You are on page 1of 70

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014

Kelompok 19
BAB V
ANALISIS

5.1 Track 1
5.1.1 Analisis Waktu
Tabel 5.1 Analisis Waktu Track 1

Langkah

Operasi Kerja

KB1-01
KB1-02
KB1-03
KB1-04
KB1-05
KB1-06
KB1-07
KB1-08
KB1-09
KB1-10
KB1-11
KB1-12
KB1-13
KB1-14
KB1-15
KB1-16
KB1-17
KB1-18
KB1-19
KB1-20
KB1-21
KB1-22

Menyiapkan alat dan benda kerja


Mengukur besi plat L
Memberi tanda
Membuka ragum
Menempatkan besi plat L di ragum
Mengunci ragum
Memotong besi plat L
Membuka ragum
Mengukur besi plat L
Memberi tanda
Menempatkan besi plat L di ragum
Mengunci ragum
Memotong besi plat L
Membuka ragum
Menempatkan besi plat L di ragum
Mengunci ragum
Mengikir
Membuka ragum
Menempatkan besi plat L di ragum
Mengunci ragum
Mengikir
Membuka ragum
Menempatkan besi plat L di sisi
meja
Memasang clamp
Mengikir
Melepas clamp

KB1-23
KB1-24
KB1-25
KB1-26

Total Waktu

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Estimasi
Waktu
180 detik
40 detik
15 detik
10 detik
5 detik
15 detik
420 detik
10 detik
5 detik
3 detik
5 detik
10 detik
600 detik
15 detik
10 detik
15 detik
120 detik
15 detik
10 detik
15 detik
120 detik
15 detik

Waktu Aktual
210 detik
25 detik
8 detik
18 detik
5 detik
20 detik
300 detik
14 detik
6 detik
3 detik
6 detik
14 detik
480 detik
20 detik
10 detik
20 detik
240 detik
12 detik
9 detik
20 detik
300 detik
20 detik

5 detik

5 detik

15 detik
300 detik
10 detik
33 menit
3 detik

20 detik
312 detik
10 detik
35 menit
7 detik
94

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Pada tabel di atas dapat dilihat perbandingan antara estimasi waktu dan waktu
aktual pada proses pembuatan Track 1. Estimasi waktu pembuatan komponen Track 1
adalah 33 menit 3 detik, sedangkan waktu aktualnya dalah 35 menit 7 detik. Sehingga
dapat diketahui bahwa waktu aktual lebih lama dibandingkan estimasi waktu. Hal itu
dapat diakibatkan karena operasi pengikiran yang lama dibandingkan dengan estimasi
waktu yang telah dibuat, meskipub operasi pemotongan memiliki waktu aktual yang
lebih cepat.
5.1.2 Analisis Dimensi

(a)

(b)

Gambar 5.1 (a) Track 1 Desain ; (b) Track 1 Finish

Tabel 5.2 Analisis Dimensi Track 1

No.

Bagian

2
3
4

B
C
D

Nama/Fungsi
Lebar Track sebagai kedudukan
Bender Die
Tinggi Track
Panjang Track
Tebal Track

Dimensi
Desain
20 mm

Dimensi
Finish
19,8 mm

37,5 mm
100 mm
3,5 mm

37,5 mm
105 mm
3,5 mm

Analisa:
Bagian A merupakan lebar Track dengan ukuran desain 20 mm dan ukuran finish
19,8 mm. Kesalahan pada part ini tergolong tipis. Hal ini terjadi karena operator
memotong benda dengan teliti.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

95

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Bagian B merupakan tinggi Track, memiliki ukuran yang sama karena pada
bagian ini tidak dilakukan proses permesinan.
Bagian C merupakan panjang Track, pada desain tertulis 100 mm sedangkan pada
benda finish didapat 105 mm. Hal ini dikarenakan oleh proses pemotongan besi L yang
tidak presisi.
Bagian D disebut tebal Track yang pada desain dan finish memiliki ukuran yang
sama yaitu 3,5 mm. Hal ini karena pada bagian D tidak dilakukan proses permesinan.
5.1.3 Analisis Biaya
1. Estimasi Biaya
a) Biaya Material
Volume Track 1 = 1 + 2
= 1 1 1 + 2 2 2
= 37,5 3,5 100 + 16,5 3,5 100
= 13.125 + 5.775
= 18.900 3
= 18,9 3
Volume Chip = 1
= 1 1 1 + 2 2 2 1
= 37,5 3,5 100 + 34 3,5 100 18.900
= 25.025 18.900
= 6.125 3
= 6,125 3
Diketahui massa jenis besi plat L adalah 7,68 g/cm3, maka :
Massa Track 1 = 1 = 7,86 18,9
= 145,152
= 0,145152
Massa Chip = = 7,86 6,125
= 47,04
= 0,04704

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

96

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Maka biaya material pembuatan komponen Track 1, yaitu :
Biaya Material = 1
= 0,1451529.000 0,047041500
= 1306,369 70,56
= 1235,808
= 1236,00
b) Biaya Sewa Mesin
Pada pembuatan komponen Track 1 tidak menggunakan mesin, sehingga
tidak terdapat biaya sewa mesin.
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
=
= 33,05 5.000

1
60

= 2754,00
d) Biaya Sewa Operator
=
= 33,05 10.000

1
60

= 5508,00
e) Biaya Bromus
Tidak terdapat biaya bromus pada pembuatan komponen Track 1, karena
tidak adanya penggunaan bromus.
2. Biaya Aktual
a) Biaya Material
Volume Track 1 = 1 + 2
= 1 1 1 + 2 2 2
= 37,5 3,5 105 + 16,3 3,5 105
= 13.781,25 + 5.990,25
= 19.771,5 3
= 19,7715 3

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

97

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Volume Chip = 1
= 1 1 1 + 2 2 2 1
= 37,5 3,5 105 + 34 3,5 105 19,7715
= 26.276,25 19,715
= 6504,75 3
= 6,50475 3
Diketahui massa jenis besi plat L adalah 7,68 g/cm3, maka :
Massa Track 1 = 1
= 7,86 19,7715
= 151,84512
= 0,15185
Massa Chip =
= 7,86 6,50475
= 49,95648
= 0,04996
Maka biaya material pembuatan komponen Track 1, yaitu :
Biaya Material = 1
= 0,151859.000 0,049961500
= 1366,65 74,93
= 1291,72
= 1292,00
b) Biaya Sewa Mesin
Tidak terdapat biaya sewa mesin, sebab tidak ada penggunaan mesin.
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
=
= 35,12 5.000

1
60

= 2926,00
d) Biaya Sewa Operator
=
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

98

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19

= 35,12 10.000

1
60

= 5853,00
e) Biaya Bromus
Tidak ada penggunaan bromus, sehingga tidak terdapat biaya bromus.
Tabel 5.3 Analisis Biaya Track 1

No.

Analisis Biaya

Estmasi Biaya

Biaya Aktual

Rp 1.236,00

Rp 1.292,00

Biaya material

Biaya sewa mesin

Biaya sewa alat kerja bangku

Rp 2.754,00

Rp 2.926,00

Biaya sewa operator

Rp 5.508,00

Rp 5.853,00

Biaya bromus

Rp 9.498,00

Rp 10.071,00

Total Biaya

Berdasarkan tabel di aras, dapat diketahui bahwa biaya aktual lebih besar
dibanding biaya estimasi pembuatan komponen Track 1 dengan selisih biaya sebesar Rp
573,00. Hal itu diakibatkan kaarena waktu pengerjaan pembuatan komponen yang lebih
lama jika dibandingkan dengan estimasi yang telah dibuat. Perbedaan biaya tersebut
sangat dipengaruhi oleh biaya sewa operator yang meiliki perbedaan Rp 345,00.
5.2 Track 2
5.2.1 Analisis Waktu
Tabel 5.4 Analisis Waktu Track 2

Langkah
KB1-01
KB1-02
KB1-03
KB1-04
KB1-05
KB1-06
KB1-07
KB1-08
KB1-09

Operasi Kerja
Menyiapkan alat
Mengukur letak titik potong
Memberi tanda titik potong
Membuka rahang ragum
Memposisikan plat L ke ragum
Mengencangkan ragum
Menggergaji plat L
Membuka ragum
Mengukur besi plat L

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Estimasi
Waktu
180 detik
40 detik
15 detik
15 detik
20 detik
20 detik
600 detik
15 detik
10 detik

Waktu Aktual
210 detik
20 detik
11 detik
10 detik
25 detik
18 detik
840 detik
22 detik
5 detik
99

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Lanjutan Tabel 5.4 Analisis Waktu Track 2

Langkah

Operasi Kerja

KB1-10
KB1-11
KB1-12
KB1-13
KB1-14
KB1-15
KB1-16
KB1-17
KB1-18
KB1-19
KB1-20
KB1-21
KB1-22
KB1-23
KB1-24
KB1-25
KB1-26

Memberi tanda titik potonh


Memposisikan besi plat L ke ragum
Mengencangkan ragum
Memotong besi plat L
Membuka ragum
Memposisikan besi plat L ke ragum
Mengencangkan ragum
Mengikir Plat L
Membuka ragum
Memposisikan besi plat L di ragum
Mengencangkan ragum
Mengikir plat L
Membuka ragum
Memposisikan besi plat L di sudut meja
Mencekam plat L dengan clamp
Mengikir sisi sudtu Track
Melonggarkan clamp
Total Waktu

Estimasi
Waktu
5 detik
15 detik
15 detik
600 detik
15 detik
15 detik
15 detik
240 detik
15 detik
10 detik
15 detik
240 detik
15 detik
5 detik
15 detik
240 detik
10 detik
40 menit

Waktu Aktual
6 detik
8 detik
12 detik
240 detik
12 detik
15 detik
12 detik
180 detik
17 detik
15 detik
13 detik
200 detik
13 detik
3 detik
13 detik
200 detik
8 detik
35 menit
28 detik

Pada Tabel diatas dapat dilihat perbandingan bahwa waktu aktual memiliki total
waktu yang lebih singkat dibanding estimasi waktu. Hal itu dapat disebabkan karena
praktikan yang sudah terampil dalam pengerjaan operasi pembuatan komponen Track.
Hal tersebut dapat dilihat pada operasi pemotongan dan pengikiran serta persiapan
operasi yang dikerjakan lebih cepat dari pada estimasi waktu, mesikpun pada saat
pemotongan besi plat L yang pertama memakan waktu yang lebih lama.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

100

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
5.2.2 Analisis Dimensi

(a)

(b)

Gambar 5.2 (a) Track 2 Desain ; (b) Track 2 Finish


Tabel 5.5 Analisis Dimensi Track 2

No. Bagian
1
2
3
4

A
B
C
D

Nama/Fungsi
Lebar Track sebagai kedudukan Bender Die
Tinggi Track
Panjang Track
Tebal Track

Dimensi
Desain
20 mm
37,5 mm
100 mm
3,5 mm

Dimensi
Finish
19,8 mm
37,5 mm
104 mm
3,5 mm

Analisa :
Bagian A merupakan lebar track dengan ukuran 20 mm dan ukuran finish 19,8
mm. Kesalahan part ini tergolong tipis. Hal ini terjadi karena operator memotong benda
dengan teliti.
Bagian B merupakan tinggi track, memilki ukuran sama, karena pada bagian ini
tidak dilakukan proses permesinan.
Bagian C merupakan panjang track, pada desain tertulis 100 mm, sedangkan pada
benda finsih didapat 104 mm. Hal ini dikarenakan pemotongan besi plat L yang tidak
presisi.
Bagian D disebut tebal track. Memiliki ukuran 3,5 mm baik pada desain maupun
finish

karena

bagian

ini

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

tidak

dilakukan

proses

pengurangan

material.

