You are on page 1of 92

PERTEMUAN I, II

Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
Kalimat efektif lebih mengytamakan keefektifan kalimat itu sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu
kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan,
kepadua, dan kelogisan.
a. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah adanya kesepadanan
atau keseimbangan antara pikiran, gagasan, dan struktur bahasa yang
digunakan. Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh kesatuan
gagasan yang selaras dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan, seperti tercantum
dibawah ini:
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat sebuah kalimat dapat
dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam, bagi, untuk, pada dan sebagainya di depan subjek.

Contoh:
Bagi semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi
Ijazah SLTA..
seharusnya
Semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi ijazah
SLTA.
2. Tidak terdapat subjek yang ganda.
contoh:
Penyusunan disertasi ini saya dibimbing oleh para promotor.
seharusnya
Penyusunan disertasi ini dibimbing oleh para promotor.
Saya dibimbing oleh para promotor ketika menyusun disertasi
ini.
3. Kata penghubung antarkalimat tidak dipakai dalam kalimat
tunggal.
Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga tidak bisa memilih
presiden

Adiknya menjadi jura renang. Sedangkan kakaknya jura


menari.
Seharusnya
Kami datang agak terlambat sehingga tidak bisa memilih
presiden
Adiknya menjadi jura renang sedangkan kakaknya jura
menari.
4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
contoh:
a) Mahasiswa Unikom itu yang berasal dari Sumatera..
b) Kampus Unikom yang terletak di Jalan Dipati Ukur 112
Bandung
Perbaikannya sebagai berikut.
c) Mahasiswa Unikom itu berasal dari Sumatera.
d) Kampus Unikom terletak di Jalan Dipati Ukur 112
Bandung
b. Keparalelan
Yang di maksud keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama
menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus

menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba,


bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang
menerjemahkan tugas mata kuliah translation dan pengetikan
naskah asing.
b. Langkah penerjemahan adalah membaca naskah, mengedit
ulang, dan pengetikan.

Kalimat a tidak ada kesetaraan karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu menerjemahkan dan
penegtikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cra menyejajarkan
kedua bentuk itu.
a. Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang
menerjemahkan tugas mata kuliah translation dan mengetik
naskah asing.
Kaliamat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki
predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata membaca, mengedit, dan

pengetikan. Kalimat harus diubah menjadi predikat nominal, sebagai


berikut.
b. Langkah penerjemahan adalah membaca naskah, mengedit
ulang, dan mengetik hasil terjemahan.
c. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu
perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Pada sebuah kalimat
ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberikan penekanan
atau ketegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat.
1)

Meletakan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat


Contoh:
Harapan Rektor Unikom adalah agar mahasiswa lulus tepat
waktu. Penekanannya adalah: Harapan Rektor Unikom
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan meletakkan
dalam posisi kalimat.

2)

Membuat urutan kata yang logis


Contoh:
Pencuri itu berlari, merangkak, dan meloncat agar tidak
terlihat orang.
Seharusnya:

Pencuri itu merangkak, meloncat dan berlari agar tidak


terlihat orang.
3)

Melakukan pengulangan kata-repetisi


Contoh:
Saya suka akan kedermawanan mereka, saya suka akan
keramahan mereka.

4)

Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan


Contoh:
Dia bukan anak yang malas dan bodoh, tetapi rajin dan
cerdas.

5)

Mempergunakan partikel penekanan-penegasan


Contoh:
Saudaralah yang harus datang ke tempat itu.

d. Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.

1)

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan


pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
a.

Kareana ia

sakit keras, dia tidak bisa mengikuti

perlombaan renang.
b.

Para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelah


mereka mendengar aba-aba dari panitia.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:


c.

Kareana sakit keras, ia tidak bisa mengikuti perlombaan


renang.

d.

Para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelah


mendengar aba-aba dari panitia.

2)

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan


pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Kata hijau sudah mencakupi kata warna.
Kata merpati sudah mencakupi kata burung.
Perhatikan:
Ia menakai baju warna hijau.
Dimana engkau menangkap burung merpati itu?

Dapat diubah menjadi


Ia memakai baju hijau
Di mana engkau mengankap merpati itu?
3)

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan


kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas
Kata turun bersinonim dengan ke bawah
Kata naik bersinonim dengan saja
Kata sejak bersinonim dengan dari
Perhatikan kalimat-kalimat dibhaw ini:
Dia hanya belajar komputer saja.
Sejak dari tadi ia menunggu temannya.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi:
Dia hanya belajar komputer.
Sejak tadi ia menunggu temannya.
atau
Dia belajar komputer saja.
Dari tadi ia menunggu temannya.

4)

Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan


kata-kata yang berbentuk jamak.Misalnya:
Bentuk Tidak Baku

Bentuk Baku

para ibu-ibu

para ibu

beberapa bapak-bapak

beberapa bapak

e. Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Perhatikan kalimat berikut:
Istri lurah yang cerewet itu.
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a- memiliki makna ganda yaitu siapa yang cerewet, lurah atau
istri lurah.
Kalimat b- memiliki makna ganda yaitu berapa jumlah uang seratus
ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut:
Yang diceritakan menceritakan tentang pengaruh teknologi
informasi dan kenakalan remaja. Kalimat ini salah pilihan katanya
karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan

dan

menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi:


Yang diceritakan adalah pengaruh teknologi informasi dan
kenakalan remaja.

f. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan
dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak
terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berfikir yang tidak sistematis.
Oleh karena itu, hindari kalimat yang tidak padu. Misalnya:
Kemajuan teknologi dalam benuk alat transpor memungkinkan
manusia berpindah tempat dari pulau ke pulau, dari desa ke
desa. Pada satu pihak kita lihat sekolah itu sebagai lembaga
yang harus mengawetkan kebudayaan yang diwariskan oleh
nenek moyang dengan menyampaikan kepada generasi muda.
Silakan diperbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu.
Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek-agen-verbal secara
tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona.
Makalah itu saya sudah kerjakan..
Saran yang disampaikannya kami perhatikan.
Kalimat daiatas tidak menunjukan kepaduan aspek sebab terletak
antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk:
Makalah itu sudah saya kerjakan.
Saran yang disampaikannya akan kami perhatikan.

kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat
kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini.
Mereka membahas daripada persiapan pemilu.
Buku ini akan membahas tentang manfaat penguasaan
Komputer.
Seharusnya:
Mereka membahas persiapan pemilu.
Buku ini membahas manfaat penguasaan komputer.
g. Kelogisan
Yang dimaksud kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima
oleh akal sehat dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat dibawah ini:
a) Waktu dan tempat kami persilakan.
b) Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
Kalimat di atas tidak logis atau tidak masuk akal. Kalimat yang logis
sebagai berikut:
Rektor Unikom kami persilahkan.
Untuk menghemat waktu, kita lanjutkan acara ini.

Bentuk yang Salah


1.

Kepada

Bentuk yang Benar


yang

terhormat

Rektor

Unikom
2.

Atas

Yang terhormat Rektor Unikom atau kepada


Rektor Unikom

perhatiannya,

kami

ucapkan

Atas perhtian Bapak, kamu ucapkan terima

terima kasih.

kasih.

