You are on page 1of 50

METODOLOGI PENELITIAN

KESEHATAN

Teori & Fakta


empirik

VS
Pertayaan yg tak
terjawabkan
Identifikasi &
Perumusan masalah

Generalisasi

Perumusan hipotesa

Fenomena biologik &


Medik (klinik & sosial)

Deduksi
eksplorasi

deduksi

Operasionalisasi
hipotesis
Penetapan model /
Rancangan penelitian

strukturisasi

Penetapan subyek +
instrumentasi

Observasi empirik
Pengolahan data
Konklusi hasil
(kesimpulan)

Induksi verifikasi

TIPE PENELITIAN
Penelitian eksperimental dan non-eksperimental
Penelitian eksperimental observasi dilakukan
terhadap efek dari manipulasi terhadap subyek
penelitian dikenal 2 macam : murni dan kuasi.
pada yang murni, peneliti mengendalikan
hampir semua variabel luar, pada yang kuasi
(semu), peneliti tidak mungkin mengontrol
semua variabel luar
Penelitian non-eksperimental sering
digunakan istilah survei

Penelitian Epidemiologik
ada 2 macam :

- Penelitian epidemiologik intervensi


- Survei epidemiologik ada 2 macam
* Survei deskriptif
* Survei analitik ada 3 macam :
# Cross Sectional
# Case Control
# Cohort

Penelitian intervensi adalah penelitian


eksperimental yang dilakukan terhadap
masyarakat mempunyai potensi untuk
mengungkap mekanisme sebab-akibat antara faktor
risiko (penyebab penyakit) dengan efek (penyakit
atau status kesehatan tertentu).
Pada survei epidemiologik kedalaman analisis
mekanisme sebab-akibat tidak dapat diperoleh,
yang disebabkan karena observasi dilakukan dalam
keadaan apa adanya, tanpa manipulasi

Penelitian Cross Sectional


mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor risiko dan efek, dengan
model pendekatan atau observasi
sekaligus pada satu saat (point time approach)
tiap subyek diobservasi satu kali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status
subyek pada saat pemeriksaan
kausa dan efek diidentifikasi pada saat yang
sama

Penelitian Case Control


pendekatan waktu secara longitudinal
(period time approach)
Observasi subyek bukan hanya pada
saat penelitian saja, tetapi dilihat
perkembangan pada periode tertentu,
baik ke belakang (retrospektif) atau ke
depan prospektif)
Efek diidentifikasi dulu, kemudian ditelusuri
secara retrospektif adanya kausa

Penelitian Cohort
bukan efek yang dipegang dulu tetapi
kausa (faktor risiko) diidentifikasi
kemudian diikuti secara prospektif
sampai periode tertentu untuk kemudian
ditentukan adanya efek
Kausa diidentifikasi dulu, kemudian
diikuti secara prospektif timbulnya efek

Penelitian Evaluatif
- Review program lebih merupakan
suatu observasi atau survei superfisial,
bukan suatu penelitian
- Trial menilai atau menguji tindakan medik
tertentu yang dilakukan terhadap individu (trial
klinik) atau masyarakat (trial program)
Penelitian Laboratorium
penelitian yang pelaksanaannya (observasi dan
pengukuran) dilakukan di laboratorium
Penelitian lain penelitian klinik, studi kasus, penelitian
lapangan, dll.

IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN


MASALAH
Sangat menentukan keberhasilan
penelitian
Permasalahan timbul bila
- ada kesenjangan (gap) antara teori dan
kenyataan yang dijumpai
- mengapa kesenjangan itu terjadi
- lebih dari satu kemungkinan jawaban

Secara operasional masalah penelitian


adalah : Suatu rumusan kalimat interogatif
mengenai hubungan antara dua variabel
atau lebih yang belum terjawabkan
dengan teori dan penelitian yang ada.
Kalimat interogatif bukan suatu keharusan,
dapat juga kalimat negatif

