Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
Nama
NIM
: 11711090
Tutorial
:5
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013-2014
1
Daftar Isi
.
Daftar Isi .
24
31
Halaman Judul
Lampiran
ASESMEN GERIATRI
1. IDENTITAS
Nama Pasien
:Ibu. M
Jenis kelamin
:Perempuan
Umur
:73 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
:SR
Alamat
Nomor Telepon
:-
Pekerjaan
Kegiatan sekarang :
:Bp. I
: Laki-laki :
Perempuan : 2
Jumlah cucu
: Laki-laki :
Perempuan :
Jumlah cicit
: Laki-laki :
Perempuan :1
Asesmen dibuat
:1 Juli 2014
Pengirim Pasien
:-
PROBLEM
CARA PEMERIKSAAN
HASIL POSITIF
HASIL
Penglihatan
Ada 2 bagian :
Terdapat
Ya
saat pasien
memakai
lensa
20/40
dengan
kartu snellen.
PROBLEM
CARA PEMERIKSAAN
HASIL POSITIF
HASIL
untuk
mendengar
Tidak
1000-
Mobilitas
mampu Tidak
Kaki
Inkontinensia
Ada 2 bagian :
Ya
untuk
urin
kedua Tidak
pernah mengompol?
2. Jika Ya : Pernahkah anda mengompol
dalam selang waktu enam hari?
PROBLEM
CARA PEMERIKSAAN
HASIL POSITIF
Nutrisi,
Ada 2 bagian :
Jika
penurunan
1. Pertanyaan :
penurunan
berat badan
Memori
terdapat Tidak
dan
berat
pada
100 lb.
Tidak
dapat Tidak
setelah
PROBLEM
CARA PEMERIKSAAN
diucapkan
pemeriksa
HASIL POSITIF
untuk
HASIL
Depresi
Pertanyaan :
Ya
untuk Tidak
Ada 6 pertanyaan :
Fisik
A. RIWAYAT MEDIS
a. Keluhan utama pasien
Pegal pegal dan nyeri pada sendi punggung, pinggul, dan tangan
d. Riwayat alergi
-
g. Ringkasan gejala
Ringkasan gejala khas. Beri tanda bila akut (A) bila kronik (K).
Berikan penjelasan ringkas pada gejala yang ada
Anoreksia
Tidak ada
Lelah/ capai
Tidak ada
BB turun
Tidak ada
Insomnia
Nyeri kepala
Tidak ada
Gangguan penglihatan
Gangguan pendengaran
Batuk/ mengi
Tidak ada
Sesak nafas
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sembab di kaki
Tidak ada
Jatuh
Tidak ada
Pingsan
Tidak ada
Nyeri telan
Tidak ada
-
menelan
Nyeri perut
Tidak ada
Tidak ada
Gagguan kaki :
Tidak ada
Sering lupa
Ya
Depresi
Tidak ada
Tidak ada
h. Penapisan depresi :
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan
perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Berapa seringkah bulan lalu anda :
mengalami gangguan
kesehatan
bahagia: sering
sangat sedih dan tidak ada satupun yg dapat menghibur: tidak pernah
Jawaban berupa kuantitas yaitu : setiap waktu, sering sekali, kadang, jarang sekali, dan
tidak pernah. Jawaban setiap waktu atau sering sekali harus mengarah kecurigaan
adanya depresi (kecuali no 3 dan 5)
i. Keterbatasan fungsional.
Sudah berapa lamakah (> 3 bulan, < 3 bulan, atau tidak ada keterbatasan) kesehatan
anda membatasi kegiatan anda dalam melakukan :
j. Apa yang Anda harapkan dari asesmen ini ? (pada poin ini merupakan harapan dari
pasien terhadap kesehatannya kini, jika lebih dari satu maka dibuat prioritas)
Pasien berharapnyeri sendi yang dialami dapat sembuh, dan dm dapat ditangani gejala
sakit tidak muncul kembali.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
2. Antropometri : TB
: 149 cm
BB
IMT
: 34 kg
:
=15,31
Kesimpulan : underweight
3. Tanda vital
: Tekanan darah
: Berdiri
: 120/80 mmHg
Duduk
: 100/70 mmHg
Berbaring
: 100/70 mmHg
(Jarak 2 menit)
Nadi
Respirasi
4. Kulit
:86x permenit
:17x permenit
:
Kering dan keriput pada seluruh tubuh
5. Pendengaran
: baik
6. Penglihatan
nyeri pada panggul, kaki, tangan dan punggung, gigi sudah tanggal
8. Leher
9. Dada
a)
Jantung
Inspeksi:
Iktus kordis tidak tampak, dinding dada simetris, tidak ada pembengkakan, tidak
ada bekas luka, tidak ada sikatrik, tidak ada udem.
