You are on page 1of 50

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN

KREDIT MULTI GUNA PADA PT BANK SUMUT PUSAT

LAPORAN TUGAS AKHIR

Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan


Pendidikan Program Diploma III

oleh:
Metania Ulfah
NIM 052307066

PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2008
LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, dosen pembimbing penulisan Laporan Tugas Akhir,
dan Kepala Program Studi menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dari:

Metania Ulfah
NIM 05207066

dengan judul

“PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN KREDIT


MULTI GUNA PADA PT BANK SUMUT PUSAT”

telah diperiksa dan dinyatakan selesai, serta dapat diajukan dalam sidang pertanggung
jawaban Laporan Tugas akhir.
Medan, 23 Agustus 2008

Disetujui oleh:

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Sabarita tarigan, S.E. Raina Rosanti, Dra.


NIP 132 006 287 NIP 132 064 907

Program Studi Perbankan & Keuangan


Kepala

Supaino, S.E.
NIP 132 055 653
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini tim penguji, ketua sidang, dan Ketua Jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Medan menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dari:

Metania Ulfah
NIM 052307066

dengan judul

“ PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN KREDIT


MULTI GUNA PADA PT BANK SUMUT PUSAT”

telah selesai diujikan dalam sidang pada 23 Agustus 2008 oleh penguji:

Tim Penguji:

TANDA
NO NAMA NIP JABATAN
TANGAN

1 Supaino, S.E. 132 055 653 Anggota penguji

2 Cut Nizma, S.E. 131 885 493 Anggota penguji

Disahkan oleh:

Ketua Jurusan Ketua Sidang

Amran Harun, S.E. Ak. Raina Rosanti, Dra.


NIP 132 055 651 NIP 132 064 987
Pelajarilah ilmu pengetahuan, sesungguhnya

mempelajari ilmu adalah tanda takut akan SWT,


menuntunnya adalah ibadah, mengingat nya adalah
tasbih, membahas nya adalah jihat mengajarkan kepada
orang tidak mengetahui adalah sedekah dan
menyebarkannya adalah pengorbanan”. (H.R. Tharmizi)

“…Sesungguhnya orang-orang beriman apabila

disebut nama maka gemetarlah hati mereka


dan apabila dibacakan ayat-ayat nya maka
bertambahlah iman mereka dan kepada Tuhanlah
mereka bertawakal”. (Q.S. Al-Anfal:22)

“Ilmu itu …Teman kental dalam kesendirian


Sahabat dalam keterasingan
Petunjuk ke arah yang benar
Penolong dimasa sulit dan
Simpanan setelah kematian

Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk orang-orang yang


kusayangi
Orangtua : Ayahanda Drs. Darmuji
Ibunda Rindang Hidayati
Saudara ku : Mokhammad Septian Albar
Fahrobi Abdul Zikri
Alif Rahman Hakim

ABSTRAK
Suku bunga adalah harga yang harus dibayar peminjam (debitur) kepada pihak yang
meminjamkan (kreditur) untuk pemakaian sumber dana selama jangka waktu tertentu.
Tingkat suku bunga kredit yang diberikan oleh sebuah bank akan berpengaruh besar
terhadap besarnya jumlah nasabah yang akan menabung pada bank tersebut. Jika tingkat
suku bunga kredit yang diberikan oleh bank rendah maka jumlah nasabah akan meningkat.
Begitu pula sebaliknya bila tingkat suku bunga kredit yang diberikan oleh bank tinggi
maka jumlah nasabah akan menurun. Hal yang lain mempengaruhi tingkat suku bunga
misalnya: tingkat pelayanan, agunan yang diminta sebagai jaminan kredit, dan lain-lain.

Dalam penulisan tugas akhir ini difokuskan kepada tingkat suku bunga kredit Multi Guna
Pada PT Bank SUMUT Pusat yang mengalami perubahan dari setiap periode yaitu dari
bulan Agustus 2006 sampai dengan Mei 2007. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh dan berapa besar pengaruh yang ditimbulkan. Ternyata ada pengaruh
yang ditimbulkan oleh tingkat suku bunga yaitu penurunan tingkat suku bunga kredit
menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan kredit Multi Guna.

Dari penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini menunjukkan bahwa hubungan antara
tingkat bunga dengan jumlah realisasi dana bersifat negatif yang artinya semakin rendah
tingkat bunga maka semakin tinggi jumlah realisasi dana yang dikeluarkan oleh PT Bank
SUMUT Pusat untuk kredit dan sebaliknya semakin tinggi tingkat bunga maka semakin
rendah dana yang dikeluarkan oleh PT Bank SUMUT Pusat untuk kredit.

DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Lembar Persembahan
Abstrak
Kata Pengantar………………………………………………………….……………. i
Daftar Isi……………………………………………………………………...………. iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Judul…………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah…………………………………………………..…… 2
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………….. 2
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………… 3
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data………………………….…… 3
F. Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan………………………………….. 4

BAB II. TINJAUAN UMUM MENGENAI PERUSAHAAN


A. Sejarah Singkat Perusahaan……………………………………………….. 5
B. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan…………………………………….. 6
C. Keunggulan Perusahaan…………………………………………………… 12
D. Struktur Organisasi Perusahaan…………………………………………… 14

BAB III. TINJAUAN KEPUSTAKAAN


A. Pengertian Kredit………………………………………………………….. 15
B. Tujuan dan Fungsi Kredit…………………………………………………. 15
C. Prinsip Pemberian Kredit…………………………………………………. 17
D. Jenis-jenis Kredit…………………………………………………………. 19
E. Unsur-unsur Kredit……………………………………………………….. 20
F. Bunga Pinjaman…………………………………………………………… 21
G. Komponen yang Mempengaruhi Penentuan Tingkat Suku Bunga Kredit… 22

BAB IV. HASIL PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


A. Pengumpulan Data……………………………………………………….. 24
B. Pengolahan Data…………………………………………………………. 27

BAB V. PEMBAHASAN
Pembahasan………………………………………………………………. 26

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan………………………………………………………………….. 39
B. Saran……………………………………………………………………… 40

DAFTAR PUSATAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemilihan Judul


Salah satu alasan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan di bidang moneter
adalah untuk menciptakan stabilitas ekonomi yang sehat di berbagai bidang khususnya
perbankan. Melihat perkembangan dunia usaha pada umumnya dan kegiatan perbankan
pada khususnya dirasakan adanya persaingan yang ketat diantara bank-bank milik
pemerintah, bank-bank milik swasta maupun lembaga keuangan lainnya dalam menarik
nasabah agar mau menanamkan sejumlah dananya pada bank-bank yang menawarkan jasa
perbankan. Bank-bank tersebut juga bersaing dalam penyaluran kreditnya, karena
pendapatan bank terbesar bersumber dari penyaluran kreditnya. Namun dalam
kegiatannya bank banyak dipengaruhi oleh situasi perekonomian.

Berbicara mengenai perekonomian dapat dilihat begitu banyak masyarakat yang


mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan primer dan sekunder. Karena tidak
semua masyarakat di Indonesia memiliki pendapatan yang mencukupi seluruh
kebutuhannya dengan cepat. Kondisi perekonomian yang tidak stabil sangat berpengaruh
terhadap pendapatan masyarakat. Dengan jumlah pendapatan yang tidak maksimal
menyebabkan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menghadapi kesulitan.
Dalam keadaan ini sulit bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak
ataupun kebutuhan sekunder.

Melihat kondisi ini pihak perusahaan menggunakan metode baru. Metode ini
memberikan fasilitas dalam bentuk kredit untuk mempermudah masyarakat memenuhi
keperluan konsumtif seperti biaya sekolah, berobat di rumah sakit, berlibur ke luar negeri,
biaya resepsi pernikahan, renovasi rumah, membeli perlengkapan rumah dan lain-lain.
Dengan adanya metode ini masyarakat dapat terbantu untuk memenuhi kebutuhan
konsumtif yang mendesak dengan cara kredit, dimana pembayarannya dapat dilakukan
dengan angsuran. Oleh karena itu pihak perusahaan PT Bank SUMUT menawarkan solusi
dalam bentuk pemberian Kredit Multi Guna.
Kredit multi guna yang ditawarkan bank akan dikenakan tingkat bunga dimana
besarnya tingkat bunga kredit ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, oleh karena itu bank
perlu mengambil kebijaksanaan tepat dalam menentukan tingkat bunga kredit agar tidak
menimbulkan efek negatif terhadap bank. Dengan adanya kebijakan tingkat bunga yang
tepat kemungkinan nasabah kredit multi guna akan bertambah dan tujuan bank untuk
memperoleh keuntungan dapat tercapai. Atau kemungkinan tingkat bunga tidak begitu
berpengaruh tehadap jumlah permintaan kredit multi guna, karena jumlah pemintaan kredit
multi guna hanya dipengaruhi faktor lain seperti kebutuhan masyarakat akan kebutuhan
yang mendesak atau keinginan untuk liburan saja dengan adanya kemudahan melalui
fasilitas kredit yang ditawarkan pihak bank. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik
memilih judul “Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Permintaan Kredit Multi Guna
pada PT Bank SUMUT Pusat”.

B. Perumusan Masalah
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah
mengenai tingkat suku bunga terhadap permintaan kredit multi guna pada PT Bank
SUMUT Pusat.
Adapun masalah yang diangkat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Perkembangan jumlah kredit dari perubahan tingkat suku bunga.
2. Berapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari perubahan tingkat suku bunga terhadap
jumlah kredit pada PT Bank SUMUT Pusat.

