You are on page 1of 2

2

ekstraksi dengan etanol yakni tiga senyawa flavonoid dan Sitosterol tersebut
yang kemudian diteliti khasiatnya.
Studi

khasiat

terhadap

daun

sukun

meliputi

agregasi

platelet

(penggumpalan trombosit), viskositas darah (kekentalan darah) dan iskemia akut


(kurangnya aliran darah pada jantung).Studi itu juga mencakup atherosclerosis
(penebalan dinding pembuluh darah akibat penumpukan lemak) yang mencakup
akumulasi lipid (lemak) pada aorta, dan kolesterol darah. Uji khasiat secara in
vitro (dalam lingkungan buatan) maupun in vivo (dalam tubuh hidup) terhadap
ekstrak tanaman tersebut menunjukkan hasil sangat baik. Studi in vivo, misalnya,
menyimpulkan bahwa ekstrak etil asetat yang mengandung flavonoid dan Betasitoserol dengan perbandingan 100 mg/kg dan 20 mg/kg dapat menghambat agresi
platelet, mengurangi viskositas darah, dan melindungi melindungi jantung dari
iskemia yang akut. Selanjutnya, uji khasiat ekstrak etil asetat terhadap kadar
kolesterol darah dan akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah aorta pada
tikus galur Wistar menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dosis 150 mg/ kg berat
badan mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah secara signifikan.
Daya racun, dalam penelitian itu diuji pula daya racun dari ekstrak daun
sukun tersebut. Kabar baiknya, uji toksisitas subkronis yang dilakukan selama 90
hari pada tikus putih galur Sprague Dawley menyimpulkan bahwa pemberian
ekstrak etil asetat daun sukun dengan dosis bervariasi, yakni dosis uji 83,33 mg/kg
berat badan per hari, 166,65 mg/kg berat badan per hari, dan 333,35 mg/kg berat
badan per hari tidak memengaruhi fungsi jantung, ginjal, hati ataupun profil
darah. Uji toksisitas akut pada mencit ICR jantan dan betina menggunakan dosis
tinggi total flavonoid 4,5 g/kg berat badan dan Beta-sitoserol 2,5 g/kg berat badan
tidak menunjukkan penurunan berat badan, bahkan berat badan cenderung naik.
Observasi terhadap perilaku hewan uji selama eksperimen seperti bagaimana
hewan uji berjalan, makan, minum serta dan kecerahan mata dan bulu juga tidak
menunjukkan tanda-tanda keracunan.
Tjandrawati mengatakan, dapat disimpulkan bahwa pemberian dosis tinggi
total flavonoid dan Beta-sitoserol pada mencit ICR tidak menunjukkan efek toksik
ada hewan uji. Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI, Sugeng Broto mengatakan,

prospek dari formula yang dikerjakan oleh LIPI tersebut sangat besar lantaran
nantinya dapat diproduksi sebagai obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Kini,
LIPI aktif meneliti sejumlah tanaman yang dipandang berkhasiat. Jika ingin
dikembangkan menjadi fitofarmaka, masih dibutuhkan uji klinis. Ekstrak
flavonoid dan Beta-sitoserol dari daun sukun itu sendiri kini telah dipatenkan.
Dari latar belakang diatas saya sebagai peneliti bertujuan untuk membuat
formulasi sirup dari ekstrak etil asetat daun sukun tersebut.
Sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambahkan obat atau zat
pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambahkan gliserol,
sorbitol atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit dengan maksud untuk
meningkatnya kelarutan obat dan menghalangi pembentukan hablur sakarosa.
Kadar sakarosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain (Anief, 1993).
A. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
Mencari formulasi sirup manakah yang sesuai untuk Ekstrak Etil Asetat Daun
Sukun (Artocarpus altilis).
B. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi sirup yang sesuai
untuk Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun (Artocarpus altilis).
C. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi obat herbal dan dapat berguna
sebagai pengobatan alternatif dari penyakit kardiovaskular selain pengobatan
dengan menggunakan obat dari senyawa sintesis yang dari segi efek sampingnya
lebih besar.

You might also like