Palpasi:
apeks, trrikuspid, septal, pulmonal, dan aorta tidak teraba.
Perkusi:
Batas kanan
: tidak dilakukan
10
Batas kiri
: tidak dilakukan
Batas atas
: tidak dilakukan
Batas pinggang
: tidak dilakukan
Auskultasi:
Apeks
Trikuspidalis
Septal
Pulmonal
Aorta
b) Paru-paru
Posterior
Inspeksi:
Tidak ada kelainan bentuk tulang, tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi, tidak
ada retraksi
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada ketertinggalan gerak, vokal fremitus kanan dan
kiri sama
Perkusi:
Tidak dilakukan
Auskultasi:
Suara bronkopasikuler
Anterior
Inspeksi:
Dinding dada kanan dan kiri simetris, dinding dada dan abdomen sejajar, tidak ada
deformitas dinding dada, tidak ada lesi dan pembengkakan, iktus cordis tidak
tampak
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi:
Tidak dilakukan
Auskultasi:
11
Ekspirasi
10. Abdomen
Inspeksi:
pasien tidak tampak pucat, tidak tampak kesakitan, tidak ada inflamasi, tidak ada
distensi dinding abdomen, dinding abdomen kanan dan kiri simetris, tidak ada massa
atau benjolan.
Auskultasi:
Tidak terdapat bising, peristaltic usus meningkat karena sedang puasa
Perkusi:
Tidak dilakukan .
Palpasi:
Tidak ada nyeri superfisial, tidak ada nyeri tekan pada semua kuadran
11. Muskuloskeletal
Tidak ada kelemahan anggota gerak tidak ada krepitasi tetapi terdapat nyeri saat
palpasi sendi lutut, tangan dan vetebra.
12
DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah rutin
b. Urin rutin
: Tidak ada
c. Profil lipid
d. Faal hati
: Tidak ada
e. Faal ginjal
: Tidak ada
f. Faal jantung
: Tidak ada
g. Gula Darah
:263mg/dl
h. Asam Urat
: 6mg/dL
2. Radiologi
:Tidak ada
EKG
: Tidak ada
3. Lain-lain
:-
C. DAFTAR MASALAH
1. Nyeri pada bagian sendi kaki, tangan, panggul dan punggung apabila digerakan
2. Terjadi kenaikan gula darah
3. Penurunan penglihatan kanan dan kiri
4. Gigi banyak yang tanggal
13
1. Kesehatan umum
a. Secara umum anda menggambarkan kesehatan anda saat ini :
Sempurna/ sangat baik/ Baik/ cukup/ kurang baik
b. Seberapa parah nyeri pada tubuh yang anda rasakan selama 4 minggu terakhir :
Tidak pernah/ sangat ringan/ ringan/ sedang / parah/ sangat parah
Memakai baju
Mandi
Makan
BAB/BAK
Berdandan
Berbelanja
Menyiapkan makanan
Meminum obat
Mengatur keuangan
Mencuci
14
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak pernah
Tidak
Jika ya, berapa banyak alkohol yang anda minum per minggu ?
Ya
15
No. Pasien
: ___________
No. CM
: ___________
Umur
: 73 tahun
No
Nilai
Orientasi
III
1. Tanggal
2. Hari
3. Bulan
4. Tahun
5. Musim
6. Ruangan
7. Rumah Sakit
8. Kota
9. Propinsi
10. Negara
11. Bola
pemeriksa)
13. Kursi
14. 93 atau U
15. 86 atau Y
16. 79 atau H
17. 72 atau A
18. 65 atau W
19. Bola
20. Melati
21. Kursi
16
BAHASA penyebutan
1
1
yg ditunjuk pemeriksa
24. Namun, tanpa, dan 0
Pengulangan
bila
25. Ambil kertas dengan 1
tangan kanan
29.