3.

Pendapat itu saya kurang cocok.

Pendapat itu bagi saya kurang cocok.

4.

Mahasiswa

Mahasiswa membawa komputer sebanyak lima

5.

membawa

komputer

sebanyak 5 unit.

unit.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha

Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakusa.

Kuasa

PERTEMUAN III

LAFAL SINGKATAN, AKRONIM, DAN KATA


Kadang-kadang kita merasa ragu-ragu bagaimana melafalkan suatu singkatan atau suatu
kata dalam bahasa Indonesia. Keraguan itu mungkin disebabkan pengaruh lafal bahasa
daerah atau lafal bahasa asing. Padahal, semua singkatan atau kata yang terdapat dalam
bahasa Indonesia termasuk singkatan yang berasal dari bahasa asing harus dilafalkan
secara lafal Indonesia.
AC
BBC
LNG
IUD
TVRI
MTQ
IGGI
Makin
Memuaskan
Pendidikan

Memiliki
Bahu-membahu
Pascasarjana
Logis
Sosiologi
Ke mana
beberapa

Lafal Tidak Baku


a se

Be be se/bi bi si
El en je
Ay yu di
Ti vi er i
Em te kyu
Ay ji ji ay
Mangkin
Memuasken
Pendidi,an
Memili,i
Bau-membau
Paskarsajana
Lohis
Sosiolohi
Ke mana
beberapa

Lafal Baku
A ce
Be be ce
El en ge
I u de
Te ve er i
Em te ki
L ge ge i
Makin
Memuaskan
Pendidikan
Memiliki
Bahu-membahu
Pascarjana
Logis
Sosiologi

Ke mana
Beberapa

Ada pendapat yang menyatakan bahwa singkatan yang berasal dari bahasa
Inggris, misalnya Aslinya. BBC, dan IGGI harus dilafalkan seperti bahasa aslinya.
Kalau begitu, kita akan mengalami kesulitan melafalkan singkatan yang berasal dari
bahas Rusia, bahasa Jerman, atau bahas Aztec karena nama-nama huruf dalam
bahasa tersebut pasti berbeda dengan nama-nama huruf dalam bahasa Indonesia.
Akan tetapi, akronim bahasa asing-singkatan yang dieja seperti kata-yang bersifat
internasional tidak dilafalkan seperti lafal Indonesia, tetapi singkatan itu tetap
dilafalkan seperti lafal aslinya.
Misalnya
Kata
Unesco

Lafal Tidak Baku


u nes tjo

Lafal Baku
yu nes ko

Unicef

u ni tjef

yu ni syef

Sea Games

se a ga mes

si ge ims

PERTEMUAN IV
Cara-cara Mengutip
Perbedaan antara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung-kutipan isi- akan
membawa akibat yang berlainan saat memasukannya dlam teks. Abaegitu juiga cara
membuat kutipan langsung akan berbeda pula menurut panjang pendeknya kutipan
itu. Agar tipa-tiap kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas, perhatikanlah carapcara berikut:
a.

Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris


Sebuah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari empat baris ketikan,
akan dimasukkan ke dalam teks dengan cara-cara berikut:
1) Kutipan itu diintegrasikan langsung dalam teks

2) Jarak antara baris dengan baris dua spasi


3) Kutipan itu diapit dengan tanda kutip
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke
atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun
terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Nomor urut penunjukan mempunyai pertalian dengan nomor urut penunjukan
yang terdapat dalam catatan kaki. Nomor penunjukan ini bisa berlaku untuk
tiap bab, dapat pula berlaku seluruh karangan tersebut. Masing-masing cara
tersebut akan membawa konsekuensi tersendiri. Pada nomor urut penunjukan
yang hanya berlaku pada tiap bab, maka pertama, pada tiap bab akan dimulai
dengan nomor urut 1; kedua, untuk penunjukan yang pertama dalam tiap bab,
nama pengarang harus disebut secara lengkap, sedangkan penunjukan
selanjutnya dalam baba tersebut cukup dengan menyebutkan nama singkat

pengarang, ditambah penggunaan singkatan-singkatan ibid., op.cit., atau loc.


cit.
Sebaliknya bila nomor urut penunjukan berlaku untuk seluruh karangan,
maka hanya untuk penyebutan yang pertama nama pengarang ditulis secara
lengkap; penyebutan selanjutnya hanya mempergunakan nama singkat, dan
singkatan-singkatan sebagaimana tersebut diatas.
Misalnya:
.......................................................................... Guru tak dapat memperhatikan
muridnya seorang demi seorang. Dalam seminar The teaching of modern
languages oleh sekretariat UNESCO di Nuwara Elliya, Sailan pada bulan
Agustus 1953 dikatakan: Because of the very special nature of languages,

teaching us well on general education grounds, it is vital that class should be


small (hal.50(. Untuk waktu yang ...
Jadi kalimat

Because of the very special nature of languages,

... dst.

Merupakan sutau kutipan, tetapi kutipan itu tidak lebih dari empat baris
ketikan. Oleh akarea itu kutipan tersebut harus diintegrasikan dengan teks,
serta spasi anatara baris adalah spasi rangkap. Tetapi sebagai pengenal bahwa
bagian itu merupakan kutipan, mak bagian itu ditempatkan dalam tanda kutip.
Bila menggunakan cara kedua , maka sesudah kutipan langsung ditempatkan
nama pengarang-singkat, tahun, dan halaman dalam kurung.
b.

Kutipan langsung lebih dari empat baris


Bila sebua kutipan terdiri dari lima baris atau lebih, amak seluruh kutipan itu
harus digarap sebagai berikut:
1)

Kutipan itu harus dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;

2)

Jarak antar baris dengan bais kutipan satu spasi;

3)

Kutipan itu boleh atau tidak diapit dengan tand kutip;

4)

Sesudah kutipan selesaidiberi nomor urut penunjukan setengah spasi


ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun
terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;

5)

Seluruh kutipan itu dimasukan ke dalam 5-7 ketika; bila kutipam itu
dimulai dengan aline baru, maka baris pertama dari kutipan itu
dimasukan lagi 5-7 ketikan.

Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan itu terdapat lagi kutipan. Dalam
hal ini daat ditempuh dua cara:
Mempergunakan tanda kutip ganda |..........| bagi kutipan asli dan tada kutip
tunggal |.....| bagi kutipan dalam kutipan itu, atau sebaliknya;

Bagi kutipan asli tidak dipergunakan tanda kutip, sedangkan kutipan dalam
kutipan itu mempergunakan tanda kutip ganda.
Untuk jelasnya, perhatiakanlah ketiga contoh berikut! Masing-masing
memperlihatkan kutipan langsung yang menggunakan atanda kutip, yang
tidak menggunakan tanda kutip, dan yang mempergunakan dua jenis tanda
kutip.
Contoh a: Mempergunakan tanda kutip
.............................................................................................................................
.... Terjemahan karya ilmuiah dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak
memuaskan

karean

para

penterjemah

tidak

terlatih

dalam

ilmu

penterjemahan-suatu aspek linguistik terapan yang telah menjadi disiplin


ilmu tersendiri-.

