan
sebagai penerima data. Untuk mengalirkan data antara entitas eksternal dan proses,
dibutuhkan data flow. Data Flow adalah garis transmisi antara berbagai objek didalam
model. Untuk membuat model baru maka langkah-langkahnya adalah :
17
Membuat dan Mendefinisikan Process
Sebelum memulai membuat object process didalam ruang kerja Power Designer Process
Analyst. Terlebih dahulu atur methodologi yang digunakan didalam menggambar
diagram aliran data. Klik File>Model Option> dan akan muncul dialog layar seperti
dibawah ini. Dalam contoh ini digunakan model DFD dengan metode Gane & Sarson.
Selain itu, beri tanda check untuk isian Model Type> Context Model , untuk membuat
level terendah dari model DFD. Dalam hal ini, jika context model dipilih, maka proses
awal akan memiliki nomor proses 0. Selanjutnya, isian Data Stores>Autofill juga diberi
tanda check agar objek data store akan otomatis terisi dengan data item apabila ada data
flow yang menuju kearahnya.
18
Setelah model option diatur sesuai dengan setting seperti gambar diatas, maka
selanjutnya klik objek process pada Tool. Berbagai jenis objek pada Tool dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Buat sebuah objek proses didalam ruang kerja process analyst, beri nama proses. Klik
Process pada Tool, lalu drag dan drop pada halaman kerja (workspace). Nomor yang ada
pada objek proses merupakan nomor identifikasi setiap proses. Level teratas adalah DFD
Level 0. Untuk memberi nama pada objek proses tersebut, lakukan Double Klik pada
objek proses dan akan muncul jendela properties seperti dibawah ini. Setelah memberi
nama objek, lalu Klik OK.
19
Selanjutnya adalah membuat Entitas Eksternal. Didalam kasus sistem percetakan ini, ada
tiga entitas eksternal yaitu Kasir, Pemilik resetoran dan Pelanggan. Untuk membuat
entitas eksternal, klik object External Entity pada Tool, dan drag drop di halaman kerja.
Beri nama entitas eksternal itu dengan cara Double Klik sebagaimana cara memberi
nama pada objek proses. Hasil dari pembuatan entitas ekternal itu seperti gambar
dibawah ini.
Pelanggan Pemilik
Restoran Kasir
20
Data flow juga diberi nama sebagaimana objek yang lain. Nama data flow biasanya
menunjukkan aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan hubungan entitas dengan
proses. Contoh diatas menunjukkan bahwa hubungan Penulis dengan Percetakan adalah
penulis mengusulkan bukunya untuk dicetak. Kemudian, buat data flow untuk objek
proses Sistem Percetakan dengan entitas Toko Buku. Hasil diagram DFD level 0 seperti
dibawah ini.
1
Sistem
Informasi
kasir
Restoran
+
Pelanggan
21
Data flow dan entitas eksternal yang muncul pada halaman kerja sub proses berasal dari
proses level diatasnya. Cara lain untuk melakukan dekomposisi dari sebuah proses
adalah Klik Kanan objek Process> Decompose. Data Flow yang memiliki nama dalam
tanda kurung berarti data flow tersebut merupakan pindahan dari level atasnya.
Demikian juga dengan objek entitas eksternal yang muncul saat dekomposisi juga berasal
dari level proses diatasnya. Selanjutnya membuat proses baru yaitu proses Pendataan
Menu, pendataan Pelanggan, Transaksi dan Laporan SIM Kasir dengan cara klik Process
Tool kemudian drop di halaman kerja. Selain itu, setiap objek proses akan memiliki
nomor proses, jika nomor objek yang ada di halaman kerja tidak urut maka dapat
dilakukan dengan cara klik Dictionary > Renumber Objects.
22
Setelah membuat proses baru didalam halaman kerja sub proses Sistem Percetakan,
maka selanjutnya mengatur agar objek didalam halaman kerja tersebut saling terhubung
sehingga terbentuk aliran data level 1 (DFD Level 1). Lakukan langkah berikut :
Klik Data Flow Tool, hubungkan antara objek proses Seleksi Buku dan Cetak Buku.
Double Klik Data Flow tersebut dan akan muncul jendela properti berikut.
Untuk merapikan garis data flow yang menghubungkan antar objek, maka dapat
diperbaiki dengan cara Klik Kanan Data Flow>Line Style> pilih dalah satu jenis
garis sesuai dengan keinginan.
Perubahan arah, dapat juga dilakukan melalui pilihan combo box yang ada pada
jendela properti, pada combo box Direction.