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap jumlah
permintaan kredit pada PT Bank SUMUT Pusat.
2. Untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh perubahan tingkat suku bunga
terhadap jumlah kredit pada PT Bank SUMUT Pusat.
3. Untuk mengetahui tingkat perkembangan kredit.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai pengetahuan dan wawasan dalam melakukan penilaian terhadap tingkat suku
bunga dan pengaruh yang ditimbulkan dari perubahan tingkat suku bunga terhadap
kredit.
2. Sebagai masukan atau sebagai perbandingan kepada mahasiswa Politeknik Negeri
Medan yang ingin mengkaji masalah yang sama.

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data


Ada beberapa metode untuk mengumpulkan data:
1. Library research
Adalah penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan data yang bersifat data
sekunder yaitu dengan membaca dan mempelajari literature, buku-buku yang berkaitan
dengan judul penelitian.
2. Field research
Adalah penelitian langsung yang dilakukan dengan jalan mendatangi objek penelitian
yaitu PT Bank SUMUT Pusat.

Dalam pengolahan data untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap
permintaan kredit multi guna, maka penulis menggunakan:
1. Analisis Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi merupakan alat untuk mengetahui apakah variabel X dan variabel Y
mempunyai suatu hubungan atau tidak.
Persamaan Koefisien Korelasi:
n∑xy − ∑x ∑ y
r=
n (∑x ) − ( ∑x )
2 2
n (∑y ) − (∑y )
2 2

a. Jika r = Mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel ada tetapi sangat lemah
dan jika 0 tidak terdapat hubungan sama sekali.
b. Jika r = Mendekati 1, maka hubungan antara kedua variabel dikatakan positif dan
jika +1 maka hubungan antara kedua variabel sangat kuat sekali.
c. Jika r = -1 atau mendekati -1 maka hubungan antara variabel “X” dan variabel “Y”
ada tetapi bersifat negatif.
2. Koefisien Determinasi
Dengan rumus :
D = r 2 x 100%
(Teguh, Muhammad, 1999,207)

F. Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan


Tugas akhir ini diperkirakan membutuhkan waktu selama tiga bulan dengan alokasi waktu
sebagai berikut:
No Kegiatan Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Tabulasi dan Analisis Data
4 Menyusun Konsep Laporan

5 Sidang Tugas Akhir


6 Perbaikan Tugas Akhir
7 Penggandaan Laporan
BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan


Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) didirikan pada tanggal 4 November
1961 dengan Akte Notaris Rusli No. 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas. Berdasarkan
Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan
Daerah, bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sesuai dengan
peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 tahun 1965, dengan modal sebesar
Rp 100.000.000,- dan saham dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara
dan Pemerintah Daerah Tingkat II Sumatera Utara. Dalam perkembangan selanjutnya,
sesuai dengan kebutuhan, terjadi beberapa kali perubahan peraturan daerah untuk
meningkatkan modal disetor.

Pada tanggal 16 April 1999 bentuk Badan Hukum diubah kembali menjadi Perseroan
Terbatas sesuai dengan akte pendirian Perseroan Terbatas Nomor 38 Tahun 1999 Notaris
Alina Nasution, S.H. yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia Nomor C-8224 HT.01.01 Tahun 1999, dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 Juli 1999, dengan Modal Dasar Rp
400.000.000.000,-. Dasar perubahan bentuk hukum dan modal dasar sebelumnya telah
dituangkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 tahun 1999.
Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan selanjutnya dengan Akte Nomor 31 Tanggal
15 Desember 1999 modal dasar ditingkatkan menjadi Rp 500.000.000.000,-.

Dalam pelaksanaan operasionalnya, nama Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara


(BPDSU) yang disingkat menjadi PT Bank SUMUT pada tanggal 16 April 1999 tercatat
pernah menempati kantor di Jl. Palang Merah Medan, kemudian dipindahkan ke Jl. Imam
Bonjol Nomor 7 Medan. Pada tanggal 20 April 1989, Rudini sebagai Menteri Dalam
Negeri yang menjabat pada saat itu berkenan meresmikan pemakaian gedung kantor baru
yang cukup megah yang terletak di jantung bisnis kota Medan tepatnya di Jl. Imam Bonjol
Nomor 18 Medan yang ditempati hingga saat ini.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat, maka kini PT Bank
SUMUT telah memiliki unit kerja yang berjumlah 23 Kantor Cabang yang terdiri dari 20
Kantor Cabang Konvensional dan 3 Kantor Cabang Syariah, 60 Kantor Cabang Pembantu,
2 Payment point yang berfungsi untuk melayani pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB), 16 Kas Mobil, 61 Mesin ATM.

B. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan


PT Bank SUMUT bertujuan melakukan tugas dan sasaran usaha di bidang perbankan
dalam arti kata yang seluas-luasnya untuk menunjang pelaksanaan pembangunan daerah
dalam membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah
disegala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat. Guna mencapai tujuan tersebut Bank SUMUT
menyelenggarakan usaha penghimpun dana masyarakat, memberikan kredit, serta kegiatan
lainnya.
Ruang lingkup kegiatan perusahaan dapat dilihat dari produk dan jasa yang ditawarkan
oleh PT Bank SUMUT. Berikut ini adalah sebagian produk dana dan jasa yang tersedia
pada Bank SUMUT yang diantaranya:

1. Produk Penghimpun Dana Bank SUMUT


a. Simpanan Giro Bank SUMUT
Simpanan Giro Bank SUMUT adalah simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dan penarikannya hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan sarana Cek / Bilyet Giro, atau sarana lainnya yang dipersamakan
dengan itu (Kwitansi).
b. Deposito Bank SUMUT
Deposito Bank SUMUT adalah simpanan dana masyarakat dan pemerintah yang
penarikannya dibatasi oleh jangka waktu simpanan.
c. Sertifikat Deposito Bank SUMUT
Sertifikat Deposito Bank SUMUT merupakan warkat berharga atas unjuk yang
diterbitkan oleh Bank SUMUT sebagai bukti simpanan dan dapat diperjual belikan
atau dipindahtangankan.
d. Tabungan Bank SUMUT dan Tabungan Bank SUMUT Syariah :
1) Simpeda (Simpanan Pembangunan Daerah)
Syarat-syarat umum pembukaan rekening
a) Foto copy kartu identitas diri berupa KTP/SIM/PASPOR
b) Mengisi dan menandatangani formulir permohonan pembukuan rekening
c) Setoran awal Rp. 10.000,-
2) Martabe (Mari Tingkatkan Aktivitas Berhemat)
Tabungan dengan fasilitas perlindungan asuransi jiwa berlaku untuk penabung
dengan usia maksimum 65 tahun pada saat pembukaan rekening dan
perlindungan asuransi jiwa berakhir pada saat usia penabung mencapai 70
tahun, bebas biaya premi asuransi, kartu ATM, berhadiah dan diundi dua kali
setahun.
Syarat – syarat umum pembukaan rekening :
a) Foto copy kartu identitas diri berupa KTP/SIM/PASPOR
b) Mengisi dan menandatangani formulir permohonan
pembukuan rekening
c) Setoran awal Rp. 50.000,-
3) Makbul (Maksud Terkabul)
Tabungan haji yang terkoneksi langsung dengan siskohat khusus untuk nasabah
yang berniat menunaikan haji.
Syarat-syarat umum pembukaan rekening :
a) Foto copy kartu identitas diri berupa KTP/SIM/PASPOR
b) Mengisi dan menandatangani formulir permohonan pembukaan rekening
c) Setoran awal Rp. 10.000,-
4) Tabungan Marhamah ( Martabe Bagi Hasil Mudharabah)
Tabungan Marhamah berdasarkan fatwa Majelis Ulama Nomor 02/DSN
MUI/IV/2000 tanggal 26 Dzulhijah 1420 H/ 1 April 2000 M.
Tabungan Marhamah berdasarkan prisip Mudharabah mutlaqah yaitu investasi
yang dilakukan oleh nasabah sebagai pemilik dana (shohibul maal) dan Bank
sebagai pengelola dana (Mhudarib).
5) Tabungan Marwah (Martabe Wadiah)
Bank SUMUT Syariah mempunyai produk Tabungan Marwah yang berprinsip
Wadi’ah Yad Dhamanah (Titipan Dana) yang berdasarkan fatwa Majelis Ulama
Indonesia Nomor 02/DSN MUI/IV/2000 tanggal 26 Dzulhijah 1420/ 1 April
2000 M.
Bank Tidak Mengurangi Saldo tabungan milik Nasabah kecuali dengan
persetujuan penabung untuk tujuan tertentu.
Selain itu Tabungan Marwah ini juga bebas biaya Administrasi bulanan.
Penyetoran dan Penarikan tabungan dapat dilakukan setiap saat di seluruh
Kantor Bank SUMUT secara on line.
Bank tidak memberikan bagi hasil kepada penabung.
Saldo tabungan dapat dijadikan sebagai jaminan pembiayaan.
6) Simpanan Giro Wadiah
Bank SUMUT Syariah mempunyai produk Giro Wadiah yang berprinsip
Wadi’ah Yad ad Dhamanah (Titipan Murni) yang berdasarkan fatwa Majelis
Ulama Indonesia Nomor 01/DSN MUI/IV/2000 tanggal 26 Dzulhijah 1420/ 1
April 2000 M.
Pada produk Giro wadiah ini, Anda menitipkan dana pada Bank SUMUT
Syariah dimana dimana Bank SUMUT Syariah akan mempergunakan dana
tersebut sesuai dengan prinsip Syariah dan menjamin akan mengembalikan
titipan tersebut secara utuh bila sewaktu-waktu anda membutuhkannya.
Saldo Giro Wadiah dapat dijadikan jaminan pembiayaan.
Nasabah dapat menarik dananya setiap saat dengan menggunakan Cek atau
Bilyet Giro diseluruh unit Kantor Bank SUMUT secara on line
7) Deposito Ibadah (Deposito Investasi Mudharabah)
Deposito Ibadah berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 03/DSN
MUI/IV/2000 tanggal 26 Dzulhijah 1420/ 1 April 2000 M.
Dengan prinsip Mudharabah Muthlaqah, Deposito Ibadah akan mengelolah
dana investasi Anda sebagai investasi berjangka yang akan terus tumbuh
dengan aman, berkah, tentram dan menguntungkan.
8) Gadai Emas Syariah
Gadai Emas Syariah adalah fasilitas pinjaman dana tanpa imbal jasa yang
diberikan Bank SUMUT Syariah kepada nasabah dengan jaminan berupa emas
yang berprinsip gadai syariah.