Misalnya salah satu terjemahan buku ilmu pengetahuan populer diparakatai


dengan
Suatu fikiran yang telah tersebar luas seali di kalangan orang banyak
menggambarkan buku-buku sebagai benda-benda yang tak berjiwa, tidak
efektif -sic!- , serba damai yang pada tempatnya sekali berada dalam
kelindunga-kelindungan sejuk dan ketenangan akademis dai biara-biara dan
universitas-universitas dan tempat-tempat pengasingan diri yang lain yang
jauh dari dunia yang jahat dan materialistis ini Asrul Sani 1957:7Buku aslinya berbunyi
.............................................................................................................................
.....
Contoh b: Tidak mempergunakan tanda kutip

Contoh diatas dapat pula ditempatkan dalam bagian tersendiri dengan tidak
mempergunkan tanda kutip. Daalam hal ini tidak kan timbul keragu-raguan,
karean bagian yang dikutip ditempatkan agak ke dalam, serta jarak antar spasi
rapat.

Perhatikan

bagaimana

cara

menulis

kutipan

diatas

tanpa

mempergunakan tanda kutip:


...........................................................................................................................
Terjemahan karya ilmuiah dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak
memuaskan

karean

para

penterjemah

tidak

terlatih

dalam

ilmu

penterjemahan-suatu aspek linguistik terapan yang telah menjadi disiplin


ilmu tersendiri-.
Misalnya salah satu terjemahan buku ilmu pengetahuan populer
diparakatai dengan:

Suatu fikiran yang telah tersebar luas seali di kalangan orang banyak
menggambarkan buku-buku sebagai benda-benda yang tak berjiwa, tidak
efektif -sic!- , serba damai yang pada tempatnya sekali berada dalam
kelindunga-kelindungan sejuk dan ketenangan akademis dai biara-biara dan
universitas-universitas dan tempat-tempat pengasingan diri yang lain yang
jauh dari dunia yang jahat dan materialistis ini. Asrul Sani 1957:7Buku aslinya berbunyi
.............................................................................................................................
.....
Contoh c: Mempergunakan dua jenis tanda kutip

Bila dalam sebuah kutipan terdapat pula kutipan, maka keduanya dibedakan
dengan mempergunakan tanda kutip yang berlainan. Untuk jelasnya
perhatiakn contoh berikut:
.............................................................................................................................
....
Masih ada penadapt lain tentang konflik itu. Untuk tidak dalah tanggap,
pembiacar kutip disini sepenggal tanggapan Mh. Rustandi Kartakusuma
tentang apa itu sebenarnya yang disebut Dramatik, dalam prakata dramanya:
merah semua putih semua:
Dramatik oleh pertentangan-konflik-: Pertentangan dengan Alam
atau Tuhan, dengan diri sendiri, dengan manusia sesama, dengan lingkungan.
Pertentangan menimbulkan lakon, menimbulkan plot alur- atau intrigue.

Akan tetapi pertentangan sendiri dimungkinkan oleh apa? Apa sumber


pertentangan?
Syahdan sumber pertentangan taiadalah alain selain jiwa manusai.
Jiwa manusia seagai benda logam yang bermuatan listrik. Bila bertemu
dengan benda lain yang berlistrik maka timbullah dramatik:#Sebelum kutarik
handle ini dan elektron berloncatandari kutub ke kutub ungu gelora panasbangis ...?
Jadi, dasar dramatik yang paling dalam adalah kejiwaan manusia ,
benda bermuatan listrik, yang voltasenya lebih dari seribu.
.............................................................................................................................
...

Seperti halnya dengan contoh b, maka contoh diatas pun dapat ditempatkan
dalam cara lain, yaitu tidak mempergunakan tanda kutip. Daalm hal ini kutipandalam
kutipan itu dapat ditempatkan dalam tanda kutip ganda.
c.

Kutipan tidak langsung


Daalam kutipan tidak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu yang
dikemukakan. Seabab itu kutipan itutidak boleh mempergunakan tanda kutip.
Beberapa syarat harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung:
Kutipan itu diintegrasikan dengan teks;
Jarak anta baris dua spasi;
Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;

Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas,
atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan
nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Contoh
.............................................................................................................................
..
Pertama-tama harus dibedakan dahulu antara kata aksen dan tekanan.
Dalam tata istilah ilmu bahasa aksen tidak sama dengan tekanan. Tata aksen
dalam suatu bahasa memperbedakan suku-suku kata yang sama bentuk
fonetik-segmentalnya- dengan jlan titinada, kontur lagu, jangka bunyi, dan

tekanan. Dengan perkataan lain, tekanan itu hanya satu bagian dari tata aksen,
disamping unsur titinada, kontur dan jangka.
...........................................................................................................................
Pada cacatan kaki dengan nomor urut penunjuk 21 kita dapat membaca
penjelasan sebagai berikut:

PETEMUAN IX
Pembatasan Topik

Pengalaman-penglaman menunjukan bahwa pada saat pertama kali seorang mulai


menulis, ia selalu dihadapkan pada persoala-persoalan apa yang kan ditulis. Berapa
panjang atau besarnya tulisan itu. Mungkin penulis sudah mengetahui apa yang akan
ditulisnya tetapipengetahuannya tentang topik itu saja belum mencukupi. Ia harus
membatasi subjek tadi agar ia tidak hanyut dalm suatu persoalan yang tidak akan
habis-habisnya, serta menulis tanpa suatu tujuan yang khusus.
Setiap penulis harus betul-betul ykain bahwa tipik yang dipilihnya harus cukup
sempitdan terbatas atau sangat khusus untuk digarap. Kecendrungan tiap penulis
baru dalah mengungkapkan sesuatu dalam uraian yang terlalu umum, akibatanya
uaraian itu akan menjadi kabur dengan menggunakan istilah-istilah yang tidak tepat
dan cermat. Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam
beberapa hal. Pertama, pembatasan itu memungkinkan penulis menulis dengan penuh
keyakinan, karean pokok itu benar-benar diketahuinya.

Pemabatasan dan penyempitan topik memungkinkan penulis untuk mengadakan


penelitian yang intensif mengenai masalah-masalah. Dengan pembatasan itu penulis
akan lebih mudah memilih hal-hal yang mudah dikembangkan. Pokok yang paling
khususdan yang paling baik untuk digarap oleh penulis adalah refleksi dari
observasi-observasi yang pernah dilakukan penulis, atau gagasan-gagasan dan nilainilai dari hal-hal yang dialami sendiri. Karena observasi dari pengalaman itu tidak
lain daripada peristiwa yang khusus amakatidak ada sama sekali bahaya untuk
menjangkau terlalu luas dan umum.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara berikut.
Pertama, tetapkanlah topikyang dingin digarap dalam suatu sentral. Kedua, ajukanlah
pertanyaan apa topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci
lebih lanjut. Bila dapat, tempatkanlah perinciannya disekitar lingkaran topik pertama
tadi. Ketiga, tetapkanlah yang mana dari perincian tersebut tadi yang akan dipilih.

