Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
HIPOGLIKEMI
2.1. Definisi
Hipoglikemia secara harfiah diartikan kadar glukosa darah di bawah harga
normal. Pada pasien dibetes, hipoglikemia dapat timbul karena peningkatan kadar
insulin yang kurang tepat, baik sesudah penyuntikan insulin subkutan atau karena
obat yang meningkatkan sekresi insulin. Hipoglikemia ditandai dengan gejala
klinis penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang,
pandangan menjadi gelap, keluar keringat dingin, detak jantung meningkat sampai
hilang kesadaran.Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan
akhirnya kematian. Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe
1, yang dapat dialami 1 2 kali perminggu. Pada penderita diabetes tipe 2,
serangan hipoglikemia lebih jarang terjadi, meskipun penderita tersebut mendapat
terapi insulin.
True hipoglikemia adalah penurunan kadar gula darah < 60 mg/dl. Coma
hipogilkemia adalah penurunan kesadaran akibat gula darah < 30 mg/dl.
Hipoglikemia adalah penurunan gula darah yang terjadi 3 6 jam paska asupan
makanan, biasanya ditemukan pada pasien Diabetes Mellitus atau berbakat
Diabetes Mellitus. Hipoglikemia reaksi adalah penurunan kadar gula mendadak,
misalnya dari 400mg/dl menjadi 125 mg/dl.
2.2. Klasifikasi
Menurut Graber, dkk (2006) hipoglikemia dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1. Hipoglikemia pascaprandial
Hipoglikemia pascaprandial terjadi 2-4 jam pascaprandial, terjadi secara mendadak
dan umumnya hilang dalam 15-20 menit.pada umumnya terdapat gejala perangsangan
adrenergik, antara lain diaforesis, ansietas, iritabilitas, palpitasi, tremor, dan rasa lapar.
2. Hipoglikemia puasa
Hipoglikemia puasa terjadi pada puasa yang lebih dari 4 jam. Pada umumnya terdapat
gejala neurologlikopenia antara lain sakit kepala, mental tumpul, dan kelelahan. Jika
hipoglikemia lebih berat, dapat memburuk menjadi kejang, penglihatan kabur, hilang
kesadaran, serta kejang.
3. Iatrogenik atau eksogen
Hipoglikemia kategori ini dapat terjadi pada pasien diabetes dengan perubahan dosis
pengobatan atau perubahan kadar aktivitas fisik.
Sedangkan menurut Soemadji (2006) dan Rush & Louies (2004) dalam
Widyawati (2012), hipoglikemia juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan
manifestasinya, yakni:
1. Hipoglikemia ringan
1) Overdose insulin
2) Asupan makanan
kurang
(tertunda
atau
lupa,
terlalu
sedikit,
2.5. Patofisiologi
Hipoglikemia pada penderita diabetes bisa disebabkan oleh konsumsi
makanan yang tidak cukup, olahraga dan insulin yang terlalu banyak. Nyeri
kepala di pagi hari merupakan satu-satunuaa indikasi adanya hipoglikemia
noktural (Rubenstein et al, 2007). Penurunan kadara glukosa darah yamg cepat
akan
merangsang
sistem
simpatis
untuk
memproduksi
adrenalin
yang
kerusakan. Alcohol
bisa menyebabkan
hipoglikemia.
Selain
parenteral
D40% bolus 3 flakon bila GDA < 30 mg/dl
D40% bolus 2 flakon bila GDA 30 60 mg/dl
D40% balus 1 flakon bila GDA 60 90 mg/dl
D10% maintenance 15 20 tetes/menit
5
Cek GDA
100-200 ml teh manis
2-3 sendok
sirup atau
2.9.tehAlgoritma
madu
Follow up
Periksa kadar gula darah lagi, 30 menit sesudah injeksi
IV
Sesudah bolus 3 atau 2 atau 1 flakon setelah 30 menit
dapat diberikan 1 falkon lagi sampai 2-3 kali untuk
mencapai kadar 120 mg/dl
Terapi simptomatik:
Antiemetik sesuai indikasi
Antinausea sesuai indikasi
Antipiretik sesuai indikasi
Terapi suportif
Infus D10 paska
koreksi hipoglikemia
2.10. Komplikasi
Komplikasi potensial jangka panjang dan hipoglikemi yang parah adalah
kerusakan ringan kecerdasan dan gangguan neurologis permanen seperti
ashemiparesis dan kelainan lanjutan fungsi tubuh. Berdasarkan penelitian
restrofektive diduga ada kaitan antara keseringan hipoglikemi parah (> 5 episodik
sejak didiagnosa) dan penurunan penampilan kecerdasan. Perubahan yang terjadi
kecil, tetapi tergantung pada pekerjaan seseorang. Secara klinis dapat berarti.