2. Produk Penyaluran Dana Bank SUMUT


a. Mudharabah (Sistem Bagi Hasil)
Pembiayaan Mudharabah adalah Akad kerjasama antara Bank sebagai pemilik dana
(Shahibul maal) dengan nasabah sebagai pengelolah dana (mudharib).
b. Musyarakah (Sistem Bagi Hasil)
Pembiayaan Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana/modal untuk
mencampurkan dana/modal kepada pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian
keuntungan berdasarkan Nisbah yang telah disepakati antara nasabah dan bank
sedangkan kerugian ditanggung semua oleh pemilik dana/modal berdasarkan
bagian dana/modal masing-masing.
c. Murabahah (Akad Jual Beli)
Pembiayaan Murabahah adalah akad jual beli atas suatu barang dengan harga yang
disepakati diawal pada akad tanpa dapat dirubah yang mana Bank menyebutkan
harga beli dan margin keuntungan Bank.
d. Pemberian Fasilitas Kredit Kepada Pegawai Bank SUMUT
Pegawai adalah Pegawai tetap PT Bank SUMUT yang diangkat dan ditetapkan
sebagai pegawai berdasarkan surat keputusan Direksi PT Bank SUMUT.
Penghasilan Dasar Kredit (PDK) Pegawai adalah penghasilan bulanan yang terdiri
dari gaji (gaji pokok, tunjangan istri, tunjangan anak) ditambah tunjangan pangan
(tunjangan pangan pegawai, tunjangan pangan istri, tunjangan pangan anak) tidak
termasuk tunjangan kerja.
e. Kredit Multi Guna (KMG)
Kredit Multi Guna adalah yang diberikan secara perseorangan kepada pegawai
yang sumber pengembaliannya dari penghasilan tetap dan pemberiannya melalui
Dinas/Instansi/Koperasi pegawai/lembaga/Perusahaan tempat pegawai yang
bersangkutan bekerja, dengan tujuan untuk membiayai keperluan yang bersifat
konsumtif, investasi dan modal kerja.
f. Kredit Angsuran Lainnya (KAL)
Kredit Angsuran Lainnya (KAL) adalah kredit angsuran yang diberikan kepada
perorangan atau badan usaha yang bertujuan untuk membiayai :
1) Membangun/membeli/merehab rumah tempat tinggal.
2) Membangun/membeli/merehab tempat usaha.
3) Membeli tanah tapak perumahan.
4) Membeli kenderaan.
5) Membeli peralatan/perlengkapan usaha
6) Membiayai pendidikan anak.
7) Dan lain-lain usaha yang layak dibiayai.
g. Kredit Pensiun
Kredit Pensiun adalah kredit yang diberikan secara perseorangan kepada penerima
pensiun.
h. Kredit Pemilikan Rumah(KPR)
Kredit Pemilikan Rumah adalah kredit yang diberikan kepada perorangan untuk
kebutuhan pembeliaan rumah baru atau rumah lama baik berupa Rumah Tinggal,
Apartemen, Rumah Toko(Ruko) maupun Rumah Kantor(Rukan) yang dijual
melalui pengembang atau bukan pengembang dilokasi-lokasi yang telah ditentukan
Bank.
i. Kredit Usaha Mikro (KUM)
Kredit Usaha Mikro adalah merupakan kredit yang diberikan kepada perusahaan
kecil untuk menambah modal kerja dan atau untuk memenuhi kebutuhan investasi.
j. Kredit Umum
Kredit Umum adalah kredit dengan sistem rekening koran yang diberikan kepada
perorangan atau badan usaha untuk menambah modal kerja usaha yang layak
dibiayai oleh Bank.
Sektor usaha yang dapat dibiayai antara lain :
1) Perdagangan, restoran dan Hotel
2) Pertanian
3) Industri
4) Pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi
5) Jasa-jasa sosial masyarakat seperti hiburan dan kebudayaan, kesehatan,
pendidikan, dll.
6) Jasa-jasa dunia usaha.

3. Produk Jasa Bank SUMUT


a. Inkasso
Inkasso adalah proses penagihan dokumen berharga oleh Bank atas perintah atau
permintaan Nasabah dengan maksud untuk mendapatkan pembayaran dari Bank
lain yang berada diluar wilayah kliring kantor Bank Penerima Inkasso.
b. Safe Deposit Box
Safe Deposit Box adalah wahana yang tahan api yang dimiliki Bank sebagai tempat
penyimpanan surat-surat berharga dan atau barang-barang berharga untuk
disewakan kepada Nasabah dengan jangka waktu 1 tahun.
c. Transaksi Antar Kantor (Realtime On line)
Setoran Antar Kantor adalah setoran tunai/pemindahbukuan oleh Nasabah/Bukan
Nasabah dari salah satu unit kantor Bank SUMUT kerekening Nasabah di unit
kantor Bank SUMUT lainnya secara Realtme On line.
d. Layanan ATM
Layanan ATM adalah mesin dengan sistem komputer yang diaktifkan dengan kartu
magnetik Bank dan berkode/sandi yang dapat digunakan untuk melakukan
transaksi penarikan uang tunai, melakukan transfer dana antar rekening,
melaksanakan pembayaran tagihan pihak yang mempunyai kerjasama dengan Bank
dan transaksi rutin lain yang tersedia fasilitasnya.
e. Layanan Pajak Online (MPN-Prima)
Modul Penerimaan Negara (MPN) adalah modul yang memuat serangkaian
prosedur mulai dari penerimaan, pencatatan sampai dengan pelaporan yang
mengintegrasikan 2 sistem penerimaan MP3 (Monitoring Pelaporan Pembayaran
Pajak) dan SISPEN (Sistem Penerimaan Negara) yang selama ini berjalan.
f. Layanan Rekening Telepon (TELKOM)
Layanan Rekening Telepon adalah layanan penerimaan tagihan rekening jasa
telekomonikasi yang menggunakan provider PT. TELKOM melalui Teller dan
Autodebet.
g. Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
BI-RTGS adalah sarana sistem transfer dana elektronik antar Bank peserta BI-
RTGS dalam mata uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika
per transaksi.
h. Layanan Rekening Air (PDAM)
Layanan Rekening Air adalah penerimaan setoran tagihan rekening air PDAM
(Tirta Kualo) secara online pada seluruh unit kantor Bank SUMUT dengan cara
setoran tunai di Teller atau Autodebet rekening.
4. Pengertian Kredit Multi Guna
Kredit Multi Guna Bank SUMUT adalah fasilitas kredit yang diberikan secara perorangan
kepada pegawai yang sumber pengembaliannya dari penghasilan tetap dan pemberiannya
melalui Dinas/ Instansi/ Koperasi Pegawai/ Lembaga/ Perusahaan tempat pegawai yang
bersangkutan bekerja, dengan tujuan untuk membiayai keperluan yang bersifat konsumtif,
investasi dan modal kerja.

5. Tujuan dan Sasaran Kredit Multi Guna


a. Tujuan Kredit Multi Guna
1) Membantu menyediakan kebutuhan dana bagi pegawai dalam rangka
menunjang kegiatan profesi dan atau usahanya untuk lebih meningkatkan
pengabdian kepada masyarakat dan kesejahteraan pegawai serta keluarganya.
2) Meningkatkan fungsi PT Bank SUMUT sebagai lembaga intermediasi
dengan menyalurkan kredit kepada pegawai yang mempunyai penghasilan
tetap.
b. Sasaran Kredit Multi Guna
Masyarakat yang memiliki profesi sebagai pegawai tetap di dinas/ instansi/
koperasi/ pegawai/ lembaga/ perusahaan, sehingga pengembalian kredit dapat
terjamin dari penghasilan yang diterima pegawai tersebut setiap bulannya.

6. Pengunaan Kredit Multi Guna


a. Kredit yang digunakan untuk membiayai keperluan yang bersifat konsumtif disebut
Kredit Multi Guna Bank SUMUT Konsumtif.
b. Kredit yang digunakan untuk membiayai penyediaan modal kerja seperti pembelian
barang dagangan, pembelian bahan baku, piutang dan lain-lain dalam rangka
pengembangan usaha berskala mikro dan kecil untuk meningkatkan kesejahteraan
dan taraf hidupnya disebut Kredit Multi Guna Bank SUMUT Modal Kerja.
c. Kredit yang digunakan untuk membangun/ membeli/ merehap tempat usaha,
membeli peralatan/ perlengkapan usaha dan lain-lain dalam rangka pengembangan
usaha berskala mikro dan kecil untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf
hidupnya disebut Kredit Multi Guna Bank SUMUT Investasi.
7. Penerima Kredit Multi Guna
Pegawai yang masih aktif tidak termasuk pegawai PT Bank SUMUT, dari Dinas/ Instansi/
Koperasi Pegawai/ Lembaga/ Perusahaan yang telah melakukan perjanjian kerjasama
dengan PT Bank SUMUT.

