You are on page 1of 8

Nama : Grace Irene Septina Putri

NIM : 145120401111083
Prodi : Hubungan Internasional / D-1
MK : Ilmu Filsafat dan Logika
Dosen : Slamet Thohari
Review Novel
Dunia Sophie
Novel Dunia Sophie atau Sophies World merupakan sebuah novel tentang filsafat.
Novel ini mengajarkan kita tentang teori-teori filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf
dunia yang terkenal. Filsafat sering dianggap sebagai ilmu yang selalu bertanya,
sebenarnya berfilsafat membutuhkan pemikiran yang kritis dimana kita tidak begitu saja
menerima pendapat, namun diproses menggunakan akal sehat kita dengan menghubungkan
dengan berbagai pertanyaan dan pada akhirnya menemukan inti atau pandangan yang lebih
baik menurut diri kita khususnya. Novel ini membawa kita masuk dan berimajinasi
mengikuti alur kisah. Kita secara tidak langsung akan ikut mempertanyakan pertanyaanpertanyaan yang ada dalam novel, Siapakah kamu? atau Darimana datangnya dunia?. Itu
membuat novel ini menjadi novel yang membutuhkan pemikiran ekstra namun tetap
menarik dan membantu kita dalam belajar ilmu filsafat.
Novel Dunia Sophie menceritakan seorang gadis berumur empat belas tahun yang
penasaran dan serba ingin tahu dengan kehidupan di dunia ini. Gadis ini bernama Sophie
Amundsend yang tinggal di Clover Close bersama ibunya. Ayah Sophie tidak tinggal
dirumah karena ia harus bekerja di pelayaran, ia pulang sesekali untuk melepas rindu dan
merenovasi rumahnya agar tetap nyaman untuk ditinggali oleh Sophie dan ibunya. Sophie
memiliki sahabat perempuan bernama Joanna, Sophie dan Joanna adalah teman sekelas,
mereka sering menghabiskan waktu bersama dan saling berbagi cerita. Namun, hubungan
baik antara Sophie dengan Joanna tidak semulus sebelumnya, begitu juga hubungan Sophie

dengan ibunya, itu semua dikarenakan ketertarikan Sophie pada ilmu filsafat yang
membuatnya penasaran dan selalu ingin tahu, sehingga sering mengabaikan orang-orang
disekitarnya dan fokus pada pelajaran filsafatnya.
Awal cerita adalah dimana Sophie menemukan sebuah surat yang ditujukan
padanya. Sangat mengherankan karena di surat tersebut tidak tercantum cap pos dan nama
pengirim. Lebih mengejutkan lagi isi dari surat itu, yaitu berbunyi Siapakah kamu?. Isi
surat itu membuat Sophie bingung, pada kenyataannya Sophie berpikir bahwa dia adalah
Sophie, Sophie Amundsend, gadis berumur empat belas tahun. Tidak lama kemudian
Sophie mendapat surat lagi yang ditujukan untuknya ditaruh dalam kotak surat depan
rumah Sophie. Isi surat ini berisi Darimana datangnya dunia?. Surat-surat ini membuat
Sophie mempertanyakan dunia ini. Secara tidak sadar, Sophie telah melakukan apa yang
dilakukan seorang filsuf, yaitu berpikir kritis. Surat-surat itu memang ditujukan pada
Sophie yang memancing untuk membahas filsafat secara mendalam.
Dihari-hari berikutnya, Sophie selalu mendapatkan amplop-amplop berisikan surat,
pertanyaan maupun pelajaran filsafat. Setelah mendapat surat bertuliskan Darimana
datangnya dunia?, ia juga mendapatkan surat yang membuatnya lebih bertanya-tanya,
surat itu ditujukan untuk alamat rumah Shopie, 3 Clover Close, dan diperuntukkan bagi
Sophie, namun isi surat itu jelas bukan untuk Sophie Amundsend. Sebuah kartu pos
bergambar pantai tropis dengan sebuah prangko Norwegia dan diberi cap pos. Namun di
dalam kartu pos itu tertulis Hilde Moller Knag ... itu tentu bukan nama Sophie, dan lagi
isi kartu pos itu yang berbunyi :
Hilde sayang, selamat ulang tahun ke-15! Karena aku yakin kamu akan
mengerti, aku ingin memberimu sebuah hadiah yang dapat membantumu
berkembang. Maafkan aku telah mengirim kartu ini ke alamat Sophie. Itu
cara yang paling mudah. Salam sayang dari ayah.(hl.36)
Isi dari surat itu jelas sangat membingungkan. Siapa Hilde Moller Knag? Mengapa
kartu itu ditujukan kepada Sophie sebagai cara yang paling mudah?. Itu jelas bukan dari