SIGNIFIKANSI MASALAH PENELITIAN


Perumusan masalah merupakan langkah awal yang
menentukan penyusunan matarantai metodologik
berikutnya model kerangka teoritis , arah
operasionalisasi hipotesis dan petunjuk untuk rancangan
penelitian
Perumusan masalah yang baik dapat diketahui
prognosis penelitian yang akan dilakukan lancar
atau banyak kendala
Dengan perumusan masalah dapat dilakukan konfirmasi
ketepatan judul dan tujuan penelitian yang ditetapkan.
Dari rumusan masalah dapat diketahui seberapa jauh
bobot dan orisinalitas penelitian

RUMUSAN MASALAH YANG ADEKUAT / BAIK


1. Aspek substansi.
- Masalah bobot atau nilai kegunaannya
dengan melihat hal-hal :
* mempunyai arti bagi perkembangan
substansi ilmu (kegunaan teoritik)
* mempunyai arti bagi perkembangan
metodologi (kegunaan metodologik)
* mempunyai kegunaan praktis dalam praktek
sehari-hari (nilai aplikatif)
- Masalah orisinilitas penelitian
permasalahan yang diajukan belum terjawabkan
oleh teori maupun penelitian yang pernah
dilakukan
penelitian replikasi penelitian yang sama tetapi
dilakukan di tempat lain

2. Aspek Formulasi.
- Rumusan hendaknya diajukan dalam
bentuk pertanyaan (kalimat interogatif)
yang jelas , tajam dan akurat menyangkut
inti permasalahan yang dikehendaki
- Rumusan mempermasalahkan hubungan
antara dua variabel atau lebih

3. Aspek Teknis.
- Memperhatikan masalah kelayakan penelitian itu sendiri apakah
mungkin permasalahan yang dirumuskan dapat dijawab secara
empirik
- Berkaitan dengan beberapa pertimbangan :
* Pertimbangan peneliti bekal pengetahuan dasar yang berkaitan
dengan obyek penelitian yang dihadapi, adanya motivasi,
tersedianya waktu yang cukup, dan keterampilan peneliti

* Pertimbangan metodologik sejauh mana pemahaman teoritik


dan kemampuan praktis di bidang metodologi telah atau dapat
dikuasai oleh peneliti
* Pertimbangan tersedianya fasilitas dan prasarana penelitian, yang
meliputi : bahan, biaya, peralatan, dll.

SUMBER MASALAH PENELITIAN


Perlu sikap mandiri dalam menemukan dan mengolah
permasalahan penelitian, walaupun hal tersebut bukan hal yang
mudah hal-hal yang dapat membantu kemandirian :
- Kepekaan peneliti dalam menangkap fenomena
problematik yang terjadi dalam praktek, baik di
laboratorium, klinik maupun masyarakat.
Kesiapan peneliti akan pengetahuan teori dan
informasi penelitian-penelitian terdahulu di bidang ilmu
yang ditekuni.
Ketekunan peneliti mengikuti perkembangan mutakhir
pada bidang ilmu yang ditekuni.
. Sumber untuk memperoleh permasalahan penelitian :
1. Sumber Kepustakaan
2. Sumber Forum Pertemuan
3. Sumber Pengalaman Praktek

MENGIDENTIFIKASI DAN MERUMUSKAN


PENELITIAN
MASALAH
Ada 4 langkah yang
perlu dilalui : persiapan, konfirmasi awal, konfirmasi
akhir dan formulasi akhir.
. Langkah persiapan :
1. Formulasikan situasi problematik yang dihadapi
2. Identifikasikan kesenjangan yang ada
3. Pelajari kepustakaan dan sumber informasi lain yang berkaitan
dengan kenyataan problematik di atas
4. Dari butir (3) pilihlah inti permasalahan apa yang paling utama atau
yang mempengaruhi submasalah yang lain, kemudian tajamkan
dan formulasikan dalam rumusan masalah penelitian
. Langkah konfirmasi awal
menilai apakah rumusan masalah yang disusun dalam langkah
persiapan di atas telah memenuhi kriteria rumusan yang adekuat