Keermpat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih
lanjut# Demikian dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh sebuah topik yang
sangat khusus yang akan digarap lebih lanjut. Perhatikan contoh berikut ini:

Jadi topik yang khusus yang dipilih berdasarkan perincian diatas adalajh arus
informasi pada Direktorat Perguruan Tinggi Swasta yang berada dibawah naungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan Nasional. Topik yang
khusus ini merupakan perincian dari topik besar masalah komunikasi.

PERTEMUAN V
Kata Asing dan Kata Serapan
Dalam proses perkembangan bahasa mana pun selalu terjadi peminjaman dan
penyerapan unsur-unsur bahasa asing. Hal ini terjadi akibat adanya hubungan antar
bangsa dan kemajuan teknologi, terutama biadang transportasi dan komunikasi.
Yang dimaksud dengan kata asing disini ialah unsur-unsur yang berasal dari bahas
asing yang masih dipertahankan bentuk

aslinya karean belum menyatu dengan

bahasa Indonesia. Contohnya kata-kata seperti option dan stem. Sedangkan kata-kata

atau unsur-unsur serapan adalah unsur-unsur bahasa asing yang telah disesuaikan
dengan wujud/struktur bahasa Indonesia. Kata-kata semacam ini dalam proses
morfologi diperlakukan sebagai kata asli. Banyak diantara kata-kata serapan ini
yang sudah tidak terasa lagi keasingannya. Kata-kata seperti pelopor, dongkrak, dan
sakelar adalah contoh-contoh kata semacam itu.
Bacalah kutipan berikut!
Tetapi moral dari dongeng ini belumlah diceritakan. Moral disini ialah bahwa
pertapa pertama yang pengamat penemu yang tajam, pertama kedua yang
penuh pikir, dan penonton yang menjadi hakim tidaklah mewakili individu
yang berbeda melainkan empat kaidah mental yang terdapat dalam suatu
individu yang terlatih dalam .... WM. Davis dalam Jujun S. Suriasumantri,
1981: 63-

Kata-kata yang ditulis miring pada kutipan diatas merupakan contoh unsur serpan.
Sebagian sudah tidak terasa keasingannya dan sudah menjadi perbendaharaan kata
populer.
Unsur-unsur serapan itu lebih-lebih kata asing harus digunakan secara berhati-hati.
Makna dan cara penulisannya harus dipahami benar. Kita sering mendengar atau
membaca kata-kata semacam itu yang sering digunakan secara tidak tepat.
Contoh:
Favorit, hobi, praktis, logis, asosiasi, ekonomis
Tidak tepat

: Saya hobi membaca novel

Seharusnya

: Hobi saya membaca novel

Kata-kata baru
Bahasa berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan bidang
kehidupan lainnya. Demikian pula bhasa Indonesia. Akhir-akhir ini banyak sekali
kata-kata baru yang dikemukakan berbagai pihak. Sebagian diantranya telah diterima
oleh masyarakat.
Contoh:
Canggih

pemerian

......

Rambang, acak

atak

terandalkan

Kendala

telaah

laik, kelaikan

Lahan

pemantauan

prakiraan

Sangkil

pendekatan

pascabedah

Kita dapat menggunakan kata-kata seperti itu asal kita tahu denga tepat
makna dan pemakaiannya. Jika kata itu sudah dibakukan kita dapat menggunakannya
tanpa tanda khusus; tetapi jika kata itu belum dibakukan atau belum dikenal secara
luas kita perlu menggaris bawahi dan memberikan padanannya dalam bahas asing
atau dalam bahasa Indionesia.
PERTEMUAN VI,VII, (VIII=UTS) IX
Syarat-syarat pembentukan paragraf
Dalam pengembangan paragrafkita harus menyajikan dan mengorganisasikan
gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyaratan. Persyaratan itu ialah
kesatuan, kepaduan dan kelengkapan.
1.

Kesatuan

Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau topik. Fungsi
paragraf ialah mengemabangkan topik tersebut. Oleh sebab itu dalam
pengemabangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut. Penyimpangan akan
menyulitkan pembaca. Jadi, satu paragraf hanya boleh mengandung satu
gagasan pokok atau topik. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan
gagasan pokok tersebut.
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan jika kalimat-kalimat dalam paragraf
itu tidak terlepas topiknya atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat
terfokus pada topik yang mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
Penulis yang masih dalam tahap belajar/tahap pemula sering mendapat kesulitan
dalam memelihara kesatuan ini.
Perhatikan contoh dibawah ini!

Contoh:
Setiap negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiridari
kondisi, posisi, dan potensi wilayahnya masing-masing. Tetapi, tidak setiap
wilayah

kondisisnya

memungkinkan

posisisnya

menguntungkan,

atau

mempunyai potensi yang cukup baik untuk memberikan kesejahteraan kepada


rakyat yang bermukim di wilayah itu, sehingga harus mencukupinya dari tempat
lain yang hampir selalu menyangkut kepentgingan negara lain. Untuk itu
dibinalah hubungan internasional yang memungkinkan terbukanya peluang bagi
setiap negara untuk mencukupi kebutuhannya dari negara lain melalaui jalan
damai. Namun, untuk mencukupi kebutuhan ini tidak jarang pula ditempuh
jalan kekerasan. Oleh sebab itu, masalah utama setiap negara sealain
meningaktakn kesejahteraan negaranya, juga mempertahankan eksistensinya

yang meliputi kemerdekaan, kedaulatan, kesatuan bangsa, dan keutuhan


wilayahnya.
Gagasan pokok atau tema paragraf di atas adalah masalah utama setiap negarameningkatkan kesejahteraan dan mempertahankan eksistensinya-. Gagasan
pokok ini diperinci atau dijelaskan oleh beberapa penunjang berikut:

Setiap negara seharusanya mampu menghidupi dirinya sendiri

Tidak semua negara kondisisnya memungkinkan

Diperlukan hubungan dengan negara lain

Perincian atas penjelasan ini diurut sedemikian rupa sehingga hubungan antara
satu kalimat dengan kalimat yang lain merupakan satu kesatuan yang bulat.

Sebaliknya cobalah bandingkan contoh paragraf diatas dengan paragraf


dibawah ini:
Contoh:
Kebutuhan hidup sehari-hari keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal
ini sangat tergantung dari besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang
berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi.
Lain halnya dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat
menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk pembangunan tempat-tempat
beribadah atau untuk kegiatan sosial lainnya. Tempat-tempat ibadah memang
perlu bagi masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini dibangun
secara gotong royong dan sangat mengandalkan sumbangan para dermawan.

Perbedaan penghasilan yang besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang


pemisah antara si kaya dan si miskin.
-Dikutip dari:Tugas mahasiswaTerlepas dari struktur kalimat yang digunakan, paragraf diatas tidak didukung
oleh kesatuan. Ada kalimat yang sangat jauh hubungannya dengan gagasan
utama.

Gagasan

pokok

tentang

penghasilan

suatu

keluarga,

dalam

pengembangannya kita jumpai lagi gagasan pokok yang lain yaitu tempat
ibadah. Hubungan anatara satu kalimat dengan kalimat yang lain tidak
merupakan satu kesatuan yang bulat untuk menunjang gagasan utama.
Penyimpangan ini mungkin terjadi karena beberapa hal, misalnya karean
penulis melamun, atau bosan dengan topik yang sedang ditangani atau
keinginan untuk mempengaruhi pembaca dengan memperkenalkan hal-hal

baru , tetapi tidak relevan dengan isi. Hal ini tidak mudah membetulkannya.
Yang perlu diingat adalah tujuan dari paragraf yang telah diperkenalkan dalam
kalimat topik dan tujuan inilah yang menjadi pedoman pengembangannya.
2.

Kepaduan
Syarat kedua yang dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Satu paragraf bukanlah satu kumpulan atau tumpukan kalimat yang masingmasing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah mengikuti
atau memahami jalan pikiran penulis tanpa hambatan karean adanya loncatan
pikiran

yang

membingungkan.

Urutan

pikiran

yang

teratur,

akan

memperlihatkan adanya keterpaduan . Jadi kepaduan atau koherensi


ditikberatkan pada hubungan antar kalimat dengan kalimat.

Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan


1)

Unsur kebahasaan yang digambarkan dengan:


a. Repetisi atau pengulangan kata kunci
b. Kata ganti
c. Kata transisi atau ungkapan penghubung dan
d. paralelisme

2)

Pemerincian dan urutan isi paragraf


Bagaimana cara mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf
dan bagaimana hubungan antara pikiran utama dengan pikiran-pikiran
penjelas dapat dilihat dari urutan perinciannya. Perincian ini dapat
diurutkan secara kronologis menurut urutan waktu- secara logis sebabakibat , akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus-, menurut urutan ruang

spasial-, menurut proses dan dapat juga dari sudut pandang yang satu ke
sudut pandang yang lain.
Perhatikanlah contoh berikut:
Contoh
Dalam mengajarkan sesuatu langkah pertama yang harus kita lakukan
ialah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan
yang sudah ditetapkan, materi yang kita berikan, metode yang kita
gunakan, dan evaluasi yang kita susun tidak akan banyak memberikan
manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar.
Dengan mengetahui tujuan pengajaran kita dapat menentukan materi yang
akan kita ajarkan, metode yang akan kita gunakan, serta bentuk
evaluasinya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

-perhatikan kata yang dicetak miringDalamparagraf diatas kepaduan didapat dengan mengulang kata kunci
yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang
mula-mula timbul pada awal paragraf kemudian diulang-ulang dalam
kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kepaduan
semua kalimat.
Perhatikan contoh dibawah ini!
Contoh
Perkulaiahan bahasa Indonesia sering kali membosankan sehingga
tidak mendapat perhatian sama sekali dari mahasiswa.

Hal ini

disebabkan , bahan kuliah yang disajikan dosen sebenarnya meruapakan


masalah yang sudah diketahui oleh mahasiswa, atau merupakan masalah
yang tidak diperlukan mahasiswa. Disamping itu, mahasiswa yang sudah
mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka duduk dibangku Sekolah
Dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa Indonesia
selama dua belas tahun merasa sudah mampu menggunkan bhasa
Indoensia.
Akibatnya, memilih atau menentukan bahan kuliah yang kan diberikan
pada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar bahasa
Indonesia.
Perhatikanlah kata atau frase yang digunakan dicetak miring-, yang
mnyatakan hubungan kalimat. Tanpa menggunkan frase tarnsisi ini, tulisan
diatas akan terpotong-potong dan hubungan antar kalimat tidak jelas.

Paralelisme juga digunakan untuk menunjukan koherensi, walaupun tidak


sesering pemakaian bentuk pengulangan, uangkapan penghubung, atau
penggunaan kata ganti.

Pada prinsipnya paralelisme meruapakan

penuangan ide-ide ke dalam kalimat-kalimat yang secara struktural sama.


Cobalah perhatikan contoh paragraf dibawah ini!
Contoh
Menurut jadwal kerja, Pingkan bertugas sampai pukul 19.12. Artinya
kios itu tutup pukul 19.00, dan Pingkan diberi waktu menghitung uang,
mengisi buku penjualan, mengunci safe, serta memasang alarm sebelum
meninggalkan kios itu. Tetapi kereta api bawah tanah ke Hogdalen, tempat
tinggal Pingkan, berangkat pukul tujuh lewat tujuh menit, dan tak seorang

manusia pun sanggup melakukan semua tugas diatas dalam waktu


sesingkat itu.
3.

Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya
suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak dikembangkan atau hanya
diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Perhatikan contoh berikut!
Contoh
Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka
berselisih atau bersengketa.

Paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas dengan


pengulangan. Kita lihat ungkapan bertengkar pada kalimat pertama hanya
diulangi dengan sinonimnya yaitu kata berselisih dan bersengketa.
Perhatikan lagi contoh berikut!
Contoh
Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya
peminat jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggeamar penghuni
darat atau burung-burung yang indah.
Dapat dilihat dari contoh paragraf di atas hanya terdiri dari satu
kalimat

yaitu kalimat topik.

Tidak ada kalimat-kalimat penjelas yang

berfungsi menunjang kejelasan kalimat

topik. Dengan kata lain, kalimat

topik tidak dikembangkan.


Cobalah bandingkan dengan contoh paragraf berikut, yang dikembangkan
secara lengkap.
Contoh:
Masalah kelautan yang diohadapi dewasa ini ialah tidak hanya
peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya penggemar
penghuni darat atau burung-burung yang indah. Tidak da penyediaan dana
untuk melindungi ketam kenari kima atau tiram mutiara sebagai halnya untuk
panda dan harimau. Jenis makhluk laut tertentu, tiba-tiba punah sebelum
manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian
barat kebanyakan sudah punah. Sangat sukar untuk menemukan tiram hidup

dewasa padahal rumah tiram yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian
juga halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang biasa menyebar
di pantai barat Afrika sampai bagian barat Laut Teduh. Kini hanya dijumpai
di daerah kecil yang terpencil. Dari mana dana diperoleh untuk melindungi
semua ini#
Dalam paragraf di atas penulis

sudah berusaha mengemukakan contoh-

contoh tentang masalah kelautan sehingga dengan conto-contoh tersebut


masalahnya jadi jelas. Jadi, dalam pengembangan paragraf, kita harus
menyediakan detail yang cukup untuk menunjang kalimat topik.

Letak Kalimat Topik


Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling menunjang dan
hanya mengandung satu gagasan pokok dan dijelaskan oleh beberapa gagasan
penunjang. Gagasan pokok dituang ke dalam kaliumat topik dan gagasan
penunjang ke dalam kalimat-kalimat penunjang. Jadi, setiap paragraf terdiri
dari kalimat topik dan kalimat-kalimat penunjang.
Dalam kalimat topik, penulis kadang-kadang mengemukakan generalisasi
yang menuntut penguraian dan pembuktian. Penguraian dan pembuktian ini
dekemukakan dalam kalimat-kalimat panjang atau kalimat-kalimat pembantu.
Pengemabangan paragraf dalam bentuk ini dimulai dengan mengetengahkan
persoalan pokok atau gagsan utama, kemudian diikuti dengan gagasangagasan penunjang yang berfungsi sebagai penjelas. Kalimat topik yang

berisi pernyataan umum berada pada permulaan paradraf. Pengembangan ini


dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini:
Kalimat Topik

Generalisasi

Gagasan

Penunjang

Gagasan

Penunjang

Gagasan

Penunjang

Gagasan

Penunjang

Gagasan

Penunjang

Cobalah perhatikan contoh berikut


Contoh
Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling
dasar dalam kemampua berbahasa, khusus dalam karang mengarang.
Jumlah kosa kata yang dimiliki oleh sseeorang akan menjadi petunjuk tentang
pengetahuan seseorang. Di samping itu jumlah kosa kata yang dikuasai
seseorang, juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian
banyak konsep. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai, semakin tinggi
pula pengetahuan seseorang. Dengan demikian seorang penulis akan mudah

memilih kata-kata yang tepat atau cocok untuk mengungkapkan gagasan yang
ada dalam pikirannya.
Kalimat topik-pernyataan umum- terdapat pada awal paragraf, dan
diikuti oleh gagasan-gagasan penunjang yang berisi peranan kosa kata bagi
seseorang secara deduktifAda juga paragraf yang di mulai dengan generalisasi kesimpulan- dan
diakhiri pula dengan generalisasi. Generalisasi yang pertama merupaklan
kalimat topik, sedangkan generalisasi yang kedua pada akhir paragrafmemberi ringkasan atau kesimpulan dari paragraf tersebut. Bentuk
pengembangan ini sering digunakan

jika isi paragraf tersebut sangat

kompleks sehingga memerlukan pengulangan dan penegasan. Perhatikanlah


diagram di bawah ini.

Kalimat Topik

Generalisasi

Gagasan

Penunjang

Gagasan

Penunjang

Gagasan

Penunjang

Gagasan

Penunjang

Ringkasan akhir generalisasi


Cobalah perhatiakn contoh di bawah ini

Contoh
Peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sama pentingnya
dengan uasaha peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan
cukup, dapat mengubah sistempertanian tradisional misalnya bercocok tanam
hanya untuk mememenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang
produktif.

Petani

yang

berpendidikan

cukup

mampu

menunjang

pemabangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang


setimpal

terhadap

gagasan-gagasan

yang

dilontarkan

perencana

pemabangunan, baik ditingkat pusat, maupun di tingkat daerah. Itulah


sebabnya peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat
mendesak.

Kalimat topik yang terletak pada wal paragraf kemudian diulang atau
ditegaskan kembali pada akhir paragraf dengan kalimat yang bervariasi.
Paragraf juga dapat dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus atau gagasangagasan penunjang, kemudian dikahiri dengan generalisasi. Dalam bentuk ini
kalimat topik terletak pada akhir paragraf-secara induktif-. Perhatikanlah
diagram di bawah ini
Gagasan

Penunjang

Gagasan

Penunjang

Gagasan

Penunjang

Gagasan

Penunjang

Gagasan

Penunjang

Kalimat Topik

Generalisasi

Selanjutnya cobalah baca contoh berikut.


Contoh
Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan pengajran bahasa
Indonesia secara metodologis dan sistematisbukanlah merupakan halangan
baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelal anak
didik meninggalkan kelas ia kemabli menggunakan bahasa dearah, baik

dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan orang tuanya. Ia


merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah berlangsung beberapa
jam. Baik waktu istirahat maupun pada jam-jam pelajaran unsur-unsur bahasa
daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah tersebut bersifat
homogen dan gurunya pun penutur bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah
yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan
melaju terus dengan cepat.
Ada juga paragraf yang tidak mempunyai kalimat topik. Topik paragraf tau
gagasan pokok tersebar diseluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut.
Bentuk ini biasanya kita jumpai

dalam karangan narasi-yang berbentuk

cerita- atau deskripsi berbetuk lukisan-. Pikiran utama didukung oleh semua
kalimat penunjang.

Contoh
Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutanmengendur. Kian lama
kian berkurang. Akhirany tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang
nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah mulai turun dari kandangnya, pergi ke
ladang dan pelataran. Dengung dan raung lalu lintas jalan raya kembali
menggiula seperti kemarin. Raung klakson mobil dan desis kereta api
bergema-gema menerobos ke relung-relung rumah di sepanjang jalan. Sayupsayup terdengar dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan
menyatakan selamat tinggal pada hari kemarin.

Paragraf diatas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya menjelaskan


suasana di pagi hari. Jadi, pikiran utama tersebar dalam kalimat-kalimat yang
membangun paragraf tersebut. Karya fiksi umumnya mengunakan bentuk ini.
PERTEMUAN X
Pengembangan Paragraf
Menulis paragraf memerlukan penyusunan dan pengekspresian gagasangagasan penunjang. Gagasan pokok dari sebuah paragraf hanya akan jelas
jika diperinci dengan gagasan-gasasan penunjang. Setiap gagasan penunjang
hanya dapat dituangkan

ke dalam satu gagasan penunjang atau lebih.

Maalahan ada juga kemungkinan beberapa gagasan penunjang dijadikan satu


kalimat penunjang.

Untuk jelasnya cobalah perhatikan contoh dibawah ini.


Contoh:
Kerangka paragraf
Gagasan pokok

: Keindahan alam di Batu Malang

Gagasan penunjang

: - manusia telah mengubah segala-galanya

hutan, sawah, dan ladang tergusur

pohon tidak ada

pagar bunga sudah diganti

gedung-gedung mewah dibangun

Kerangka paragraf di atas berisi satu gagasan poko dan beberapa gagasan
penunjang dapat dikembangkan menjadi satu paragraf. Perhatikanlah cara
pengembangan kerangka di atas.

PERTEMUAN XI, XII


Singkatan-singkatan yang dipergunakan dalam catatan kaki
Untuk memudahkan pencacatan data mengenai sumber data yang dipakai berulangulang, sudah menjadi suatu kelaziman dalam dunia penulisan karangan ilmiah
dipakai singkatan-singkatan khusus dari kata-kata Latin sebagai pengganti data
lengkap mengenai data lengkap sumber yang telah disebut lebih dulu. Pemakaian
singkatan tersebut sebagai berikut:

a) Ibid dari ibidem, artinya sama. Diapakai untuk menyatakan bahwa kutipan itu
diambil dari sumber dan halaman yang sama yang datanya telah dicantumkan
dengan lengkap sebelum kutipan tersebut. Jadi, antara kutipan itu dengan
kutipan sebelumnya tidak ada sumber lain. Bila halamannya saja yang
berbeda maka dipakai: Ibid.,hlm ...
b) Loc. Cit dari loco citato, artinya pada tempat yang telah disebut. Dipakai
untuk menyatakan bahwa sumber itu sama dengan sumber yang telah
mendahuluinya. Begitu pula halamannya, hanya telah diselingi sumber lain.

c) Op. Cit. dari opere citato, yang dimaksudnya karya yang telah dikutip terlebih
dahulu. Singkatan ini digunakan jika sumber sumber kutipan sama dengan

kutipan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain. Disamping itu,


halaman yang dikutip berbeda dengan kutipan sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh pemakaian ketiga singkatan itu sebagai
berikut:
2

Gustav Bergman, Philoshopy of Science Madison University of Wisconsin

Press. 1952-, hlm. 87.


3

Rudolf Flesch, How to Test Reliability New York: Harper and Brother ,

1951-, hlm. 46.


4

Ibid

Bregman, Loc It.

Flesch, Op. Cit., hlm. 37.

Jadi nama pengarang yang diikuti Loc. It. Dan Op. Cit. itu hanya nama akhirnya
saja
PERTEMUAN XIII
Penyusunan Daftar Pustaka
Data mengenai sumber itu pada bagian tersendiri disususn alfabetis
berdasarkan nama pengarangnya. Pencatan data sumber itu banyak kesamaannya

dengan cara yang dipakai pada catatan kaki. Bedanya antara lain pada daftar pustaka
bila nama pengarang itu disertai nama keluarganya, maka yang ditulis dahulu adalah
nama keluarganya. Gelar pengarang dan no halaman tidak dicantumkan.
Contoh:
Alexander, Carter. How to Locate Education and Data. New York, Bureau of
Publications, 1950.
Bales, R.E. Interactions Prosses Analysis. Cambridge, Addison Wesley Publishing
Company, 1954.
Cambell. What is Science#. New York. Dover Publication, 1952.
Demming, William E. Some Theory of Sampling. New York, Jhon Wiley and Sons.
1952.

Flesch, Rudolf. How to Test Reliability. New York, Harper and Brother, 1951.
Grey, W.S. What a Make Book Readabl. Chicago, Chicago University Press, 1935.
Disamping cara diatas, ada cara lain yang dapat digunakan
Contoh berikut ini adalah cara yang dipakai dalam penulisan daftar pustaka pada
akhir-akhir ini.
Effendi, Usman.1968 Sedikit Caatan tentang Sketsa Pelukis Nashar: Budaya Jaya,
2 Juli IJassin, H.B. 1959. Tifa Penyair dan Daerahnya Jakarta: Gunung Agung.
_______ 1956. Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45. Jakarta: Gunung Agung.

Richards, I.A.1964. Practical Criticu. London: Roneldge and Keagen Paul.


Welek, Rene and Austin Waren. 1956. Theory of iterature. New York: Harcourt Brace
and World.
Penulisan-tifografinya- ada berbagai cara.
Cara I
Daradjat, Zakiah. 1950. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang
Cara II
Daradjat, Zakiah. 1950.

Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang


Cara III
Dardjat, Zakiah.
1950. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang

PETEMUAN
Menyusun Kerangka Organisasi Karangan
Lazimnya, untuk menususn sebuah karangan terlebih dahulu dibuat
kerangkanya. Yang dimaksud dengan kerangka karangan ialah rencana karangan
secara garis besar, baik organisasinya maupiun isinya. Kerangka karangan disebut
juga ragangan. Adapun fungsi kerangka karangan/ragangan bagi penulis adalah

untuk membantu penulis agar ia dapat mengungkapkan ide-idenya secara terinci dan
sistematis baik menurut urutan maupun tingkatan idenya. Kerangka karangan ini
berfungsi juga bagi seorang peneliti sebagai pedoman untuk mengumpulkan data
yang dibutuhkan .................. maupun dan lapangan dan laboratorium.
Agar diperoleh kerangka karangan yang baik dapat digunakan dua cara yaitu
secara klangsung dan secara bertingkat. Yang dimaksud dengan secara langsung ialah
ide-ide utama yang kan dikemukakan dalam karangan langsung disususn menurut
urutan dan tingkatannya pada bab-bab karangan. Penyusunan kerangka krangan
secara bertingkat dalam proses penyusunannya melalaui beberapa thap yaitu:
(1) Curah ide-brain storming- disebut juga ............ ide
Dengan berpedoman pada judul dan tujuan penulisan karangan maka semua
ide yang berkaitan dengan judul dn tujuan tersebut ............ cermat
(2) Pengkoreksian dan Penyempurnaan Ide

Ide-ide yang telah terdaftar dikoreksi, kalau-kalau ada ide yang menyimpang
dari judul dan tujuan. Jika dianggap masih ada ide-ide yang perlu
ditambahkan maka daftar ide tadi dilengkapi dengan ide-ide yang baru
muncul.
(3) Pengelompokan Ide
Ide-ide terebut dikelompokkan menurut jenis dan tingkatannya dan disususn
menurut bab dab anak bab. Setiap bab dan anak abab diberi judul sesuai
dengan jenis ide yang dikemukakan dalam bab dan anak bab tersebut.
Penusunan Kerangka karangan secara bertahap ini membantu penulis untuk
memperoleh ide-ide yang terinci dan tersusun.

Dibawah ini hanya dikemukan salah satu teknik penyusunan kerangka karangan
yaitu secara langsung. Kerangka organisisasi karangan disesuikan

dengan jenis

karangan yang dikehendaki: makalah, laporan teknik, atau laporan penelitian. Contoh
tiap-tiap organisasi karangan dapat diperhatikan dibawah ini.
A. Kerangka Organisasi Makalah
I. PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
I. 2 Ruang Lingkup Kajian
I. 3 Tujuan Penulisan
I. 4 Cara Memperoleh Data
II. DESKRIPSI MASALAH-DATA MENURUT LITERATUR-

III. PEMBAHASAN/KOMENTAR PENULIS ATAS DATA YANG


DIPEROLEH
IV. SIMPULAN DAN SARAN
B. Kerangka Organisasi Laporan Teknik
I. PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
I. 2 Ruang Lingkup Kajian
I. 3 Tujuan Penulisan
I. 4 Cara Memperoleh Data
II. DESKRIPSI MASALAH-DATA MENURUT HASIL SURVAI
III. PEMBAHASAN MASALAH MENURUT PEMIKIRAN PENULIS
IV. SIMPULAN DAN SARAN

C. Kerangka Organisasi Laporan Penelitian


I. PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang dan Rumusan Malah
I. 2 Ruang Lingkup Kajian
I. 3 Tujuan Penulisan
I. 4 Anggapan Dasar
I. 5 Hipotesis
I. 6 Metode Penelitian
I. 7 Sistematika Pembahasan
II. TINKAUAN PUSTAKA PENJABARAN POSTULATIII. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN PEMBUKTIAN
HIPOTESIS-

IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


V. SIMPULAN DAN SARAN

PERTEMUAN XIV, XV
Baku
E
Apotek
Atlet
Atmosfer
Cenderamata
Definisi
Kartotek
Komedi
Konkret
Problem

Tidak Baku
i
apotik
atlit
atmosfir
cinderamata
difinisi
kartotik
komidi
konkrit
problim

