Adapun strategi pembiayaan ke depan melibatkan berbagai sumber yaitu:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), APBD Provinsi Papua,
APBD Kabupaten Nabire, hibah dari dalam dan luar negeri (dana hibah diupayakan berasal dari: Lembaga donor, seperti world bank, OECF (jepang), GTZ (Jerman), JICA (Jepang), WHO juga memiliki potensi anggaran yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang penyelenggaraan kebersihan, keterlibatan dunia usaha dalam mendukung pembiayaan pengelolaan sampah, serta kerjasama dengan pihak swasta maupun masyarakat. 2016 : Inventarisasi peluang mendapatkan dana APBN untuk komponen-komponen pengelolaan tertentu sesuai dengan aturan yang berlaku. 2019 : Inventarisasi peluang mendapatkan dana APBN untuk menambahkan sel (landfill area) di TPA yang diantisipasi akan penuh pada sekitar tahun 2023. 2020-2024 : Pendanaan pendirian bank sampah hibah dari APBN maupun APBD untuk waktu pengelolaan sebuah TPS 3R oleh KSM pengelola sampah. 2025 : Penerimaan mendapatkan dana APBN untuk pembangunan Sel 3 TPA. Sumber pembiayaan pengelolaan persampahan di Distrik Nabire saat ini utamanya bergantung kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tingkat Kabupaten, mengingat retribusi sampah hanya berlaku di beberapa lokasi seperti pasar dan pertokoan. Itupun besarannya tidak banyak memberikan kontribusi terhadap pembiayaan pengelolaan sampah karena belum diatur dalam sebuah perda. 2016 : Pengaspalan akses jalan menuju TPA dengan dana APBD, sepanjang 3 km dengan lebar jalan 7 meter.