You are on page 1of 12

Sedimen Laut.

Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen


ke dalam suatu lingkungan perairan tertentu melalui
media air dan diendapkan di dalam lingkungan
tersebut.
Sedimentasi membawa material hasil dari
pengikisan dan pelapukan oleh Air, angin atau
gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan.
Sedimentasi yang terjadi di lingkungan pantai
menjadi persoalan bila terjadi di lokasi-lokasi yang
terdapat aktifitas manusia yang membutuhkan
kondisi perairan yang dalam seperti pelabuhan, dan
alur alur pelayaran, atau yang membutuhkan kondisi
perairan yang jernih seperti tempat wisata, ekosistem
terumbu karang atau padang lamun.
Untuk daerah-daerah yang tidak terdapat
kepentingan seperti itu, sedimentasi memberikan
keuntungan, karena sedimentasi menghasilkan
pertambahan lahan pesisir ke arah laut.
Seluruh permukaan lautan ditutupi oleh partikelpartikel sedimen yang telah diendapkan secara
perlahan-lahan dalam jangka waktu berjuta-juta
tahun. Secara relative ketebalan lapisan sedimen
yang terdapat dibanyak bagian lautan, mempunyai

variasi kedalaman yang berbeda-beda . partikelpartikel sedimen berasal yang berasal dari hasil
pembongkaran batu-batuan dan potongan-potongan
kulit (shell) serta sisa rangkarangka dari organisme
laut.
Besarnya
endapan
laut
yang
dapat
didistribusikan merupakan suatu fungsi dari
kecepatan dan ukuran butir. Beberapa endapan laut
dapat dijumpai suatu struktur yang tersortasi baik
dan ada pula struktur dengan sortasi buruk. Sortasi
baik apabila susunan dari atas kebawah breturutturut disusun oleh material halus sampai material
kasar. Hal ini disebabkan proses pengendapan
berlangsung secara alami tanpa ada pengaruh dari
luar. Sortasi buruk apabila material tercampur secara
merata sehingga tidak ada sortasi yang baik. Proses
pengendapan berlangsung secara tiba-tiba sehingga
material tidak sempat melakukan pemilihan
berdasarkan ukuran butir dan beratnya.
Ada 4 jenis struktur endapan yang dominan
yaitu:
a. Cross bedding
Perlapisan endapan ini disebabkan karena
adanya dua atau lebih proses yang berpengaruh

secara
bergantian
sehingga
memberikan
kanampakan adanya lingkaran pengaruh pada
masing-masing proses. Setiap perlapisan tidak
memiliki suatu sortasi
yang baik.
b. Laminer bedding
Perlapisan endapan ini terjadi disebabkan oleh
adanya suatu proses yang dicirikan dengan endapan
yang memiliki ukuran ataupun jenis material yang
berbeda-beda
pada
setiap
perlapisan.setiap
perlapisan tidak memiliki suatu sortasi yang baik.
c. Graded bedding
Perlapisan endapan ini memiliki suatu sortasi
yang sangat baik karena pada saat pengendapan
terjadi suatu pemilihan ukuran butir dan berat secar
alami sehingga material yang kasar berada dibawah
dan material yang halus berada diatas.
d. Massive bedding
Perlapisan ini tidak memiliki sortasi yang baik,
pendinginan berlangsung secara cepat sehingga
material yang kasar dan halus tercampur secara
merata.

Endapan laut dapat diklasifikasikan berdasarkan


asal usulnya, ukuran dan lokasi
pengendapan.
1. Klasifikasi berdasarkan asal-asulnya.
(a) Lithogenous
Endapan ini memiliki material yang berasal dari
batuan yang ada di daratan maupun lautan. Endapan
ini dihasilkan karena adanya suatu proses pelapukan
kimia maupun mekanik. Aliran sungai akan
membawa ssedimen dari daratan ke dalam lautan
dan distribusinya ditentukan oleh besar kecilnya
ukuran partikel.
Sumber material sedimen banyak ditemukan di
wilayah arid dan semi arid, dimana curah hujan
sangat kecil untuk dapat menumbuhkan vegetasi
sebagi pencegah terjadinya erosi.
Erosi angin juga memegang peranan peranan
penting
dalam transportasi material terutama material yang
memiliki diameter butiran sangat kecil. Persebaran
sedimen di lautan ditentukan terutama oleh sifat-sifat
fisik dari pertikel-partikelm itunsendiri khususnya
oleh lamnya mereka tinggal melyang-layang di
lepisan airn. Partikel dengan ukuran besar cenderung