8. Jangka Waktu Kredit Multi Guna


a. Jika pembayaran gaji dilakukan melalui PT Bank SUMUT maka jangka waktu
maksimum 7 (tujuh) tahun, dengan catatan pada saat jatuh tempo umur tidak
melewati batas usia pensiun yang telah ditentukan.
b. Jika pembayaran gaji dilakukan tidak melalui PT Bank SUMUT maka jangka
waktu maksimum 5 (lima) tahun, dengan catatan pada saat jatuh tempo tidak
melewati batas usia pensiun yang telah ditentukan.

9. Maksimum Kredit
a. Kredit Multi Guna-Konsumtif
1) Pegawai Negeri Sipil dan pegawai BUMN/BUMD maksimum sebesar 40%
(empat puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna.
2) Non Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai BUMN/BUMD maksimum 40% (empat
puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna atau maksimum kredit sebesar Rp.
75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah)
b. Kredit Multi Guna-Modal Kerja dan Investasi
1) Pegawai Negeri Sipil dan pegawai BUMN/BUMD maksimum sebesar 50%
(empat puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna.
2) Non Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai BUMN/BUMD maksimum 50% (empat
puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dengan
jangka waktu Kredit Multi Guna atau maksimum kredit sebesar Rp
100.000.000,- (seratus juta rupiah).
10. Denda
a. Sanksi denda berlaku apabila debitur melakukan pembayaran angsuran paling lama
3 (tiga) hari kerja setelah pembayaran gaji diterima.
b. Besarnya denda atas tunggakan pokok dan bunga ditetapkan 3% perbulan dihitung
secara proporsional setiap bulannya, dihitung sejak tanggal jatuh tempo
pembayaran angsuran.
c. Cara perhitungan hari dan jumlah denda dapat dilihat pada contoh di bawah ini :
Jatuh tempo pembayaran angsuran pada tanggal 5 setiap bulan
Pada tanggal 5 Agustus 200X debitur terlambat membayar angsurannya dan
dibayar pada tanggal 15 Agustus 200X, maka perhitungan denda adalah sebagai
berikut:
Hari denda = 15-5 =10 hari
Denda = 10/31 x Tunggakan pokok dan bunga x 3%

11. Jaminan Kredit


a. Gaji beserta hak lainnya yang dinyatakan dalam Surat Pernyataan/ Kuasa yang
ditandatangani debitur beserta suami/ istri dan diketahui Kepala Dinas/ Instansi/
Koperasi pegawai/ Lembaga/ Perusahaan terlampir.
b. Asli Kartu Pegawai (Karpeg) atau Kartu Register Induk Pegawai atau Surat
Keputusan Kenaikan Golongan/ Ruang Pegawai terakhir dan atau yang
dipersamakan dengan itu (bagi pegawai yang pembayaran gajinya tidak melalui PT
bank SUMUT).
c. Penyimpanan dokumen asli Jaminan Kredit.
C. Keunggulan Perusahaan
1. Arti Logo PT Bank SUMUT

Bentuk Logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf ”U” yang saling berkait
ber-sinergy membentuk huruf ”S” yang merupakan kata awal ”SUMUT” . Sebuah
penggambaran bentuk kerjasama yang sangat erat antara Bank SUMUT ”Menjadi bank
andalan bagi membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan
daerah disegala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat”.

Warna orange sebagai simbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan dengan energik
yang dipadu dengan warna biru yang sportif dan profesional sebagaimana misi Bank
SUMUT ”Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional yang didasarkan
pada prinsif-prinsif ”Compliance”.

Warna putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani sebagaimana statemen Bank
SUMUT ”Memberikan Pelayanan Terbaik”. Jenis huruf ”Platino Bold” sederhana dan
mudah dibaca. Penulisan Bank dengan huruf kecil dan SUMUT dengan huruf kapital guna
lebih mengedepankan Sumatera Utara, sebagai gambaran keinginan dan dukungan untuk
membangun dan membesarkan Sumatera Utara.
2. Visi dan Misi PT Bank SUMUT
PT Bank SUMUT mempunyai visi dan misi yang telah menjadi pedoman untuk setiap
gerak langkah organisasi, dimana visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:

VISI
Menjadi Bank andalan bagi membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan
pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

MISI
Mengelolah dana pemerintah dan masyarakat secara profesional yang didasarkan pada
prinsif-prinsif Compliance.

STATEMEN BUDAYA PERUSAHAAN


Memberikan pelayanan terbaik.

3. Moto Pelayanan PT Bank SUMUT


Memberikan Pelayanan TERBAIK:
Berusaha untuk selalu T erpercaya
E nerjik didalam melakukan setiap kegiatan
Senantiasa bersikap R amah
Membina hubungan secara B ersahabat
Menciptakan suasana A man dan nyaman
Memiliki I ntegritas tinggi
K omitmen penuh untuk memberikan yang terbaik
D. Struktur Organisasi PT Bank SUMUT Pusat
BAB III
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “Credere” yang berarti “kepercayaan” atau dalam
bahasa Latin “Creditum” yang berarti “kepercayaan akan kebenaran” (Thomas, 1987: 9).
Menurut UU No. 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga.
Sedangkan Bank menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, ialah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.

Dari uraian di atas, terkandung pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya
meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah debitur karena debitur dipercaya mampu
untuk membayar lunas pinjamannya setelah jangka waktu yang telah ditetapkan.
Maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan pada hakikatnya bersifat timbal balik, tidak
saja pemberi kredit (kreditur) yang menaruh kepercayaan terhadap penerima kredit
(debitur) bahwa penerima kredit akan melunasi hutangnya sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditetapkan, tetapi pihak penerima juga harus mampu untuk meyakinkan pihak
pemberi kredit bahwa pada jangka waktu yang telah ditetapkan akan melunasi hutangnya.

B. Tujuan dan Fungsi Kredit


Adapun tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang
diteguk dari pemungutan bunga.
2. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar
terjamin tanpa hambatan-hambatan yang berarti (Muchdarsyah, 1995: 14).
Selain memiliki tujuan, pemberian kredit juga memiliki fungsi, yaitu :
1. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal / uang
Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk tabungan, deposito, maupun
giro. Bank menggunakan uang tersebut dalam persentase tertentu guna suatu usaha
peningkatan produktifitas. Selanjutnya para pengusaha menikmati kredit dari bank
untuk memperluas atau memperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi,
perdagangan, maupun untuk memulai suatu usaha baru. Dana yang mengendap di bank
tidaklah bersifat diam (idle) tetapi disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat bagi
pengusaha ataupun masyarakat.
2. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari suatu barang
Dengan bantuan kredit dari bank, produsen dapat memproduksi bahan mentah menjadi
bahan jadi sehingga kegunaan bahan tersebut dapat meningkat. Misalnya kelapa
menjadi kopra dan selanjutnya diolah menjadi minyak goreng.
Selain itu bantuan kredit dari bank juga dapat memindahkan barang dari suatu tempat
yang kegunaanya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat.
3. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Melalui kredit, peredaran uang kartal dan uang giral akan lebih berkembang oleh
karena kredit menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan
bertambah baik secara kualitatif apalagi secara kuantitatif.
4. Kredit dapat menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat
Manusia adalah makhluk yang selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh
karena itulah seorang pengusaha memerlukan kredit dari bank untuk membantu
permodalan usahanya. Bila dari usaha yang mereka lakukan diiringi dengan
banyaknya permintaan dari masyarakat maka pengusaha akan memperbesar
produktifitasnya. Sehingga hal ini dapat menimbulkan kegairahan bagi pengusaha
untuk meningkatkan usaha mereka.
5. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi
Kredit yang diberikan oleh bank haruslah benar-benar diseleksi agar kredit sampai
pada masyarakat yang memang membutuhkan untuk menutupi kemungkinan-
kemungkinan usaha yang bersifat spekulatif. Simpanan masyarakat dihimpun dalam
bentuk tabungan, deposito, dan giro, sedangkan dana yang tertanam ini akan disalurkan
kepada usaha-usaha yang produktif.

6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional


Para pengusaha yang memperoleh kredit tentu saja akan berusaha untuk meningkatkan
usahanya. Dari usaha ini perusahaan dapat meningkatkan pendapatan. Contohnya
apabila seorang pengusaha ingin membuat suatu usaha maka dari usaha ini akan
membutuhkan banyak tenaga kerja untuk menjalankan usaha mereka. Sehingga secara
otomatis akan meningkatkan pendapatan nasional.
7. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
Bank sebagai lembaga kredit tidak saja bergerak dalam negeri tetapi juga diluar negeri.
Negara yang kuat perekonomiannya akan membantu negara yang berkembang demi
membangun persahabatan antara Negara. Melalui bantuan inilah hubungan antara
Negara akan bertambah erat terutama menyangkut hubungan perekonomian dan
perdagangan (Muchdarsyah, 1995 : 5-9).