ayah Sophie, tapi mengawali novel ini dengan tiga pertanyaan telah membawa kita ikut
berimajinasi. Dan secara tidak langsung Sophie dan kita sang pembaca telah menjadi filsuf
pemula dimana kita mulai ingin tahu tentang dunia ini melalui dua pertanyaan sebelumnya.
Hari berikutnya Sophie mendapat surat yang berisikan tiga lembar kertas yang di
satukan menggunakan penjepit kertas. Apakah filsafat itu? Ya, surat itu membahas tentang
apa itu filsafat. Cara terbaik dalam pendekatan filsafat adalah mengajukan pertanyaanpertanyaan filosofis seperti, bagaimana dunia terbentuk? Adakah kehidupan setelah
kematian? Bagaimana hidup yang baik? Apakah Tuhan itu ada? dan berbagai pertanyaanpertanyaan filosofis lainnya. Kenyataan bahwa memberi pertanyaan filosofis lebih mudah
daripada harus menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis tersebut (hl.42). Banyak
info/berita, pendapat orang lain secara langsung maupun lewat karya buku yang membantu
kita untuk menjawab pertanyaan filosofis, namun pendapat-pendapat tersebut membantu
kita dalam menyusun sudut pandang kita sendiri. Filsafat adalah pencarian kebenaran yang
seering dilakukan oleh para filsuf, mereka mencari kebenaran seperti layaknya cerita
detektif. Ibarat kelinci, kita hidup dalam bulu-bulu kelinci yang lembut dan lebat, orangorang tidak mengetahui dunia luar seperti apa, sampai beberapa orang berusaha memanjat
bulu-bulu halus tersebut dengan susah payah agar mereka dapat melihat keajaiban dunia
luar. Orang-orang yang mengambil resiko memanjat bulu kelinci itulah yang dinamakan
seorang filsuf sejati.
Hampir seluruh surat-surat yang diterima Sophie dari seorang yang tidak dikenalnya
itu ia baca di sebuah sarang persembunyian Sophie di taman belakang rumah. Sophie tidak
ingin ibunya mengetahui tentang pelajaran filsafat yang diterimanya dari orang yang tidak
dikenal. Sophie banyak diajarkan tentang awal mula filsafat dan teori-teori yang
berkembang dari tokoh-tokoh filsuf terkenal. Mulai dari Thales, Anaximander, Miletus,
Perminedes yang mengemukakan bahwa tidak ada sesuatu yang dapat berubah dan persepsi
indra tidak dapat dipercaya, begitu juga Heraclitus yang setuju dengan pendapat
Perminedes, tokoh lain seperti Empedocles dengan teori alam terdiri dari empat unsur,
tanah, udara, api, dan air. Anaxagoras juga temasuk filsuf yang ikut menyumbangkan

