Professional Documents
Culture Documents
TEKNOLOGI BIOENERGI
BIOGAS
Oleh:
Agus Andrianto
NIM A1H012019
2014
PENDAHULUAN
I.
A. Latar Belakang
Meningkatnya
jumlah
penduduk
dan
taraf
hidup
yang
mendistribusikan
dibutuhkan
secara
untuk
merata
menghasilkan
sarana-sarana
dan
pemenuhan
pencemaran lingkungan.
untuk
mencukupi
kebutuhan
energi
yang
terus
meningkat.
Berbagai bentuk energi telah digunakan manusia seperti
batu bara, minyak bumi, dan gas alam yang merupakan bahan
bakar fosil. Selain itu, bahan bakar tradisional, yaitu kayu.
Walaupun masih digunakan, penggunaan kayu bakar terbatas
bahan
bakar
fosil
menghasilkan
Karbon
(global
terhadap efek
warming).
rumah
Biogas
memberikan
pemanasan
perlawanan
B.
Tujuan
1.
2.
Mengetahui berapa besar gas yang dihasilkan oleh setiap jenis limbah.
3.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH 4) dan karbon dioksida
(CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen
sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang
kandungannya sangat kecil. Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari
konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar
kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil
kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan
dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu menghilangkan hidrogen
sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung
racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini
maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di
ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih
berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu
sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada
saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H 2SO3) suatu senyawa yang lebih
korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida
yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan
untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik
penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif (Pambudi, 2008).
Proses produksi biogas, terjadi dua tahap yaitu penyiapan
bahan
baku
dan
proses
penguraian
anaerobik
oleh
dari
hasil
fermentasi
bahan-bahan
organik
diantaranya
(Judoamidjojo dkk,1992) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
reaktor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reactor terapung (Floating drum), reaktor
jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam
jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome)
dan jenis Drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhir ini
dikembangkan jenis reaktor balon yang banyak digunakan sebagai reaktor
sedehana dalam skala kecil.
1.
memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas
dan sebagai rumah bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri
pembentu gas metana. bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu
menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat kaerna
menahan gas agar tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah
tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentunknya menyerupai
kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed).
Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan
disimpan di bagian kubah.
Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah
daripada menggunaka reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang
bergerak menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih mahal dan
perawatannya lebih mudah. Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah
seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi
tetapnya.
2.
Reaktor balon
Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada
skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien
dalam penanganan dan perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu
bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing
bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian
bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan
mengisi pada rongga atas.
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
Papan kayu.
5.
6.
Timbangan digital.
7.
Lem.
8.
Thermometer infrared.
9.
pH meter.
10. Pisau.
11. Sayuran.
12. Limbah tahu.
13. Air.
14. Starter (EM4).
B.
1.
Prosedur Kerja
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mnempelkan
selang
pada
papan
yang
terdapat
kertas
millimeter blok.
9.
A
3
4
4
2.6
2
3
2
Volume Gas
B
C
3
160
35
153
26
150
26
150
26
149
33
148
41
146
D
6
6
6
5
5
5
7
8.
27
27
27
27
27
27
2
58
9.
27
27
27
27
27
27
2
85
10
27
27
27
27
27
27
2
149
11.
27
27
27
27
27
27
2
149
12.
28
27
27
27
27
27
2
149
13
27
27
27
27
27
27
2
116
14.
27
27
27
27
27
27
1
127
15.
27
27
27
27
27
27
7
128
Keterangan: A = Sayuran 3 kg, B = Limbah
Sayuran 1 kg dan limbah tahu 2 kg, D
dan limbah tahu 1 kg.
146
5
146
5
50
4
40
4
49
5
48
4
45
3
48
3
tahu 3 kg,C =
= Sayuran 2 kg
B.
Pembahasan
Biogas merupakan sebuah gas yang dibuat melalui proses biologis dari
material organik dengan bantuan suatu bakteri. Proses degradasi material organik
ini dilakukan tanpa melibatkan oksigen atau yang disebut dengan anaerobic
digestion dengan gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50%) berupa metana
(CH4) sedangkan sisanya berupa gas CO2, H2S dan beberapa trace element
(Maynell, 1981).
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik
dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan
oksigen disebut anaerobic digestion. Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50
% ) berupa metana. Material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan
diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama
material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan
bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat
hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau
senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang
sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa
sederhana (Pambudi, 2008).
Menurut Said (1999), menyatakan bahwa biogas merupakan gas yang
dapat dijadikan bahan bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang
berasal dari fosil seperti minyak tanah dan gas alam.
Biogas juga sebagai salah satu jenis bioenergi yang didefinisikan sebagai gas
yang dilepaskan jika bahan-bahan organik seperti kotoran ternak, kotoran
manusia, jerami, sekam dan daun-daun hasil sortiransayur difermentasi atau
mengalami proses metanisasi (Hambali E. 2008).
Biogas adalah suatu jenis gas yang bisa dibakar, yang diproduksi melalui
proses fermentasi anaerobikbahan organik seperti kotoran ternak dan manusia,
biomassa limbah pertanian atau campurankeduanya, didalam suatu ruang
pencerna (digester). Komposisi biogas yang dihasilkan dari fermentasitersesbut
terbesar adalah gas methan (CH4) sekitar 54-70% serta gas karbondioksida (CO2)
sekitar 27-45%. Gas methan (CH4) yang merupakan komponen utama biogas
merupakan bahan bakar yangberguna karena mempunyai nilai kalor yang cukup
tinggi, yaitu sekitar 4800 sampai 6700 kkal/m,sedangkan gas metana murni
mengandung energi 8900 Kkal/m. Karena nilai kalor yang cukup tinggiitulah
biogas dapat dipergunakan untuk keperluan penerangan, memasak, menggerakkan
penghasil
gasbio
Dinyatakan
pula
bahwa
gasbio
memiliki
nilakalorinya cukup tinggi, yaitu dalam kisaran 4.800-6.700 Kcal/m 3, dimana gas
methana murni (100%) mempunyai nilai kalori 8.900 Kcal/m3.