C. Prinsip Pemberian Kredit


Sebelum memberikan fasilitas kredit pada nasabah, maka bank harus merasa yakin terlebih
dahulu akan pengembalian kredit sampai jangka waktu yang telah ditetapkan. Keyakinan
ini diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut dapat disalurkan.
Ada beberapa prinsip dalam penilaian kredit, yaitu antara lain:
1. Prinsip 5C, yang terdiri dari :
a. Character, yaitu mengetahui watak atau sifat calon nasabahnya agar kredit yang
diberikan terjamin. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang pekerjaan maupun yang
bersifat pribadi, seperti cara hidup, hobi, perilaku, kepribadian dan sebagainya.
b. Capasity, yaitu melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit,
menjalankan usaha, dan memperoleh laba agar bank merasa terjamin akan
pengembalian kredit.
c. Capital, yaitu melihat berapa modal yang dimiliki oleh calon nasabah itu
karena biasanya bank tidak memberikan kredit 100% dari usaha yang akan
dibiayai.
d. Collateral, yaitu jaminan yang diberikan nasabah kepada bank nilainya
harus lebih besar dari jumlah kredit yang diajukan. Jaminan ini juga akan diteliti
keabsahannya sehinggga tidak dapat menimbulkan resiko yang mungkin muncul.
e. Condition of Economic, yaitu melihat kondisi ekonomi saat itu ataupun
masa yang akan datang. Dalam keadaan ekonomi yang kurang stabil sebaiknya
pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan dan kalaupun diberikan
haruslah melihat prospek usaha dimasa yang akan datang.
2. Prinsip 7P, yang tediri dari :
a. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari ataupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah
laku dan tindakan nasabah dalam mengatasi suatu masalah.
b. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan
tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat
digolongkan ke dalam golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit
yang berbeda dari bank. Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan
kredit untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan akan
persyaratan lainnya.
c. Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
bermacam-macam apakah untuk tujuan konsumtif, tujuan produktif atau tujuan
perdagangan.
d. Prospect, yaitu menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau tidak.
Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai
prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah.
e. Payment, yaitu ukuran bagaimana cara nasabah dalam mengembalikan kredit yang
sudah diambil untuk pengembalian kredit ke sumber dananya.
f.Profitability, yaitu menganalisis kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau semakin
meningkat.
g. Protection, yaitu untuk menjaga kredit yang diberikan bank namun melalui suatu
perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan orang atau jaminan barang.
3. Prinsip 3R yang terdiri dari :
a. Risk bearing ability, yaitu menilai apa saja resiko yang mungkin timbul kemudian
hari atas kredit yang akan diberikan kepada nasabah debitur.
b. Repayment, yaitu bagaimana cara pembayaran kembali hutang nasabah debitur
kepada bank.
c. Return, yaitu menilai pengembalian seluruh hutang nasabah debitur apakah telah
sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya (Kasmir, 2003 : 92-94).

D. Jenis – jenis Kredit


Dalam dunia perbankan, ada beberapa jenis kredit yang diberikan kepada calon nasabah
debitur. Jenis-jenis kredit tersebut adalah :
1. Menurut sifat penggunaannya, antara lain :
a. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
memperoleh/membeli barang dan kebutuhan lainnya yang bersifat konsumtif.
Misalnya, Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Kredit Kepemilikan Mobil (KPM),
dan Kredit Bendaharawan.
b. Kredit Produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar
jalannya proses produksi. Misalnya, Kredit Modal kerja (KMK) dan Kredit
Investasi (KI).
2. Menurut jangka waktu kredit, antara lain:
a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang jangka waktunya sampai 1 tahun.
Misalnya Kredit Modal Kerja (KMK).
b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya antara 1 sampai 3
tahun. Misalnya Kredit Bendaharawan, kredit Profesi, dan Kredit Investasi kecil.
c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari 3
tahun. Misalnya Kredit Investasi (KI) dan Kredit kepemilikan Rumah (KPR).
3. Menurut keperluannya, antara lain :
a. Kredit Produksi, yaitu kredit yang digunakan untuk suatu usaha yang
nantinya akan menghasilkan keuntungan. Misalnya Kredit Modal Kerja (KMK),
dan Kredit Investasi (KI).
b. Kredit Investasi, yaitu kredit yang digunakan untuk investasi jangka
panjang seperti untuk membeli tanah, mendirikan bangunan, dan sebagainya yang
nantinya masih dapat digunakan kembali.
c. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk membeli barang dan
menjualnya kembali.
4. Menurut sektor ekonomi, yang dibiayai antara lain :
a. Pertanian, misalnya Kredit Usaha Tani (KUT).
b. Perdagangan, misalnya Kredit Ekspor-Impor.
c. Industri, misalnya Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja.
d. Konstruksi, misalnya pembangunan pasar, jalan raya dan jembatan, pelabuhan,
listrik.
e. Perhotelan dan pariwisata, misalnya pembangunan hotel dan perbaikan tempat-
tempat pariwisata yang kurang diminati agar kelak dapat dimanfaatkan sebagai
salah satu sumber pendapatan.
5. Menurut kolektibilitasnya, antara lain :
a. Kredit lancar, yaitu kredit yang cara pembayarannya masih dalam kategori lancar
dan tidak ada gangguan.
b. Kredit dalam perhatian khusus yaitu kredit yang cara pembayarannya mengalami
sedikit masalah sehingga perlu perhatian yang khusus agar tidak ada pihak yang
rugi nantinya.
c. Kredit kurang lancar, yaitu kredit yang cara pembayarannya sudah mulai
terganggu dan tidak selancar saat pertama menerima kredit.
d. Kredit diragukan, yaitu kredit yang pembayarannya sudah sangat diragukan oleh
pihak bank karena tidak dibayar oleh nasabah debitur tersebut.
e. Kredit macet, yaitu kredit yang pembayarannya sudah tidak lagi dilakukan oleh
nasabah debitur tersebut.
6. Menurut jaminan, antara lain :
a. Kredit dengan jaminan (Secured Loan),yaitu kredit yang memerlukan
sesuatu untuk dijadikan sebagai jaminan agar sampai jangka waktu yang telah
ditetapkan nantinya bank tidak dirugikan jika nasabah melakukan wanprestasi.
b. Kredit tanpa jaminan (Unsecured Loan), yaitu kredit yang tidak
memerlukan sesuatu untuk dijadikan sebagai jaminan.
7. Menurut sumber dana
a. Kredit dari dana simpanan masyarakat, yaitu kredit yang berasal dari seluruh dana
yang dihimpun oleh bank yaitu Tabungan, Deposito, dan Giro.
b. Kredit dari Bank Sentral, yaitu kredit yang berasal dari pinjaman kepada bank
Sentral (Kredit Likuiditas Bank Indonesia / KLBI).

E. Unsur –unsur Kredit


Ada beberapa unsur yang diperhitungkan dalam melakukan kegiatan perkreditan bank.
Adapun unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan
Dengan adanya suatu penyerahan uang / tagihan atau barang kepada pihak lain harus
dilandasi dengan rasa saling percaya antara kedua belah pihak bahwa pada saat telah
ditetapkan nasabah debitur akan melunasi hutangnya.
2. Resiko
Dalam setiap pemberian kredit pasti mengandung suatu tingkat resiko. Resiko tersebut
adalah resiko pada saat yang akan datang yaitu saat proses pengembalian/ pembayaran
utang kepada bank. Resiko timbul bagi pihak bank karena uang (prestasi) tersebut telah
dilepaskan kepada nasabah debitur.
3. Jangka waktu
Perbedaan antara pada saat kredit diterima dengan saat pengembalian kredit disebut
dengan jangka waktu kredit. Jangka waktu kredit dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Kredit jangka pendek : Masa pelunasan paling lama 1 tahun
b. Kredit jangka menengah : Masa pelunasan antara 1 sampai 3 tahun
c. Kredit jangka panjang : Masa pelunasan lebih dari 3 tahun
4. Prestasi / Kontra prestasi
Prestasi dapat berupa penyerahan uang/ tagihan (prestasi) dimana pihak kreditur akan
memperoleh suatu tambahan atas prestasi yang diberikan pada debitur yaitu dalam
bentuk kredit (kontra prestasi) sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan.
5. Kreditur
Yaitu adanya pihak baik perorangan maupun badan yang memiliki uang, barang atau
jasa dan bersedia meminjam kepada orang lain.
6. Debitur
Yaitu adanya pihak baik perorangan maupun badan yang memerlukan uang, barang
atau jasa.

F. Bunga Pinjaman
Dalam kegiatan sehari-hari, ada 2 (dua) macam bunga yang diberikan kepada nasabah,
Bunga tersebut dapat berupa bunga simpanan dan bunga pinjaman.
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan / balas jasa dari nasabah
yang menyimpan uangnya di bank. Contohnya jasa giro, bunga tabungan, dan bunga
deposito.
Sedangkan bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga
yang harus dibiayai oleh nasabah peminjam kepada bank seperti bunga kredit dan harga ini
bagi bank merupakan harga jual (Kasmir, 2003 : 37).

Ada beberapa alasan mengapa bank membebankan sejumlah bunga sebagai harga yang
harus dibayar oleh nasabah, antara lain :
1. Dana yang akan dipinjamkan tersebut mengandung biaya yaitu biaya untuk menutupi
dana yang terhimpun pada bank baik dalam bentuk tabungan, deposito, maupun giro.
2. Faktor nasabah itu sendiri karena nasabah debitur mempunyai hak untuk memilih harga
jasa yang diterimanya (bunga kredit) sesuai dengan tingkat yang paling baik bagi
nasabah tersebut.
3. Bank pesaing karena setiap bank pasti berusaha untuk menarik nasabah sebanyak
banyaknya yaitu dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah dari bank lainnya.
4. Target laba yang diinginkan oleh bank. Jika bank ingin mendapat laba yang besar maka
bank tersebut akan menaikkan bunga pinjaman dan demikian sebaliknya, untuk
menghadapi pesaingan maka bank akan menurunkan bunga pinjaman seminimal
mungkin.
5. Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas maksimal dan batas minimal dari suatu
pinjaman yang bertujuan agar setiap bank dapat bersaing dengan sehat.

