Professional Documents
Culture Documents
Halaman
I.
DASAR TEORI
Mikrokontroler ATmega16
1. Pengertian Mikrokontroler ....................................................................... 2
2. Arsitektur ATmega16............................................................................... 2
3. Konfigurasi Pena (PIN) ATmega16 ......................................................... 4
4. Deskripsi PIN Mikrokontroler ATmega16 .............................................. 4
5. Port sebagai Input / Output ...................................................................... 5
6. Analog to Digital Converter ..................................................................... 7
7 Segment
1. Pengertian 7 Segment ............................................................................... 7
2. Prinsip Kerja 7 Segment........................................................................... 9
Light Emitting Diode (LED)
1. Pengertian LED ........................................................................................ 9
2. Prinsip Kerja LED .................................................................................... 10
Switch
1. Pengertian dan jenis jenis ...................................................................... 10
II. PERCOBAAN
a. Flowchart ....................................................................................................... 12
b. Coding AVR .................................................................................................. 13
c. Simulasi.......................................................................................................... 15
1|Page
I.
DASAR TEORI
1. Mikrokontroler ATmega16
a. Pengertian Mikrokontroler ATmega16
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu serpih (chip).
Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah terdapat atau
berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory), beberapa Port
masukan maupun keluaran,dan beberapa peripheral seperti pencacah/pewaktu, ADC
(Analog to Digital converter), DAC (Digital to Analog converter) dan serial komunikasi.
Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokontroler AVR.
AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instuction Set Compute) 8 bit berdasarkan
arsitektur Harvard. Secara umum mikrokontroler AVR dapat dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, ATMega dan ATtiny. Pada dasarnya
yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fiturnya Seperti
mikroprosesor pada umumnya, secara internal mikrokontroler ATMega16 terdiri atas
unit-unit fungsionalnya Arithmetic and Logical Unit (ALU), himpunan register kerja,
register dan dekoder instruksi, dan pewaktu beserta komponen kendali lainnya. Berbeda
dengan mikroprosesor, mikrokontroler menyediakan memori dalam serpih yang sama
dengen prosesornya (in chip).
b. Arsitektur ATMEGA16
Mikrokontroler ini menggunakan arsitektur Harvard yang memisahkan
memori program dari memori data, baik bus alamat maupun bus data, sehingga
pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara bersamaan (concurrent). Secara
garis besar mikrokontroler ATMega16 terdiri dari:
1. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi
16Mhz.
2. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan SRAM
1Kbyte
3. Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.
5.
7. Fitur Peripheral
Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode compare
3|Page
Port A (PA7..PA0)
Port A berfungsi sebagai input analog pada konverter A/D. Port A juga
sebagai suatu Port I/O 8-bit dua arah, jika A/D konverter tidak digunakan. Pin
- pin Port dapat menyediakan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk
masing-masing bit). Port A output buffer mempunyai karakteristik gerakan
simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Ketika pin
PA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan secara eksternal ditarik rendah, pin
pin akan memungkinkan arus sumber jika resistor internal pull-up diaktifkan.
Pin Port A adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif,
sekalipun waktu habis.
4|Page
b.
Port B (PB7..PB0)
Port B adalah suatu port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port B output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan
sumber. Sebagai input, pena Port B yang secara eksternal ditarik rendah akan
arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena Port B adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
c. Port C (PC7..PC0)
Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port C output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan
sumber. Sebagai input, pena Port C yang secara eksternal ditarik rendah akan
arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena Port C adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
d. Port D (PD7..PD0)
Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port D output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan
sumber. Sebagai input, pena Port D yang secara eksternal ditarik rendah akan
arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena Port D adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
RESET (Reset input)
XTAL1 (Input Oscillator)
XTAL2 (Output Oscillator)
AVCC adalah pena penyedia tegangan untuk Port A dan Konverter A/D.
AREF adalah pena referensi analog untuk konverter A/D.
internal pull-up. Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn, PORTxn,
dan PINxn. Huruf x mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf n mewakili
nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/O
address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx. Bit DDxn dalam
register DDRx (Data Direction Register) menentukan arah pin.
Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi sebagai pin output. Bila DDxn diset 0
maka Px berfungsi sebagai pin input.Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi
sebagai pin input, maka resistor pull-up akan diaktifkan. Untuk mematikan resistor
pull-up, PORTxn harus diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port
adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi
sebagai pin output maka pin port akan berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada saat
pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 0.
Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) ke
kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus ada kondisi peralihan apakah
itu kondisi pull-up enabled (DDxn=0, PORTxn=1) atau kondisi output low (DDxn=1,
PORTxn=0). Biasanya, kondisi pull-up enabled dapat diterima sepenuhnya, selama
lingkungan impedansi tinggi tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong
high driver dengan sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu masalah, maka bit PUD pada
register SFIOR dapat diset 1 untuk mematikan semua pull-up dalam semua port.
Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke kondisi output low juga
menimbulkan masalah yang sama. Kita harus menggunakan kondisi tri-state
(DDxn=0, PORTxn=0) atau kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai
kondisi transisi.
6|Page
Bit 2 PUD : Pull-up Disable Bila bit diset bernilai 1 maka pull-up pada port
I/O akan dimatikan walaupun register DDxn dan PORTxn dikonfigurasikan untuk
menyalakan pull-up (DDxn=0, PORTxn=1).
2. 7 Segment
a. Pengertian 7 Segment
Display 7 segment merupakan komponen yang berfungsi sebagai penampil
karakter angka dan karakter huruf. Display 7 segment sering juga disebut sebgai
penampil 7 ruas. Pada display 7 segment juga dilengkapi karakter titik (dot) yang sering
dibutuhkan untuk karakter koma atau titik pada saat menampilkan suatu bilangan.
Display 7 segment terdiri dari 7 penampil karakter yang disusun dalam sebuah kemasan
sehingga dapat menampilkan karakter angka dan karakter huruf. Terdapat 7 buah
penampil dasar dari LED (Light Emiting Diode) yang dinamakan karakter A-F dan
7|Page
karakter dot. Bentuk susunan karakter penampil karakter A-F pada display 7 segmen
dapat dilihat pada gambar berikut. Bentuk Susunan Karakter Display 7 Segment.
8|Page
Rangkaian LED seperti pada gambar diatas disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk display 7 segment yang dapat menampilkan karakter angka dan huruf.
Karena hanya terdiri dari 7 bagian (7 ruas) maka tampilan huruf yang dihasilkan
dispaly 7 segment tidak dapat menampilkn karakter huruf secara lengkap a-z, akan
tetapi dalam aplikasi rangkaian elektronika karakter huruf yang sering ditampilkan oleh
display 7 segment adalah karakter A-F saja. Display 7 segment dapat menamplikan
karakter angka desimal 0 9 yang dapat dilihat pada gambar berikut.
cahaya. Selain itu kelebihan lainnya adalah tahan lama, murah, dan tersedia dalam
berbagai warna sesuai dengan kebutuhan. Dengan perkembangan teknologi,
sekarang LED digunakan untuk penerangan ruangan dengan pertimbangan
konsumsi daya yang lebih rendah. Sehingga dengan daya dan biaya minimal
sudah dapat digunakan untuk penerangan yang setara dengan lampu TL.
Berikut adalah simbol Light Emitting Diode (LED)
10 | P a g e
Push ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas
penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat katup
tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu
sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan
mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor
posisi suatu benda (objek) yang bergerak. Simbol limit switch ditunjukan pada
gambar berikut.
11 | P a g e
II.
PERCOBAAN
PORTB = Input
PORTC = Output
PORTD = Output
PINB.0 = 0
Nama
PINB.1 = 0
Tanggal
Lahir
PINB.2 = 0
LED Kiri
PINB.3 = 0
LED Kanan
12 | P a g e
delay_ms(200);
}
}
if (PINB.2 == 0)
{
PORTD = 0b10000000;
delay_ms(300);
PORTD = 0b01000000;
delay_ms(300);
PORTD = 0b00100000;
delay_ms(300);
PORTD = 0b00010000;
delay_ms(300);
PORTD = 0b00001000;
delay_ms(300);
PORTD = 0b00000100;
delay_ms(300);
PORTD = 0b00000010;
delay_ms(300);
PORTD = 0b00000001;
delay_ms(300);
PORTD = 0b0000000;
delay_ms(300);
}
else if (PINB.3 == 0)
{
PORTD = 0b00000001;
delay_ms(300);
PORTD = 0b00000010;
delay_ms(300);
PORTD = 0b00000100;
delay_ms(300);
PORTD = 0b00001000;
delay_ms(300);
PORTD = 0b00010000;
delay_ms(300);
PORTD = 0b00100000;
delay_ms(300);
PORTD = 0b01000000;
delay_ms(300);
PORTD = 0b10000000;
delay_ms(300);
PORTD = 0b0000000;
delay_ms(300);
}
}
}
14 | P a g e
Daftar Pustaka
-
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/display-7-segment/
http://elektro-unram2011.blogspot.com/2012/07/seven-segment.html
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/limit-switch-dan-saklar-push-on/
PDF ilmucomputer.com
15 | P a g e