Professional Documents
Culture Documents
: Penerapan
Metode
Eksperimen
Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi
Penghantar Panas Pada Siswa Kelas VI SD
Negeri 001 Tana Lia
Nama
: Nurhayati
NIM
: 822162111
: pkpnurhayati@gmail.com
ABSTRAK
Nuhayati. 2014.2. Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Materi Penghantar Panas Pada Siswa Kelas VI
SD Negeri001 Tana Lia
Kata Kunci : Metode Eksperimen, Hasil Belajar IPA, Penghantar Panas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
mempunyai
peranan
yang
sangat
penting
dalam
Pengetahuan
Alam
merupakan
mata
pelajaran
yang
sehingga
pembelajaran IPA.
dapat
meningkatkan
motivasi
siswa
dalam
kosentrasi
siswa
sehingga
beberapa
siswa
tidak
belajar IPA materi penghantar panas pada siswa kelas VI SD Negeri 001 Tana
Lia Kabupaten Tana Tidung melalui metode eksperimen?.
C. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian
perbaikan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA
materi penghantar panas pada siswa kelas VI SD Negeri 001 Tana Lia
Kabupaten Tana Tidung melalui metode eksperimen.
D. Manfaat Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian perbaikan pembelajaran diharapkan memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, sebagai motivator agar siswa lebih aktif dalam belajar IPA.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan menerapkan metode eksperimen
untuk dijadikan metode dalam mengajar IPA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha untuk memperoleh suatu perubahan
dalam tingkah laku
hasil
yang
meliputi
pengetahuan,
keterampilan,
sikap,
kebiasaan,
beberapa
pendapat
para
ahli
di
atas,
penulis
menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau proses usaha yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai pengealamn individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Hasil Belajar
Menurut Bloom, hasil belajar mencangkup kemampuan kognititif,
afektif,
dan
psikomotorik.
Domain
kognitif
meliputi
pengetahuan,
2. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan
instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan
nasional. Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan taraf
kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
3. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya
sama dari hari ke hari.Guru harus memilih metode pembelajaran yang
sesuai dengan situasi yang diciptakan itu
4. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang
belajar anak didik di sekolah.Misalnya ketiadaan laboratorium untuk
praktek IPA kurang mendukung penggunaan metode eksperimen.
5. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru
diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap
berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan
metode.
D. Metode Eksperimen
Winataputra (2005) mengungkapkan bahwa metode eksperimen
adalah metode mengajar yang dalam penyajian dan pembahasan materinya
dilakukan melalui percobaan atau mencoba sesuatu serta mengamati secara
proses. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) menjelaskan
bahwa metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada
anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan proses
percobaan.
Roestiyah (2001) mengungkapkan bahwa metode eksperimen adalah
suatu cara mengajar dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal,
jumlah alat dan bahan atau materi harus cukup bagi tiap siswa.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi
alat dan mutu bahan percobaan harus baik dan bersih.
3. Dalam eksperimen siswa harus teliti dan konsentrasi dalam mengamati
proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga
mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, makaperlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka di samping memperoleh
pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan siswa dan
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen
itu.
5. Tidak semua masalah dieksperimenkan, seperti masalah mengenai
kejiwaan, segi kehidupan sosial dan kenyakinan manusia. Kemungkinan
lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias
diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Adapun keunggulan dan kelemahan metode eksperimen menurut
Winataputra (2005) yaitu sebagai berikut:
Keunggulan metode eksperimen yaitu:
1. Membangkitkan rasa ingin tahu.
2. Membangkitkan rasa ingin menguji atau membuktikan sesuatu.
3. Menimbulkan rasa kurang puasa tau ingin lebih baik.
4. Mengaktualisasikan isi pelajaran.
5. Mengembangkan sikap kritis dan ilmiah.
Sedangkan kelemahan metode eksperimen yaitu:
1. Memerlukan alat dan biaya.
2. Memerlukan waktu yang relatif banyak.
3. Memerlukan motivasi yang cukup.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
digunakan
untuk
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
belajar
mengajar
dengan
metode
eksperimen,
untuk
belajar
mengajar
dengan
metode
eksperimen,
untuk
proses
pembelajaran
yang
menerapkan
metode
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sebelum
melaksanakan
metode
eksperimen,
permasalahan
yang
diperoleh yaitu nilai ulangan harian pokok bahasan sebelumnya, jumlah siswa
yang tuntas hanya 53% dengan nilai rata-rata 67,50. Hal ini berarti indikator
keberhasilan belum tercapai, sehingga perlu diadakan perbaikan.
Perbaikan ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang tiap siklus terdiri dari
satu pertemuan. Setiap pembelajaran dalam siklus, aktivitas guru dan siswa
akan observasi oleh supervisor 2 dengan menggunakan lembar observasi dan
pada akhir siklus akan diberikan tes akhir siklus untuk mengetahui kemampuan
siswa. Kemudian hasil tes dan observasi tersebut dianalisis untuk mengetahui
seberapa besar peningkatan hasil belajar dan proses pembelajaran IPA dengan
menerapkan metode eksperimendan juga sebagai bahan refleksi. Apabila
permasalahan tersebut belum terselesaikan, maka akan dipecahkan pada siklus
berikutnya. Adapun hasil penelitian pada setiap siklus dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana pembelajaran yang
berkaitan dengan konduktor dan isolator. Pada setiap pertemuan
diberikan penjelasan singkat mengenai materi, setelah itu diberikan tugas
kelompok berupa LKS dan alat serta bahan untuk melakukan suatu
eksperimen. Dalam pembelajaran ini, siswa ditekankan untuk bekerja
sama dengan teman kelompoknya untuk melakukan suatu eksperimen
dengan menggunakan alat dan bahan yang disediakan melalui petunjuk
yang ada di LKS. Setiap akhir siklus guru mengadakan tes, selain itu
peneliti mempersiapkan lembar observasi.
b. Pelaksanaan
Peneliti bertindak sebagai guru yang melaksanakan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran. Pada siklus I kegiatan
awalnya guru membagi siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen, lalu
guru menjelaskan metode yang akan diterapkan kepada siswa kemudian
memberikan apersepsi. Setelah itu, guru menjelaskan materi secara
singkat. Kemudian guru memberikan masing-masing siswa LKS dan alat
serta bahan yang selanjutnya harus mereka kerjakan secara berkelompok
untuk melakukan suatu eksperimen.