Langkah konfirmasi akhir


mengkonsultasikan hasil rumusan
masalah penelitian yang disusun pada
langkah konfirmasi awal pada kolega
senior, pembimbing, atau siapa yang
dirasakan kompeten dalam bidang ilmu
yang akan diteliti
Formulasi akhir
hendaknya disusun selengkap dan
serapih mungkin , termasuk bahasa
dan tata tulisnya

PERUMUSAN HIPOTESIS
Bila rumusan masalah telah tersusun apakah
tersedia cukup informasi ilmiah untuk
mengembangkan suatu jawaban yang bersifat
dugaan atau tentatif.
Bila tidak cukup tak perlu hipotesis (pada
penelitian ekploratif atau deskriptif murni)
Bila cukup dibuat hipotesis
Hipotesis penjelasan sementara yang diajukan
untuk menerangkan fenomena problematik atau
persoalan penelitian yang dihadapi.
Secara operasional : hipotesis Suatu pernyataan
tentang hubungan (yang diharapkan) antara dua
variabel atau lebih yang memungkinkan untuk
pembuktian secara empirik

VARIABEL
Konsep (penggambaran atau abstraksi dari suatu
fenomena tertentu) yang mempunyai variabilitas.
Variabel segala sesuatu yang bervariasi.
Ada 2 macam variabel variabel bebas dan
variabel tergantung.
Variabel bebas (disebut juga v.pengaruh,
v.perlakuan, kausa, treatment, v.independen, dlsb.)
merubah (diduga merubah) variabel lain.
Variabel tergantung (disebut juga v.terpengaruh,
v.dependen, v.tak bebas, efek, dlsb.).
Bentuk lain variabel bebas : v.perantara,
v.pendahulu, v.prakondisi

Variabel perantara (= v.penghubung) variabel


yang menjembatani pengaruh suatu variabel
bebas dengan variabel tergantung.
Variabel pendahulu variabel bebas yang
berpengaruh pada variabel tergantung tetapi
sekaligus berpengaruh pula pada variabel lain
yang juga berperan sebagai variabel bebas
terhadap variabel tergantung tersebut.
Variabel prakondisi variabel yang
keberadaannya merupakan prasyarat bagi
bekerjanya suatu variabel bebas terhadap
variabel tergantung.

Var.
bebas

Var.
perantara

Var.
tergantung

Var.
pendahulu

Var.
bebas

Var.
tergantung

Var.
prakondisi

Var.
bebas

Var.
tergantung

KORELASI ANTAR VARIABEL


Ada 3 macam : korelasi simetris, asimetris dan
timbal-balik.
Korelasi simetris terjadi bila antar dua variabel ada
hubungan tetapi tidak saling mempengaruhi. Ini
terjadi karena :
1.Kebetulan, 2.Akibat dari faktor (var.bebas) yang
sama, 3. Indikator dari konsep yang sama.
Korelasi asimetris satu variabel (variabel
bebas) mempengaruhi variabel yang lain (variabel
tergantung).
Korelasi timbal balik kedua variabel saling
mempengaruhi

MACAM HIPOTESIS
Hipotesis kerja (hipotesis alternatif, hipotesis riset,
H1) hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya
dengan penelitian yang akan dilakukan.
ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan landasan
teoritik yang digunakan untuk menyusun hipotesis
tersebut.
Hipotesis nihil (Null hypothesis, H0) kebalikan dari
hipotesis kerja merupakan pembuktian dari
hipotesis kerja secara tidak langsung.
Hipotesis tandingan hipotesis dari variabelvariabel luar, yaitu variabel tandingan bagi variabel
pengaruh yang ada dalam hipotesis kerja.
Hipotesis nihil dan hipotesis tandingan hanya ada
dalam alam pemikiran peneliti