G. Komponen yang Mempengaruhi Penentuan Tingkat Suku Bunga Kredit


Dalam menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada calon
nasabah debitur terdapat beberapa komponen yang perlu memperoleh perhatian.
Adapun komponen yang perlu diperhatikan dalam penetapan suku bunga bank:
1. Biaya dana itu sendiri baik dalam pengertian sebagai cost of fund, cost of money, cost
of loanable fund ataupun sebagai cost of borrowing fund.
2. Faktor nasabah, didalam kondisi pasar yang bersaing harga akan terjadi pada titik
kesepakatan antara pembeli dengan penjual. Hal ini mungkin terjadi karena pembeli
adalah mempunyai hak sepenuhnya untuk memilih harga dari jasa bank (suku bunga
kredit) yang akan dibelinya dengan tingkat yang paling baik baginya.
3. Bank pesaing. Untuk merebut nasabah sebanyak mungkin sesuai dengan masing-
masing target, harga atau dalam hal ini tingkat suku bunga kredit akan merupakan
faktor yang menentukan pula. Jadi penetapan suku bunga kredit ini perlu
dipertimbangkan pula.
4. Mutu pelayanan, para pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya selalu berharap
akan memperoleh kepastian, ia berani membayar lebih mahal untuk memperoleh
kepastian tersebut. Hingga tidak jarang seorang nasabah bersedia membayar suku
bunga kredit yang lebih tinggi apabila keputusan permohonan kreditnya dapat diterima
saat itu juga.
5. Risiko usaha, hampir pada setiap jenis usaha mengandung risiko, baik risiko yang
besar atau kecil sifatnya. Adapun risiko-risiko yang akan dihadapi para pengusaha ini
perlu diperhitungkan pula oleh bank dalam penetapan suku bunga kreditnya. Semakin
rendah risiko tentu suku bunganya lebih murah dan sebaliknya pada risiko usaha yang
tinggi, suku bunga kreditnya pun juga lebih tinggi (Teguh,2001 : 108-109).
BAB IV
HASIL PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

A. Hasil Pengumpulan Data


Dalam memperoleh data yang diperlukan metode yang digunakan adalah:
1. Library research (Penelitian Kepustakaan)
Adalah penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan data yang bersifat data
sekunder yaitu dengan membaca dan mempelajari literature, buku-buku yang berkaitan
dengan judul penelitian.
2. Field research (Penelitian Lapangan)
Adalah penelitian langsung yang dilakukan dengan jalan mendatangi objek penelitian
yaitu PT Bank SUMUT Pusat, yang meliputi kegiatan wawancara dan observasi.
Didalam melakukan wawancara, penulis memberikan pertanyaan lisan (dialog) kepada
Pemimpin Divisi Kredit, yang beerhubungan dengan penelitian penulis.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
DATA PERKEMBANGAN DEBITUR KREDIT MULTI GUNA (KMG) BANK SUMUT

Tahun Bulan Suku Bunga Jmlh Debitur (Permintaan) Jmlh Kredit (Rp.000)
Agustus 13,8% 84.563 1.852.061.485
September 13,8% 84.982 1.903.280.790
2006

Oktober 13,8% 85.474 1.934.183.918


Nopember 13,8% 85.918 1.961.463.449
Desember 13,8% 86.422 1.987.708.959
Januari 12% 86.525 1.989.522.881
Februari 12% 87.324 2.048.967.852
2007

Maret 12% 88.526 2.163.570.085


April 12% 90.397 2.295.369.439
Mei 12% 91.894 2.411.421.986
Sumber: PT Bank SUMUT Pusat
1. Pengertian Kredit Multi Guna
Kredit Multi Guna Bank SUMUT adalah fasilitas kredit yang diberikan secara perorangan
kepada pegawai yang sumber pengembaliannya dari penghasilan tetap dan pemberiannya
melalui Dinas/ Instansi/ Koperasi Pegawai/ Lembaga/ Perusahaan tempat pegawai yang
bersangkutan bekerja, dengan tujuan untuk membiayai keperluan yang bersifat konsumtif,
investasi dan modal kerja.

2. Tujuan dan Sasaran Kredit Multi Guna


a. Tujuan Kredit Multi Guna
1) Membantu menyediakan kebutuhan dana bagi pegawai dalam rangka
menunjang kegiatan profesi dan atau usahanya untuk lebih meningkatkan
pengabdian kepada masyarakat dan kesejahteraan pegawai serta keluarganya.
2) Meningkatkan fungsi PT Bank SUMUT sebagai lembaga intermediasi
dengan menyalurkan kredit kepada pegawai yang mempunyai penghasilan
tetap.
b. Sasaran Kredit Multi Guna
Masyarakat yang memiliki profesi sebagai pegawai tetap di dinas/ instansi/
koperasi/ pegawai/ lembaga/ perusahaan, sehingga pengembalian kredit dapat
terjamin dari penghasilan yang diterima pegawai tersebut setiap bulannya.

3. Pengunaan Kredit Multi Guna


a. Kredit yang digunakan untuk membiayai keperluan yang bersifat konsumtif disebut
Kredit Multi Guna Bank SUMUT Konsumtif.
b. Kredit yang digunakan untuk membiayai penyediaan modal kerja seperti pembelian
barang dagangan, pembelian bahan baku, piutang dan lain-lain dalam rangka
pengembangan usaha berskala mikro dan kecil untuk meningkatkan kesejahteraan
dan taraf hidupnya disebut Kredit Multi Guna Bank SUMUT Modal Kerja.
c. Kredit yang digunakan untuk membangun/ membeli/ merehap tempat usaha,
membeli peralatan/ perlengkapan usaha dan lain-lain dalam rangka pengembangan
usaha berskala mikro dan kecil untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf
hidupnya disebut Kredit Multi Guna Bank SUMUT Investasi.
4. Penerima Kredit Multi Guna
Pegawai yang masih aktif tidak termasuk pegawai PT Bank SUMUT, dari Dinas/ Instansi/
Koperasi Pegawai/ Lembaga/ Perusahaan yang telah melakukan perjanjian kerjasama
dengan PT Bank SUMUT.

5. Jangka Waktu Kredit Multi Guna


a. Jika pembayaran gaji dilakukan melalui PT Bank SUMUT maka jangka
waktu maksimum 7 (tujuh) tahun, dengan catatan pada saat jatuh tempo umur tidak
melewati batas usia pensiun yang telah ditentukan.
b. Jika pembayaran gaji dilakukan tidak melalui PT Bank SUMUT maka jangka
waktu maksimum 5 (lima) tahun, dengan catatan pada saat jatuh tempo tidak
melewati batas usia pensiun yang telah ditentukan.

6. Maksimum Kredit
a. Kredit Multi Guna-Konsumtif
1) Pegawai Negeri Sipil dan pegawai BUMN/BUMD maksimum sebesar 40%
(empat puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna.
2) Non Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai BUMN/BUMD maksimum 40% (empat
puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna atau maksimum kredit sebesar Rp.
75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah)
b. Kredit Multi Guna-Modal Kerja dan Investasi
1) Pegawai Negeri Sipil dan pegawai BUMN/BUMD maksimum sebesar 50%
(empat puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna.
2) Non Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai BUMN/BUMD maksimum 50% (empat
puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dengan
jangka waktu Kredit Multi Guna atau maksimum kredit sebesar Rp
100.000.000,- (seratus juta rupiah).

7. Denda
a. Sanksi denda berlaku apabila debitur melakukan pembayaran angsuran paling lama
3 (tiga) hari kerja setelah pembayaran gaji diterima.
b. Besarnya denda atas tunggakan pokok dan bunga ditetapkan 3% perbulan dihitung
secara proporsional setiap bulannya, dihitung sejak tanggal jatuh tempo
pembayaran angsuran.
c. Cara perhitungan hari dan jumlah denda dapat dilihat pada contoh di bawah ini :
Jatuh tempo pembayaran angsuran pada tanggal 5 setiap bulan
Pada tanggal 5 Agustus 200X debitur terlambat membayar angsurannya dan
dibayar pada tanggal 15 Agustus 200X, maka perhitungan denda adalah sebagai
berikut:
Hari denda = 15-5 =10 hari
Denda = 10/31 x Tunggakan pokok dan bunga x 3%

8. Jaminan Kredit
a. Gaji beserta hak lainnya yang dinyatakan dalam Surat Pernyataan/ Kuasa yang
ditandatangani debitur beserta suami/ istri dan diketahui Kepala Dinas/ Instansi/
Koperasi pegawai/ Lembaga/ Perusahaan terlampir.
b. Asli Kartu Pegawai (Karpeg) atau Kartu Register Induk Pegawai atau Surat
Keputusan Kenaikan Golongan/ Ruang Pegawai terakhir dan atau yang
dipersamakan dengan itu (bagi pegawai yang pembayaran gajinya tidak melalui PT
bank SUMUT).
c. Penyimpanan dokumen asli Jaminan Kredit.

B. Hasil Pengumpulan Data


Dalam melakukan pengolahan data yang diperoleh untuk mengetahui pengaruh tingkat
suku bunga terhadap jumlah permintaan kredit maka penulis menggunakan beberapa
metode yaitu:

1. Analisis Koefisien Korelasi


Koefisien Korelasi merupakan alat untuk mengetahui apakah variabel X dan variable Y
mempunyai suatu hubungan atau tidak.
Persamaan Koefisien Korelasi:
n∑xy − ∑x ∑ y
r=
n (∑x ) − ( ∑x )
2 2
n (∑y ) − (∑y )
2 2

a. Jika r = Mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel ada tetapi sangat
lemah dan jika 0 tidak terdapat hubungan sama sekali.
b. Jika r = Mendekati 1, maka hubungan antara kedua variabel dikatakan positif dan
jika +1 maka hubungan antara kedua variabel sangat kuat sekali
c. Jika r = -1 atau mendekati -1 maka hubunga antara variabel “X” dan variabel “Y”
ada tetapi bersifat negatif.