Sebaliknya penelitian prospektive tidak ditemukan hubungan antara terapi
intensive insulin dengan fungsi kognitif. Hipoglikemia yang tidak segera
ditangani bisa menyebabkan kerusakan otak yang irreversible. (Rubenstein dkk,
2007)
2.11. Edukasi
Penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai diagnostik, terapi dan bila
memungkinkan prognosis.
2.12. KASUS
Pada tanggal 13-11-2014 jam 07.43 Tn.S usia 61 tahun datang ke UGD diantar
oleh keluarga pasien pada pagi hari jam 07.43 dalam keadaan tidak sadar. Pasien
mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 324 mulai dari tadi pagi dan langsung
dibawa ke UGD RS HAJI. Sejak 3 hari sebelum datang ke IRD, px mengeluh lemas
seluruh badan dan cepat lelah dan mengalami penurunan nafsu makan. Pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus yang diketahui 5 tahun
yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan didapatkan TTV ( TD 200/96 mmHg ; N
86x/menit ; RR 28x/menit ; S 36C ). GDA 30mg/dl. Px didiagnosis DM dengan
koma hipogikemia.
Terapi : Jalan nafas pasien dipastikan aman, kemudian diberikan 0 2 10lpm.
Diperiksa kadar gula darah sewaktu 30mg/dl, kemudian dipasang jalur IV dengan
infuse dextrose 10% 14 tpm. Diinjeksikan bolus Dextrosa 40% 5mml sebanyak 3
flakon IV.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Triage: biru: mengancam nyawa dengan akral dingin dan penurunan kesadaran
2. Primery Survey
1) Air way
Jalan nafas tidak ada hambatan karena tidak ada bunyi tambahan yang
terdengar saat dilakukan auskultasi.
2) Breathing
Bunyi nafas normal, tidak terjadi distress pernafasan RR: 28, nafas dalam
dan tidak ada pernafasan cuping hidung.
3) Circulation
Sirkulasi tidak normal, CRT= 1 detik TD 200/96 mmHg.
Nadi = 86x/menit
Suhu = 36
4) Disability
Klien datang ke IRD dengan kondisi tidak sadar. Kesadaran somnolen dengan
A
V
P
U
5)
gcs 324. Pupil isokor 3mm/3mm. Pada tubuh klien tidak ditemukan luka.
: klien tidak sadar
: klien tetap tidak sadar ketika dipanggil
: klien merespon ketika diberikan rangsangan nyeri
: klien beada dalam kondisi responsive
Expossure
Mengamati keadaan klien secara keseluruhan dan tidak ditemukan luka
diseluruh tubuh klien.
3. Sekunder Survey
1) Identitas
Nama : Tn .S Usia : 61 tahun alamat: surabaya
Jenis kelamin: laki-laki No RM: 7154xx
Diagnosa DM dengan koma hipogikemia.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
8
Pasien merasa lemas 3 hari yang lalu dengan penurunan nafsu makan dan
mengalami penurunan kesadaran sejak tadi pagi
3) Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien memiliki riwayat hipertensi, Diabetes diketahui sejak 5 tahun yang
lalu. Kadang-kadang minum OAD. Keluarga pasien menyangkal pasien
memiliki riwayat sakit jantung atau alergi obat.