Hipotesis
nihil

Dikendalikan dengan
STATISTIK

Hipotesis
kerja

Hipotesis
tandingan

Dikendalikan dengan
RANCANGAN PENELITIAN

Unsur yang mendasari hipotesis


Teori yang telah mapan, yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian yang dihadapi.
Fakta empirik atau informasi yang diketahui dari
penelitian terdahulu.
Konsep atau teori imajinatif peneliti sendiri
(asumsi), yang dimunculkan dalam rangka
melengkapi teori dan fakta empirik di atas agar
dapat menjawab permasalahan penelitian yang
dihadapi

HIPOTESIS YANG ADEKUAT


Rumusan berupa kalimat deklaratif yang menjawab
permasalahan penelitian.
Rumusan mengekspresikan macam hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Mengandung istilah yang operasional, yaitu yang
memungkinkan dilakukanpembuktian secara empirik.
Secara praktis, kelayakan pembuktian empirik ditentukan
oleh : (a) keterukuran variabel (measureable) dan (b)
keterujian korelasi (provable).
Berkaitan dengan teori yang telah mapan, atau hasil
penelitian sebelumnya
Mempunyai cakupan yang cukup tidak terlalu umum dan
tidak terlalu sempit atau spesifik. Terlalu luas akan
menyulitkan, terlalu sempit/spesifik membatasi generalisasi
atau membataasi implikasi hasil penelitian

SIGNIFIKANSI HIPOTESIS
Memberi tuntunan kepada peneliti ke arah mana
penelitian harus dilakukan
Merupakan alat untuk melokalisasikan
fenomena2, dan menuntun cara identifikasi
variabel2 yang dibutuhkan untuk menjawab
masalah penelitian
Memberi petunjuk prosedur mana atau
rancangan penelitian mana yang dipilih
penetapan populasi, sampel, metode dan alat
ukur yang tepat untuk dipilih.
Memberi petunjuk bagi cara pengolahan data
dan cara analisis hasil penelitian

OPERASIONALISASI HIPOTESIS
Mengandung arti membawa pengertian atau konsepkonsep yang abstrak kedalam dunia yang nyata, dimana
penelitian dapat dilakukan.
Pengertian dasar mendeduksi hipotesis sehingga
memungkinkan untuk dilakukan obseravasi empirik,
dalam rangka pembuktian kebenarannya.
Dilakukan dengan melalui dua tahapan :
1. Mendeduksi suatu hipotesis menjadi hipotesis
yang lebih operasional sifatnya.
2. Mengidentifikasi dan merumuskan variabel penelitian
dalam definisi operasional, yaitu memberikan
pengertian pada variabel sehingga dapat diobservasi
atau diukur

Deskripsi variabel dapat berbentuk :


1. Macam atau sifatnya sesuai dengan
tingkat pengukuran (level of
measurement)
2. Kedudukannya dalam model kerangka
teoritiknya (time ordering).
. Tingkat pengukuran variabel variabel diskrit dan
variabel kontinum.
. Variabel diskrit (variabel nominal) adalah variabel yang
variasinya tidak menunjukkan urutan atau
kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara
terpisah. Contoh : golongan darah, jenis penyakit,
jenis kelamin, suku, dsb.
. Variabel kontinum variasi nilainya merupakan urutan
atau ada kontinuitas satu dengan yang lain ada 3
macam : variabel ordinal, variabel interval dan variabel
rasional

Variabel ordinal adalah variabel kontinum yang batas satu


variasi nilai ke variasi nilai lain tidak jelas, sehingga yang
dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi,
sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain, jarak
atau interval antar nilai tersebut tidak dapat dibandingkan
Contoh : tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, tingkat
kesembuhan, derajat keganasan kanker, visus dsb.
Variabel interval adalah variabel kontinum yang batas
variasi nilai satu dengan yang lain jelas, sehingga jarak
atau intervalnya dapat dibandingkan Contoh : suhu,
tingkat kecerdasan, dsb.
Variabel rasional adalah variabel kontinum yang di
samping intervalnya jelas batasnya, juga variasi nilainya
mempunyai batas yang tegas dan mutlak (titik nolnya
absolut) Contoh : panjang badan, berat badan, usia,
kadar zat tertentu, ukuran-ukuran antropometrik,
persentase, dosis obat,dsb.

