You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pneumonia sebenarnya bukanlah sebuah penyakit baru. American Lung Association
Misalnya, menyebutkan bahwa hingga tahun 1936 pneumonia menjadi penyebab kematian
nomor satu di amerika. Di Indonesia, pneumonia penyebab kematian ketiga setelah
kardiovaskuler dan tuberculosis (Misnadiarly, 2008). Berdasarkan laporan kabupaten/kota
tahun 2011 di Jawa Timur terdapat 75.699 kasus pneumonia dan dengan jumlah kematian 6
orang (Dinkes Jatim, 2012).
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat ( Dahlan, 2006 ). Di
Negara berkembang termasuk Indonesia penyebab pneumonia yang paling sering ditemukan
adalah disebabkan oleh bakteri, sedangkan di Negara maju disebabkan oleh Mycoplasma
Pneumonia. Mycoplasma ini mempunyai afinitas selektif untuk sel epitel saluran napas
misalnya bronkus, bronkiolus, alveoli yang akan menghasilkan Hidrogen Peroksida (H 2O2).
Akibat terbentuknya H2O2 pada metabolismenya, menyebabkan kerusakan pada saluran
nafas, misalnya, terjadi deskuarnasi dan ulserasi lapisan mukosa, edema pada dinding
bronkus dan timbulnya sekret yang memnuhi saluran nafas dan alveoli (Lubis, 2005).
Sebagian besar Pneumonia timbul melalui aspirasi kuman atau penyebaran langsung
kuman dari saluran respiratorik atas. Hanya sebagian kecil merupakan akibat sekunder dari
viremia/bacteremia atau penyebaran dari infeksi intra abdomen. Dalam keadaan normal
saluran respiratorik bawah mulai dari sublaring hingga unit terminal adalah steril. Paru
terlindung dari infeksi melalui beberapa mekanisme termasuk barrier anatomi dan barrier
mekanik, juga system pertahanan tubuh local maupun sistemik. Pneumonia terjadi bila satu
atau lebih mekanisme diatas mengalami gangguan sehingga kuman pathogen dapat
mencapai saluran nafas bagian bawah (Setyoningrum, 2006).

Banyaknya jumlah kasus infeksi Pneumonia di Indonesia, yang mana disebabkan oleh
bakteri dan berpotensi sangat menular ini, mempunyai andil besar dalam angka mortalitas di
Indonesia. Maka dari itu perlu dilakukan suatu penelitian Studi Kasus mengenai Gejala
Klinis dan Penanganan Pneumonia pada Pasien X di Rumah Sakit X. Sebab, dengan
memahami gejala klinis penyakit pneumonia, maka diagnosisnya dapat dengan cepat
ditegakkan sehingga dapat dengan cepat ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan
maupun terapi yang sesuai yang pada akhirnya dapat menekan jumlah kasus Pneumonia
yang terjadi di Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang diatas, maka dapat ditarik suatu permasalahan yaitu
bagaimanakah gejala klinis dan penanganan penyakit Pneumonia tersebut?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gejala klinis penyakit Pneumonia pada pasien dan
penanganannya.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mempelajari gejala klinis penyakit Pneumonia.
2. Untuk mempelajari penanganan penyakit Pneumonia.
2.1.
2.2.
2.3.

Untuk mempelajari pemeriksaan fisik penyakit pneumonia.


Untuk mempelajari pemeriksaan penunjang penyakit pneumonia.
Untuk mempelajari pengobatan penyakit Pneumonia.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bidang Akademis


1. Memberi pengalaman pada mahasiswa dalam membuat karya tulis ilmiah.
2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang gejala klinis dan penanganan
penyakit Pneumonia

1.4.2. Bidang Penelitian


Memberi tambahan informasi untuk penelitian berikutnya tentang penyakit
Pneumonia.

1.4.3. Bidang Pelayanan Kesehatan


Memberi informasi kepada masyarakat tentang gejala klinis dan penanganan
penyakit Pneumonia.

You might also like