2. Koefisien Determinasi atau Koefisien Penentu


Dengan rumus :
D = r 2 x 100%
(Teguh, Muhammad, 1999,207)
BAB V
PEMBAHASAN

1. Perkembangan Permintaan Kredit Multi Guna Pada PT Bank SUMUT Pusat.

TABEL 1
PERKEMBANGAN PERMINTAAN KREDIT
BULAN AGUSTUS (2006) – MEI (2007)

PERMINTAAN KENAIKAN/ PENURUNAN


TAHUN BULAN KREDIT (JUMLAH
REALISASI DANA) Rp %

Agustus Rp.1.852.061.485 - -
September Rp.1.903.280.790 51.219.305 2,77
2006 Oktober Rp.1.934.183.918 30.903.128 1,62
November Rp1.961.463.449 27.279.531 1,41
Desember Rp.1.987.708.959 26.245.510 1,34
Januari Rp.1.989.522.881 1.813.922 0,09
Februari Rp.2.048.967.852 59.444.971 2,99
2007 Maret Rp.2.163.570.085 114.602.233 5,59
April Rp.2.295.369.439 131.799.354 6,09
Mei Rp.2.411.421.986 116.052.547 5,05
Sumber: PT Bank SUMUT Pusat

Agustus 2006 jumlah permintaan kredit sebesar Rp. 1.852.061.485,-


Persentase kenaikan permintaan kredit setiap bulan dari Agustus 2006 sampai dengan Mei
2007 adalah sebagai berikut:
September 2006
= Jumlah realisasi September 2006 – Jumlah realisasi Agustus 2006 x 100%
Jumlah realisasi Agustus 2006
= Rp.1.903.280.790 – Rp1.852.061.485 x 100%
Rp.1.852.061.485
= 2,77%
Oktober 2006
= Jumlah realisasi Oktober 2006 – Jumlah realisasi September 2006 x 100%
Jumlah realisasi September 2006
= Rp.1.934.183.918 – Rp.1.903.280.790 x 100%
Rp.1.903.280.790
=1,62%
November 2006
= Jumlah realisasi November 2006 – Jumlah realisasi Oktober 2006 x 100%
Jumlah realisasi Oktober 2006
= Rp.1.961.463.449 – Rp.1.934.183.918 x 100%
Rp.1.934.183.918
= 1,41%
Desember 2006
= Jumlah realisasi Desember 2006 – Jumlah realisasi November 2006 x 100%
Jumlah realisasi November 2006
= Rp. 1.987.708.959 – Rp.1.961.463.449 x 100%
Rp.1.961.463.449
= 1,34%
Januari 2007
= Jumlah realisasi Januari 2007 – Jumlah realisasi Desember 2006 x 100%
Jumlah realisasi Desember 2006
= Rp. 1.989.522.881 – Rp. 1.987.708.959 x 100%
Rp. 1.987.708.959
= 0,09%
Februari 2007
= Jumlah realisasi Februari 2007– Jumlah realisasi Januari 2007 x 100%
Jumlah realisasi Januari 2007
= Rp.2.048.967.852 – Rp. 1.989.522.881 x 100%
Rp. 1.989.522.881
= 2.99%
Maret 2006
= Jumlah realisasi Maret 2007 – Jumlah realisasi Februari 2007 x 100%
Jumlah realisasi Februari 2007
= Rp. 2.163.570.085 – Rp. 2.048.967.852 x 100%
Rp. 2.048.967.852
= Rp. 5,59%
April 2006
= Jumlah realisasi April 2007 – Jumlah realisasi Maret 2007 x 100%
Jumlah realisasi Maret 2007
= Rp.2.295.369.439 – Rp. 2.163.570.085 x 100%
Rp. 2.163.570.085
= 6,09%
Mei 2006
= Jumlah realisasi Mei 2007 – Jumlah realisasi April 2007 x 100%
Jumlah realisasi April 2007
= Rp. 2.411.421.986 – Rp. 2.295.369.439 x 100%
Rp. 2.295.369.439
= 5,05%

Pada bulan Agustus 2006, jumlah realisasi adalah Rp.1.852.061.485. Pada bulan
September 2006 jumlah realisasi meningkat sebesar Rp.51.219.305 atau mengalami
peningkatan 2,77% dari bulan Agustus 2006. Pada bulan Oktober 2006, jumlah realisasi
meningkat sebesar Rp.30.903.128 atau mengalami peningkatan 1,62% dari bulan
September. Pada bulan November 2006, jumlah realisasi meningkat sebesar Rp.27.279.531
atau mengalami peningkatan 1,41% dari bulan Oktober. Pada bulan Desember 2006,
jumlah realisasi meningkat sebesar Rp.26.245.510 atau mengalami peningkatan 1,34% dari
bulan November. Pada bulan Januari 2007, jumlah realisasi meningkat sebesar
Rp.1.813.922 atau mengalami peningkatan 0,09% dari bulan Desember. Pada bulan
Februari 2007, jumlah realisasi meningkat sebesar Rp.59.444.971 atau mengalami
peningkatan 2.99% dari bulan Januari . Pada bulan Maret 2007, jumlah realisasi meningkat
sebesar Rp.114.602.233 atau mengalami peningkatan 5,59% dari bulan Februari. Pada
bulan April 2007, jumlah realisasi meningkat sebesar Rp.131.799.354 atau mengalami
peningkatan 6,09% dari bulan Maret. Pada bulan Mei 2007, jumlah realisasi meningkat
sebesar Rp.116.052.547 atau mengalami peningkatan 5,05% dari bulan April.
2. Perkembangan Jumlah Nasabah Debitur Kredit Multi Guna Pada PT Bank
SUMUT
TABEL 2
PERKEMBANGAN JUMLAH NASABAH DEBITUR
BULAN AGUSTUS (2006) – MEI (2007)

JUMLAH NASABAH KENAIKAN/PENURUNAN


TAHUN BULAN
DEBITUR ORANG %
Agustus 84.563
September 84.982 419 0,50
2006 Oktober 85.474 492 0,58
November 85.918 444 0,52
Desember 86.422 504 0,58
Januari 86.525 103 0,12
Februari 87.324 799 0,92
2007 Maret 88.526 1202 1,38
April 90.397 1871 2,11
Mei 91.894 1497 1,66
Sumber : PT Bank SUMUT Pusat

Bulan Agustus 2006 nasabah debitur berjumlah 84.563 orang. Persentase kenaikan jumlah
nasabah debitur setiap bulan mulai dari bulan Agustus 2006 sampai dengan Mei 2007
adalah sebagai berikut:

September 2006
= Nasabah debitur September 2006 – Nasabah debitur Agustus 2006 x 100%
Nasabah debitur Agustus 2006

= 84.982 – 84.563 x 100%


84.563
= 0,50%

Oktober 2006
= Nasabah debitur Oktober 2006 – Nasabah debitur September 2006 x 100%
Nasabah debitur September 2006
= 85.474 – 84.982 x 100%
84.982
= 0,58%
November 2006
= Nasabah debitur November 2006 – Nasabah debitur Oktober 2006 x 100%
Nasabah debitur Oktober 2006
= 85.918 – 85.474 x 100%
85.474
= 0,52%
Desember 2006
= Nasabah debitur Desember 2006 – Nasabah debitur November 2006 x 100%
Nasabah debitur November 2006
= 86.422 – 85.918 x 100%
85.918
= 0,58%
Januari 2007
= Nasabah debitur Januari 2007 – Nasabah debitur Desember 2006 x 100%
Nasabah debitur Desember 2006
= 86.525 – 86.422 x 100%
86.422
= 0,12%
Februari 2007
= Nasabah debitur Februari 2007 – Nasabah debitur Januari 2007 x 100%
Nasabah debitur Januari 2007
= 87.324 – 86.525 x 100%
86.525
= 0,92%
Maret 2007
= Nasabah debitur Maret 2007 – Nasabah debitur Februari 2007 x 100%
Nasabah debitur Februari 2007
= 88.526 – 87.324 x 100%
87.324
= 1,38%
April 2007
= Nasabah debitur April 2007 – Nasabah debitur Maret 2007 x 100%
Nasabah debitur Maret 2007
= 90.397 – 87.324 x 100%
87.324
= 2,11%
Mei 2007
= Nasabah debitur Mei 2007 – Nasabah debitur April 2007 x 100%
Nasabah debitur April 2007
= 91.894 – 91.894 x 100%
91.894
= 1,66%

Pada bulan Agustus 2006, jumlah nasabah debitur adalah 84.563. Pada bulan September
2006 jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 419 atau mengalami peningkatan 0,50%
dari bulan Agustus 2006. Pada bulan Oktober 2006, jumlah nasabah debitur meningkat
sebesar 492 atau mengalami peningkatan 0,58% dari bulan September 2006. Pada bulan
November 2006 jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 444 atau mengalami
peningkatan 0,52% dari bulan Oktober 2006. Pada bulan Desember 2006, jumlah nasabah
debitur meningkat sebesar 504 atau mengalami peningkatan 0,58% dari bulan November
2006. Pada bulan Januari 2007, jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 103 atau
mengalami peningkatan 0,12% dari bulan Desember 2006. Pada bulan Februari 2007,
jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 799 atau mengalami peningkatan 0,92% dari
bulan Januari. Pada bulan Maret 2007, jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 1202
atau mengalami peningkatan 1,38% dari bulan Februari 2006. Pada bulan April 2007,
jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 1871 atau mengalami peningkatan 2,11% dari
bulan Maret 2007. Pada bulan Mei 2007, jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 1497
atau mengalami peningkatan 1,66% dari bulan April 2007.
3. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Permintaan Kredit Multi Guna Pada
PT Bank SUMUT Pusat
TABEL 3
PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI
TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH NASABAH DEBITUR
PERIODE AGUSTUS (2006) – MEI (2007)
JUMLAH
SUKU
DEBITUR
BUNGA
PER
TAHUN BULAN PER XY X² Y²
BULAN
BULAN
(ORANG)
(%)
Y
Agustus 13% 84,5 1.166,1 190,44 1.140,25
September 13% 84,9 1.171,62 190,44 7.208,01
2006 Oktober 13% 85,4 1.178,52 190,44 7.293,16
November 13% 85,9 1.185,42 190,44 7.378,81
Desember 13% 86,4 1.192,32 190,44 7.464,96
Januari 12,5% 86,5 1.038 144 7.482,25
Februari 12,5% 87,3 1.047,6 144 7.621,29
2007 Maret 12,5% 88,5 1.062 144 7.832,25
April 12,5% 90,3 1.083,6. 144 8.154,09
Mei 12,5% 91,8 1.101,6 144 8.427,24
JUMLAH 129 871,5 11.226,78 1672 76.002,31
Sumber: PT Bank SUMUT Pusat