Data flow yang menghubungkan proses Seleksi Buku dan Cetak Buku ada dua,
yaitu flow "perintah untuk cetak" dan flow 'dikirim ke"
Hasil akhir dari pembuatan DFF Level 1 adalah sebagai berikut:
23
4
Data Transaksi
Bukti Transaksi
Transaksi laporanTransaksi
Kewajiban Melakukan transaksi
+
pelanggan
Data Pelaggan
Data Penjualan
7 Transaksi
Penjualan
pendataan
pelanggan Daftar Menu Yang Dijual
5
Pendataan
Data Menu Makanan
Daftar Pemesanan Menu
Pelanggan Kasir
Informasi data Pelanggan Data Menu Minuman
Pemilik
Restoran
Laporan
24
DeMarco. Control Flow merupakan flow yang menggambarkan sebuah perintah.
Misalnya pada DFD Level 1 pada metode Gane & Sarson terdapat flow "perintah untuk
cetak" dengan mengubah metode menjadi Yourdon/DeMarco, maka data flow "perintah
untuk mencetak' dapat diubah menjadi control flow dengan cara Double Klik Data Flow
> Type>Control.
25
pada suatu data item dapat didefinisikan dengan cara mengisi Check Parameter pada
data item tersebut. Didalam Check Parameter dapat didefinisikan nilai minimum,
maximum atau besar nilai yang diterima.
Ketik nama dari data item pada kolom Name, selanjutnya untuk nama code klik
button = . Setiap data item memiliki tipe data, untuk mendefinisikan tipe data klik
kolom Tipe dan akan muncul button … . Selanjutnya klik button tersebut dan akan
muncul jendela untuk memilih tipe data yang sesuai dengan jenis data item.
Misalnya data item Judul tipenya Characters dan lebar 40.
26
2. Membuat Domain
Klik Dictionary> List of Domains
Ketik data domain seperti gambar berikut ini
27
Selanjutnya, klik button Check di pojok kiri bawah seperti gambar diatas.
Lalu ketik nilai minimum 10, maksimum 50, dan satuan unit dalam cm seperti
gambar dibawah ini.
28
Pada data item NmTokoBuku memiliki tipe sama dengan domain Tanggal
Domain Nama juga digunakan untuk data item NamaPelanggan, sedangkan domain
Tanggal akan digunakan untuk data item TglEdisi dan TglCetak.
Didalam model PAM ada banyak jenis data flow yang digunakan. Didalam data flow terdapat isian
atribut Data Item. Untuk mengisi data flow dengan data item, dimulai dari proses teratas terlebih
dahulu (root process).
29
Lalu pilih data item NmTokoBuku,Koleksi, ISBN,TglEdisi,TglCetak, JumlahCetak,
Harga dan HargaKhusus.
Gunakan CTRL untuk memilih beberapa data item sekaligus.'
Setelah dipilih lalu klik Ok, maka data flow "Mengirim Buku" sudah terisi dengan
data item terpilih.
Untuk data flow yang lain, maka data item yang digunakan dapat dilihat seperti
pada tabel dibawah.
30
3. 8 Menyimpan Data Item
Dua hal yang dapat terjadi pada data item adalah (1). Data item dapat
ditranformasi secara langsung oleh proses, dan (2) Data item dapat disimpan sementara
didalam sebuah tempat yang dimana data tersebut dapat dengan mudah diambil
kembali, Ketika sebuah data tidak digunakan secara langsung, maka data tersebut
disimpan kedalam sebuah data store. Data Store adalah objek yang digunakan untuk
menyimpan data item didalam model.
Apabila entitas eksternal bertujuan untuk mengirim dan menerima data, maka
data store bertujuan untuk menyimpan dan memberikan akses terhadap data. Objek
data store merupakan objek yang diperlukan didalam menyimpan data sementara
sebelum ada proses berikutnya.
31
2. Membuat Flow
Setelah membuat objek data store, selanjutnya membuat objek data flow
Data flow ini menghubungkan antara proses "Transaksi" dengan data store
"Transaksi Penjualan".
Beri nama data flow ini dengan " Data Transaksi" dengan cara klik ganda data
flow dan akan muncul properti seperti gambar berikut.
Jika dengan Model OMT Functional Model, maka DFD Level 1 memiliki bentuk
model seperti dibawah ini .
32
3
Proses Bukti Transaksi
Transaksi
Data Penjualan
Data Transaksi
Kasir Transaksi
Penjualan Pelanggan
4
Laporan
laporanTransaksi Transaksi Kewajiban Melakukan transaksi
PemilikRestoran
Laporan
33
Kemudian chek isi data item pada objek data store, maka sudah terisi dengan
data item sama dengan data item pada data flow.
Dalam proses selanjutnya, data store yang ada didalam model PAM akan menjadi
entiti. Sehingga option isian IsEntity , harus diberi tanda check box.
34
3.9. Pengujian Model
Setelah model selesai, maka dilakukan pengecekan model melalui Dictionary>
Check Model. Dari contoh model diatas, dilakukan check model dengan hasil seperti
berikut :
35
BAB IV
CONCEPTUAL DATA MODEL
Pada tahap ini kita akan membuat CDM dengan studi kasus adalah relasi antara Anggota
Perpustakaan dengan Buku pada Sistem Informasi Perpustakaan. Sampai tahap ini,
diasumsikan anda sudah paham mengenai konsep ERD dan pemodelan data.