(Tulis
kalimat 1
lengkap)
Tiru gambar ini
KONSTRUKSI
VI
NILAI MMSE
29
PENILAIAN
Normal
= > 28
= 24 - 28
= 0 - 16
Hasil pemeriksaan yang dilakukan pada Bp. S adalah 29 yang menunjukkan bahwa tidak ada
gangguan kognitif.
17
:1 Juli 2014
Instruksi : Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan anda
No
Pertanyaan
Jawaban
Skor
1.
Ya
Tidak
2.
Tidak
Ya
3.
Tidak
Ya
4.
Tidak
Ya
5.
Ya
Tidak
6.
Apakah anda takut akan ada hal buruk yang menimpa anda ?
Tidak
Ya
7.
Ya
Tidak
8.
Tidak
Ya
9.
Ya
Ya
ingat/konsentrasi anda?
11. Menurut anda apakah hidup itu indah ?
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
sekarang ?
15. Apakah anda pikir sebagian besar orang lebih baik daripada Ya
Ya
anda ?
TOTAL
18
1.Tidak
2.Ya
3.Ya
4.Ya
5.Tidak
6.Ya
7.Tidak
8.Ya
9.Ya
10. Ya
11. Tidak
12. Ya
13. Tidak
14. Ya
15. Ya
Berdasarkan pemeriksaan ini, skor Bp. S adalah 1 sehingga dikatakan normal, tidak ada tandatanda yang mengarah ke depresi.
19
Gejala utama :
Ya / Tidak
Tidak
Tidak
3. Penurunan minat/hobi
Tidak
Gejala lainnya :
4. Rasa harga diri dan kepercayaan diri turun/berkurang
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Berdasarkan pemeriksaan ini, Bp. S tidak mengalami depresi karna hanya terdapat 1 gejala
yang dialami oleh Bp. S.
20
ASESMEN NUTRISI
A. NUTRISI SUBYEKTIF
Naik
tetap
turun
TIDAK
pengecapan lidah
menelan
sembelit
mual
muntah
B. POLA MAKAN
1. Kebiasaan makan pagi : Ya makan bubur dan susu
2. Kebiasaan makan siang : Ya makan nasi dan sayuran
3. Kebiasaan makan sore : Ya makan nasi dan lauk
4. Kebiasaan selingan / ngemil : Ya / Tidak ; Ya gorengan, pisang, kue-kue jika ada
5. Alergi makanan : Ya / tidak ; Tidak
6. Sebutkan bahan makanan yang biasa dikonsumsi :
a. Makanan pokok
: Nasi
b. Lauk Hewani
c. Lauk Nabati
: Tempe tahu
d. Sayuran
e. Buah-buahan
f. Minuman
21
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
setelah makan ?
Tidak
Jika Ya, apa yang dilakukan ..
22
1. IDENTITAS
Nama Pasien
:Ib. M
Umur
:73 tahun
Alamat
: Mlangi
Pekerjaan
2. DAFTAR MASALAH
a.
Masalah aktif
Osteoartritis
Diabetes militus
Penurunan penglihatan
Gigi tanggal
b. Masalah pasif
Tidak rajin olahraga
Nyeri ketika menelan makanan
3. DD
Osteoartritis
GOUT
Rematoid artritis
4. DIAGNOSA
Osteoartritis
23
5. TERAPI
a. NONFARMAKOLOGIS
Edukasi melakukan perawatan dengan rutin dan meminum obat secara teratur, serta
patuh pada anjuran yang berlaku.
Menghentikan atau mengurangi kebiasaan mengkonsumsi jeroan, makanan manis,
goreng-gorengan dan perbanyak makan sayur dan buah.
Menggunakan alat bantu kacamata
Melakukan olahraga rutin
b. FARMAKOLOGIS
Omeprazole 20mg
Metformin 500mg
Cetirizine 10mg
Gbahabion vit B1,B6, B12
sulfartante 100mg
6. PLANNING/RENCANA PENATALAKSANAAN
a.
Edukasi terhadap pasien agar mengetahui hal apa saja yang dapat memperkecil dan
memperburuk keluhan yang diderita.
b.
Rutin makan obat dan mengontrol pola makan hindari makannan berminyak, manis,
makanan jeroan
c.
d.
e.
f.