teorinya bahwa alam diciptakan dari partikel-partikel sangat kecil yang jumlahnya tidak
terhingga.
Nama-nama tersebut merupakan filsuf-filsuf awal yang muncul dan sedikit demi
sedikit mempengaruhi cara berpikir orang. Namun setelah kemunculan mereka, nama-nama
lain yang lebih terkenal sampai sekarang adalah, Democritus, Socrates, Plato, dan
Aristoteles yang mengawali nama-nama filsuf terkenal lainnya. Democritus beranggapan
bahwa dunia ini seperti permainan lego. Dimana sesuatu dapat dibentuk dan dilepaskan
kembali, dengan kata lain, mereka menyatu dan ketika mereka hancur, mereka akan
membentuk suatu bentuk kehidupan lain. Democritus menamai teorinya sebagai teori atom
bahwa dunia terdiri dari atom-atom yang bersifat kekal dan bentuk yang berbeda (hl.87).
Begitu juga dengan Socrates yang merupakan guru dari nama-nama filsuf terkemuka yaitu
guru dari Plato dan Aristoteles. Socrates adalah filsuf yang berani, ia berani dalam hal
membuat pandangan orang berubah dan berpikir secara filosofis. Sayangnya, aksi Socrates
tidak mendapat dukungan dari pemerintah, sehingga Socrates dihukum mati dengan
meminum racun. Namun kematian Socrates membuat orang semakin berpikir terbuka dan
mulai menerima pendapat-pendapat filsuf setelahnya yang pada akhirnya mempengaruhi
pemerintahan.
Ketika Sophie mulai tertarik akan semua isi surat yang menjelaskan tentang filsafat,
Sophie juga sangat tertarik dengan sang pengirim surat. Hingga suatu hari Sophie mendapat
sebuah paket dari sang penulis surat, isinya adalah sebuah kaset video. Kaset itu telah
mempertemukan

Sophie

dengan

sang

penulis,

Alberto

Knox.

Alberto

Knox

memperlihatkan Acropolis, sebuah kota di atas bukit yang juga dijadikan tempat
perlindungan dari musuh. Saat terjadi perang melawan bangsa Persia, seluruh banguan
yang ada di Acropolis hancur terbakar. Satu tahun kemudian Athena berhasil mengalahkan
Persia dan membangun kembali Acropolis menjadi lebih hebat dan indah.
Dari Acropolis dapat terlihat kuil terbesar, Parthenon, dibangun untuk
penghormatan kepada Athene, Dewi Pelindung Athena. Dan dari kuil tersebut dapat terlihat

Teater Dionysos. Bukit kecil dekat kaki Acropolis dinamakan Aeropagos, yaitu pengadilan
tinggi yang memberikan banyak putusan dalam sidang pembunuhan. Disebelah kirinya
terdapat reruntuhan lapangan kota tua, Agora. Perjalanan dalam video itu terasa sangat
nyata bagi Sophie. Sophie tidak tahu apakah itu nyata atau hanya karna imajinasi seorang
gadis biasa yag terlalu tinggi.
Sang pengirim surat, Alberto Knox telah memperkenalkan dirinya secara langsung
melalui surat, namun setelah itu, Albert tidak mengirimkan surat-suratnya sendiri, ia
diwakilkan seookor anjing bernama Hermes. Hermes seekor anjing yang cerdas dan
terlatih. Setiap Sophie membutuhkan Alberto, ia bisa mengirimkan surat kapanpun Sophie
mau dengan memberikan gula didalam ampolop, maka kemudian Hermes akan mengambil
surat dari Sophie untuk disampaikan pada Alberto. Novel ini sangat menggugah hasrat kita
untuk terus mengetahui lebih dalam tentang maksud ceritanya. Novel ini pun sudah tersedia
dalam bentuk film yang lebih ringan namun tetap filosofis. Sekarang mari kita bahas lebih
dalam tentang film ini.
Suatu ketika Sophie mengikuti Hermes menuju tempat sang penulis. Hermes
memang dilatih untuk sebisa mungkin menjauhkan Sophie dari tempat tinggal Alberto.
Namun pada akhirnya Sophie menemukan sebuah gubuk dipinggir danau kecil. Sophie
pikir itu mungkin adalah rumah Alberto Knox. Akhirnya Sophie menyeberangi danau itu
dengan perahu kecil yang ada di sisi danau. Sophie pun masuk kedalam gubuk yang tak
ditinggali pada saat itu. Terdapat sebuah cermin besar kuno yang antik, di dalam rumah
juga terdapat dua lukisan, satu adalah lukisan cat minyak sebuah rumah putih di pinggir
danau dengan rumah perahu merah. Judul lukisan tersebut adalah Bjerkely. Sedangkan
lukisan kedua adalah potret pria tua yang sedang duduk. Judul lukisannya adalah
Berkeley lukisan Smibert.
Sophie sadar bahwa itu adalah tempat tinggal Alberto dan Hermes. Saat Sophie
menghampir dan berdiri didepan cermin kuno, gambaran wajah Sophie kabur akibat kaca
yang telah tergores-gores. Ia mulai mengamati bayangan dirinya secara seksama. Tapi