n∑xy − ∑x ∑ y
r=
n (∑x ) − ( ∑x )
2 2
n (∑y ) − (∑y )
2 2

10 x11 .226 ,78 −129 x871 ,5


r=
10 ( ∑1672 2 ) − ( ∑129 ) − 10 ( 76 .002 ,31) − ( 871 ,5)
2 2

112 .267 ,8 −112 .423 ,5


r=
{16 .720 −16 .641 } {760 .023 ,1 − 759 .512 ,25 }
−155 ,7
r=
79 510 ,85

−155 ,7
r=
200 ,89
r = −0,77
Dari hasil di atas dapat kita lihat bahwa hasil korelasi bernilai negatif yaitu sebesar – 0,77
yang menunjukkan bahwa tingkat bunga dan permintaan kredit yang ditinjau dari jumlah
nasabah debitur memiliki hubungan yang bersifat negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin rendah tingkat suku bunga maka semakin banyak jumlah nasabah yang
mengajukan kredit pada Bank SUMUT yang mengakibatkan semakin banyak jumlah dana
yang dikeluarkan untuk kredit dan sebaliknya semakin tinggi tingkat suku bunga maka
semakin sedikit jumlah nasabah yang mengajukan kredit pada Bank SUMUT yang
mengakibatkan semakin sedikit jumlah dana yang dikeluarkan untuk kredit.

Selanjutnya koefisien penentunya dapat dihitung sebagai berikut :


D = r 2 x 100%
D = ( − 0.77 ) 2 x 100%
D = 0,5929 x 100%
D = 59,29%

Artinya bahwa 59,29% dari jumlah nasabah yang mengajukan Kredit Multi Guna pada
Bank SUMUT dipengaruhi oleh tingkat bunga, dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain
misalnya : tingkat pelayanan, agunan yang diminta sebagai jaminan kredit,dan lain-lain.

4. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Permintaan Kredit Multi Guna Pada
PT Bank SUMUT Pusat

TABEL 4
PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI
TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH REALISASI DANA
PERIODE BULAN AGUSTUS (2006)- MEI (2007)
JUMLAH
SUKU
REALISASI
BUNGA
DANA PER
TAHUN BULAN PER XY X² Y²
BULAN
BULAN
(Rp. 000.000)
(%)
Y
Agustus 13% 1.852 25.557,6 190,44 3.429.904
September 13% 1.903 26.261,4 190,44 3.621.409
2006 Oktober 13% 1.934 26.689,2 190,44 3.740.356
November 13% 1.961 27.061,8 190,44 3.845.521
Desember 13% 1.987 27.420,6 190,44 3.948.169
Januari 12,5% 1.989 23.868 144 3.956.121
Februari 12,5% 2.048 24.576 144 4.194.304
2007 Maret 12,5% 2.163 25.956 144 4.678.569
April 12,5% 2.295 27.540 144 5.267.025
Mei 12,5% 2.411 28.932 144 5.812.921
JUMLAH 129 20.534 263.862,6 1672 42.494.299
Sumber: PT Bank SUMUT Pusat
n∑xy − ∑x ∑ y
r=
n (∑x ) − ( ∑x )
2 2
n (∑y ) − (∑y )
2 2

10 x 263 .862 ,6 −129 x 20 .543


r=
10 ( ∑1672 ) − ( ∑129 ) − 10 ( 42 .494 .299 ) − ( 20 .543 )
2 2 2

2.638 .626 − 2.650 .047


r=
{16 .720 −16 .641 } {424 .942 .990 − 422 .014 .849 }

−11 .421
r=
79 2.928 .141
−11 .421
r =
15 .209 ,31
r = −0,75

Dari hasil di atas dapat kita lihat bahwa hasil korelasi bernilai negatif yaitu sebesar -0.75
yang menunjukkan bahwa tingkat bunga dan permintaan kredit yang ditinjau dari jumlah
realisasi danas memiliki hubungan yang bersifat negatif. artinya bahwa antara tingkat
bunga dan jumlah realisasi dana memiliki hubungan yang bersifat negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat suku bunga maka semakin banyak jumlah
nasabah yang mengajukan kredit pada Bank SUMUT yang mengakibatkan semakin
banyak jumlah dana yang dikeluarkan untuk kredit dan sebaliknya semakin tinggi tingkat
suku bunga maka semakin sedikit jumlah nasabah yang mengajukan kredit pada Bank
SUMUT yang mengakibatkan semakin sedikit jumlah dana yang dikeluarkan untuk kredit.

Selanju Koefisien penentunya dapat dihitung sebagai berikut :


D = r 2 x 100%
D = ( − 0.75 ) 2 x 100%
D = 0,5625
D = 56,25%

Artinya bahwa 56,25% dari jumlah realisasi dana yang dikeluarkan oleh Bank SUMUT
dipengaruhi oleh tingkat bunga, dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain misalnya :
tingkat pelayanan, agunan yang diminta sebagai jaminan kredit,dan lain-lain.

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Pada tahun 2006 hingga tahun 2007 tingkat suku bunga KMG pada PT Bank
SUMUT Pusat mengalami perubahan dimana pada tahun 2006 tingkat suku bunga
sebesar 13% dan tahun 2007 tingkat suku bunga 12,5%.
2. Permintaan KMG pada PT Bank SUMUT Pusat mengalami peningkatan dari bulan
Agustus 2006 sampai Mei 2007, dimana permintaan KMG pada bulan Agustus 2006
sebesar Rp.1.852.061.485,- kemudian mengalami peningkatan pada bulan September
2006 sebesar Rp.51.219.305,- pada bulan Oktober 2006 sebesar Rp.30.903.128,-
pada bulan November 2006 sebesar Rp.27.279.531 ,- pada bulan Desember 2006
sebesar Rp.26.245.510,- pada bulan Januari 2007 sebesar Rp.1.813.922,- pada bulan
Februari 2007 sebesar Rp.59.444.971,- pada bulan Maret 2007 sebesar
Rp.114.602.233,- pada bulan April 2007 sebesar Rp.131.799.354,- pada bulan Mei
2007 sebesar Rp. 116.052.547 ,-
3. Dari analisis yang dilakukan antara tingkat bunga dan jumlah nasabah debitur dengan
metode koefisien korelasi sederhana (Tabel 3), diperoleh hasil yang negatif yaitu
sebesar – 0,77. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat bunga dan
jumlah nasabah debitur bersifat negatif yang artinya semakin rendah tingkat bunga
maka semakin banyak jumlah nasabah yang mengajukan Kredit Multi Guna pada PT
Bank SUMUT Pusat dan sebaliknya semakin tinggi tingkat bunga maka semakin
sedikit jumlah nasabah yang mengajukan kredit pada PT Bank SUMUT.
4. Nilai Koefisien Determinasi dari tabel 3 diperoleh sebesar 59,29%. Artinya dari
jumlah nasabah yang mengajukan kredit pada PT Bank SUMUT Pusat dipengaruhi
oleh faktor lain, misalnya tingkat pelayanan, agunan yang diminta sebagai jaminan,
dan lain-lain .
5. Dari analisis yang dilakukan antara tingkat bunga dan jumlah realisasi dana dengan
metode koefisien korelasi sederhana (Tabel 4), diperoleh hasil yang negatif yaitu
sebesar -0,75. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat bunga dengan
jumlah realisasi dana bersifat negatif yang artinya semakin rendah tingkat bunga
maka semakin tinggi jumlah realisasi dana yang dikeluarkan oleh PT Bank SUMUT
Pusat untuk kredit dan sebaliknya semakin tinggi tingkat bunga maka semakin rendah
dana yang dikeluarkan oleh PT Bank SUMUT Pusat untuk kredit.
6. Nilai koefisien Determinasi dari tabel 4 diperoleh sebesar 56,25%. Artinya dari
jumlah realisasi dana atau jumlah dana yang dikeluarkan oleh PT Bank SUMUT
Pusat untuk kredit dipengaruhi oleh tingkat bunga dan sebaliknya dipengaruhhi oleh
faktor lain misalnya : mutu pelayanan, agunan yang diminta sebagai jaminan dan
lain-lain.

B. Saran
1. Sebaiknya dalam menetapkan tingkat bunga kredit, pimpinan PT Bank SUMUT
Pusat memperhatikan kebijaksanaan yang telah ditetapkan sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan dimana semakin rendah kredit akan meningkatkan
permintaan kredit.
2. Agar PT Bank SUMUT terus meningkatkan pelayanannya kepada nasabah maupun
mayarakat agar dapat berkembang pesat sesuai dengan tujuannya.
3. PT Bank SUMUT Pusat harus dapat mengambil tindakan tegas kepada nasabah yang
beritikad kurang baik, untuk menekan sekecil mugkin kerugian yang dialami bank
akibat kredit macet.

DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, S.E. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada.
Kasmir, S.E. 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Muljono, Pudjo, Teguh. 2001. Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersil. Yogyakarta:
BPFE-Yogya.
Sinungan, Muchdarsyah, Drs. 1995. Dasar-dasar dan Teknik Manajemen Kredit. Jakarta:
PT Bina Aksara.
Teguh, Muhammad. 1999. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

You might also like