Kedudukan (time ordering) variabel


hubungan variabel-variabel satu dengan
yang lainnya variabel bebas,tergantung
perantara, prakondisi, variabel luar, dsb.
Variabel luar yaitu variabel-variabel bebas
yang berpengaruh terhadap variabel
tergantung yang dipelajari tetapi tidak
diungkapkan dalam hipotesis kerja (tidak
dipelajari pengaruhnya) disebut juga
variabel pengacau (confounding) atau
variabel ekstranous variabel ini perlu
dimunculkan agar dapat dilakukan
pengendalian dalam rancangan penelitian

Ada dua cara mengekspresikan variabel secara operasional :


1. Cara langsung (measured operational definition) variabel
didefinisikan hanya mempunyai satu pengertian, kalau ada
pengertian ganda disebutkan pengertian mana yang sesuai dengan
landasan teori yang dikembangkan.
Contoh : Status gizi, diukur dengan macam-macam kombinasi: berat
badan dengan tinggi badan atau persentase lemak tubuh
total, kadar protein serum dsb.
Kesembuhan kesembuhan klinik,laboratorik, sosial, atau
subyektif penderita.
2. Cara tidak langsung (experimental operational definition)
mengekspresikan kriteria manipulasi terhadap variabel, dan cara
memonitor/mengukur efek dari manipulasi tersebut.
Contoh : Kemampuan jantung: penambahan denyut nadi yang
terjadi setelah subyek melakukan loncat-loncat ditempat.
Urin residu : banyaknya urin yang diperoleh pada katerisasi
setelah penderita disuruh miksi sepenuhnya.

SUBYEK PENELITIAN
Dalam penetapan subyek penelitian
terkandung pengertian :
- penetapan populasi penelitian
- penetapan cara pemilihan sampel
- penetapan besar sampel

Penetapan populasi penelitian


Dasar pertimbangan :
1. Keterkaitan subyek dalam populasi dengan
permasalahan penelitian
2. Prosedur atau jenis penelitian yang dilakukan (aspek
teknik metodologik)
Terkandung 3 pengertian :
- identifikasi kesatuan analisis
satuan subyek terkecil yang akan diamati dalam
penelitian secara individu
- penentuan batas-batas keluasan populasi
berkaitan dengan aspek geografik, aspek subyek
sendiri, penyakit subyek
- pemahaman tentang kondisi subyek dalam populasi
ciri-ciri populasi yang berhubungan dengan sifat
homogenitasnya

JENIS DAN PROSEDUR PEMILIHAN


SAMPEL (SAMPLING PROCEDURE)
Penggunaan sampel dimaksudkan untuk
mengatasi keterbatasan peneliti (waktu,
dana, kemampuan, metodologik, dll.)
Sampel penelitian merupakan
representasi populasi representativitas
sampel terhadap populasi merupakan
kondisi yang mutlak bagi validitas jawaban
penelitian

Representativitas sampel secara umum


ditentukan oleh :
1. Homogenitas populasi
2. Jumlah (besar) sampel yang dipilih
3. Banyaknya karakteristik subyek yang
akan dipelajari
4. Adekuatitas teknik pemilihan sampel
dapat dicapai dengan memilih
rancangan sampel (sampling design)
yang tepat

PERANCANGAN SAMPEL
Adalah menyusun perencanaan teknik
pemilihan sampel penelitian sedemikian
rupa sehingga terpenuhi sifat
representativitas
Mempunyai 2 komponen kegiatan :
- Randomisasi sampel
- Homogenisasi populasi

Randomisasi sampel
Pemilihan sampel secara randomberarti suatu
teknik pemilihan yang memungkinkan tiap
subyek dalam populasi mendapat kemungkinan
(kans) yang sama untuk terpilih
Dikenal 2 macam teknik random murni (teknik
random sederhana) dan teknik random
sistematik
Teknik random murni tiap individu sampel
dipilih secara random
Teknik random sistematik hanya individu
pertama yang dipilih, selanjutnya dipilih menurut
aturan yang ditetapkan.