Mengurangi gerak dan aktifitas berat agar nyeri pada sendi berkurang
24
1.
25
dibawah dapat menerima gesekan dan beban tanpa adanya kerusakan akibat tumpuan
beban yang disebarkeseluruh permukaan sendi yang berada diatasnya. (Robbins, 2012)
Terdapat faktor resiko pada osteoarthritis adalah usia terjadi peningkatan
kejadian osteoarthritis, jenis kelamin terdapat lokasi sendi yang sering dijumpai pada
wanita adalah keluhan pada sendi lutut dan sendi banyak sedangkan pada laki-laki
pada sendi paha, pergelangan tangan, yang ketiga adalah suku bangsa data
epidemiologi setiap ras memiliki perbedaan lokasi keluhan, genetik diduga kuat ikut
berpengaruh terhadap kejadian ini, kelainan pertumbuhan akibat penyakit Perthes dan
dislokasi sendi paha pada usia muda, faktor lain yang berpengaruh adalah tinggi
kepadatan tulang,osteoporosis dan terakhir
26
lanjut. Pemberian obat yang melebihi dosis atau banyaknya obat yang diberikan juga
merupkan perhatian khusus pada usia lanjut ( Nugroho, 1995)
b. Diabetes militus
Diabetes militus adalah penyakit metabolic yang disebabkan oleh interaksi
berbagai faktor yaitu genetik, imunologik, lingkungan, gaya hidup, yang ditandai
dengan hiperglisemia yang memiliki keterkaitan dengan kerusakan pembuluh darah
baik kecil maupun besar yang berakhir pada kegagalan dari organ. Pada mikroskopis
organ yang terkait adalah mata yang menyebabkan retinopati, ginjal yang
menyebabkan nefropati, dan perubahan akan terlihat apabila kadar gula dalam darah
mencai 126 mg/dL. Sedangkan pada makroskopis organ yang akan terkena adalah
kardiovaskuler, aterosklerosis. Klasifikasi Diabetes militus adalah :
1.
2.
3.
DM tipe III yakni dm sekunder yang terjadi akibat pen yakit tertentu contohnya
penyakit pancreas, sindrom hormone, obat-obatan yang mengganggu dari
sekresi insulin contohnya fenitoin.
4.
5.
disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya yang
menyebabkan hiperglikemia. Usia sangat berpengaruh pada gangguan toleransi
glukosa dan prevalensi terjadinya penyakit. Dalam buku ajar ilmu penyakit dalam
WHO menyebutkan dalam setelah seseorang mencapai usia 30 tahun maka
konsentrasi glukosa darah akan naik 1-2mg% pada saat puasa dan naik sekitar 5,613mg% pada 2jam setelah makan. Oleh karena itu pula prevalensi kejadian diabetes
militus terus mengalami peningkatan. Kemampuan sekresi insulin oleh pankreas serta
sel sel jaringan sasaran dalam pengambilan glukosa menyebabkan manifestasi kadar
konsentrasi glukosa orang dewasa menjadi normal. Glukogenolisis pada saat puasa,
glukoneogenesis jika diperlukan sumber tenaga tambahan karena karbohidrat tidak
dapat memenuhi kebutuhan yang ada maka akan mempengaruhi konsentrasi glukosa
darah. Gangguan toleransi puasa dan timbulnya resistensi pada usia lanjut, gaya hidup
27
c.
Penglihatan menurun
Dengan menurunnya penglihatan dapat menurunkan rasa percaya diri pada orang
lanjut berkurangnya rasa ingin untuk pergi keluar, untuk dapat aktif bergerak kesana
kemari, kehilangan kemampuan untuk membaca dan menonton televisi yang dapat
menyebabkan mereka terisolasi dari dunia luar mengurangi aspek sosial yang dapat
menyebabkan orang lanjut usia depresi. Gangguan penglihatan dapat terjadi akibat
berbagai hal perubahan stuktur kelopak mata yakni kekendoran seluruh jaringan
kelopak mata, perubahan sistem lakrimasi, proses penuaan yang berakibat kepada
berkurangnya kemampuan kerja kornea, perubahan sensitivitas dan flagilitas kornea
lansia, perubahan muskulus siliaris, perubahan refraksi dan humor aquos serta
perubahan struktur jaringan dalam bola mata, perubahan fungsional yang
menyebabkan jaringan di dalam bola mata, media refrakta menjadi kurang jernih dan
sel-sel reseftor berkurang, visus kurang tajam dibandingkan dengan usia muda.