101

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
5.2.3 Analisis Biaya
1. Estimasi Biaya
a) Biaya Material
Volume Track 2 = 1 + 2
= 1 1 1 + 2 2 2
= 37,5 3,5 100 + 16,5 3,5 100
= 13.125 + 5.775
= 18.900 3
= 18,9 3
Volume Chip = 2
= 1 1 1 + 2 2 2 2
= 37,5 3,5 100 + 34 3,5 100 18.900
= 25.025 18.900
= 6.125 3
= 6,125 3
Diketahui massa jenis besi plat L adalah 7,68 g/cm3, maka :
Massa Track 2 = 2
= 7,86 18,9
= 145,152
= 0,145152
Massa Chip =
= 7,86 6,125
= 47,04
= 0,04704
Maka biaya material pembuatan komponen Track 2, yaitu :
Biaya Material = 2
= 0,1451529.000 0,047041500
= 1306,369 70,56
= 1235,808
= 1236,00
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

102

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
b)Biaya Sewa Mesin
Pada pembuatan komponen Track 2 tidak menggunakan mesin, sehingga tidak
terdapat biaya sewa mesin.
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
=
= 40 5.000

1
60

= 3.333,00
d)Biaya Sewa Operator
=
= 40 10.000

1
60

= 6.667,00
e) Biaya Bromus
Tidak menggunakan bromus, sehingga tidak terdapat biaya bromus.
2. Biaya Aktual
a) Biaya Material
Volume Track 2 = 1 + 2
= 1 1 1 + 2 2 2
= 37,5 3,5 103 + 16,3 3,5 103
= 13.518,75 + 5876,15
= 19.394,9 3
= 19,3949 3
Volume Chip = 2
= 1 1 1 + 2 2 2 2
= 37,5 3,5 103 + 34 3,5 103 19.394,9
= 25.775,75 19.394,9
= 6380,85 3
= 6,381 3

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

103

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Diketahui massa jenis besi plat L adalah 7,68 g/cm3, maka :
Massa Track 2 = 2 = 7,86 19,3949
= 148,953
= 0,148953
Massa Chip = = 7,86 6,381
= 50,15
= 0,05015
Maka biaya material pembuatan komponen Track 2, yaitu :
Biaya Material = 2
= 0,1489539.000 0,05015 1500
= 1340,577 75,225
= 1265,352
= 1265,00
b)Biaya Sewa Mesin
Tidak terdapat biaya sewa mesin, sebab tidak ada penggunaan mesin.
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
=
= 35,47 5.000

1
60

= 2.956,00
d)Biaya Sewa Operator
=
= 35,47 10.000

1
60

= 5.912,00
e) Biaya Bromus
Tidak ada penggunaan bromus, sehingga tidak terdapat biaya bromus.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

104

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Tabel 5.6 Analisis Biaya Track 2

No.

Analisis Biaya

Estmasi Biaya

Biaya Aktual

Rp 1.236,00

Rp 1.265,00

Biaya material

Biaya sewa mesin

Biaya sewa alat kerja bangku

Rp 3.333,00

Rp 2.956,00

Biaya sewa operator

Rp 6.667,00

Rp 5.912,00

Biaya bromus

Rp 11.236,00

Rp 10.133,00

Total Biaya

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa biaya aktual lebih kecil dibanding
biaya estimasi dengan selisih biaya sebesar Rp 1.103,00. Hal itu dapat terjadi karena
praktikan yang sudah mengerti dan mahir dalam operasi kerja pembuatan Track 2 dan
praktikan dapat memenuhi target estimasi waktu yang telah direncanakan sehingga
waktu operasi lebih pendek dan mengakibatkan biaya sewa yang minim. Jika dilihat
dari segi biaya material, biaya aktual memiliki biaya lebih besar sebanyak Rp 29,00.
Sedangkan dari segi biaya sewa alat bangku dan operator, biaya aktual memiliki biaya
lebih sedikit karena waktu sewa yang lebih singkat dibandingkan dengan estimasi
waktu.
5.3 Roller Support
5.3.1 Analisis Waktu
Tabel 5.7 Analisis Waktu Roller Support

Langkah

Operasi Kerja

KB1 - 01
KB1 - 02
KB1 - 03
KB1 - 04
KB1 - 05
KB1 - 06
KB1 - 07
KB1 - 08
KB1 - 09
KB1 - 10

Menyiapkan alat
Mengukur letak titik potong
Memberi tanda titik potong
Membuka ragum
Memposisikan plat L ke ragum
Mengunci ragum
Menggergaji plat L
Membuka ragum
Memposisikan plat L ke ragum
Mengunci ragum

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Estimasi
Waktu
300 detik
20 detik
10 detik
15 detik
20 detik
20 detik
600 detik
15 detik
20 detik
20 detik

Waktu
Aktual
210 detik
12 detik
5 detik
8 detik
13 detik
20 detik
480 detik
10 detik
15 detik
18 detik
105

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Lanjutan Tabel 5.7 Analisis Waktu Roller Support

Langkah
KB1 - 11
KB1 - 12
KB1 - 13
KB1 - 14
KB1 - 15
KB1 - 16
KB2 - 01
KB2 - 02
KB2 - 03
KB2 - 04
KB2 - 05
KB2 - 06
KB2 - 07
KB2 - 08
KB2 - 09
KB2 - 10
KB2 - 11
KB2 - 12
KB2 - 13
KB2 - 14
KB2 - 15
KB2 - 16
KB2 - 17
KB2 - 18
KB2 - 19
KB2 - 20
KB2 - 21
KB2 - 22
KB2 - 23
KB2 - 24
KB2 - 25
KB2 - 26
KB2 - 27
KB2 - 28
KB2 - 29
KB2 - 30

Operasi Kerja
Mengikir plat L
Membuka ragum
Memposisikan plat L ke ragum
Mengencangkan ragum
Mengikir plat L
Membuka ragum
Mengukur plat L
Memberi tanda titik pusat lubang
Melonggarkan arbor
Memasang mata arbor
Mengencangkan arbor
Membuka ragum
Menempatkan jig kayu
Memposisikan roller support
Mengencangkan ragum
Menempatkan ragum ke bed
Mencekam ragum ke bed
Mencekam ragum ke bed
Menyalakan mesin
Operasi drill diameter 3,5 mm
Membuka ragum
Memposisikan plat L
Menutup ragum
Operasi drilling diameter 3,5 mm
Mematikan mesin
Melonggarkan cekaman arbor
Memasang pahat drill
Mengencangkan arbor
Menyalakan mesin
Operasi drilling diameter 5 mm
Membuka ragum
Memposisikan plat L
Mengunci ragum
Operasi drilling diameter 5 mm
Mematikan mesin
Melonggarkan arbor

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Estimasi
Waktu
240 detik
15 detik
20 detik
20 detik
240 detik
15 detik
40 detik
15 detik
40 detik
15 detik
30 detik
10 detik
5 detik
15 detik
15 detik
60 detik
60 detik
60 detik
3 detik
2 detik
10 detik
15 detik
15 detik
2 detik
3 detik
10 detik
10 detik
15 detik
3 detik
2 detik
10 detik
15 detik
15 detik
2 detik
3 detik
10 detik

Waktu
Aktual
200 detik
12 detik
18 detik
18 detik
183 detik
10 detik
29 detik
10 detik
20 detik
10 detik
35 detik
6 detik
5 detik
11 detik
14 detik
40 detik
65 detik
65 detik
2 detik
490 detik
8 detik
17 detik
15 detik
490 detik
2 detik
8 detik
6 detik
18 detik
2 detik
560 detik
8 detik
10 detik
15 detik
566 detik
2 detik
7 detik
106

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Lanjutan Tabel 5.7 Analisis Waktu Roller Support

Langkah
KB2 - 31
KB2 - 32
KB2 - 33
KB2 - 34
KB2 - 35
KB2 - 36
KB2 - 37
KB2 - 38
KB2 - 39
KB2 - 40
KB2 - 41
KB2 - 42
KB2 - 43
KB2 - 44
KB2 - 45
KB2 - 46
KB2 - 47
KB2 - 48
KB2 - 49
KB2 - 50
KB2 - 51
KB2 - 52
KB2 - 53
KB2 - 54
KB2 - 55
KB2 - 56
KB2 - 57
KB2 - 58
KB2 - 59
KB2 - 60
KB2 - 61
KB2 - 62
KB2 - 63

Operasi Kerja
Memasang mata bor diameter 9 mm
Mengencangkan arbor
Menyalakan mesin
Operasi drilling diameter 9 mm
Membuka ragum
Memposisikan plat L ke ragum
Operasi drilling diameter 9 mm
Mematikan mesin
Melonggarkan arbor
Memasang mata bor pahat diameter 10,5 mm
Mengencangkan arbor
Menyalakan mesin
Operasi drilling diameter 10,5 mm
Membuka ragum
Memposisikan plat L
Menutup ragum
Operasi drilling diameter 10,5 mm
Mematikan mesin
Melonggarkan arbor
Memasangan pahat drill diameter 14 mm
Mengencangkan arbor
Menyalakan mesin
Operasi drilling diameter 14 mm
Membuka ragum
Memposisikan plat L
Menutup ragum
Operasi drilling diameter 14 mm
Mematikan mesin
Membuka rahang ragum
Memposisikan plat L ke meja
Mencekam plat L dengan clamp
Mengikir plat L
Melepas clamp
Total Waktu

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Estimasi
Waktu
10 detik
15 detik
3 detik
2 detik
10 detik
15 detik
2 detik
3 detik
10 detik
10 detik
15 detik
3 detik
2 detik
10 detik
15 detik
15 detik
2 detik
3 detik
15 detik
10 detik
15 detik
3 detik
2 detik
10 detik
15 detik
15 detik
2 detik
3 detik
10 detik
5 detik
25 detik
300 detik
10 detik
44 menit
45 detik

Waktu
Aktual
7 detik
15 detik
2 detik
197 detik
6 detik
11 detik
210 detik
2 detik
7 detik
5 detik
15 detik
2 detik
190 detik
7 detik
5 detik
15 detik
215 detik
2 detik
5 detik
5 detik
10 detik
2 detik
158 detik
4 detik
6 detik
10 detik
160 detik
2 detik
5 detik
3 detik
20 detik
320 detik
5 detik
89 menit 56
detik

107

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Pada tabel di atas dapat dilihat perbandingan antara estimasi waktu dan waktu
aktual pada proses pembuatan Roller Support. Dapat diketahui bahwa waktu aktual
yang lebih lama dibandingkan dengan estimasi waktu dengan selisih 45 menit 11 detik.
Hal ini dapat disebabkan karena praktikan yang kurang terampil dalam operasi
permesinan drilling. Waktu aktual kerja bangku 1 adalah 1232 detik, sedangkan
estimasi waktu kerja bangku 1 adalah 1590 detik. Waktu aktual KB1 lebih cepat dengan
selisih 358 detik. Untuk waktu aktual KB2 adalah 4164 detik sedangkan estimasi
waktunya 1055 detik. Hal itu dapat terjadi karena proses pembuatan lubang yang
memakan waktu yang lama.
5.3.2 Analisis Dimensi

(a)

(b)

Gambar 5.3 (a) Roller Support Desain ; (b) Roller Support Finish

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

108

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Tabel 5.8 Analisis Dimensi Roller Support

Dimensi

Dimensi

Desain

Finish

15 mm

14 mm

Dasar posisi female joint

15 mm

16,5 mm

Dasar posisi female joint

15 mm

15 mm

Jarak antar female joint

70 mm

73 mm

Panjang Roller Support

100 mm

106 mm

Tebal Roller Support

3,5 mm

3,5 mm

Lebar Roller Support

34 mm

34 mm

Tinggi Roller Support

37,5 mm

37,5 mm

No.

Bagian

Fungsi

Female joint

Analisa :
Bagian A (female joint) adalah tempat penyangga Roller didesain dengan
diameter 15 mm. Terdapat perbedaan ukuran diakibatkan oleh karena kurang telitinya
operator dalam mengurangi bagian pada Roller yang akan menempati Roller Support
sehingga diameter bagian A harus diperkecil menjadi 14 mm.
Bagian B adalah acuan titik pusat bagia A (female joint) yang berjarak 15 mm
dari tepi Roller Support pada desain awal. Terdapat perbedaan ukuran karena kesalahan
pengukuran yang dilakukan oleh operator.
Bagian C adalah acuan titik pusat bagian A (female joint) terhadap ujung Roller
Support yang berjarak 15 mm. Pada bagian ini, operator memposisikan bagian C
dengan baik.
Bagian D adalah ukuran jarak antar pusat lingkaran dari 2 female joint yang pada
desain berjarak 70 mm. Namun pada benda nyata, hal ini berbeda akibat dari penandaan
dan operasi drilling yang tidak pas. Pada benda aktual, bagian D memiliki panjang 73
mm.
Bagian E adalah panjang keseluruhan Roller Support dan sebagai acuan dari
pemotongan besi plat L. Kesalahan terjadi pada saat operator melakukan proses
pemotongan dan penandaan titik potong, sehingga ukuran yang dicapai adalah 73 mm.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

109

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Bagian F merupakan tebal Roller Support. Pada bagian ini tidak dilakukan proses
permesinan sehingga ukuran antara desain dan finish sama.
Bagian G adalah lebar Roller Support, pada bagian ini tidak dilakukan proses
permesinan sehingga ukuran desain dengan finish sama.
Bagian H adalah tinggi Roller Support. Pada bagian ini tidak dilakukan proses
permesinan sehingga ukuran desain dengan finish sama.
5.3.3 Analisis Biaya
1. Estimasi Biaya
a) Biaya Material
Volume Roller Support = 1 + 2 23
= 1 1 1 + 2 2 2 2( 2 )
= 37,5 3,5 100 + 34 3,5 100 2( 7,5 2 3,5)
= 25.025 1.236,375
= 23.788,625 3
= 23,789 3
Volume Chip =
= 1 1 1 + 2 2 2
= 37,5 3,5 100 + 34 3,5 100 23.788,625
= 25.025 23.788,625
= 1.236,375 3
= 1,236 3
Diketahui massa jenis besi plat L adalah 7,68 g/cm3, maka :
Massa Roller Support =
= 7,86 23,789
= 186,98
= 0,18698
Massa Chip =
= 7,86 1,236
= 9,71496
= 0,009715
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

