Professional Documents
Culture Documents
Dibawakan oleh :
Putu Bagus Anggaraditya (1002005129)
Pembimbing :
LATAR BELAKANG
Diperkirakan sekitar 40-70 juta orang di Amerika
terkena insomnia secara intermiten, 10-20% memiliki
insomnia kronis
LATAR BELAKANG
Gangguan mood
penurunan daya ingat
kelelahan siang hari
kesulitan interpersonal
Kesulitan pekerjaan
penurunan status kesehatan
kecelakaan.
Insomnia
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Terapi perilaku juga membutuhkan usaha dan
motivasi pasien
Beberapa variabel klinis dan psikososial dapat
mempengaruhi motivasi ini
METODE PENELITIAN
Penelitian cross-sectional menilai hubungan
antara kemauan untuk terlibat dalam
intervensi perilaku untuk pengobatan
insomnia dengan faktor demografis,
penerimaan obat, status kesehatan, depresi,
efektivitas diri selama tidur, keyakinan yang
salah tentang tidur, dan beratnya insomnia
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Preferensi pengobatan diukur dengan menggunakan Insomnia Treatment
Acceptability Scale (ITAS)
- Pertama adalah metode pengobatan tanpa obat [ITAS-B].
- Kedua adalah pengobatan obat baru (tidak ada nama obat) [ITAS-M].
Hasil
Peserta adalah
74% perempuan (n = 236)
74% orang Afrika Amerika (n =
160)
36% menikah (n = 236)
Hasil
Hasil
Tidak ada hubungan yang signifikan antara kemampuan
menerima terapi perilaku dengan status sosiodemografi
Hanya skor penggunaan obat (r = 0.259) dan keyakinan
yang tidak berguna (r = 0.234) yang memiliki korelasi
bivariat signifikan dengan skor ITAS-B (P < 0.001).
Keparahan insomnia juga secara signifikan berhubungan
dengan penerimaan terapi perilaku pada suatu tingkat
signifikan P<0.05
Penggunaan obat, keyakinan yang tidak berguna, dan
efektivitas diri berjumlah 12,45% dari variasi ITAS-B pada
regresi linier
Hasil
Hasil
DISKUSI
Tidak ditemukan asosiasi demografi dengan terapi
perilaku
Penerimaan obat muncul sebagai prediktor terkuat.
Keparahan insomnia, gejala depresi, dan
bersamaan dengan status kesehatan yang buruk
ternyata tidak prediktif.
Kehadiran efektivitas diri yang tinggi untuk
mendorong perilaku tidur dan keyakinan yang tidak
berguna dan sikap tentang tidur adalah prediktor
signifikan dari penerimaan terapi perilaku.
DISKUSI
Kurangnya
asosiasi
demografis
Kurangnya
asosiasi
demografis
DISKUSI
Penggunaan
obat prediktor
terkuat
Penggunaan
obat prediktor
terkuat
Mencerminkan karakteristik
pasien bahwa solusi medis dan
obat merupakan solusi untuk
mengatasi banyak masalah
DISKUSI
Depresi bersaamaan dengan status kesehatan yang
buruk tidak memprediksi penerimaan terapi perilaku
Penilaian kontributor depresi dan pengobatan medis
tetap menjadi bagian penting dari pemilaian dan
diagnosis insomnia
TETAPI
DISKUSI
KESIMPULAN
Skrining keyakinan yang tidak berguna
tentang tidur mengidentifikasikan minat pasien
pada pendekatan perilaku.
Peningkatan efektivitas diri untuk tidur
meningkatkan penerimaan terapi perilaku
untuk insomnia.
Minat pada terapi pengobatan dan perilaku ini
tidak saling eksklusif.