suatu hal yang mengejutkan, Sophie melihat bayangan dirinya di cermin berkedip kepada
Sophie, seketika Sophie ketakutan dan melihat dompet hijau yang didalamnya beberapa
lembar uang, dan kartu pengenal sekolah yang tertempel foto dan tertera nama Hilde Moller
Knag. Ketika Sophie bergegas keluar rumah, Sophie melihat amplop putih di antara bukubuku dan tumpukan kertas. Amplop itu tertulis SOPHIE. Sophie pun mengambil amplop
itu dan pulang kerumah melalui jalan lain karena perahu yang dia gunakan sudah berada di
tengah danau.
Setelah kejadian di gubuk sang mayor, Sophie mulai lebih leluasa berkomunikasi
dengan Alberto melalui surat-surat filosofis bahkan bertatap muka secara langsung. Suatu
saat, Sophie menanyakan tentang semua perjalanan misterius yang dia alami semenjak
mendapat surat dari Alberto, semua yang dia lakukan seolah telah diketahui dan telah
diramalkan. Alberto pun menceritakan bagaimana itu semua dapat terjadi. Diantara kita ada
yang tidak percaya Tuhan, tapi banyak diantara kita yang percaya. Berbeda dengan kisah
dalam novel maupun film Dunia Sophie, bahwa Tuhan yang dimaksud, Tuhan yang seolah
memegang kendali hidup Sophie, Tuhan yang telah meramalkan jalan hidup Sophie adalah
sang penulis kisah, seorang Mayor, Albert Knag. Ya, Tuhan dalam film ini adalah Mayor
Albert Knag. Hal itu membuat Sophie dan Alberto sedikit tidak terima karena seolah-olah
mereka dipermainkan dan sesuka Mayor menjalankan. Kisah perjalanan filosofis Sophie
dan Alberto tidak akan selesai sampai sang Mayor selesai membuat bukunya.
Dalam novel ini, banyak dikisahkan kehidupan dan teori-teori para filsuf. Itu
membuat buku ini tidak hanya karangan fiktif belaka, namun novel ini juga syarat akan
pengetahuan filosofis, khususnya bagi pemula yang mulai tertarik akan filsafat. Novel ini
membahas lebih dari sepuluh filsuf dan penggagas teori-teori penting yang sampai sekarang
masih digunakan. Selain teori para filsuf, hal lain yang melekat pada ahli filsuf adalah katakata mutiara/quote/kutipan mereka yang kebanyakan sangat bijak dan sangat memotivasi.
Dalam teorinya, Immanuel Kant mengatakan bahwa baik indra maupun akal
sama-sama mempunyai peranan penting dalam menanggapi dan memandang dunia