110

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Maka biaya material pembuatan komponen Roller Support, yaitu :
Biaya Material
=

= 0,186989.000 0,0097151500
= 1.682,82 14,57
= 1.668,25
= 1.668,00
b) Biaya Sewa Mesin
=
= 11,67 21.000

1
60

= 4.085,00
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
=
= 44,75 5.000

1
60

= 3.729,00
d) Biaya Sewa Operator
=
= 44,75 10.000

1
60

= 7.458,00
e) Biaya Bromus
=
= 20 55.000

1
1.000

= 1.100,00
2. Biaya Aktual
a) Biaya Material
Volume Roller Support = 1 + 2 23
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

111

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
= 1 1 1 + 2 2 2 2( 2 )
= 37,5 3,5 106 + 34 3,5 106 2( 7 2 3,5)
= 26.526,5 1.077,57
= 25.448,95 3
= 25,449 3
Volume Chip =
= 1 1 1 + 2 2 2
= 37,5 3,5 106 + 34 3,5 106 25.448,95
= 26.526,5 25.448,95
= 1.077,55 3
= 1,07755 3
Diketahui massa jenis besi plat L adalah 7,68 g/cm3, maka :
Massa Roller Support =
= 7,86 25,449
= 200,029
= 0,20003
Massa Chip =
= 7,86 1,07755
= 8,4695
= 0,00847
Maka biaya material pembuatan komponen Roller Support, yaitu :
Biaya Material = .
= 0,200039.000 0,008471500
= 1.800,26 12,705
= 1.788,00
b) Biaya Sewa Mesin
=
= 62,95 21.000

1
60

= 22.033,00
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

112

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
=
= 89,93 5.000

1
60

= 7.494,00
d) Biaya Sewa Operator
=
= 89,93 10.000

1
60

= 14.988,00
e) Biaya Bromus
=
= 25 55.000

1
1.000

= 1.375,00

Tabel 5.9 Analisis Biaya Roller Support

No.

Analisis Biaya

Estmasi Biaya

Biaya Aktual

Biaya material

Rp 1.668,00

Rp 1.788,00

Biaya sewa mesin

Rp 4.085,00

Rp 22.033,00

Biaya sewa alat kerja bangku

Rp 3.729,00

Rp 7.494,00

Biaya sewa operator

Rp 7.458,00

Rp 14.988,00

Biaya bromus

Rp 1.100,00

Rp 1.375,00

Rp 18.040,00

Rp 47.678,00

Total Biaya

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa biaya aktual lebih besar
dibandingkan dengan biaya estimasi dengan selisih biaya sebesar Rp 29.638,00. Hal
tersebut diakibatkan karena waktu pengerjaan komponen yang lebih lama. Selisih biaya
terbesar yaitu pada biaya sewa mesin dengan selisih Rp 17.948,00. Dan selisih biaya
terkecil yaitu pada biaya material dengan selisih Rp 120,00. Hal tersebut disebabkan
karena material yang digunakan hanya memiliki perbedaan dimensi yang sedikit.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

113

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
5.4 Pendorong
5.4.1 Analisis Waktu
Tabel 5.10 Analisis Waktu Pendorong

Langkah
KB1 - 01
KB1 - 02
KB1 - 03
KB1 - 04
KB1 - 05
KB1 - 06
KB1 - 07
KB1 - 08
KT - 01
KT - 02
KT - 03
KT - 04
KT - 05
KT - 06
KT - 07
KT - 08
KT - 09
KT - 10
KT - 11
KT - 12
KT - 13
KT - 14
KT - 15
KT - 16
KT - 17
KT - 18
KT - 19
KT - 20
KT - 21
KT - 22
KT - 23
KT - 24
KT - 25

Operasi Kerja
Menyiapkan alat
Mengukur titik potong
Memberi tanda titik potong
Membuka ragum
Memposisikan ST 40 ke ragum
Mengencangkan ragum
Menggergaji ST 40
Membuka ragum
Melonggarkan kunci chuck
Memasang benda kerja ke chuck
Mengencangkan chuck
Melonggarkan baut tool post
Memasang pahat
Mengunci tool post
Memposisikan tool post
Menyalakan mesin
Operasi Facing
Mematikan mesin
Memposisikan tool post
Melonggarkan cekaman hower
Memasang center drill ke hower
Mengencangkan hower
Memasang center drill ke tail stock
Melonggarkan cekaman chuck
Memposisikan bnenda kerja ke chuck
Mengencangkan chuck
Memposisikan center drill pada benda
Menyalakan mesin
Operasi center drill
Mematikan mesin
Mengganti center drill dengan life center
Memasang life center di tail stock
Mengukur titik pengurangan diameter

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Estimasi
Waktu
300 detik
20 detik
10 detik
20 detik
20 detik
20 detik
720 detik
20 detik
10 detik
20 detik
30 detik
15 detik
10 detik
15 detik
130 detik
2 detik
5 detik
2 detik
120 detik
10 detik
10 detik
15 detik
10 detik
10 detik
10 detik
15 detik
10 detik
2 detik
2,5 detik
2 detik
10 detik
10 detik
15 detik

Waktu Aktual
210 detik
12 detik
5 detik
20 detik
35 detik
35 detik
900 detik
20 detik
20 detik
10 detik
30 detik
25 detik
10 detik
30 detik
135 detik
2 detik
45 detik
2 detik
135 detik
15 detik
5 detik
30 detik
5 detik
20 detik
12 detik
30 detik
5 detik
2 detik
100 detik
2 detik
5 detik
5 detik
100 detik
114

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Lanjutan Tabel 5.10 Analisis Waktu Pendorong

Langkah
KT - 26
KT - 27
KT - 28
KT - 29
KT - 30
KT - 31
KT - 32
KT - 33
KT - 34
KT - 35
KT - 36
KT - 37
KT - 38
KT - 39
KB2 - 01
KB2 - 02
KB2 - 03
KB2 - 04
KB2 - 05
KB2 - 06
KB2 - 07
KB2 - 08
KB2 - 09
KB2 - 10
KB2 - 11
KB2 - 12
KB2 - 13

Operasi Kerja
Memberi tanda
Memposisikan life center ke benda
Setting nol
Menyalakan mesin
Operasi turning
Mematikan mesin
Melonggarkan baut tool post
Memasang pahat potong di tool post
Mengunci tool post
Memposisikan tool post untuk facing
Menyalakan mesin
Operasi chamfering
Mematikan mesin
Melonggarkan cekaman chuck
Memposisikan ragum
Menjepit ragum dengan clamp 1
Menjepit ragum dengan clamp 2
Membuka ragum
Memposisikan pendorong untuk di snei
Mengencangkan ragum
Memasang snei
Operasi penyeneian
Mebuka rahang ragum
Memposisikan pendorong
Mengencangkan ragum
Mengikir pendorong
Membuka ragum
Total Waktu

Estimasi
Waktu
10 detik
35 detik
300 detik
2 detik
377 detik
2 detik
15 detik
30 detik
15 detik
120 detik
2 detik
7 detik
2 detik
10 detik
5 detik
25 detik
25 detik
15 detik
20 detik
20 detik
10 detik
500 detik
15 detik
20 detik
20 detik
300 detik
15 detik
58 menit
48 detik

Waktu Aktual
5 detik
45 detik
330 detik
2 detik
2.720 detik
2 detik
15 detik
45 detik
15 detik
135 detik
2 detik
30 detik
2 detik
20 detik
3 detik
20 detik
20 detik
10 detik
18 detik
20 detik
20 detik
44 detik
10 detik
20 detik
20 detik
240 detik
10 detik
103 menit
57 detik

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa waktu aktual pembuatan komponen
pendorong memakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan estimasi waktunya.
Selisih waktu di antara keduanya, yakni 45 menit 9 detik. Hal itu dapat disebabkan
karena praktikan kurang terampil dalam operasi permesinan, karena jika dilihat dari
perbandingan totoal waktu kerja turning, yakni waktu aktual 4148 detik sedangkan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

115

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
estimasi waktu `408 dengan selisih 2740 detik. Meskipun pada operasi kerja bangku
selisih antara waktu aktual dengan estimasi waktu tidak terlalu jauh yakni dengan
rincian total KB 1 waktu aktual adalah 1237 detik sedangkan estimasi waktu 1.130 detik
dengan selisih 107 detik dan total KB 2 waktu aktual 852 detik sedangkan estimasi
waktu 990 detik dengan selisih 38 detik waktu aktual lebih cepat.
5.4.2 Analisis Dimensi

(a)

(b)

Gambar 5.4 (a) Pendorong Desain ; (b) Pendorong Finish

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

116

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19

Tabel 5.11 Analisis Dimensi Pendorong

Dimensi

Dimensi

Desain

Finish

R 5 mm

R 5 mm

R 9,5 mm

R 9,5 mm

Panjang total

130 mm

133,78 mm

Panjang Male Joint

10 mm

10 mm

Panjang Handle

40 mm

42 mm

Kartal sebagai handgrip

40 mm

Ulir luar

M 12 X 1,75

M 12 X 1,75

Jarak Ulir-Radius

3 mm

Radius sebagai bidang kunci

2 mm

No.

Bagian

Nama / Fungsi

Male Joint

Diameter Handle

Male Joint

Analisa :
Bagian A disebut Male Joint yang berfungsi sebagai kontak Pendorong dengan
Bender Die. Memilki diameter desain sebesar 10 mm dan finish diameter yang sama
dengan desain yaitu, 10 mm. Hal ini dikarenakan operator melakukan operasi turning
dengan teliti.
Bagian B merupakan handle yang memilki diameter desain sebesar 19 mm. Pada
benda finish diameter juga sebesar 19 mm. Hal ini terjadi karena pada bagian B tidak
dilakukan proses pengurangan material.
Bagian C merupakan panjang keseluruhan benda kerja. Pada desain tertulis 130
mm, namun pada benda finish terjadi kesalahan sebesar 3,78 mm lebih (133,78 mm).
Hal ini dikarenakan kesalahan pemotongan (kurang teliti) yang dilakukan operator.
Bagian D merupakan panjang kontak pendoronga dengan Bender Die. Pada
desain dan benda finish terdapat panjang yang sama, hal ini dikarenakan ketelitian
operator dalam proses pembubutan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

117

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Bagian E merupakan panjang handle pendorong. Memilki panjang desain 40 mm.
Sedangkan pada benda finish terukur 42 mm. Kesalahan ini diakibatkan oleh
pemotongan yang kurang teliti dan operasi facing yang kurang.
Bagian F merupakan kartal sebagai grip handle. Pada benda finish, fitur ini tidak
dibuat karena waktu permesinan yang kurang.
Bagian G merupakan fitur ulir M 12 x 1,75 pada desain. M 12 x 1,75 memiliki
diameter ulir 10,25 mm, sedangkan pada benda finish diameter dalamnya 10,5 mm. Hal
ini terjadi akibat kurang telitinya operator dalam pengerjaan turning.
Bagian H merupakan acuan posisi dari Radius sebagai tempat pengunci
pendorong dengan Bender Die dengan R = 2. Pada benda finished, hal ini tidak
dikerjakan karena kurangnya waktu permesinan.
5.4.3 Analisis Biaya
1. Estimasi Biaya
a) Biaya Material
Volume Pendorong = 1 + 2 + 3 4 5
2

= 1 1 + 2 2 + 3 3
2

2 2

0
2

= 3,14(9,5) 40 + 3,14(6) 80 + (3,14 5 10 6,4 29


= 11.335,4 + 9.043,2 + 785 20,11 56,549
= 21.086,94 3
= 21,09 3
Volume Chip = 40
= (9,5)2 130 21.086,94
= 36.858,74 21.086,94
= 15.771,8 3
= 15,77 3
Diketahui massa jenis besi ST 40 adalah 9 g/cm3, maka :
Massa Pendorong =
= 9 21,09
= 189,81
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

118

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
= 0,18981
Massa Chip =
= 9 15,77
= 141,93
= 0,14193
Maka biaya material pembuatan komponen Pendorong, yaitu :
Biaya Material = 40
= 0,1898112.000 0,141931500
= 2277,72 212,895
= 2.065,00
b)Biaya Sewa Mesin
=
1
60

= 23,47 31.250
= 12.224,00
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku

=
= 35,33 5.000

1
60

= 2.944,00
d)Biaya Sewa Operator
=
= 58,8 10.000

1
60

= 9.800,00
e) Biaya Bromus
=
= 100 55.000

1
1.000

= 5.500,00

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

119

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
2. Biaya Aktual
a) Biaya Material
Volume Pendorong = 1 + 2 + 3 4
2

= 1 1 + 2 2 + 3 3
2

= 3,14(9,5) 42 + 3,14(5,8) 81,78 + 3,14(5)2 10 9


= 11.908,21 + 8.642,77 + 785,398 28,27
= 21.308,11 3
= 21,313
Volume Chip = 40
= 37.930,47 21.308,11
= 16.622,36 3
= 16,623
Diketahui massa jenis besi ST 40 adalah 9 g/cm3, maka :
Massa Pendorong =
= 9 21,31
= 191,79
= 0,19179
Massa Chip =
= 9 16,62
= 149,58
= 0,14958
Maka biaya material pembuatan komponen Pendorong, yaitu :
Biaya Material = 40
= 0,1917912.000 0,149581500
= 2301,48 224,37
= 2.077,00
b) Biaya Sewa Mesin
=

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

120

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
1
60

= 69,13 31.250
= 36.005,00
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku

=
= 34,82 5.000

1
60

= 2.902,00
d) Biaya Sewa Operator
=
= 103,95 10.000

1
60

= 17.325,00
e) Biaya Bromus
=
= 100 55.000

1
1.000

= 5.500,00

Tabel 5.12 Analisis Biaya Pendorong


No.