4) Riwayat Penyakit Keluarga: Disangkal
3.2 Pemeriksaan penunjang :
Lab: DL, CRT CFT, BGA
Hasil Pemeriksaan BGA:
ph: 7,59
pco2: 29
po2: 180,9
Be:6,6
Hco3: 27,9
FIO2: 61
GDA: 30
Darah Lengkap :
Hb:14,5
leukosit: 12460
trombosit: 35600
hematokrit:39,9
Kimia Klinik :
Kalium: 31
Natrium:134
Cl:98
3.3 Rencana Terapi dan Tindakan Lain:
a. O2 10 lpm masker, infus d10% 14 tpm, D40% 3 flash
b. Injeksi : Ranitidin 2x25mg, ondansentron
c. Tindakan lain: Kateter folley ukuran 16
3.4 Analisa Data
Data
DS : Pasien mengalami
penurunan kesadaran
DO :
- GCS : 324
- Pasien lemah
Etiologi
Riwayat DM Terkontrol
Kerja OAD
Masalah Keperawatan
PK: Koma Hipoglikemia
kesadaran
DS : Pasien mengalami
penurunan kesadaran
DO :
- Akral dingin
- Pasien tampak pucat
DS :
Pasien mengalami penurunan
kesadaran
DO :
- GCS 324
Hipoglikemi
Hipoksia jaringan
Koma hipoglikemi
Hipoksia jaringan
Penurunan kesadaran
Resiko cedera
Resiko cedera
36-37,8 oC)
CRT <2 detik
Urin output 1ml/kgBB/jam
GDA 120 - 200 mg/dl
Kesadaran compos mentis
GCS 456
Intervensi:
Rasional
10
kecenderungan
kesadaran,
Berkolaborasi
mengkaji
penurunan
dan
mendeteksi
adanya
tingkat
dini
balans
dextrose
40%
perbolus
sebanyak 3 flash.
c. Risiko cedera b.d penurunan kesadaran sekunder hipoglikemi
Tujuan: setelah intervensi 1 jam pasien tidak mengalami cedera
Kriteria hasil:
a. Jejas, fraktur, perdarahan tidak terjadi
b. Tidak terjadi cedera
Intervensi:
1). Atur posisi pasien dan berikan pengaman
R/ Untuk memberikan rasa nyaman dan meminimalkan terjadinya cedera
2). Bantu pasien dalam ambulasi
R/ Agar pasien tidak mengalami cedera saat ambulasi
3.7 Implementasi
a. Diagnosa 1: PK: Hipoglikemi
Implementasi:
1. Memeriksa kadar gula darah dengan stik
2. Memasang IV line dengan dektros 40% 3 flash 25 cc
3. Memantau TTV pasien
4. Mmberikan dosis maintenance dektros 10% per IV line
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d hipoksia jaringan
1. Memantau status neurologis dan balans cairan serta ttv secara teratur
2. Berkolaborasi melakukan pemasangan foley catheter
3. Berkolaborasi memberikan cairan infus dextrose 10% 500 ml 14 tpm dan
dextrose 40% perbolus sebanyak 3 flash.
c. Risiko cedera b.d penurunan kesadaran sekunder hipoglikemi
1. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang keadaan hipoglikemi
pada pasien dengan riwayat Diabetes
2. Memasang pengaman tempat tidur pasien
3.8 Evaluasi Keperawatan
11
a. Koma hipoglikemi
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d hipoksia jaringan
S : Tidak terkaji (pasien tidak sadar)
O : pasien mengalami penurunan kesadaran, GCS 324
TTV : TD 130/80 mmHg
RR 20x/menit
T 37C
CRT < 2 detik
GDA stik 113 mg/dl
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
c. Risiko cedera b.d penurunan kesadaran sekunder hipoglikemi
S : Tidak terkaji (pasien tidak sadar)
O : jejas -, perlukaan -, fraktur -, pasien tidak sadar, GCS 324, tanda tanda resiko
cedera tidak terjadi
A : Tujuan tercapai, tidak terjadi cedera
P : intervensi dipertahankan
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C & JoAnn C. Hackley. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah. Buku
Saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Beradero, et al. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
12
13