(hl.503). Cara berpikir akal mempengaruhi cara kita memandang dunia menggunakan indra
kita. Itulah sebanya ia menyetujui sekaligus menentang pendapat sebelumnya dari kamu
rasionalis dan kaum empiris.
Selain Kant, buku ini juga mengupas teori-teori dari filsuf lain, misalnya Charles
Darwin. Sebagai seorang filsuf, sudah hal biasa jika mendapat tolakan dan aksi protes dari
berbagai kalangan. Begitu juga Darwin yang di protes atas teorinya mengenai manusia dan
kera berasal dari nenek moyang yang sama dalam karyanya yang berjudul The Descent of
Man (hl.643). Ia juga mendapat tolakan yang sangat kentara ketika mengeluarkan buku
pertamanya berjudul The Origin of Species. Yang memuat pernyataan bahwa bentuk
tanaman dan binatang diturunkan dari bentuk sebelumnya, juga bahwa evolusi merupakan
hasil seleksi alam (hl.630). Meskipun pada masa itu ia mendapat protes besar dari banyak
kalangan, gereja khusunya, namun pada saat Darwin meninggal, ia mendapat kehormatan
dan martabat dengan diadakannya upacara bagi seorang perintis ilmu pengetahuan.
Penolakan yang dialami Socrates dan Charles Darwin sebagai seorang filsuf juga
dialami oleh Sophie sebagai seorang gadis berumur empat belas yang mempelajari filsafat.
Karena pengaruh dari semua pelajaran filsafat yang diterimanya dari Alberto Knox telah
mengubah cara berpikir dan cara pandang Sophie terhadap banyak hal. Cara berpikir
Sophie lebih kritis dan sering kali menggunakan kata-kata filosofis juga lebih terkesan
dewasa. Itu yang membuat ibu Sophie beranggapan bahwa anaknya telah mengonsumsi
narkoba atau sejenisnya. Sophie tidak terlalu menanggapi reaksi ibunya, karna ia tahu
reaksi yang didapat oleh para filsuf pada zaman mereka lebih keras, namun filsuf-filsuf
tersebut tetap berpegang teguh pada pendirian dan teori mereka hingga pada akhirnya
usaha-usaha mereka berhasil dan dapat diterima masyarakat dunia.
Baruch Spinoza juga mengalami hal yang sama seperti yang di alami filsuf-filsuf
lain yang mengalami penolakan. Spinoza dibuang dan di kucilkan dari dari kalangannya,
Yahudi, dikarenakan Spinoza mengecam agama yang telah berkembang pesat pada saat itu.
Spinoza menyangkal bahwa Alkitab itu diwahyukan oleh Tuhan sendiri, karena

menurutnya Alkitab telah melalui pemikiran yang kritis dari umatnya. Spinoza juga
berpendapat bahwa Tuhan adalah dunia itu (hl.390). Dan beberapa hal lain yang
menyebabkan terjadinya konflik antara gereja dan Spinoza.
John Locke merupakan filsuf yang mempunyai gagasan yang disebut dengan
gagasan indra yang sederhana (hl.411). yaitu gagasan atau pemikiran yang didapatkan
setelah kita mendapat rangsangan dari indra. Maka, sebelum kita mendapat rangsangan dari
indra, pikiran kita masih kosong dan belum tersirat ide apapun.
Banyaknya tokoh-tokoh filsafat yang dibahas dalam novel ini, membuat kita
semakin mengerti dan memahami teori yang ada. Jika kebanyakan orang berpikir bahwa
belajar filsafat itu tidak terlalu penting, belajar filsafat itu seperti seorang pewawancara
untuk acara yang tidak terkenal dan tidak penting. Maka mereka ada benarnya, tapi tidak
semua opini-opini mereka benar. Memang kunci dari belajar filsafat adalah cara kita dalam
berpikir kritis terhadap suatu isu, dan juga cara kita mempertanyakannya secara filosofis.
Pertanyaan-pertanyaan filosofis memang terdengar agak aneh bagi mereka yang belum
memahami filsafat. Namun dengan berfilsafat, kita dapat lebih kritis terhadap lingkungan
kita, juga mempertajam kepekaan kita dalam menanggapi masalah-masalah yang ada
dilihat dari berbagai sudut pandang, dimana kita akan mendapatkan sudut pandang yang
paling tepat untuk suatu masalah.
Jadi, kesimpulan review saya pada novel ini adalah, Dunia Sophie adalah novel
karya Jostein gaarder yang membahas tentang filsafat. Novel ini sangat cocok bagi mereka
yang tertarik pada filsafat namun tidak mau ambil pusing dengan ensiklopedi tokoh-tokoh
filsuf yang belum tentu mudah mereka pahami. Novel ini membantu kita untuk dapat lebih
mudah memahami tentang filsafat dan mempertajam kemampuan kita dalam berfilosofis.

You might also like