Analisis Biaya

Estmasi Biaya

Biaya Aktual

Biaya material

Rp 2.065,00

Rp 2.077,00

Biaya sewa mesin

Rp 12.224,00

Rp 36.005,00

Biaya sewa alat kerja bangku

Rp 2.944,00

Rp 2.902,00

Biaya sewa operator

Rp 9.800,00

Rp 17.325,00

Biaya bromus

Rp 5.500,00

Rp 5.500,00

Rp 32.533,00

Rp 63.804,00

Total Biaya

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa biaya aktual lebih besar
dibandingkan dengan biaya estimasi dengan selisih biaya sebesar Rp 31.271,00. Hal itu
diakibatkan karena waktu pengerjaan komponen pendorong yang lebih lama
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

121

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
dibandingkan dengan estimasi yang telah direncanakan. Selisih biaya terbesar terdapat
pada biaya sewa mesin, maka dapat disimpulkan bahwa biaya sewa mesin aktual lebih
besar akibat waktu penggunaan mesin turning yang lama.
5.5 Bracket
5.5.1 Analisis Waktu
Tabel 5.13 Analisis Waktu Bracket

Langkah
KB1 - 01
KB1 - 02
KB1 - 03
KB1 - 04
KB1 - 05
KB1 - 06
KB1 - 07
KB1 - 08
KT - 01
KT - 02
KT - 03
KT - 04
KT - 05
KT - 06
KT - 07
KT - 08
KT - 09
KT - 10
KT - 11
KT - 12
KT - 13
KT - 14
KT - 15
KT - 16
KT - 17
KT - 18
KT - 19
KT - 20
KT - 21

Operasi Kerja
Menyiapkan alat kerja
Mengukur panjang yang akan dipotong
Memberi tanda titik yang akan dipotong
Membuka rahang ragum
Memposisikan besi yang akan dipotong
Menjepit benda di ragum (menutup rahang)
Menggergaji besi ST 40
Membuka rahang ragum
Melonggarkan chuck
Memasang benda kerja pada chuck
Mengencangkan chuck
Melonggarkan cekaman hower
Memasang pahat drill pada hower
Mengencangkan cekaman hower
Mamsangkan center drill ke tail stock
Melonggarkan baut tool post
Menempatkan mata pahat ke tool post
Mengencangkan baut tool post
Memposisikan tool post untuk facing
Menyalakan mesin
Operasi facing
Mematikan mesin
Melonggarkan cekaman chuck
Merubah posisi benda kerja
Mengencangkan cekaman chuck
Memposisikan tool post untuk facing
Menyalakan mesin
Operasi facing
Mematikan mesin

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Estimasi
Waktu
180 detik
30 detik
10 detik
20 detik
20 detik
20 detik
600 detik
20 detik
10 detik
20 detik
30 detik
15 detik
10 detik
15 detik
10 detik
15 detik
10 detik
15 detik
120 detik
2 detik
5 detik
2 detik
10 detik
30 detik
30 detik
180 detik
2 detik
5 detik
2 detik

Waktu
Aktual
240 detik
15 detik
5 detik
20 detik
35 detik
40 detik
450 detik
20 detik
20 detik
10 detik
30 detik
5 detik
8 detik
12 detik
5 detik
25 detik
10 detik
30 detik
135 detik
2 detik
60 detik
2 detik
20 detik
20 detik
30 detik
240 detik
2 detik
64 detik
2 detik
122

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Lanjutan Tabel 5.13 Analisis Waktu Bracket

Langkah
KT - 22
KT - 23
KT - 24
KT - 25
KT - 26
KB2 - 01
KB2 - 02
KB2 - 03
KB2 - 04
KB2 - 05
KB2 - 06
KB2 - 07
KB2 - 08
KB2 - 09
KB2 - 10
KB2 - 11
KB2 - 12
KB2 - 13
KB2 - 14
KB2 - 15
KB2 - 16
KB2 - 17
KB2 - 18
KB2 - 19
KB2 - 20
KB2 - 21
KB2 - 22
KB2 - 23
KB2 - 24
KB2 - 25
KB2 - 26
KB2 - 27
KB2 - 28
KB2 - 29
KB2 - 30
KB2 - 31

Operasi Kerja
Memposisikan center drill
Menyalakan mesin
Operasi drilling
Mematikan mesin
Melonggarkan cekaman chuck
Melonggarkan cekaman arbor
Memasangkan pahat drill diameter 3,5 mm
Mengencangkan arbor
Membuka rahang ragum
Memposisikan bracket
Menutup rahang ragum
Menempatkan ragum pada meja drilling
Mamasang clamp 1
Memasang clamp 2
Menyalakan mesin
Operasi drilling diameter 3,5 mm
Mematikan mesin
Melonggarkan cekaman arbor
Memasang pahat drill diameter 6,5 mm
Mengencangkan cekama arbor
Menyalakan mesin
Operasi drilling diameter 6,5 mm
Mematikan mesin
Melonggarkan cekaman arbor
Memasang pahat drill diameter 8,5 mm
Mengencangkan cekaman arbor
Menyalakan mesin
Operasi drilling diameter 8,5 mm
Mematikan mesin
Melonggarkan cekaman arbor
Memasang pahat drill diameter 10,5 mm
Mengencangkan cekaman arbor
Menyalakan mesin
Operasi drilling diameter 20,5 mm
Mematikan mesin
Membuka rahang ragum

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Estimasi
Waktu
15 detik
2 detik
1,2 detik
2 detik
10 detik
10 detik
15 detik
30 detik
15 detik
10 detik
20 detik
60 detik
20 detik
20 detik
4 detik
7 detik
4 detik
10 detik
15 detik
30 detik
4 detik
7 detik
4 detik
10 detik
15 detik
30 detik
4 detik
7,2 detik
4 detik
10 detik
15 detik
30 detik
4 detik
7,3 detik
4 detik
20 detik

Waktu
Aktual
15 detik
2 detik
26 detik
2 detik
20 detik
15 detik
10 detik
30 detik
10 detik
20 detik
30 detik
300 detik
30 detik
30 detik
4 detik
180 detik
4 detik
15 detik
10 detik
30 detik
4 detik
175 detik
4 detik
15 detik
10 detik
30 detik
4 detik
170 detik
4 detik
15 detik
10 detik
30 detik
4 detik
150 detik
4 detik
20 detik
123

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Lanjutan Tabel 5.13 Analisis Waktu Bracket

Langkah
KB2 - 32
KB2 - 33
KB2 - 34
KB2 - 35
KB2 - 36
KB2 - 37
KB2 - 38
KB2 - 39
KB2 - 40
KB2 - 41
KB2 - 42
KB2 - 43
KB2 - 44
KB2 - 45
KB2 - 46
KB2 - 47
KB2 - 48
KB2 - 49
KB2 - 50
KB2 - 51

Operasi Kerja
Melonggarkan cekaman tap holder
Mamsang tapper ke tap holde
Mengencangkan baut tap holdr
Melonggarkan rahum
Memposisikan bracket pada ragum
Mengencangkan ragum
Membuat ulir awal (tapper)
Melonggarkan cekaman tap holder
Memasang plug pada tap holder
Mengencangkan baut tap holder
Operasi tapping
Melonggarkan cekaman tap holder
Memasang bottoming pada tap holder
Mengencangkan baut tap holder
Operasi bottoming (finishing)
Membuka rahang ragum
Mengubah posisi bracket
Mengencangkan ragum
Mengikir satu bagian bracket
Melonggarkan cekaman ragum
Total Waktu

Estimasi
Waktu
5 detik
10 detik
5 detik
10 detik
30 detik
20 detik
360 detik
5 detik
10 detik
5 detik
90 detik
5 detik
10 detik
5 detik
60 detik
20 detik
30 detik
20 detik
240 detik
20 detik
49 menit
4 detik

Waktu
Aktual
15 detik
5 detik
15 detik
15 detik
45 detik
30 detik
280 detik
10 detik
5 detik
10 detik
30 detik
10 detik
5 detik
10 detik
20 detik
20 detik
60 detik
30 detik
300 detik
20 detik
65 menit
24 detik

Pada tabel di atas dapat dikethaui bahwa waktu aktual lebih besar dari pada
estimasi waktu yakni dengan selisih 988 detik. Hal tersebut disebabkan karena
praktikan yang kurang terampil pada proses drilling. Waktu aktual KB 1 adalah 825
detik, lebih cepat 75 detik dari estimasi. Waktu KT adalah 568,2 detik sedang waktu
aktual 797 detik. Sedangkan estimasi waktu KB 2 adalah 1.475,7 dan waktu aktualnya
2.303 detik.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

124

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
5.5.2 Analisis Dimensi

(a)

(b)

Gambar 5.5 (a) Bracket Desain ; (b) Bracket Finish


Tabel 5.14 Analisis Dimensi Bracket

Dimensi

Dimensi

Desain

Finish

M 12 x 1,75

M 12 x 1,75

19 mm

19 mm

Panjang bracket

30 mm

33,6 mm

Tinggi bracket

18 mm

18 mm

No.

Bagian

Nama / Fungsi

Ulir dalam untuk pendorong

Diameter utama bracket

Analisa :
Bagian A merupakan kedudukan dari ulir pendorong sehingga bagian A memilki
spesifikasi ulir yang sama dengan pendorong, Bagian A memiliki diameter sebesar 10,5
mm dengan lokasi tepat pada sumbu tengah silinder bracket. Namun terjadi kesalahan
pada dimesnsi akhir, yaitu sebesar 1,755 mm dari sumbu pusat silinder. Sehingga
lingkaran diameter 10,5 mm cenderung ke atas hingga jarakn 2,5 mm dari diameter luar
yang seharusnya 4,75 mm. Hal ini dikarenakan operasi bor yang kurang teliti yang
dilakukan oleh operator.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

125

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Bagian B merupakan diameter bahan dasar, sehingga pada produk akhir
ukurannya sama.
Bagian C merupakan panjang keseluruhan bracket. Pada bagian C terdapat
kesalahan potong, sehingga panjang desain tidak sama dengan panjang aktual. Hal ini
diakibatkan olrh pemotongan benda yang tidak teliti dan proses perataan permukaan
yang kurang.
Bagian D merupakan tinggi Bracket, pada bagian ini terlihat bahwa terdapat bekas
milling agar benda tegak di Track. Ukuran desain dengan finish sudah sama.
5.5.3 Analisis Biaya
1.

Estimasi Biaya
a) Biaya Material
Volume Bracket = 1 2 3
= 1 2 1 + 2 2 2 2

= 3,14(9,5)2 30 3,14(6)2 30 29
= 8.505,86 3.392,92 56,55
= 5.056,39 3
= 5,06 3
Volume Chip = 40 Bracket
= (9,5)2 30 5.056,39
= 8.505,86 5.056,39
= 3.449,5 3
= 3,45 3
Diketahui massa jenis besi ST 40 adalah 9 g/cm3, maka :
Massa Bracket = Bracket
= 9 5,06
= 45,54
= 0,04554
Massa Chip =
= 9 3,45
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

126

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
= 31,05
= 0,03105
Maka biaya material pembuatan komponen Bracket, yaitu :
Biaya Material = Bracket 40
= 0,0455412.000 0,031051500
= 546,48 46,575
= 500,00
b)Biaya Sewa Mesin
= +
= 9,47 31.250

1
1
+ 8,6 21.000
60
60

= 4.932,3 + 3.008,25
= 7.941,00
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
=
= 31 5.000

1
60

= 2.583,00
d)Biaya Sewa Operator
=
= 49,07 10.000

1
60

= 8.178,00
e) Biaya Bromus
=
= 20 55.000

1
1.000

= 1.100,00
2.

Biaya Aktual
a) Biaya Material
Volume Bracket = 1 2

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

127

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
= 1 2 1 + 2 2 2
= 3,14(9,5)2 33,63 3,14(6)2 33,63
= 9.535,07 3.803,46
= 5.731,61 3
= 5,73 3
Volume Chip = 40 Bracket
= (9,5)2 33,63 5.731,61
= 9.535,07 5.731,61
= 3.803,46 3
= 3,8 3
Diketahui massa jenis besi ST 40 adalah 9 g/cm3, maka :
Massa Bracket = Bracket
= 9 5,73
= 51,57
= 0,05157
Massa Chip =
= 9 3,8
= 34,2
= 0,0342
Maka biaya material pembuatan komponen Bracket, yaitu :
Biaya Material = Bracket 40
= 0,05157 12.000 0,03421500
= 618,84 51,3
= 568,00
b)Biaya Sewa Mesin
= +
= 13,28 31.250

1
1
+ 22,78 21.000
60
60

= 6.918,4 7.974,17 = 14.893,00

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

128

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
=
= 29,33 5.000

1
60

= 2.444,00
d)Biaya Sewa Operator
=
= 65,4 10.000

1
60

= 10.900,00
e) Biaya Bromus
=
= 250 55.000

1
1.000

= 1.375,00
Tabel 5.15 Analisis Biaya Bracket
No.

Analisis Biaya

Estmasi Biaya

Biaya Aktual

Rp 500,00

Rp 568,00

Biaya material

Biaya sewa mesin

Rp 7.941,00

Rp 14.893,00

Biaya sewa alat kerja bangku

Rp 2.583,00

Rp 2.444,00

Biaya sewa operator

Rp 8.178,00

Rp 10.900,00

Biaya bromus

Rp 1.100,00

Rp 1.375,00

Rp 20.302,00

Rp 30.180,00

Total Biaya

Pada tabel perbandingan biaya di atas, dapat diketahui bahwa biaya aktual lebih
besar dengan selisih Rp 9.878,00. Hal tersebut diakibatkan karena praktikan yang
kurang terlatih dan terampil dalam pembuatan komponen Bracket pada operasi drilling
sehingga biaya sewa mesin aktual lebih besar Rp 6.952,00 dibanding estimasi biayanya.
Sedangkan untuk biaya dengan selisih terkecil yakni, biaya material karena selisih
dimensinya sedikit.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

129

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
5.6 Roller 1
5.6.1 Analisis Waktu
Tabel 5.16 Analisis Waktu Roller 1

Langkah
KB1 - 01
KB1 - 02
KB1 - 03
KB1 - 04
KB1 - 05
KB1 - 06
KB1 - 07
KB1 - 08
KT - 01
KT - 02
KT - 03
KT - 04
KT - 05
KT - 06
KT - 07
KT - 08
KT - 09
KT - 10
KT - 11
KT - 12
KT - 13
KT - 14
KT - 15
KT - 16
KT - 17
KT - 18
KT - 19

Operasi Kerja
Menyiapkan alat kerja
Mengukur letak titik potong
Memberi tanda titik potong
Membuka rahang ragum
Memposisikan besi ST 40 di
ragum
Mengencangkan rahang
ragum
Menggergaji besi ST 40
Membuka rahang ragum
Melonggarkan chuck
Memasang benda kerja pada
chuck
Mengencangkan chuck
Melonggarkan baut tool post
Menempatkan pahat pada tool
post
Mengencangkan baut tool post
Setting tool post untuk facing
Menyalakan mesin
Operasi facing
Mematikan mesin
Memposisikan tool post untuk
turning
Menyalakan mesin
Setting nol
Operasi turning
Mematikan mesin
Melonggarkan cekaman
hower
Memasang center drill pada
hower
Mengencangkan cekaman
hower
Memasang center drill pada
tail stock

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Estimasi Waktu
180 detik
30 detik
10 detik
20 detik

Waktu Aktual
240 detik
15 detik
5 detik
20 detik

20 detik

35 detik

20 detik

40 detik

600 detik
20 detik
10 detik

600 detik
20 detik
20 detik

20 detik

10 detik

30 detik
15 detik

30 detik
25 detik

10 detik

10 detik

15 detik
120 detik
2 detik
5 detik
2 detik

30 detik
135 detik
2 detik
70 detik
2 detik

120 detik

135 detik

2 detik
10 detik
30 detik
2 detik

2 detik
25 detik
300 detik
2 detik

10 detik

15 detik

10 detik

5 detik

15 detik

30 detik

10 detik

5 detik
130

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Lanjutan Tabel 5.16 Analisis Waktu Roller 1

Langkah
KT - 20
KT - 21
KT - 22
KT - 23
KT - 24
KT - 25
KT - 26
KT - 27
KT - 28
KT - 29
KT - 30
KT - 31
KT - 32
KT - 33
KT - 34
KT - 35
KT - 36
KT - 37
KT - 38
KT - 39
KT - 40
KT - 41
KT - 42
KT - 43
KT - 44
KB2 - 01
KB2 - 02
KB2 - 03
KB2 - 04
KB2 - 05

Operasi Kerja
Melonggarkan cekaman chuck
Mengubah posisi benda kerja
Mengencangkan cekaman
chuck
Memposisikan center drill
Menyalakan mesin
Membuat lubang center drill
Mematikan mesin
Melepas center drill dari tail
stock
Memasang life center pada tail
stock
Mengukur
Memberi tanda
Melonggarkan baut tool post
Menempatkan pahat pada tool
post
Mengencangkan baut tool post
Memposisikan life center
Menyalakan mesin
Operasi turning
Mematikan mesin
Melonggarkan baut tool post
Menempatkan pahat pada tool
post
Mengencangkan baut tool post
Menyalakan mesin
Operasi turning
Mematikan mesin
Melonggarkan chuck
Membuka rahang ragum
Memposisikan besi ST 40 di
ragum
Menutup rahang ragum
Mengikir
Membuka rahang ragum
Total Waktu

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Estimasi Waktu
10 detik
10 detik
30 detik

Waktu Aktual
20 detik
12 detik

15 detik
2 detik
1,2 detik
2 detik

30 detik
15 detik
2 detik
60 detik
2 detik

10 detik

5 detik

10 detik

5 detik

15 detik
10 detik
15 detik

10 detik
5 detik
25 detik

10 detik

10 detik

15 detik
30 detik
2 detik
6 detik
2 detik
15 detik

30 detik
45 detik
2 detik
30 detik
2 detik
15 detik

30 detik

45 detik

15 detik
2 detik
4,2 detik
2 detik
10 detik
20 detik

30 detik
2 detik
540 detik
2 detik
20 detik
20 detik

30 detik

60 detik

20 detik
240 detik
20 detik
32 menit
25 detik

30 detik
360 detik
20 detik
54 menit
42 detik
131

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa perbandingan waktu aktual dengan
estimasi waktu. Sehingga diketahui bahwa waktu aktual lebih besar 1.337 detik
dibanding dengan estimasi waktu. Hal tersebut diakibatkan karena praktikan yang
kurang terampil sehingga waktu operasi permesinan proses kerja turning waktu aktual
lebih lama dibanding estimasi waktu. Waktu aktual KT adalah 1.817 detik sedangkan
estimasi waktunya 715 detik. Waktu aktual KB 1 adlah 975 detik sedangkan estimasi
waktunya 900. Sedangkan waktu aktual K 2 adakah 490 detik dan estimasi waktunya
330 detik.
5.6.2 Analisis Dimensi

(b)

(a)

Gambar 5.6 (a) Roller 1 Desain ; (b) Roller 1 Finish


Tabel 5.17 Analisis Dimensi Roller 1
No. Bagian

Nama / Fungsi

Dimensi

Dimensi

Desain

Finish

R 7 mm

R 5,5 mm

R 9,5 mm

R 9,5 mm

Male Joint untuk Roller Support

Diameter utama roller

Panjang total roller

40 mm

44,5 mm

Ketinggian radius dari permukaan

5 mm

5,5 mm

R 5 mm

R 5 mm

roller support
Penahan pipa 10 mm (Radius)

Analisa :
Pada bagian A atau male joint dengan fungsi kedudukan roller ke roller support
memilki perbedaan ukuran finish dengan desain. Hal ini dikarenakan kurang telitinya

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

132

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
operator dalam mengatur kedalaman makan pahat turning (R desain = 7 mm, R aktual =
5,5 mm).
Pada bagian B, ukuran desain dan finish sama karena bagian ini tidak mengalami
proses pengurangan material ( aktual = desain = 19 mm).
Pada bagian C, panjang pada roller memiliki perbedaan finish (44,5 mm) dengan
desain (40 mm). Hal ini dikarenakan operator kurang teliti dalam pemotongan benda
dan kurang menguasai teknik penghalusan benda.
Pada bagian D atau ketinggian radius terdapat perbedaan 0,5 mm dikarenakan
operator salah menentukan titik pusat radius, sehingga jaraknya berbeda.
Pada bagian E dengan potong 10 mm memiliki ukuran yang sesuai dengan
desain karena operator dapat melakukan operasi dengan baik.
5.6.3 Analisis Biaya
1. Estimasi Biaya
a) Biaya Material
Volume Roller 1 = 1 + 2 3
= 1 2 1 + 2 2 2

( 2 )2

= 3,14(9,5) 35 + 3,14(7)2 5 625


= 9.923,51 + 769,69 1.963,5
= 8.729,7 3
= 8,73 3
Volume Chip = 40 Roller 1
= (9,5)2 40 8.729,7
= 11.341,15 8.729,7
= 2.611,45 3
= 2,61 3
Diketahui massa jenis besi ST 40 adalah 9 g/cm3, maka :
Massa Bracket = Roller 1
= 9 8,73
= 78,57
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

133

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
= 0,07857
Massa Chip =
= 9 2,61
= 23,49
= 0,02349
Maka biaya material pembuatan komponen Roller 1, yaitu :
Biaya Material = Roller 1 40
= 0,0785712.000 0,023491500
= 942,84 35,24
= 908,00
b)Biaya Sewa Mesin
= 11,92 31.250

1
60

= 6.208,00
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
= 20,5 5.000

1
60

= 1.708,00
d)Biaya Sewa Operator
= 32,42 10.000

1
60

= 5.403,00
e) Biaya Bromus
= 70 55.000

1
1.000

= 3.850,00
2. Biaya Aktual
a) Biaya Material
Volume Roller 1 = 1 + 2 + 3 4
2

= 1 1 + 2 2 + 3 3

( 2 )2

= 3,14(5,75)2 6 + 3,14(9,5)2 5,5 + 3,14(9,5)2 32,5 625


Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

134

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
= 623,21 + 1.559,41 + 9.214,68 1.963,5
= 9.433,8 3
= 9,43 3
Volume Chip = 40 Roller 1
= (9,5)2 44,5 9.433,8
= 12.617,03 9.433,8
= 3.183,23 3
= 3,18 3
Diketahui massa jenis besi ST 40 adalah 9 g/cm3, maka :
Massa Bracket = Roller 1
= 9 9,43
= 84,87
= 0,08487
Massa Chip =
= 9 3,18
= 28,62
= 0,02862
Maka biaya material pembuatan komponen Roller 1, yaitu :
Biaya Material = Roller 1 40
= 0,0848712.000 0,028621500
= 1.018,44 42,93
= 976,00
b)Biaya Sewa Mesin
= 30,28 31.250

1
60

= 15.771,00
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
= 24,42 5.000

1
60

= 2.035,00
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

135

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
d)Biaya Sewa Operator
= 54,7 10.000

1
60

= 9.117,00
e) Biaya Bromus
= 75 55.000

1
1.000

= 4.125,00
Tabel 5.18 Analisis Biaya Roller 1

No.

Analisis Biaya

Estmasi Biaya

Biaya Aktual

Rp 908,00

Rp 976,00

Biaya material

Biaya sewa mesin

Rp 6.208,00

Rp 15.771,00

Biaya sewa alat kerja bangku

Rp 1.708,00

Rp 2.035,00

Biaya sewa operator

Rp 5.403,00

Rp 9.117,00

Biaya bromus

Rp 3.850,00

Rp 4.125,00

Rp 18.077,00

Rp 32.033,00

Total Biaya

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa biaya aktual pembuatan komponen
Roller 1 lebih besar dari pada estimasi biaya dengan selisih Rp 13.946,00. Hal tersebut
dapat disebabkan karena waktu permesinan yang lebih lama akibat dari kurang
terampilnya praktikan dalam operasi permesinan sehingga biaya sewa mesin memiliki
selisih terbesar sedangkan selisih biaya terkecil yakni biaya material.
5.7 Roller 2
5.7.1 Analisis Waktu
Tabel 5.19 Analisis Waktu Roller 2

Langkah

Operasi Kerja

KB1 - 01
KB1 - 02
KB1 - 03
KB1 - 04
KB1 - 05
KB1 - 06

Menyiapkan alat kerja


Mengukur letak titik potong
Memberi tanda titik potong
Membuka rahang ragum
Memposisikan besi ST 40 di ragum
Mengencangkan rahang ragum

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Estimasi
Waktu
180 detik
30 detik
10 detik
15 detik
20 detik
10 detik

Waktu Aktual
240 detik
15 detik
5 detik
10 detik
25 detik
15 detik
136

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Lanjutan Tabel 5.19 Analisis Waktu Roller 2

Langkah

Operasi Kerja

KB1 - 07
KB1 - 08
KT - 01
KT - 02
KT - 03
KT - 04
KT - 05
KT - 06
KT - 07
KT - 08
KT - 09
KT - 10

Menggergaji besi ST 40
Membuka rahang ragum
Melonggarkan cekaman chuck
Memasang benda kerja pada chuck
Mengencangkan chuck
Melonggarkan baut tool post
Menempatkan pahat pada tool post
Mengencangkan baut tool post
Setting tool post untuk facing
Menyalakan mesin
Operasi facing
Mematikan mesin
Memposisikan tool post untuk
turning
Menyalakan mesin
Setting nol
Operasi turning
Mematikan mesin
Melonggarkan cekaman chuck
Membuka rahang ragum
Memposisikan Roller 2
Mengencangkan ragum
Mengikir Permukaan Roller 2
Membuka rahang ragum

KT - 11
KT - 12
KT - 13
KT - 14
KT - 15
KT - 16
KB2 - 01
KB2 - 02
KB2 - 03
KB2 - 04
KB2 - 05

Total Waktu

Estimasi
Waktu
600 detik
15 detik
15 detik
30 detik
10 detik
15 detik
20 detik
15 detik
60 detik
5 detik
5 detik
5 detik

Waktu Aktual
540 detik
10 detik
17 detik
20 detik
15 detik
10 detik
23 detik
15 detik
75 detik
3 detik
70 detik
3 detik

60 detik

75 detik

5 detik
20 detik
30 detik
5 detik
10 detik
10 detik
30 detik
20 detik
240 detik
20 detik
25 menit
10 detik

2 detik
15 detik
3000 detik
2 detik
15 detik
10 detik
60 detik
30 detik
360 detik
20 detik
78 menit
20 detik

Pada tabel di atas dapat dikethaui bahwa waktu aktual pembuatan Roller 2 lebih
besar dibanding estimasi waktu yang ditentukan, yakni dengan selisih Rp 3.190,00. Hal
tersebut dapat disebabkan karena praktikan yang kurang terampil dalam operasi
permesinan sehingga waktu menjadi kurang efektif. Waktu aktual KB 1 adalah 860
detik, yakni 20 detik lebih cepat dari estimasi. Waktu aktual KT adlaah 3.360 detik
sedangkan estimasi 310 detik. Dan untuk waktu aktual 480 detik bagi KB 2, dan
estimasi waktunya 320 detik.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

137

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
5.7.2 Analisis Dimensi

(b)

(a)
Gambar 5.7 (a) Roller 2 Desain ; (b) Roller 2 Finish
Tabel 5.20 Analisis Dimensi Roller 2

No. Bagian

Nama / Fungsi

Dimensi

Dimensi

Desain

Finish

R 7 mm

R 6,5 mm

R 9,5 mm

R 9,5 mm

Male Joint untuk Roller Support

Diameter utama roller

Panjang total roller

40 mm

43,3 mm

Ketinggian radius dari permukaan

5 mm

R 5 mm

roller support
Penahan pipa 10 mm (Radius)

Analisa :
Pada bagian A atau male joint dengan fungsi kedudukan roller ke roller support
memiliki perbedaan ukuran finish dengan desain dikarenakan kurang telitinya operator
dalam mengatur kedalaman makan pahat turning (R desain = 7 mm, R aktual = 6,5
mm).
Pada bagian B ukuran desain dan finish sama karena bagian ini tidak mengalami
proses pengurangan material ( desain = aktual = 19 mm).
Pada bagian C, panjang pada roller memiliki perbedaan finish (43,3 mm) dengan
desain (40 mm). Hal ini dikarenakan operator kurang teliti dalam pemotongan benda
dan kurang menguasai teknik penghalusan benda.
Pada bagian D atau ketinggian posisi radius tidak dapat dilakukan, karena waktu
tidak cukup untuk melakukan operasi radius.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

138

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Pada bagian E atau radius R5 pada aktual tidak dapat dilakukan, karena waktu
tidak cukup untuk melakukan operasi radius.
5.7.3 Analisis Biaya
1. Estimasi Biaya
a) Biaya Material
Volume Roller 2 = 1 + 2 3
= 1 2 1 + 2 2 2

( 2 )2

= 3,14(9,5)2 35 + 3,14(7)2 5 625


= 9.923,51 + 769,69 1.963,5
= 8.729,7 3
= 8,73 3
Volume Chip = 40 Roller 2
= (9,5)2 40 8.729,7
= 11.341,15 8.729,7
= 2.611,45 3
= 2,61 3
Diketahui massa jenis besi ST 40 adalah 9 g/cm3, maka :
Massa Bracket = Roller 2
= 9 8,73
= 78,57
= 0,07857
Massa Chip =
= 9 2,61
= 23,49
= 0,02349
Maka biaya material pembuatan komponen Roller 2, yaitu :
Biaya Material = Roller 2 40

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

139

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
= 0,0785712.000 0,023491500
= 942,84 35,24
= 908,00
b)Biaya Sewa Mesin
= 5,17 31.250

1
60

= 2.693,00
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
= 20 5.000

1
60

= 1.667,00
d)Biaya Sewa Operator
= 25,17 10.000

1
60

= 4.195,00
e) Biaya Bromus
= 70 55.000

1
1.000

= 3.850,00
2. Biaya Aktual
a) Biaya Material
Volume Roller 2 = 1 + 2
= 1 2 1 + 2 2 2
= 3,14(6,5)2 5 + 3,14(9,5)2 38,38
= 663,66 + 10.881,83
= 11.545,49 3
= 11,55 3
Volume Chip = 40 Roller 2
= (9,5)2 43,3 11.545,49
= 12.276,79 11.545,49
= 731,3 3
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

140

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
= 0,73 3
Diketahui massa jenis besi ST 40 adalah 9 g/cm3, maka :
Massa Bracket = Roller 2
= 9 11,55
= 103,95
= 0,10395
Massa Chip =
= 9 0,73
= 6,57
= 0,00657
Maka biaya material pembuatan komponen Roller 2, yaitu :
Biaya Material = Roller 2 40
= 0,10395712.000 0,006571500
= 1.247,4 9,855
= 1238,00
b)Biaya Sewa Mesin
= 56 31.250

1
60

= 29.167,00
c) Biaya Sewa Alat Kerja Bangku
= 22,33 5.000

1
60

= 1.861,00
d)Biaya Sewa Operator
= 78,33 10.000

1
60

= 13.056,00
e) Biaya Bromus
= 70 55.000

1
1.000

= 3.850,00
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

141

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Tabel 5.21 Analisis Biaya Roller 2

No.

Analisis Biaya

Estmasi Biaya

Biaya Aktual

Rp 908,00

Rp 1.238,00

Biaya material

Biaya sewa mesin

Rp 2.693,00

Rp 29.167,00

Biaya sewa alat kerja bangku

Rp 1.667,00

Rp 1.861,00

Biaya sewa operator

Rp 4.195,00

Rp 13.056,00

Biaya bromus

Rp 3.850

Rp 3.850,00

Rp 13.313,00

Rp 49.172,00

Total Biaya

Pada tabel perbandingan biaya di atas dapat diketahui bahwa biaya aktual
pembuatan komponen Roller 2 lebih besar dari pada estimasi biayanya dengan selisih
Rp 35.859,00. Hal tersebut dapat disebabkan karena praktikan yang kurang terampil dan
efektif dalam pengerjaan operasi turning sehingga biaya sewa mesin aktual paling besar
selisihnya sebesar Rp 26.474,00, sedangkan selisih terkecil yakni biaya bromus.
5.8 Bender Die
5.8.1 Analisis Waktu
Tabel 5.22 Analisis Waktu Bender Die

Langkah

Operasi Kerja

Estimasi

Waktu

Waktu

Aktual

KB1-01

Menyiapkan alat kerja

300 Detik

240 Detik

KB1-02

Mengukur panjang yang akan dipotong

15 Detik

10 Detik

KB1-03

Menandai titik potong

10 Detik

5 Detik

KB1-04

Membuka rahang ragum

20 Detik

20 Detik

KB1-05

Memposisikan besi St60

20 Detik

35 Detik

KB1-06

Mengencangkan rahang ragum

20 Detik

40 Detik

KB1-07

Menggergaji besi St60

3600 Detik

4800 Detik

KB1-08

Membuka rahang ragum

20 Detik

20 Detik

KM1-01

Membuka rahang ragum busur

10 Detik

15 Detik

KM1-02

Menempatkan jig pada ragum

30 Detik

120 Detik

KM1-03

Memposisikan Bender Die

30 Detik

150 Detik

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

142

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Lanjutan Tabel 5.22 Analisis Waktu Bender Die

Langkah

Operasi Kerja

Estimasi

Waktu

Waktu

Aktual

KM1-04

Mengencangkan rahang ragum

30 Detik

25 Detik

KM1-05

Setting nol

30 Detik

30 Detik

KM1-06

Menyalakan mesin milling

4 Detik

4 Detik

KM1-07

Operasi facing

628 Detik

5100 Detik

KM1-08

Mematikan mesin milling

4 Detik

4 Detik

KM1-09

Mengukur Bender Die

30 Detik

32 Detik

KM1-10

Menandai titik potong

10 Detik

5 Detik

KM1-11

Setting nol

30 Detik

30 Detik

KM1-12

Menyalakan mesin

4 Detik

4 Detik

KM1-13

Operasi milling slot

702 Detik

3850 Detik

KM1-14

Mematikan mesin

4 Detik

4 Detik

KM1-15

Membuka rahang ragum

10 Detik

15 Detik

KB2-01

Membuka rahang ragum

10 Detik

15 Detik

KB2-02

Memposisikan Bender Die

20 Detik

35 Detik

KB2-03

Mengencangkan ragum

20 Detik

40 Detik

KB2-04

Mengikir Bender Die

300 Detik

250 Detik

KB2-05

Membuka rahang ragum

10 Detik

15 Detik

115 Menit

248 Menit

31 Detik

33 Detik

Total waktu

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa waktu aktual pembuatan komponen
Bender Die lebih besar dibandingkan Estimasi waktunya, dengan selisih 7982 detik. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya keterampilan praktikan dalam operasi milling
dan kurangnya pemahaman tentang proses pada milling sehingga pemakanan hanya
dilakukan sedikit demi sediki padahal pemakanan dapat dilakukan lebih dari itu. Proses
KB1 memiliki waktu aktual yang lebih lama 1165 detik dibandingkan estimasi waktu
yang sebesar 4005 detik.Waktu aktual kerja milling adalah 9388 detik sedangkan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

143

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
estimasi waktunya sebesar 2566 detik. Dan untuk waktu aktual proses KB2 adalah 355
detik yang lebih cepat 5 detik dari estimasi waktu nya yang memiliki nilai sebesar 360
detik.
5.8.2 Analisis Dimensi

(a)

(b)

Gambar 5.8 (a) Bender Die Desain ; (b) Bender Die Finish
Tabel 5.20 Analisis Dimensi Bender Die

No

Bagian

Nama/Fungsi

Diameter Bender Die

Titik Orientasi K ( Positioning K

Dimensi

Dimensi

Desain

Finish

R 31,75mm

R 31,75mm

19.25mm

----

5 mm

----

R 5 mm

----

terhadap A)
3

Titik orientasi K

Radius, sebagai Bender pipa

Kedalaman lubang L

10 mm

----

Panjang slot penahan

24.25 mm

47.5 mm

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

144

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Lanjutan Tabel 5.20 Analisis Dimensi Bender Die

No

Bagian

Nama/Fungsi

Dimensi

Dimensi

Desain

Finish

Panjang permukaan kontak joint

40.99 mm

42.3 mm

Titik orientasi L

21.50 mm

----

Kedalaman lubang

28 mm

----

10

Kedalaman slot

5 mm

3.19

11

M4 x 0.7 (Ulir dalam penahan male

M4x0.7 mm

----

R 5 mm

----

56 mm

63.5 mm

joint)
12

Female Joint

13

Penjang Fungsional Bender

Analisa :
Bagian A merupakan diameter asal Bender Die, pada desain dan benda finish memiliki
ukuran yang sama yaitu R 31,75 mm karena pada bagian ini tidak dilakukan proses
pengurangan material
Bagian B merupakan acuan posisi titik pusat Lubang K pada desain benda finish, hal ini
tidak dapat diukur karena Bagian K tidak terbuat
Bagian C merupakan acuan posisi titik pusat Lubang K pada desain. Namun pada benda
finish hal ini tidak dapat diukur karena bagian K tidak terbuat
Bagian D merupakan Radius sebagai pencekam pipa diameter 10 mm. pada desain
menunjukkan ukuran Radiius 5 mm, namun pada benda finish, fitur ini tidak terbuat
karena kurangnya waktu permesinan
Bagian E merupakan kedalaman lubang L yang pada desain memiliki kedalaman 10
mm. pada benda finish fitur ini tidak terbuat karena kurangnya waktu permesinan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

145

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Begian F merupakan pangjang slot Bender die, yang memiliki panjang 24.25 mm.
sedangkan pada benda finish menunjukkan 47.5 mm dikarenakan operator tidak
memiliki waktu yang cukup untuk proses pengurangan panjang slot
Bagian G merupakan muka pangjang kontak antara bender die dengan track. Pada
desain tertulis panjang = 40.99 mm. pada benda finish menunjukkan panjang 42.33 mm.
perbedaan ini diakibatkan proses pemilingan yang tidak pas ukurannya karena operator
kurang teliti
Bagian H merupakan orientasi dari titik pusat lubang L. pada desain menunjukkan
ukuran 21.5 mm sedangkan pada benda finish hal ini tidak dapat dilakukan karena
lubang L tidak terbuat akibat dari kurangnya waktu permesinan
Bagian I merupakan kedalaman lubang K pada desain dengan dalam = 28 mm. pada
benda finish, bagian I tidak dapat diukur karena lubang K tidak terbuat akibat waktu
permesinan yang kurang
Bagian K merupakan ulir dalam dengan spesifikasi M4x0.7 mm pada desain, sehingga
diameter dalamnya berkisar antara 3,0 3,3 mm. pada benda finish hal ini tidak dapat
dilakukan karena kurangnya waktu permesinan. Bagian I berfungsi untuk mengunci
kedudukan pendorong dengan Bender Die dengan cara memasukkan baut M4x0.7mm
Bagian L merupakan Female Joint untuk pendorong agar pendorong tepat masuk tanpa
melakukan gerak vibrasi. Mempunyai diameter desain 10 mm, pada benda finish hal ini
tidak dapat dilakukan karena operator kekurangan waktu
Bagian N merupakan panjang fungsional Bender Die yang memiliki ukuran 56 mm
pada desain. Sedangkan pada benda finish memiliki ukuran yang sama dengan diameter
(63.5 mm)dikarenakan operator tidak memiliki waktu yang cukup untuk proses milling
permukaan N.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

146

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
5.8.3 Analisis Biaya
1.

Estimasi Biaya
a. Biaya Material

Volume Bender Die = V1-V2-V3-V4-V5-V6-2V7


= (31.75) x 35 - 40.99 x 48.5 x 5- (5)*10(2) x 28-

5 2 2
( ) dx
0

206,4 x 35 2(206,4x5)

= 110842.26 - 9940.075 - 785.398 351.86


1963.5 7224 2064
= 84385,43 mm
=84,39 cm

Volume Chip

= Volume Besi St60 Volume Bender Die


= (31.75) x 35 84385,43
= 110842,26 - 84385,43
= 26.456,83 mm
= 26,46 cm

Diketahui massa jenis besi St 60 adalah 9 gr/ cm , maka:

Massa Bender Die

= x V

= 9 x 84,39
= 759,51 gr
= 0,75951 kg

Massa Chip

= x V

= 9 x 26,46
= 238,14 gr
= 0,23814 kg

Maka biaya material pembuatan komponen Bender die adalah:


Biaya Material = (Massa Bender Die x Harga besi St60) ( Massa Chip x Harga Chip)
= (0,75951 x 12.500) (0,23814 x 1500)
= 9.493,875 357,21
= 9136,665
= Rp. 9.137,00
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

147

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
b. Biaya Sewa Mesin
Biaya sewa mesin Milling = 42.77 x

21000
60

= Rp. 14.968,00

c. Biaya Sewa Alat Kerja Bangku


Biaya Sewa Alat

= 72.75 x

5000
60

= Rp. 6.063,00

d. Biaya Sewa Operator


Biaya Sewa Operator

= 115.52 x

10000
60

= Rp. 19.253,00

e. Biaya Bromus
Biaya Bromus

= 75 ml x

55000
1000

= Rp. 4.125,00

2. Biaya Aktual
a. Biaya Material

Volume Bender Die = V1-V2-2V3= x ri x ti - P2 x L2 x T2 2

360

12 x T3
= x(31.75) x42.62 (42.3 x 47.36 x 3.19 2
90
360

(31.75)2

1
2

42.3 23.68 x 31.75

= 134974.2 6390.62 1855.93


= 126727.65 mm
=126.73 cm

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

148

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19

Volume Chip

= Volume Besi St60 Volume Bender Die


= (31.75) x 42.62 126727.65
= 134974.2 - 26727.65
= 8246.55mm
= 8.25 cm

Diketahui massa jenis besi St 60 adalah 9 gr/ cm , maka:

Massa Bender Die

= xV

= 9 x 126.73
= 1140.57 gr
= 1.14057 kg

Massa Chip

= xV

= 9 x 8.25
= 74.25 gr
= 0.07425 kg

Maka biaya material pembuatan komponen Bender die adalah:


Biaya Material = (Massa Bender Die x Harga besi St60) ( Massa Chip x Harga Chip)
= (1.14057 x 12.500) (0.07425 x 1500)
= 14257.125 111.375
= Rp. 14.146,00
b. Biaya Sewa Mesin
Biaya sewa mesin Milling = 156.47 x

21000
60

= Rp. 54.763,00

c. Biaya Sewa Alat Kerja Bangku


Biaya Sewa Alat

= 92.08 x

5000
60

= Rp. 7.674,00

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

149

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
d. Biaya Sewa Operator
Biaya Sewa Operator

= 248.55 x

10000
60

= Rp. 41.425,00
e. Biaya Bromus
Biaya Bromus

= 75 ml x

55000
1000

= Rp. 4125,00

Tabel 5.24 Analisis Biaya Bender Die

No

Daftar Biaya

Estimasi Biaya

Biaya Aktual

Biaya Material

Rp. 9.137,00

Rp. 14.146,00

Biaya Sewa Mesin

Rp. 14.968,00

Rp. 54.763,00

Biaya Sewa Alat Kerja Bangku

Rp. 6.063,00

Rp. 7.674,00

Biaya Sewa Operator

Rp. 19.253,00

Rp. 41.425,00

Biaya Bromus

Rp. 4125,00

Rp. 4.125,00

Rp. 53.546,00

Rp. 122.133,00

Total Biaya

Pada tabel perbandingan biaya diatas dapat diketahui bahwa biaya aktual lebih
besar dibandingkan dengan estimasi biaya pembuatan produk Bender Die. Hal ini
disebabkan karena lamanya proses permesinan milling sehingga biaya sewa mesin
memiliki selisih terbesar. Sedangkan untuk biaya bromus tidak memiliki selisih biaya.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

150

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
5.9 Assembly
5.9.1 Analisis Waktu
Tabel 5.25 Analisis Waktu Assembly

Langkah
Operasi Kerja
KB2 -01 Menyiapkan alat-alat
KB2 -02 Pemberian lem pada track
KB2 -03 Menempelkan track 1 dan track 2
Menempatkan track pada permukaan
KB2 -04
datar
KB2 -05 Memasang clamp
KB2 -06 Menjepit clamp mass pada benda kerja
KB2 -07 Memanaskan elektroda
KB2 -08 Membuat las titik
KB2 -09 Membuat las garis
KB2 -10 Melepas klem massa
KB2 -11 Membersihkan terak las
KB2 -12 Melepas clamp
KB2 -13 Menjepit benda kerja dengan tang
KB2 -14 Memasukkan track ke dalam air
KB2 -15 Mengeluarkan track dari aor
KB2 -16 Mengeringkan track
KB2 -17 Pemberian lem pada bracket
KB2 -18 Menempelkan bracket pada travk
Menempatkan track pada permukaan
KB2 -19
datar
KB2 -20 Memasang clamp
Memasang clamp mass pada benda
KB2 -21
kerja
KB2 -22 Memanaskan elektroda
KB2 -23 Membuat las garis
KB2 -24 Melepas klem massa
KB2 -25 Membersihkan terak las
KB2 -26 Melepas clamp
KB2 -27 Menjepit benda kerja dengan tang
KB2 -28 Memasukkan benda kerja ke dalam air
KB2 -29 Mengeluarkan benda kerja dari air
KB2 -30 Mengeringkan benda kerja
Total Waktu
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

Estimasi Waktu
100 detik
10 detik
10 detik

Waktu Aktual
120 detik
15 detik
7 detik

10 detik

5 detik

15 detik
15 detik
45 detik
5 detik
120 detik
15 detik
45 detik
15 detik
10 detik
30 detik
10 detik
5 detik
10 detik
8 detik

20 detik
15 detik
60 detik
10 detik
150 detik
15 detik
60 detik
15 detik
5 detik
60 detik
10 detik
10 detik
5 detik
10 detik

10 detik

15 detik

20 detik

15 detik

5 detik

10 detik

30 detik
150 detik
15 detik
30 detik
15 detik
5 detik
45 detik
5 detik
5 detik
813 detik

60 detik
250 detik
10 detik
60 detik
10 detik
5 detik
60 detik
5 detik
10 detik
1.102 detik
151

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa waktu aktual assembly adalah 1102 detik
atau 18 menit 22 detik, sedangkan estimasi waktu assembly adalah 813 detik atau 13
menit 33 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu aktual assembly lebih lama
dibandingkan dengan waktu estimasi dengan selisih waktu 4 menit 49 detik. Hal
tersebut dapat terjadi karena kurangnya keterampilan atau kebiasaan praktikan dalam
proses pengelasan.
5.9.2 Analisis Produk
Tabel 5.26 Analisis Produk Assembly

No.

Assembly

Desain

Finish

Pendorong dengan Bracket

Ya

Ya

Pendorong dengan Bender Die

Ya

Tidak

Track 1 dengan Track 2

Ya

Ya

Track dengan Roller Support

Ya

Tidak

Roller 1 dengan Roller Support

Ya

Tidak

Roller 2 dengan Roller Support

Ya

Tidak

Bracket dengan Track

Ya

Ya

Pada produk assembly, estimasi tidak dapat terpenuhi sehingga assembly aktual
hanya dapat merakit Track 1 dengan Track 2, dilanjutkan Track dengan Bracket, lalu
pemasukan Pendorong dengan Bracket. Pada perakitan Pendorong dengan Bender Die,
Roller dengan Roller Support, dan Track dengan Roller Supoort tidak dapat dilakukan
karena produk tidak selesai dan kekurangan serta tidak telitinya operator.
(b)
(a)

Gambar 5.9 (a) Assembly Desain ; (b) Assembly Finish

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

152

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
5.9.3 Analisis Biaya
1. Estimasi Biaya
a. Biaya sewa alat kerja bangku
Biaya = waktu x biaya sewa
= 13.55 x

5000
60

= Rp. 1.129,00

b. Biaya barang elektroda


Biaya = 2 x 1.420
= Rp. 2.840,00
c. Biaya sewa operator
Biaya = W.aktu x biaya sewa
= 1355 x

10000
60

= Rp. 2.258,00

2. Biaya Aktual
a. Biaya sewa alat kerja bangku
Biaya = waktu x biaya sewa
= 18.37 x

5000
60

= Rp. 1.531,00

b. Biaya barang elektroda


Biaya = 1 x 1.420
= Rp. 1.420,00
c. Biaya sewa operator
Biaya = Waktu x biaya sewa
= 18.37 x

10000
60

= Rp. 3.062,00

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

153

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Tabel 5.27 Analisis Biaya Assembly

No.

Analisis Biaya

Estmasi Biaya

Biaya Aktual

Biaya sewa alat kerja bangku

Rp 1.129,00

Rp 1.531,00

Biaya batang elektroda

Rp 2.840,00

Rp 1.420,00

Biaya sewa operator

Rp 2.258,00

Rp 3.062,00

Rp 6.227,00

Rp 6.013,00

Total Biaya

Pada tabel perbandingan biaya assembly di atas, dapat diketahui bahwa biaya
aktual lebih kecil dibanding estimasi biaya dengan selisih Rp 214,00. Hal itu
disebabkan karena biaya batang elektroda yang dipakai lebih sedikit meskipun waktu
pengerjaan lebih lama.

5.10 Tabel Rekap Waktu, Dimensi, dan Biaya


Tabel 5.28 Rekap Waktu dan Biaya

No.

