You are on page 1of 3

PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT

OLEH : RIRIT YULIARTI TAHA, S.Ked s


dr. Hj. MUSYAWARAH, Sp. A

APA ITU ???

penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri clostridium tetani dengan


tanda utama kekakuan otot dan kejang tanpa disertai gangguan
kesadaran

Kenali Gejala Klinisnya :


Anak
- Kejang
- sukar makan/minum
- leher sakit dan kaku
- dinding perut tegang busur
- mata agak tertutup dan sudut
tertarik keluar dan kebawah
- luka tusuk, patah tulang,
komplikasi kecelakaan
- luka pada telinga (infeksi) dan
kerusakan gigi (caries)
- Luka operasi, luka kotor

Bayi
- Kejang
- mulut mencucu seperti mulut ikan
- dinding perut tegang
- persalinan yang ditolong dukun
- Pemotongan tali pusat yang tidak
steril,
- Tali pusat diberi bubuk kopi, bubuk
ramuan, dan daun-daunan

Akan menyakibatkan kejang


terus menerus dan terjadi
kematian

Pengobatan yang dilakukan harus di


rawat di Rumah Sakit

Imunisasi Aktif
1.
Imunisasi DPT pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6
bulan
2.
Imunisasi DPT (Booster) usia 18 bulan, kelas 1 SD
dan kelas 6 SD (imunisasi DT)
3.
Imunisasi TT wanita hamil/wanita usia subur
minimal 2 kali

perawatan luka robek/kotor harus dilakukan segera dan


untuk perawatan tali pusat, penting diperhatikan: Jangan
mengoleskan cairan/bahan apapun ke dalam punting tali
pusat.

Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)


Difteri
Penyakit difteri disebabkan bakteri Corynebacterium Diphtheriae. Difteri mudah
menular, menyerang terutama saluran napas bagian atas, dengan gejala demam
tinggi, pembengkakan amandel (tonsil) dan terlihat selaput putih kotor yang
makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan napas. Racun difteri
dapat merusak otot jantung, berakibat gagal jantung. Penularan bakteri difteri
umumnya melalui udara (batuk/bersin). Selain itu, bakteri difteri dapat menular
melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.
Pencegahan difteri paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan
tetanus dan pertusis (vaksinasi DPT) sebanyak 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan
dengan selang penyuntikan 1-2 bulan. Pemberian imunisasi DPT akan
memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Efek
samping imunisasi DPT yang mungkin timbul adalah demam, nyeri dan bengkak
pada permukaan kulit. Cara mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas.

Pertusis
Penyakit pertusis atau batuk rejan atau Batuk Seratus Hari disebabkan bakteri
Bordetella Pertussis. Gejala pertusis khas yaitu batuk terus menerus, sukar
berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan dan muntah kadang-kadang
bercampur darah. Batuk pertusis diakhiri tarikan napas panjang dan dalam dan
berbunyi melengking.
Penularan bakteri pertusis umumnya melalui udara (batuk/bersin). Bakteri
pertusis juga dapat menular melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.
Pencegahan pertusis paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan
tetanus dan difteri (vaksinasi DPT) sebanyak 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan
dengan selang penyuntikan 1-2 bulan.

Tetanus
Penyakit tetanus berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot.
Gejala tetanus diawali dengan kejang otot rahang (trismus atau kejang mulut),
pembengkakan, rasa sakit dan kejang di otot leher, bahu atau punggung.
Kejang-kejang segera merambat ke otot perut, lengan atas dan paha.

Neonatal tetanus umum terjadi pada bayi baru lahir. Neonatal tetanus
menyerang bayi baru lahir karena dilahirkan di tempat kotor dan tidak steril,
terutama jika tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanus menyebabkan kematian bayi
dan banyak terjadi di negara berkembang. Di negara-negara maju, dimana
kebersihan dan teknik melahirkan sudah maju, tingkat kematian akibat neonatal
tetanus dapat ditekan. Selain itu, antibodi dari ibu kepada jabang bayinya juga
mencegah neonatal tetanus.
Infeksi tetanus disebabkan bakteri Clostridium Tetani yang memproduksi toksin
tetanospasmin. Tetanospasmin menempel di area sekitar luka dan dibawa darah
ke sistem saraf otak dan saraf tulang belakang, sehingga terjadi gangguan urat
saraf, terutama saraf yang mengirim pesan ke otot. Infeksi tetanus terjadi karena
luka terpotong, terbakar, aborsi, narkoba (misalnya memakai silet untuk
memasukkan obat ke dalam kulit) maupun frostbite. Walaupun luka kecil bukan
berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di sana. Sering kali orang lalai, padahal
luka sekecil apapun dapat menjadi tempat bakteri tetanus berkembang biak.
Periode inkubasi tetanus terjadi dalam waktu 3-14 hari dengan gejala mulai
timbul di hari ketujuh. Gejala neonatal tetanus mulai pada dua minggu pertama
kehidupan seorang bayi. Walaupun tetanus berbahaya, jika cepat didiagnosa
dan mendapat perawatan benar, penderita tetanus dapat disembuhkan.
Penyembuhan tetanus umumnya terjadi selama 4-6 minggu. Tetanus dapat
dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian vaksinasi DPT. Setelah
lewat masa kanak-kanak, imunisasi tetanus terus dilanjutkan walaupun telah
dewasa, dengan vaksin TT (Tetanus Toxoid). Dianjurkan imunisasi tetanus
setiap interval 5 tahun: 25, 30, 35 dst. Wanita hamil sebaiknya mendapat
imunisasi tetanus dan melahirkan di tempat bersih dan steril.

You might also like