Baku
O
Khotbah
Berkhotbah

Tidak Baku
U
Khutbah
Berkhutbah

u
Juang
Berjuang
Perjuangan
Memperjuangkan
Lubang

O
Joang
Berjoang
Perjoangan
memperjoangkan
Lobang

Problematik
Teori
Teoritis
Sistem
Bersistem
Sistematika
Sistematis

problematik
tiori
tioritis
sistim
bersistim
sistimatika
sistimatis

Berlubang
Melubangi
Ubah
Berubah
Mengubah

Diubah

Rezeki
Telepon

rizki, rejeki
tilpun

Perobahan

I
Hakikat
Kaidah
Nasihat
Penasehat

e
hakekat
kaedah
nasehat
penasihat

Ie

-al
Formal
Konsepsional
Operasional
Personalia
Rasional
Spiritual

Berlobang
Melobangi
Obah; robah; rubah
Berobah
Mengobah,
merobah
Merubah,
Diobah; dirobah;
dirubah
Perobahan
-il
Formil
Konsepsionil
operasionil
Personil
Rasionil
Spirituil

Hierarki
Karier
Spesies
Varietas

hirarki
karir
spesis
varitas

Tradisional

Tradisionil

F
Aktif
Februari
Intensif
Konferensi
Positif
Tafsiran
Tarif

P
Aktip
Pebruari
Intensip
Konperensi
Positip
Tapsiran
Tarip

E
Frase
Metode
Sintesis

a
frasa
metoda
sintesa

F
Filologi
Fisik
Foto

Ph
Philologi
Phisik
Photo

Eks
Kompleks
Teleks
Tripleks

Ek
Komplek
Telek
Triplek

V
Advis
Advokat

P
Adpis
Adpokat

Or
Ekspor
Ekstrover
Impor

Ort
Eksport
Ekstroverst
Import

November
Motivasi
Kreativitas
Produktivitas

Nopember
Motipasi
Kreatipitas
Produktipitas

J
Objek
Objektif
Subjek

Y
Obyek
Obyektif
Subyek

Catatan:
Proyek

Projek

K
Teknik
Keteknikan
Teknisi
Teknologi

H
Tehnik
Ketehnikan
Tehnisi
Tehnologi

Kh

Introver
Paspor

Introvert
Pasport

Isi
Analisis
Menganalisis
Penganalisisan
Hipotesis
Katalisis
Sintesis

isa
Analisa
Menganalisa
Penganalisaan
Hipotesa
Katalisa
Sintesa; sintese

Sya
Masyarakat
Syakwasangka
Syukur
Mensyukuri

Sa
Masarakat
Sakwasangka
Sukur
Menyukuri

S
Insaf
Sah

Sy
Insyaf
Syah

Arkais
Arkeologi
Psikis
Psikologi

Arkhais
Arkheologi
psikhis
Phisikologi

Sahih
Saraf

Syahih
Syaraf

S
Asas
Asasi

Z
Azas
Azasi

Kh
Akhir
Akhlak
Ikhlas
Ikhtiar

H
Ahir
Ahlak
Ihlas
Ihtiar

Z
Izin
Lazim
Zaman

J
Ijin
Lajim
Jaman

Ng
Kongres
Linguistik

Ngg
Konggres
Lingguistik

Z
Ijazah

S
Ijasah

Ans
Ambulans
Balans
Resistans
Ons

An
Ambulan
Balan
Resistan
On

Era
Jenderal
Sutera
Terampil
Terap

Ra
Jendral
Sutra
Trampil
Trap

Penerapan

Penetrapan;
pengetrapan;
penetrapan

Tr
Istri
Mantra
Putra
Putri

Ter
Isteri
Mantera
Putera
Puteri

Kua-,kui-,kuo Kwa-,kwi-,kwo

Risiko
Survai
Tim
Identitas
Itikad
Diesel
Jadwal

Resiko
Survei
Team
Indentitas
Iktikad
Disel
Jadual

Ekuivalen
Frekuensi
Kuantum
Konsekuensi
Kualifikasi
Kualitas

Zona
Depot
Film
Manajemen
Manajer
Kategori

Zone
Depo
Filem
Managemen
manager
Katagori

Ekwivalen
Frekwensi
Kwantum
Konsekwensi
Kwalifikasi
Kwalitas

Kuarsa
Kuitansi
Kuorum
Kuota
Likuidasi

Kwarsa
Kwitansi
Kworum
Kwota
Likwidasi

Asi
Ir
Konfrontasi
Konfrontir
Dikonfronta Dikonfrontir

Diferensial
Ilustrasi
Konsesi
Masal
Misi
Profesi
Keprofesian
Profesor
Massa

Differensial
Illustrasi
Konsessi
Massal
Missi
Professi
Keprofessian
Professor
Masa orang banyak-

si
Konsiyasi
Dikonsinyas

Konsiyisir
Dikonsinyir

i
Koordinasi
Koordinir, kordinir
Dikoordinas Dikoordinir
i
Nasionalisasi

Nasionalisir

Masyrakat
Masalah

ramai
Masaalah

Kelola
Mengelola

Lola
Melola

Dikelola

Dilola

Organisasi
Organisir
Produksi
Produksir
Memproduk Memproduksir
si
Proklamasi
Standar
Standardisasi
Transpor
Transportasi

Proklamir
Standard
Standarisasi
Transport
Transportir

O
Anggota
Teladan

Au
Anggauta
Tauladan

Pengelola
Sila
Mempersilakan

Pelola
Silah
Mempersilahkan

Disilakan
Disilahkan
Silakanlah
Silahkanlah
Wujud
Ujud
Berwujud
Berujud
Perwujudan
Perujudan
Lembap
Lembab
Kelembapan
Kelembaban
Pelembap
Pelembab
Tunjuk
Mempertunjukkan Mempertunjukan
Pertunjukan
pertunjukkan
Duduk
Mendudukkan
Mendudukan
Kedudukan
Kedudukkan
Pendudukan
Pendudukkan

Kristal
Mengkristal
Pengkristalan
Kelas
Klasifikasi
Produksi
Memproduksi
Sukses
Menyukseskan
Terjemah
Menerjemahkan
Penerjemah
Penerjemahan
Antar
Antarinstansi
Antarkelas
Antarnegara
Antarpulau
Antarsuku
Sub

Mengristal
Pengristalan
Klas
Kelasifikasi
memroduksi
mensukseskan
Menterjemahkan
Penterjemah
Penterjemahan
Antar instansi
Antar kelas
Antar negara
Antar pulau
Antar suku

Subbagian
Subbidang
Subjudul
Imbau
Mengimbau
Imbauan
Utang
Berutang
Mengutangkan
Utang-piutang
Rp5.000.000,00
Rp5.000.000,00
Rp379.225,00

Sub bagian
Sub bidang
Sub judul
Himbau
Menghimbau
Himbauan
Berhutang
Menghutangkan
Hutang-piutang
Rp. 5.000.000.Rp. 5.000.000,Rp. 379,255,-

Sumber: Panitia Bulan Bahasa Tahun 1984, Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa

You might also like