Selama proses pembelajaran berlangsung masih banyak dari
anggota kelompok yang masih belum bisa bekerja sama, hal ini
dikarenakan siswa yang pandai tidak mau berbagi dengan anggota
kelompoknya yang masih kurang.
c. Hasil Observasi
Hasil observasi siklus I dilakukan oleh supervisor II dengan
menggunakan pedoman penilaian observasi untuk mengetahui aktivitas
pembelajaran pada saat menerapkan metode eksperimen. Berdasarkan
hasil observasi, aktivitas pembelajaran dengan menerapkan metode
eksperimen belum terlaksana secara maksimal. Hal ini dilihat dari
beberapa deskriptor pada lembar observasi siklus I masih dinilai cukup.
Seperti guru masih kurang dalam memotivasi siswa, pemberian
penguatan pada penemuan yang diperoleh belum maksimal, dan siswa
belum secara aktip pada saat proses tanya jawab.
d. Hasil belajar
Hasil belajar siklus I diperoleh untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menguasai pembelajaran IPA khususnya untuk sub pokok
bahasan konduktor dan isolator dengan menerapkan metode eksperimen.
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil diskusi pada siklus I, peneliti mempersiapkan
rencana kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II. Sama halnya pada
siklus I, peneliti mempersiapkan rencana pembelajaranyang berkaitan
dengan rangkaian listrik seri dan paralel. Tes dilakukan pada setiap akhir
siklus.
Pada tahap ini guru akan melakukan beberapa tindakan perbaikan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, yaitu:
(1) Guru menyampaikan secara terperinci metode yang diterapkan.
(2) Guru menjelaskan materi dengan bahasa yang sederhana.
(3) Guru
lebih
membimbing
kelompok
siswa
secara
merata
suasana pembelajaran
berjalankondusif.
b. Pelaksanaan
Pada siklus II, guru melaksanakan pembelajaran sesuai rencana
pembelajaran. Selain berpedoman pada rencana pembelajaran yang
dibuat, guru juga melaksanakan beberapa tindakan perbaikan seperti
yang telah direncanakan. Sebelum materi dimulai guru memotivasi
kepada siswa mengenai pentingnya bekerja sama dalam pelaksanaan
metode eksperimen ini, dalam satu anggota kelompok siswa yang merasa
mampu harus mau menjelaskan kepada teman kelompoknya yang belum
mampu.
Selanjutnya
guru
memberikan
apersepsi.
Kemudian
guru
menjelaskan materi secara singkat. Setelah itu, guru memberikan masingmasing siswa LKS dan alat serta bahan yang selanjutnya harus mereka
kerjakan secara berkelompok untuk melakukan suatu eksperimen.
setelah
menerapkan
metode
eksperimen,
diantaranya:
(1) Peneliti sebagai pengajar telah melakukan persiapan yang baik
dalam mengajar.
(2) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran daripada pembelajaran
sebelum diterapkannya metode eksperimen.Hal ini dikarenakan guru
selalu memberikan penghargaan kepada setiap kelompok yang
teraktif, terkompak dan termaju.
pembelajaran
kesiklus
selanjutnya
untuk
memperbaiki
menurut supervisor 2, ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar yang sangat
menonjol dari siklus sebelumnya, baik dari jumlah siswa yang tuntas
belajarnya, maupun dari hasil observasi. Oleh karena itu, perbaikan
pembelajaran pada siklus II dapat dinyatakan tuntas, karena 80% dari jumlah
siswa kelas VI telah mencapai nilai KKM untuk mata pelajaran IPA yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 70 dan rencana pembelajaran terlaksana dengan
baik. Oleh karena itu, peneliti dan supervisor 2 memutuskan untuk tidak
melanjutkan tindakan pada siklus berikutnya. Hal ini dikarenakan hasil yang
diperoleh pada siklus II. Semua siswa terlibat aktip dalam melakukan suatu
percobaan, siswa mulai mengerti apa yang harus dilakukan dengan alat dan
bahan yang disediakan berdasarkan instruksi yang ada pada LKS, setiap
kelompok siswa mampu membuktikan suatu konsep dengan bereksperimen.
Hal ini
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar IPS pada materi pokok penghantar panas siswa kelas VI
SD Negeri 001 Tana Lia tahun pembelajaran 2014/2015 setelah diterapkan
pembelajaran
dengan
menerapkan
metode
eksperimen
mengalami
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat peneliti berikan setelah melaksanakan
penelitian, anatara lain:
1. Bagi siswa, agar dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA di
kelas, salah satunya bagi siswa yang telah memahami materi dapat
menjelaskan kepada siswa lain yang belum memahami.
2. Bagi guru, bila menerapkan metode eksperimen dalam meningkatkan hasil
belajar diharapkan dapat lebih memperhatikan pengelolaan kelas dengan
baik dan membimbing siswa dengan merata.
3. Bagi peneliti, agar dapat mengkaji penelitian ini untuk menambah
pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya
pelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA