You are on page 1of 12

BAB VI

COST RECOVERY, FTP


DAN DMO

6.1. Revenue

Revenue adalah pendapatan dari hasil penjualan minyak/gas, atau:


REV = lifting x harga minyak/gas

Lifting adalah minyak/gas yang dikirim ke pasar (dijual). Tidak semua


yang di produksi menjadi lifting

Ada perbedaan waktu antara pengiriman produk dan penerimaan revenue

Ada kemungkinan jumlah lifting tidak sesuai dengan revenue (misalnya


pada klausul take-or-pay)

6.2. Cost Recovery

Sejarah Perkembangan

Ketentuan Umum

Biaya Operasi

Sejarah Perkembangan

Periode 1: sampai 31 Desember 1973


Ketentuan cost recovery adalah pengembalian biaya operasi setiap tahun
sebesar 40% dari lifting;

Periode 2: 1 Januari 1973 31 Desember 1975


Ketentuan pengembalian biaya operasi setiap tahun sebesar 40% dari
lifting tetap diberlakukan. Kontraktor diwajibkan membayar tambahan
pembayaran tunai (additional cash payment) dan sebagai kompensasinya
dibebaskan dari kewajiban pembayaran sewa barang bergerak;

Periode 3: 1 Januari 1976 sekarang


Pengembalian biaya 100% biaya operasi. Biaya yang tidak ter-recover
pada tahun berjalan direcover pada tahun berikutnya.

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 1

Ketentuan Umum

Kontraktor menyiapkan dan mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran


untuk memperoleh persetujuan BP Migas selambatnya tiga (3) bulan
sebelum tahun Anggaran, (Section-4.3).

Dalam keadaan darurat atau keadaan luar biasa yang memerlukan


penanganan cepat, kedua pihak dapat mengambil langkah-langkah
penyelamatan terhadap kepemilikan dan karyawannya masing-masing, dan
seluruh biaya yang tilnbul rnerupakan biaya operasi, (Section-4.6).

Kontraktor akan memperoleh pengembalian seluruh biaya operasi dari


hasil penjualan atau bagian Iain dari minyak, yang jumlahnya sama
dengan biaya operasi yang dikeluarkan, (Section 6.1.2).

Biaya Non Capital


Klausul 2.2.1. Operation

Labour, material and services daily operations.

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 2

Oil and Gas field production facilities operations

Secondary recovery operations

Storage handling transportation and delivery operations

Gas well operations

Gas transportation and delivery operations

Gas processing auxiliaries and utilities, and

Other operating activities incl. Repairs and maintenance

Klausula 2.2.2. Office, service & General Administration

General services: technical and related services.

Material services

Transportation

Rental of specialized and heavy engineering equipment

Site rentals and other rentals of services and property

Personal expenses

Public relations, and

Other expenses

Klausul 2.2.3. Production Drilling


Objective penetrating proven reservoir
Labour, material and services used in well drilling
Delineation well
Redrilling deepening or recompleting wells, and
Access roads leading directly to wells

Klausul 2.2.4. Exploratory Drilling


Objective finding unproven reservoir
Labor, material and services used in well drilling
Access roads leading directly to wells

Klausul 2.2.5. Surveys

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 3

Objective finding unproven reservoir


Labour, material and services
Aerial, geological, topographical
Geophysical and seismic surveys, and
Core hole drilling

Other Exploration expenditure


Objective finding unproven reservoir
Auxiliary or temporary facilities having lives less than or equal (<=1) year
Purchased geological and geophysical informational

Klausul 2.2.7. Training


Training of Indonesian personel, section 12

Biaya Capital
Klausul 2.3.1. Construction Utilities and Auxiliaries
Work shops
Power and water facilities
Warehouses
Cargo jetties, and
Field roads except the access roads mentioned in paragraph 2.2.3 and 2.2.4
above.

Klausul 2.3.2. Construction Housing and welfare


Housing recreational facilities, and
Other tangible property incidental to constructions

Klausul 2.3.3. Production Fasilities

Offshore Platform including :

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 4

The costs of labour, fuel, hauling and supplies for Both the offsite
fabrication and onsite installation

Other construction costs in erecting platforms, and

Installing submarine pipelines,

Wellhead equipment

Subsurface lifting equipment

Klausul 2.3.4. Movable

Surface & subsurface drilling and production tools,

Equipment and instruments, barges

Floating craft, automotive equipment, air-craft.

Constructions equipment

Furniture and office equipment, and

Miscellaneous equipment

Kelayakan Biaya Operasi


Terdapat 2 kategori:

Biaya layak diperhitungkan dan memperoleh pengembalian biaya:

Biaya operasi layak

Biaya operasi bersyarat jika berhasil;

Biaya tak layak diperhitungkan dan tidak memperoleh pengembalian


biaya:

Biaya operasi tak layak

Biaya operasi bersyarat jika tak berhasil (sole risk).

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 5

Biaya Operasi Layak

Biaya Operasi layak adalah biaya biaya yang diperlukan untuk


mendukung terlaksananya operasi pengusahaan migas dan telah memenuhi
:

Persyaratan keteknikan dan teknologi;

Persyaratan pengelolaan (manajemen) operasi secara efektif dan


efisien;

Prosedur keadministrasian dan akuntansi.

Kelayakan Akunting

Biaya yang layak diperhitungkan dan memperoleh pengembalian biaya:

Biaya-biaya sesuai usulan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang


telah disetujui BP Migas;

Memenuhi persyaratan keteknikan dan pengelolaan (manajemen)


operasional, dan

Memenuhi ketentuan prosedur akunting dalam Lampiran C (PSC).

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 6

Biaya yang tak layak diperhitungkan dan tidak memperoleh pengembalian


biaya (lanjutan):

Biaya kemitraan dan usaha patungan;

Biaya akibat tidak diasuransikan, baik sebagian atau seluruhnya, atau


akibat kesalahan prosedur;

Biaya dan pengeluaran akibat kesalahan atau kealpaan kontraktor;

Biaya komite manajemen (bila ada).

Biaya yang dapat diperhitungkan dan baru mendapat pengembalian bila


syarat pengembalian biayanya terpenuhi:

Biaya-biaya sesuai usulan Rencana Kerja dan Anggaran;

Telah memperoleh persetujuan bersyarat dari BP Migas;

Sesuai dengan ketentuan prosedur akunting (lampiran C PSC)

Biaya yang tidak memperoleh pengemballian biaya (sole risk), baik


sebagian atau keseluruhan:

Biaya-biaya di luar usulan Rencana Kerja dan Anggaran;

Telah memperoleh persetujuan dari BP Migas;

Telah mendapatkan kesepakatan sole risk (sebagian atau keseluruhan)

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 7

Cost Recovery

Expenditure, Operating Cost & Cost Recovery

Padanan Istilah
Industri Umum
(misalnya. Pengerukan pasir)
Omzet

Perusahaan Migas (KKS)


Liftings

Harga Pokok

Cost Recovery

Margin

Equity to be split

Dengan demikian adalah pengertian yang absurd dan keliru menyatakan


bahwa Negara membayar cost recovery

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 8

Cost recovery pada dasarnya adalah sama dengan Cost industri pada umumnya

Ilustrasi Perbandingan mekanisme KKKS dan Industri pada umumnya

Liftings/Penjualan
Industri Umum

Liftings/ Penjualan

14,000

14,000

4,000

4,000

10,000

10,000

Cost recovery/ Harga


pokok
Margin / ETS
Gov't Equity share
Pajak Kontraktor (corp.
tax + Div tax

KKS

0.7321

7,321

0.4400

4,400

1,179

5,600

8,500

Bagian Pemerintah

Penyebab Kenaikan Cost Recovery


Kenaikan harga minyak:
1. Investasi & Expenditure kegiatan hulu melonjak
2. Percepatan pengembalian biaya operasi KKKS
3.

Apakah Tepat Cost Recovery Harus Ditekan Serendah Mungkin

Cost Recovery ditekan serendah mungkin, berarti:

Mengurangi peluang kontraktor dalam membiayai eksplorasi,


maintenance & optimasi produksi

Menganggu kelangsungan produksi migas masa mendatang

Cost Recovery yang terlalu rendah, berindikasi kontraktor kurang


berinvestasi untuk kesinambungan produksi.

Pengendalian Cost Recovery lebih penting daripada menekan Cost


Recovery serendah mungkin

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 9

Apakah Pemerintah Membayar Cost Recovery

Pemerintah tidak mengeluarkan dana apapun untuk Cost Recovery.

Pengembalian Cost Recovery diambil dari hasil produksi migas setelah


kontraktor berhasil menemukan & memproduksikan migas secara
komersial.

Cost Recovery tidak dikembalikan bila kontraktor tidak menemukan &


memproduksikan migas secara komersial.

Tujuan Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Cost Recovery

Optimasi Penerimaan Negara


Menjaga Kesinambungan produksi migas masa datang
Ketaatan terhadap ketentuan perundangan

Pengendalian Cost Recovery lebih diutamakan daripada penekanan Cost


Recovery yang justru kontra produktif

Pengawasan Pengendalian Cost Recovery dilakukan oleh:


Kontrol Internal dari Kontraktor
Audit BPMIGAS, BPKP, BPK & Ditjen Pajak

Pelaksanaan Audit
Audit atas cost recovery dilaksanakan pada setiap fase kegiatan operasi
perminyakan yang dilaksanakan oleh kontraktor KKS migas, yaitu pada tahap
perencanaan (pre), pelaksanaan (current), dan post audit.
Pre Audit meliputi kegiatan review, analisa, dan evaluasi atas setiap
usulan POD, WP&B, dan AFE yang diajukan oleh kontraktor KKS migas.
Current Audit meliputi kegiatan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
operasi kontraktor KKS migas berdasarkan rencana kegiatan yang telah
disetujui.
Post Audit meliputi kegiatan pemeriksaan atas perhitungan hasil operasi
KKS migas yang terkait dengan penerimaan bagian negara (entitlement).

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 10

Fakta Berbicara

Cost recovery per barrel tidak paling mahal dibanding negara lain

Meningkatnya cost recovery memberikan nilai tambah yang lebih besar


untuk bagian negara

1.

Peningkatan Kegiatan Usaha

2.

Penemuan cadangan baru

3.

Penahanan laju penurunan produksi

6.3. First Trenche Petroleum

FTP adalah jumlah minyak yang diambil (diamankan) lebih dahulu


sebagai equity to be split (minyak yang akan dibagi) sebelum dikurangi
cost recovery

FTP diterapkan pada kontrak bagi hasil generasi iii untuk menjamin agar
pemerintah memperoleh bagiannya dari hasil lifting seberapapun besar
cost recovery

6.4. Net Operating Income (Noi) Dan Pembagiannya

NOI adalah lifting minus cost recovery

gross-up :
Bagian kontraktor setelah pajak adalah tertentu, misalnya untuk
minyak 15%

Apabila berlaku pajak sebesar 48%, maka bagian kontraktor dari NOI
adalah 15% / (1 - 48%) = 28,8462%

Apabila berlaku pajak sebesar 44%, bagian kontraktor 15% / (1 - 44%)


= 26,7857%

Dan misalnya untuk gas 30% :

Apabila berlaku pajak sebesar 44%, maka bagian kontraktor dari NOI
adalah

30% / (1 - 48%) = 57,6923%

Apabila berlaku pajak sebesar 44%, bagian kontraktor

30% / (1 - 44%) = 53,5714%

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 11

6.5. Perpajakan

Kontraktor dibebaskan dari semua kewajiban pajak, kecuali

Pajak pendapatan perusahaan

Pajak deviden

Tarif impor, ppn, pbb, retribusi daerah, sudah dimasukkan ke dalam bagi
hasil

6.6. Domestic Market Obligation (DMO)

DMO adalah kewajiban kontraktor untuk menyisihkan dari bagiannya


untuk pasar domestik, maksimum 25%. Dmo mendapat imbalan lebih
murah dari harga pasar.

Contoh:

Kebutuhan domestik (ditentukan pemerintah) = 1.000.000 bpd

Produksi = 150.000 BBL

Cost oil = 50.000 BBL

Bagian kontraktor = 26,7857% x 100.000 BBL = 26.786 BBL

DMO = 15% x 26.786 BBL = 4.0178 BBL

6.7. Insentif

Pemerintah memberikan insentif untuk menarik investasi melalui, antara


lain :

Tax credit terhadap barang-barang kapital untuk fasilitas produksi

Interest recovery

Insentif tersebut dikenai pajak

Ditagihkan sebagai cost recovery

Cost Recovery, FTP dan DMO

Page 12

You might also like