Homogenisasi populasi
Randomisasi subyek baru dapat dikerjakan pada
populasi yang homogen
bila heterogen, maka dilakukan
homogenisasi populasi dulu menjadi
sub-populasi
Variasi keadaan populasi :
A. Benar-benar homogen
B. Heterogen dengan beberapa kelompok (stratum)
subyek yang jelas karakterisitik satu stratum dengan
yang lain, jumlah subyek atau kesatuan analisis dalam
stratum hampir sama

C.Heterogen dengan keadaan seperti pada


B, tetapi jumlah subyek atau unit
analisis dalam stratum berbeda
D. Heterogendengan beberapa klaster
(satuan daerah), dengan karakteristik
klaster kurang lebih sama tetapi karakter
unit berbeda (heterogen)
Berdasar 4 kondisi tersebut, dikenal beberapa
rancangan sampel :
1. Rancangan random : - sederhana
- sistematik
2. Rancangan stratifikasi : - sederhana
- sistematik
3. Rancangan klaster
4. Rancangan bertingkat

Validitas dan Reliabilitas dalam Penelitian Kedokteran


Untuk memahami validitas,diajukan pertanyaan : Apakah pengukuran
yang dilakukan (dengan metode dan alat yang dipilih) benar-benar
mengukur ciri atau variabel subyek yang dikehendaki ? Kalau
jawabannya : YA, artinya pengukuran tersebut valid (ketepatukuran).
Apakah pengukuran tersebut berlangsung dengan cermat dan teliti ?
Kalau jawabannya ; YA, artinya pengukuran tersebut valid (ketelitian)
ada 2 ciri validitas suatu pengukuran :
(a) ketepatukuran dan (b) ketelitian , kecermatan
Validitas pengukuran berkaitan dengan 3 unsur :
Alat ukur, metoda ukur dan pengukur (peneliti)
Validitas penelitian ada 2 macam : internal dan eksternal
internal : sejauh mana perubahan yang diamati dalam
suatu penelitian benar-benar hanya terjadi karena
perlakuan yang diberikan dan bukan karena pengaruh faktor lain
eksternal : sejauh mana hasil suatu penelitian dapat digeneralisasikan

pada populasi induk

Jenis validitas pengukuran :


- Validitas isi tingkat representativitas terhadap
konsep variabel
- Validitas kriterium validitas prediksi
- Validitas konstruk ketepatan menilai ciri atau
keadaan subyek yang diukur
Sumber invaliditas :
- Definisi operasional variabel yang secara logis
cocok dengan landasan teoretik yang ada untuk
menggambarkan variabel yang dimaksud
- Kecocokan antara tugas atau butir uji dari
instrumen pengukuran dengan definisi
operasional
- Reabilitas pengukuran

Untuk memahami reliabilitas diajukan


pertanyaan : Apakah pengukuran yang dilakukan
berkali-kali pada obyek yang sama
menghasilkan hasil yang sama ? Kalau
jawabannya : YA , berarti reliabel (konsistensi
atau stabilitas). Apakah hasil yang diperoleh
dengan pengukuran tersebut merupakan hasil
yang sebenarnya ? Kalau jawabannya : YA,
berarti reliabel (akurasi, ketepatan).Seberapa
banyak peyimpangan hasil pengukuran dari hasil
yang sesungguhnya? Kalau jawabannya : sedikit
sekali atau mendekati nol, berarti reliabel
(precision, ketelitian)
Ciri reliabilitas : Konsistensi atau stabilitas,
ketepatan dan ketelitian