36
Klik obyek Prop pada Tools dan arahkan pointer ke entity sehingga muncul tampilan
properties.
Beri nama entity dengan mengisi nama yang diinginkan di kolom name.
Selanjutnya masukkan nama kode (code) dari entity yang akan anda
pergunakan dengan mengisinya di kolom name, atau……
Apabila akan menggunakan nama code yang sama dengan nama entity,
maka dapat mengisinya secara otomatis dengan cara klik tanda (=) pada
Code, sehingga kolom Code berisi sesuai dengan nama entity.
37
Selanjutnya pilih tipe atribut dan lebar atribut yang diinginkan.
Arahkan pointer menuju entity yang akan direlasikan. Tarik pointer dari entity
yang merupakan parent ke entity child.
kemudian tarik kearah entity lain yang akan berelasi dengan entity sebelumnya.
Sehingga akan menghasilkan seperti gambar dibawah ini.
Pelanggan
id_pelanggan Transaksi
nama pelanggan no transaksi
Tlp Melakukan tgl transaksi
total bayar
Untuk mengatur atau mengubah properti dari relasi yang telah dibuat, dapat dilakukan
dengan klik dua kali pada relasi tersebut.
dengan memilih Obyek Properties pada Tools, dimana akan ditampilkan gambar seperti
berikut ini
39
Pilih kardinalitas (cardinality) yang dikehendaki sebagai relasi antara dua entity
yang direlasikan
Langkah selanjutnya adalah memilih tipe kardinalitas diantara kedua entity dan
menentukan modalitasnya (min – max).
Melihat
40
4.6. Pengujian Model
41
BAB V
Physical Data Model
Melihat
42
PELA NGGA N
ID_PELA NGGA N Tex t(4)
ID_MENU Tex t(5)
NAMA_PELANGGA N Tex t(30)
TLP Integer
ID_PELANGGAN = ID_PELANGGAN
ID_MENU = ID_MENU
43
Preference ini menampilkan nama object. Identifier entity, atribut- atribut entity dan
tugas –tugas relationship. Perintah ini akan mengatur entity dengan menyesuaikan teks.
3. Klik Ok
44
BAB VI
Membuat Database dari Physical Data Model
1. Klik database pada menu pilih configure kemudian add lalu pilih Microsoft access driver
kemudian klik finish seperti gambar dibawah ini
45
3. selanjutnya pilih database kemudian change the target database,pada new database pilih
vb 4 seperti gambar dibawah ini
4. untuk selanjutnya pilih database dan sub menu generate database (Ctrl+ G) pilih create
database seperti gambar dibawah ini. Untuk melihat script, pilih generate script
sedangakan untuk generate database pilih gengerate database
5. pilih data source name perpustakaan, kemudian isi user name dengan nama mis :intan
dan passowordnya,lalu klik connect.
46
6. kemudian tampil seperti gambar dibawah ini
47
6.2. KONEKSI DATABASE KE VB
Untuk koneksi ke VB pada menu project pilih Add Data Environment maka akan muncul jendela
Data Environment seperti pada gamabr dibawah:
Selanjutnya klik kanan connection1 pilih Add command. Untuk mengubah properti command klik
kanan pada command dan pilih properties maka akan muncul jendela command properties.
Ganti nama command sesuai dengan table yang terdapat pada database source acces yang telah
dbuat sebelumnya. seperti gambar dibawah:
Untuk mengatur koneksi klik kanan konection pilih properties, pada jendela Data Link Properties
pilih Microsoft Jet 4.0 OLE DB Provider, selanjutnya pada tabualasi connetion masukkan nama
database atau pilih sesuai dengan direktori penyimpanan, OK. Maka akan tampil jendela seperti
gambar dibawah:
48
Kemudian klik kanan pada command pilih properties, pada jendela command masukkan nama
command sesuai dengan nama table dalam database.
Kemudian ganti command tersebut dengan nama table mis Pelanggan. setelah itu klik dan drag
dari connetction ke form pada vb seperti gambar dibawah ini
49
Kemudian simpan project tersebut dan form tersebut sesuai dengan nama yang diinginkan.
Perintah lain dapat ditambahakan sesuai dengan kebutuhan dari database tersebut. Berikut hasil
koneksi database ke dalam form VB dengan penambahan command untuk perintah Save, Delete,
Clear, Exit dan cari:
Form transaksi
Form pelanggan
50
6.3 Menambahkan Fungsi-Fungsi Pada Aplikasi
Form menu utama ini berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam mengakses system.
Masing-masing table akan terhubung ke menu utama.
51
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi,SST .Bahan ajar matakuliah Rekayasa Perangkat Lunak , /G2 IT, 2007-2008
52