Menurut Setiawan (2008), menyatakan bahwa biogas (gas
bio) merupakan gas yang ditimbulkan jika bahan bahan organik,
seperti kotoran hewan, kotoran manusia, atau sampah, direndam
didalam air dan disimpan di dalam tempat tertutup atau
anaerob.
Sedangkan
menurut
Simamora,
Set
al.
(2006),
menghambat
perolehan
gas
metana.
Bakteri-bakteri
bakteri
sangat
dipengaruhi
oleh
dari berbagai
perlakuan.
Tabel 3. Hasil pengamatan suhu dan volume biogas selama 15
hari.
Hari T lingkungan
T digester
Volume Gas
Bb
bk
A
B
C
D
A
B
C
D
ke1.
27
27
27
27
27
27
3
3
160
6
26.8
27
27
27
27
27
2.
4
35
153
6
26.8
27
27
27
27
27
3.
4
26
150
6
27
27
27
27
27
27
2.6
4.
26
150
5
5.
27
27
26
26
26
26
2
26
149
5
6.
27
27
27
27
27
27
3
33
148
5
7.
27
27
27
27
27
27
2
41
146
7
8.
27
27
27
27
27
27
2
58
146
5
9.
27
27
27
27
27
27
2
85
146
5
10
27
27
27
27
27
27
2
149
50
4
11.
27
27
27
27
27
27
2
149
40
4
12.
28
27
27
27
27
27
2
149
49
5
13
27
27
27
27
27
27
2
116
48
4
14.
27
27
27
27
27
27
1
127
45
3
15.
27
27
27
27
27
27
7
128
48
3
Keterangan: A = Sayuran 3 kg, B = Limbah tahu 3 kg,C =
Sayuran 1 kg dan limbah tahu 2 kg, D = Sayuran 2 kg
dan limbah tahu 1 kg.
Temperatur
Gabungan
kelompok
bakteri
temperatur
anaerob
utama.
bekerja
Temperatur
dibawah
kriofilik
tiga
yakni
kurang dari 20o C, mesofilik berlangsung pada temperatur 2045oC (optimum pada 30-45oC) dan termofilik terjadi pada
temperatur 40-800C (optimum pada 55-75oC).
2.
Derajat keasaman ( pH )
Faktor pH sangat berperan, karena pada rentang pH
yang tidak sesuai, mikroba tidak dapat tumbuh dengan
maksimum dan bahkan dapat menyebabkan kematian yang
pada akhirnya dapat menghambat perolehan gas metana.
Bakteri-bakteri anaerob membutuhkan pH optimal antara 6,2
7,6, tetapi yang baik adalah 6,6 7,5. Tangki pencerna
dapat dikatakan stabil apabila larutannya mempunyai pH 7,5
8,5. Batas bawah pH adalah 6,2, dibawah pH tersebut
larutan sudah toxic, maksudnya bakteri pembentuk biogas
tidak aktif. Pengontrolan pH secara alamiah dilakukan oleh
ion NH4+ dan HCO3-. Ion-ion ini akan menentukan besarnya
pH.
3.
Nutrisi
Mikroorganisme
membutuhkan
beberapa
vitamin
dan
metabolismenya.
mikronutrien
mikroorganisme,
misalnya
untuk
besi,
Selain
itu
juga
meningkatkan
aktivitas
magnesium,
kalsium,
yang
mengandung
nitrogen,
fosfor,
magnesium,
5.
6.
proses
fermentasi
berhenti Sebuah
penelitian
sekurangnya
lebih
dari
konsentrasi
optimum
yang
nutrisi
akan
menjadi
penghambat
bagi
menyeragamkan
pencerna,
temperatur
menyeragamkan
kerapatan
di
seluruh
sebaran
bagian
populasi
1.
merusak
keseimbangan
karbondioksida
yang
3.
Metana
merupakan
salah
satu
gas
rumah
kaca
yang
Limbah
berupa
sampah
kotoran
hewan
dan
manusia
sludge.
Meterial
ini
diperoleh
dari
sisa
proses
anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masingmasing dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair
dan pupuk padat.
6.
bergantung
pada
energi
fosil,
kita
juga
bisa
8.
V.
1.
2.
hasil
praktikum
dengan
limbah
tahu
kg
produksi
gas
tentunya
berbeda-beda.
Biogas
DAFTAR PUSTAKA
Hambali E. 2008. 1999. Pengaruh Pupuk Organk Dan Pupuk Kandang Sapi edisi
3. Agro Media. Jakarta.
Gunderson, C.G. and Stuckey, C.G. 1986. Anaerobic Digestion: Principles and
Practices for Biogas System. The World bank Washington, D.C.,
USA.
Harahap F M, Apandi dan Ginting S. 1978. Teknologi Gasbio. Pusat Teknologi
Pembangunan Institut Teknologi Bandung. Bandung .
Igoni, A.H., Ayotamuno, M.J., Eze, C.L., Ogaji, S.O.T., Probert, S.D. 2008.
Designs of anaerobic digesters for producing biogas from municipal
solid-waste. Applied Energy 85: 430 438.
Juanga, A. (2007). Biogas untuk Masa Depan Pengganti BBM. Jurnal Ilmiah
Indonesia. Volume (4):25. Paimin, Farry, B. 1995. Alat Pembuatan
biogas Dari Drum. Jakarta: Penebar Swadaya.