untuk lebih cepat tenggelam dan menetap dari yang


berukuran lebih kecil. Contoh penyebaransedimen
lautan hindia, jenis sediemn lithogenous cenderung
untuk diendapkan pada daerah yang letaknya dekat
dengan massa daratan.
(b) Biogenous
Material yang berasal dari tumbuhan dan hewan.
Sisa-sisa rangka dari organisme hidup juga akan
membentuk endapan partikel halus yang dinamakan
ooze.
Sedimen ini dapat dijumpai pada daerah perairan
lereng benua bersama-sama dengan material
lithogenous yang diendapkan oleh aliran bawah air.
Sedimen ini digolongkan dalam dua tipe utama
yaitu:
Tipe calcerous
- Globeregina Ooze merupakan salah satu grup dari
organisme yang berseltunggal yang mempunyai
kulit yang mengandung calcium carbonat atau zat
kapur. Mereka membentuk Ooze yang menutup
35% bagian permukaan dasar laut yang relatif
kebanyakan di jumpai di daerah panas
dunia.

- Peteropod Ooze merupakan golongan molusca


yang bersifat sebagai planktondimana tubuh
mereka mempunyai kulit yang mengandung zat
kapur. Sedimen ini menutupi permukaan dasar
laut hanya berjumlah 1% saja, walaupun kadang
bercampur dengan Ooze dari jenis lain.
Tipe siliceous
- Diatum Ooze merupakan golongan tumbuhtumbuhan yang bersel tunggal yang mempuynayi
kulit mengandung silica. Ooze ini menutupi 9%
permukaan dasar laut dan banyak dijumpai
daerah-daerah yang lebih dingin yang bersalinitas
rendah.
- Radiolaria Ooze merupakan golongan protozoa
bersel satu dimana bentuk endapannya menutupi
1-2% permukaan dasar laut.
- Red clay Ooze memunayi kandungan silica yang
tinggi, endapan ini banyak dijumpai di bagian
timur laut india.
(c) Hydrogenous
Sedimen yang berasal dari reaksi kimia yang
tercampur dalam air laut. Reaksi

kimia ini menyebabkan material akan terlarut,


baik material yang terbawa oleh
aliran sungai maupun air hujan.
(d) Cosmogenous
Material berasal dari luar angkasa dan tercampur
bersama paertikel meteorit
maupun asteoit. Material ini banyak mengandung
unsur besi.
2. Klasifikasi berdasarkan ukuran butir.
Dapat dibagi menjadi 7 tipe sedimen:
Boulders, memiliki ukuran butir > 256 mm
Cobbles, memiliki ukuran butir 64-256 mm
Pebbles, memiliki ukuran butir 4-64 mm
Granules, memiliki ukuran butir 2-4 mm
Sand, memiliki ukuran butir 0.062-2 mm
Silt, memilki ukuran butir 0.004-0.62 mm
Clay, memiliki ukuran butir < 0.004 mm
3. Klasifikasi berdasarkan lokasi.
Dapat dibagi menjadi 2 tipe sedimen yaitu:
a. Neritik sedimen, yang tersebar pada paparan
benua, lereng benua kaki benua yang memiliki

sumber material dari lithogenous, biogenous,


hidrogeous dan kosmogenous. Komposisi
utamanya berasal dari material terrigenous yang
dibawa kelaut dengan aliran sungai maupun
aliran permukaan. Ukuran butirnya yang besar
sehingga dapat dijumpai endapan dari yang
berbutir kasar sampai yang terhalus.
b. Pelagik sedimen yang tersebar pada perairan laut
dalam dengan memiliki sumber material dai
lithogeous,
biogenous,
hidrogeous
dan
kosmogenous. Variasi ukuran butirnya sangat
kecil sehingga hanya dapat dijumpai material
yang berbuitir halus dan tersebar secara merata
pada perairan laut dalam.
c. Bathyal, sedimen yang tersebar pada perairan
dengan kedalaman 200-3700 m dengan sumber
material sumber matarial berasal dari terrigenous,
biogenous hydrogenous dan cosmogenous.
d. Abyssal, sedimen yang berada pada kedalaman
3700-6000 m dengan sumber matarial yang
berasal dari terrigenous, biogenous, hydrogenous
dan cosmogenous.
e. Hadal, sedimen yang berada pada kedalaman 6000
m dengan sumber material yang berupa lempung
dan debu.

Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan


tujuan dan kegunaannya. Diantaranya adalah tekstur
sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size),
bentuk butir (partikel shape), dan hubungan antar
butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral,
serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik
tersebut ukuran butur menjadi sangat penting karena
umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen
yang bersangkutan serta membantu analisa proses
pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat
dengan dinamika transfortasi dan deposisi
(Krumbein dan Sloss (1983)). Berkaitan denga
sedimentasi
mekanik
ukuran
butir
akan
mencerminkan resistensi butiran sedimen terhadap
proses pelapukan erosi/abrasi serta mencerminkan
kemampuan dalam menentukan transfortasi dan
deposisi. Dengan melihat cara transfor sedimen
dapat dilihat
melalui :
1. Transfor Sedimen pada Pantai
Pettijohn (1975), Selley (1988) dan Richard
(1992) menyatakan bahwa cara transfortasi

sedimen dalam aliran air dibedakan menjadi tiga


jenis, yaitu :
- Sedimen merayap (bed load) yaitu material yang
terangkut secara menggeser atau menggelinding di
dasar aliran.
- Sedimen loncat (saltation load) yaitu material yang
meloncat-loncat bertumpu pada dasar aliran.
- Sedimen layang (suspended load) yaitu material
yang terbawa arus dengan cara melayang-layang
dalam air.
2. Transfor Sedimen Sepanjang Pantai
Transfor sedimen sepanjang pantai merupakan
gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan
oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya
(Komar : 1983). Transfor sedimen ini terjadi di
daerah antara gelombang pecah dan garis pantai
akibat sedimen yang dibawanya (Carter, 1993).
Menurut Triatmojo (1999) transfor sedimen
sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama
yaitu transfor sedimen dalam bentuk mata gergaji di
garis pantai dan transfor sedimen sepanjang pantai di
surf zone.
Transfor sedimen pantai banyak menimbulkan
fenomena perubahan dasar perairan

seperti pendangkalan muara sungai erosi pantai


perubahan garis pantai dan sebagainya (Yuwono,
1994). Fenomena ini biasanya merupakan
permasalahan terutama pada daerah pelabuhan
sehingga prediksinya sangat diperlukan dalam
perencanaan
ataupun
penentuan
metode
penanggulangan. Menurut Triatmojo (1999)
beberapa cara yang biasanya digunakan antara lain
adalah :
a. Melakukan pengukuran debit sedimen pada setiap
titik yang ditinjau, sehingga secra berantai akan
dapat diketahui transfor sedimen yang terjadi.
b. Menggunakan peta/ foto udara atau pengukuran
yang menunjukan perubahan elevasi dasar
perairan dalam suatu periode tertentu. Cara ini
akan memberikan hasil yang baik jika di daerah
pengukuran terdapat bangunan yang mampu
menangkap sedimen seperti training jetty, groin,
dan sebagainya.
c. Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi
gelombang dan sedimen pada daerah yang di
tinjau.
3. Sedimentasi Pada Muara Sungai

Muara sungai dapat dibedakan dalam tiga


kelompok yang tergantung pada factor domonan
yang mempengaruhi. Yaitu didominasi factor
gelombang, debit sungai atau pasang surut. Pada
kenyataannya ketiga sungai tersebut akan bekerja
secara simultan, walaupun salah satunya akan
terlihat lebih dominan pada daerah muara dimana
gelombang lebih dominan biasanya akan
mengakibatkan tertutupnya muara sungai akibat
transfor sedimen sepanjang pantai yang dibawanya
masuk ke alur

You might also like