Keluhan penurunan penglitan pasien juga bisa dikaitkan dengan riwayat penyakit
diabetes militus yang telah diderita sejak lama, dapat muncul sebagai komplikasinya
yakni mikroangiopati yang menyerang kapiler dan arteriola retina disebut retinopati
diabetik. (darmojo, 2004)
d.
Gigi tanggal
Gigi banyak yang hilang usia lanjut memiliki banyak penurunan fungsi, termasuk
penurunan fungsi gigi sehingga mengganggu proses pengecapan dan bicara. Dalam
buku ajar geriatri smith mengemukakan bahwa 40% golongan lanjut mengeluhkan
kesuliatn mengunyah dan memerlukan waktu lebih lama untuk makan. Pada usia
lanjut terdapat perubahan struktur maupun fungsi dari rongga mulut.Tanda-tanda
proses menua terlihat pada:Pada gigi Hilangnya jaringan gigi akibat penggunaan
fungsi pengunyah yang terus-menerus serta terjadipeningkatan insiden karies gigi
pada usia lanjut terutama pada bagian leher gigi dan akar selain itu pada atrial
28
jaringan penyangga gigi mengalami penurunan fungsi, sehingga gigi mudah goyah
dan tanggal. Koordinasi dan kekuatan muskulus menurun sehingga gigi mengalami
pergerakan tidak terkontrol. Pada mukosa elastisitas berkurang dan jaringan
mengalami atrofi tanggapan terhadap rangsangan akan berkurang, pada lidah biasa
dijumpai fisura-fisura dan atrofi papila lidah maka akan terjadi perubahan persepsi
terhadap pengecapan, kelenjar liur mengalami degenerasi yang mengakibatkan
sekresi dan visikositas saliva menurun. (darmojo,2004)
2.
29
Analisis Terapi
Obat obat yang diberikan untuk lansia harus sangat diperhatikan jumlah dan jenisnya
karena ini dapat menimbulkan polifarmasi. Pada ibu M sangat banyak sekali jenis obat yang
diberikan tapi yang saya ketahui obat untuk keluhan penyakitnya yakni osteoartritis dan gout
dapat diberikan pilihan beberapa jenis obat. Seperti untuk osteoartritis jenis analgetik non
opiat yang banyak tersedia bebas dipasaran dapat mengurangi keluhan nyeri contohnya asam
mefenamat, meklofenamat, diklofenak, ibu profen, fenbufen, indometasin, salisilat dan
sebagainya. Golongan lain bisa diberikan chondroprotective agent yang membantu dan
menjaga refair atau perbaikan tulang rawan sendi pada pasien osteoarthritis jenis kelompok
obat ini adalah tetrasiklin, asam hiarulonat, glikosaminoglikan, konrotin sulfat dan vitamin C.
Obat- obat DM yang diberikan pada pasien dapat berupa golongan insulin sensitizing yakni
biguanid, glitazone, sulfonil urea, glinid, dapat juga jenis penghambat alfa glukosidase yang
memiliki mekanisme kerja dan efek samping dari obat-obat tersebut. Karena yang diberikan
pada pasien merupakan jenis obat maka menurut saya pemberiaanya sudah tepat hanya saja
perlu ketekunan pasien dalam mengontrol penyakit baik dari gaya hidup maupun ketaan
mengkonsumsi obat.
30
Daftar Pustaka
Darmojo, B. Martono, H. H. 2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta: FKUI.
Sudoyo, at all.2008 Buku Ajar Ilmu Penyalit Dalam. Jakarta : Interna Publising
Departemen.
Price and Wilson,. 2006 Patofisiologi Konsep Klinis ProseS-Proses Penyakit. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Robin at all. 2012 Buku Ajar Patofisiologi Eds7. Vol.2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Arisman, 2011 Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Militus, dan Dislipidemia.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Wijaya, 1995 Atlas Bantu Reumatologi. Jakarta : Hipokrates
Nugroho, 1995 Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : Penerbit Buku Ilmu Kedokteran EGC
Farmakologi FKUI. 2008. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
31
Lampiran
32
33