PROPOSAL PENELITIAN

Gambaran Pengetahuan dan Tingkat


Pendidikan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 06 bulan Tentang Pemberian ASI Eksklusif
Efektivitas Diet Khusus Bagi Golongan Darah
Tertentu Pada Pasien yang Telah Pulih Dari
Perawatan di Rumah Sakit
Penyuluhan Demam Berdarah Serta Cara
Penanggulangannya
Kesehatan Masyarakat Dalam Situasi
Terisolir

Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche


Pada Remaja Putri di SMA Negeri 12 Banda Aceh
Perkembangan Penyakit Pneumonia pada Balita di
Kabupaten Aceh Jaya
Hubungan Antara Anemia pada Ibu Hamil
Terhadap Cacat Bawaan pada Janin
Pemeriksaan Bilasan Kronkus pada Penderita
Bekas Tuberkulosa Paru
Tumor Abdomen
Pengaruh ASI secara Langsung Terhadap
Kesehatan Gigi
Tanaman Kecubung Sebagai Analgesik untuk
menghilangkan nyeri Gigi Karies

Studi Tentang Profesionalisme Sistem Pelayanan


Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Inovatif dalam
Rangka Mencegah Tingkat Kematian Ibu pad Fase
Hamil dan Bersalin
Analisis Bakteri Koliform pada Air Minum Isi Ulang
di Kota Banda Aceh
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Demam
Berdarah Pada Usia Remaja di Desa Lamteh
Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh dari Tanggal
12 sampai 30 Januari 2009
Pola Penggunaan Jenis Kontrasepsi di 6
Puskesmas Kotamadya Banda Aceh

Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap


Pelayanan Apotek Pelengkap RSU Dr.Zainoel
Abidin Banda Aceh Tahun 2009
Pengaruh Stress terhadap insomnia pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama
Hubungan Kesehatan Mata Dengan Kebiasaan
Belajar Siswa SMU Modal Bangsa Tahun 2008
2009
Kendala Kenapa Masyarakat Takut Akan Imunisas
Hubungan Perubahan Fungsi Fisik Terhadap
Pemenuhan Nutrisi Lansia di Desa Desa Babah
Jurong Kec.Kuta Baro Kab. Aceh Besar Tahun
2009
Karies Dentis pada Anak Usia 2-4 Tahun di

Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Apotek


Pelengkap RSU Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009
Pengaruh Stress terhadap insomnia pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Abulyatama
Hubungan Kesehatan Mata Dengan Kebiasaan Belajar
Siswa SMU Modal Bangsa Tahun 2008 2009
Kendala Kenapa Masyarakat Takut Akan Imunisas
Hubungan Perubahan Fungsi Fisik Terhadap Pemenuhan
Nutrisi Lansia di Desa Desa Babah Jurong Kec.Kuta Baro
Kab. Aceh Besar Tahun 2009
Karies Dentis pada Anak Usia 2-4 Tahun di Desa Ceurih
Kecamatan Ulee Kareng Kecamatan Aceh Besar Nanggroe
Aceh Darussalam
Analisis Kualitatif Bakteri Koliform pada Depo Air Minum Isi
Ulang Murni Desa Babah Jurong Kec. Kota Baro Kab. Aceh
Besar THN 2009-2010

Efektivitas Diet Khusus Bagi Golongan Darah


Tertentu Pada Pasien yang Telah Pulih Dari
Perawatan di Rumah Sakit
Hubungan Antara Anemia pada Ibu Hamil
Terhadap Cacat Bawaan pada Janin
Tanaman Kecubung Sebagai Analgesik untuk
menghilangkan nyeri Gigi Karies
Hubungan Kesehatan Mata Dengan Kebiasaan
Belajar Siswa SMU Modal Bangsa Tahun 2008
2009
Hubungan Perubahan Fungsi Fisik Terhadap
Pemenuhan Nutrisi Lansia di Desa Desa Babah
Jurong Kec.Kuta Baro Kab. Aceh Besar Tahun
2009

You might also like