Komponen

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Track 1
Track 2
Roller Support
Pendorong
Bracket
Roller 1
Roller 2
Bender Die
Assembly
Total

Waktu
Estimasi
1.983 detik
2.400 detik
2.685 detik
3.528 detik
2.944 detik
1.945 detik
1.510 detik
6.921 detik
813 detik
412 menit
19 detik

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Aktual
2.107 detik
2.128 detik
5.396 detik
6.237 detik
3.924 detik
3.282 detik
4.700 detik
14.913 detik
1.102 detik
729 menit
49 detik

Biaya
Estimasi
Rp9.498
Rp11.236
Rp18.040
Rp32.533
Rp20.302
Rp18.077
Rp13.313
Rp53.546
Rp6.227

Aktual
Rp10.071
Rp10.133
Rp47.678
Rp63.804
Rp30.180
Rp32.033
Rp49.172
Rp122.133
Rp6.013

Rp182.772

Rp371.217

154

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Tabel 5.29 Rekap Dimensi Komponen

No.
Komponen
1 Track 1
-Lebar Track
-Tinggi Track
-Panjang Track
-Tebal Track
2 Track 2
-Lebar Track
-Tinggi Track
-Panjang Track
-Tebal Track
3 Roller Support
-Female joint
-Dasar posisi female joint
-Dasar posisi female joint
-Jarak antar female joint
-Panjang Roller Support
-Tebal Roller Support
-Lebar Roller Support
-Tinggi Roller Support
4 Pendorong
-Male Joint
-Diameter Handle
-Panjang total
-Panjang Male Joint
-Panjang Handle
-Kartal sebagai handgrip
-Ulir luar
-Jarak Ulir-Radius
-Radius
5 Bracket
-Ulir dalam
-Diameter utama
-Panjang
-Tinggi

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Desain

Aktual

Selisih

20 mm
37,5 mm
100 mm
3,5 mm

19,8 mm
37,5 mm
105 mm
3,5 mm

0,2 mm
5 mm
-

20 mm
37,5 mm
100 mm
3,5 mm

19,8 mm
37,5 mm
104 mm
3,5 mm

0,2 mm
4 mm
-

15 mm
15 mm
15 mm
70 mm
100 mm
3,5 mm
34 mm
37,5 mm

14 mm
16,5 mm
15 mm
73 mm
106 mm
3,5 mm
34 mm
37,5 mm

1 mm
1,5 mm
3 mm
6 mm
-

R 5 mm
R 9,5 mm
130 mm
10 mm
40 mm
40 mm
M 12 X 1,75
3 mm
2 mm

R 5 mm
R 9,5 mm
133,78 mm
10 mm
42 mm
M 12 X 1,75
-

3,78 mm
2 mm
40 mm
3 mm
2 mm

M 12 x 1,75
19 mm
30 mm
18 mm

M 12 x 1,75
19 mm
33,6 mm
18 mm

3,6 mm
-

155

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Lanjutan Tabel 5.29 Rekap Dimensi Komponen

No.
Komponen
6 Roller 1
-Male Joint
-Diameter utama
-Panjang total
-Ketinggian radius
-Radius
7 Roller 2
-Male Joint
-Diameter utama
-Panjang total
-Ketinggian radius
-Radius
8 Bender Die
-Diameter
-Titik Orientasi k
-Titik Orientasi
-Radius
-Kedalaman Lubang L
-Panjang Slot
-Panjang permukaan kontak joint
-Titik orientasi L
-Kedalaman Lubang K
-Kedalaman Slot
-Ulir dalam Penahan Male Joint
-Female Joint
-Panjang Fungsional Bender

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Desain

Aktual

Selisih

R 7 mm
R 9,5 mm
40 mm
5 mm
R 5 mm

R 5,5 mm
R 9,5 mm
44,5 mm
5,5 mm
R 5 mm

1,5 mm
4,5 mm
0,5 mm
-

R 7 mm
R 9,5 mm
40 mm
5 mm
R 5 mm

R 6,5 mm
R 9,5 mm
43,3 mm
-

0,5 mm
3,3 mm
5 mm
R 5 mm

R 31,75 mm
19,25 mm
5 mm
R 5 mm
10 mm
24,25 mm
40,99 mm
21,50 mm
28 mm
5 mm
M 4 x 0,7
R 5 mm
56 mm

R 31,75 mm
47,5 mm
42,3 mm
3,19 mm
63,5 mm

19,25 mm
5 mm
R 5 mm
10 mm
23,25 mm
1,31 mm
21,50 mm
28 mm
1,81 mm
M 4 x 0,7
R 5 mm
7,5 mm

156

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
5.11 Analisis Kegagalan Produk
5.11.1 FISHBONE

Gambar 5.11 Fishbone Bending Pipa

Terdapat 5 faktor yang menyebabkan kecacatan pada bending pipa, yakni


manusia, mesin, material, lingkungan dan proses.
Faktor kecacatan yang disebabkan oleh manusia terdiri dari kurangnya
keterampilan dan pemahaman dalam operasi permesinan yang disebabkan karena
kurangnya latihan dan kurang mempelajari teori operasi permesinan sehingga waktu
operasi lebih lama, kurangnya ketelitian karena kurang fokus dan tidak atau lupa
mengecek secara berkala, cepat lelah karena kondisi tubuh yang kurang fit.
Faktor kecacatan oleh mesin terdiri dari jumlah mesin yang terbatas karena
perbandingan antara oenggunaan mesun dengan jumlah peralatan dan jumlah peralatan
yang terbatas.
Faktor kecacatan dari segi material, yakni raw material tidak dalam kondisi baik
karena disimpan terlalu lama sehingga berkarat dan bekas pemotongan yang tidak baik
seperti besi ST 60 yang didapatkan adalah sisa potongan yang tidak rata sehingga
memerlukan operasi facing yang cukup lama.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

157

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
Faktor kecacatan dari segi lingkungan, yakni luas ruangan yang terbatas yang
menyebabkan terbatasnya ruang gerak serta udara panas yang dapat menyebabkan
dehidrasi yang akhirnya mengurangi tingkat kefokusan.
Sedangkan faktro kecacatan dari segi proses, yakni waktu praktikum yang terbatas
karena jumlah kelompok praktikum yang banyak dan terbagi menjadi dua shift, proses
planning yang tidak terlaksana sepenuhnya karena terjadi bottle neck penggunaan mesin
serta proses operasi permesinan yang dilakukan melebihi waktu yang telah
direncanakan.
Dalam mengatasi faktor-faktor penyebab kecacatan tersebut, diperlukan solusi
bagi setiap faktor yang mempengaruhi yang dijelaskan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 5.30 Solusi Faktor Kecacatan Bending Pipa

No.
1

Faktor Kecacatan

Solusi

Manusia
- Kurangnya keterampilan dan - Latihan lebih rutin lagi dan belajar teori
pemahaman

dalam

operasi permesinan lebih banyak dan bertanya

permsinan

kepada yang lebih memahami

- Kurangnya ketelitian

- Lebih fokus dan selsalu melakukan

- Cepat Lelah

pengecekan secara berkala


- Menjaga kondisi tubuh dengan istirahat
yang cukup dan makan yang bergizi

Mesin
- Jumlah mesin terbatas

- Penggunaan

seefektif

mungkin

- Jumlah peralatan terbatas

proses kerja permesinan tersebut

saat

- Penggunaan peralatan seefektif mungkin


dan

jika

terjadi

antrian,

melakukan

pekerjaan lain yang dapat dilakukan


3

Material
- Raw material tidak dalam -Pada
kondisi baik

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

saat

proses

permesinan,

raw

material di operasikan sebaik mungkin

158

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19

Lanjutan Tabel 5.30 Solusi Faktor Kecacatan Bending Pipa

No.
4

Faktor Kecacatan

Solusi

Lingkungan
- Luas ruangan terbatas

- Penyesuaian gerakan kerja terhadap luas

- Udara panas

ruangan
- Ventilasi ruangan lebih dioptinmalkan
dan meminum air mineral untuk mencegah
dehidrasi

Proses
-

Waktu

praktikum

yang - Pemanfaatan waktu seefektif mungkin

terbatas
-

Proses

dengan pembagian kerja yang jelas


planning

tidak - Pembagian kerja lebih diperjelas dan

terlaksana sepenuhnya

lebih berkemauan untuk mencapai target.

5.11.12 Analisis Keseluruhan Waktu, Dimensi dan Biaya


Pada waktu pemrosesan total benda, terjadi perbedaan antara estimasi (412
menit 19 detik) dengan waktu aktual ( 729 menit 49 detik). Hal ini dikarenakan
pada proses aktual terjadi banyak kesalahan, seperti :
-

Kelalaian operator

Terlalu banyak gerakan yang lamban

Lambatnya proses kerja yang diakibatkan kemampuan operator yang di bawah


rata-rat

Hal di atas tentu saja berimbas pada biaya aktual yang membengkak akibat sewa
mesin yang dihitung berdasarkan waktu produksi sehingga semakin banyak waktu
yang digunakan, maka biaya semakin tinggi.
Pada hasil rekap dimensi, dapat disimpulkan bahwa banyak dimensi yang tidak
terpenuhi. Hal in dikarenakan :
-

Kelalaian operator

Pengukuran yang tidak presisi

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

159

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
-

Pemotongan yang tidak presisi

Lambatnya proses lerja dan permesinan

Hal di atas mengakibatkan volume removal berkurang sehingga akan menambah


biaya produk, karena Biaya total = Biaya Material Penjualan chip. Dengan dmensi
yang berlebih maka material chip berkurang sehingga biaya total semakin besar.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

160

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Pada praktikum proses manufaktur, praktikan dituntut untuk mengetahui proses
produksi suatu benda. Tentu saja proses produksi menggunakan bermacam proses,
khususnya proses permesinan dan proses kerja bangku. Pada proses permesinan,
umumnya pengerjaan workpiece berfokus pada pemenuhan fitur desain dengan cara
mengurangi material benda. Hal ini tentu saja membutuhkan mesin sebagai media
kerja.Tipe mesin yang digunakan pada praktikum ini ialah mesin miling standard, mesin
turning standard, mesin bor dan terdapat pula mesin Milling CNC. Pada pengerjaan
awal benda, proses kerja bangku lah yang berperan sebagai pembentuk pertama
geometri workpiece seperti : pemotongan, penggerindaan dan pengikiran. Alat-alat yang
digunakan pada proses kerja bangku ialah : gergaji tangan, palu, sney, tap, alat ukur dan
kikir.
2. Praktikum proses manufaktur menuntun praktikan melakukan operasi kerja
menggunakan berbagai jenis mesin seperti:
Turning
Berfungsi sebagai pengurangan diameter benda kerja, facing, Raduis atau
grooving, chamfering dan center drilling. Dengan cara kerja memutar benda
kerja pada poros spindel, lalu mata pahat memakan benda sepanjang sumbu Z
dari benda. Pahat digerakkan dengan memutar tuas eretan. Pada mesin turning
dapat dilakukan operasi seperti

Turning

- Facing

- Threading

Cut off

- Radius dan Chamfering

- Center Drilling
- Grooving

Milling
Berfungsi untuk membuat profile pada permukaan benda kerja dengan cara
memutar pahat lalu menggerakkan benda menuju mata pahat. Benda dapat

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

161

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
digerakkan sepanjang sumbu X dan Y dengan memutar tuas eretan meja.
Dengan operasi miling dapat dibentuk:

Facing

- Slotting

Chamfering

Filleting - Reaming

Mesin Drill
Berfungsi untuk melubangi benda kerja, benda kerja dicekam kuat tanpa bisa
bergerak dengan tujuan agar benda tidak melakukan vibrasi. Operasi drilling
dilakukan secara bertahap dari diameter kecil ke diameter besar

Mesin las
Berfungsi menyatukan 2 benda logam dengan atau tanpa logam tambahan. Pada
mengelasan harus pada posisi tegak terhadap sudut kontak dan pengelasan track
dilakukan dengan gerakan lambat dan harus memenuhi track dengan sempurna

3. Produk yang dibuat pada praktikum proses manufaktur adalah bending pipa diameter
10 mm. produk akhir memiliki fungsi Bending sehingga struktur produk harus bersifat
kaku pada main body-nya agar menahan gaya dorong dari Bender Die. Pada praktikum
ini, praktikan gagal merakit seluruh komponen yang harus dibuat. Bagian yang dirakit
hanya penggabungan 2 track dengan Bracket.
4. Estimasi biaya pengerjaan material terdiri dari estimasi bahan kerja, sewa mesin dan
operator. Namun pada akhirnya, sisa-sisa bahan hasil kerja dapat dijual kembali
sehingga estimasi biaya produk merupakan harga material dikurangi harga jual
chip/gram. Seperti pada bab 5 sub-bab 3 yang menjelaskan segala perhitungan biaya.
Estimasi waktu didapat dari rumus operasi permesinan, sehingga datanya berupa acuan
normal proses.
5. Pada praktikum Proses Manufaktur ini, praktikan diharapkan dapat menyelesaikan
produk Bender Pipa yang dapat berfungsi. Namun pada kenyataannya produk dirakit
namun tidak memenuhi keseluruhan spesifikasi produk. Hal ini dikarenakan praktikan
kurang berpengalaman dan kurang teliti terhadap berbagai proses dan operasi
manufaktur.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

162

Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2014


Kelompok 19
6.2 Saran
1. Praktikan harus mengetahui cara-cara pengoperasian yang dilakukan pada praktikum
proses manufaktur.
2. Praktikan harus lebih teliti dalam pengukuran dan operasi permesinan.
3. Praktikan harus mengetahui apa yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum
4. Tentukan skala prioritas dalam pemilihan part yang akan dibuat terlebih dahulu
5. Perhatikan penggunaan APD, karena pada akhirnya hanya APD-lah alat keamanan
dalam proses permesinan. APD hendaknya terus menerus dipakai agar tetap aman
6. Selalu bekerja sesuai SOP dan pengarahan asisten agar praktikan tidak bertindak
menyimpang dan dapat merusak atau mencelakakan diri.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

163

You might also like