Professional Documents
Culture Documents
Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
Kalimat efektif lebih mengytamakan keefektifan kalimat itu sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu
kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan,
kepadua, dan kelogisan.
a. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah adanya kesepadanan
atau keseimbangan antara pikiran, gagasan, dan struktur bahasa yang
digunakan. Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh kesatuan
gagasan yang selaras dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan, seperti tercantum
dibawah ini:
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat sebuah kalimat dapat
dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam, bagi, untuk, pada dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi
Ijazah SLTA..
seharusnya
Semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi ijazah
SLTA.
2. Tidak terdapat subjek yang ganda.
contoh:
Penyusunan disertasi ini saya dibimbing oleh para promotor.
seharusnya
Penyusunan disertasi ini dibimbing oleh para promotor.
Saya dibimbing oleh para promotor ketika menyusun disertasi
ini.
3. Kata penghubung antarkalimat tidak dipakai dalam kalimat
tunggal.
Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga tidak bisa memilih
presiden
Kalimat a tidak ada kesetaraan karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu menerjemahkan dan
penegtikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cra menyejajarkan
kedua bentuk itu.
a. Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang
menerjemahkan tugas mata kuliah translation dan mengetik
naskah asing.
Kaliamat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki
predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata membaca, mengedit, dan
2)
4)
5)
d. Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1)
Kareana ia
perlombaan renang.
b.
d.
2)
4)
Bentuk Baku
para ibu-ibu
para ibu
beberapa bapak-bapak
beberapa bapak
e. Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Perhatikan kalimat berikut:
Istri lurah yang cerewet itu.
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a- memiliki makna ganda yaitu siapa yang cerewet, lurah atau
istri lurah.
Kalimat b- memiliki makna ganda yaitu berapa jumlah uang seratus
ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut:
Yang diceritakan menceritakan tentang pengaruh teknologi
informasi dan kenakalan remaja. Kalimat ini salah pilihan katanya
karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan
dan
f. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan
dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak
terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berfikir yang tidak sistematis.
Oleh karena itu, hindari kalimat yang tidak padu. Misalnya:
Kemajuan teknologi dalam benuk alat transpor memungkinkan
manusia berpindah tempat dari pulau ke pulau, dari desa ke
desa. Pada satu pihak kita lihat sekolah itu sebagai lembaga
yang harus mengawetkan kebudayaan yang diwariskan oleh
nenek moyang dengan menyampaikan kepada generasi muda.
Silakan diperbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu.
Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek-agen-verbal secara
tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona.
Makalah itu saya sudah kerjakan..
Saran yang disampaikannya kami perhatikan.
Kalimat daiatas tidak menunjukan kepaduan aspek sebab terletak
antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk:
Makalah itu sudah saya kerjakan.
Saran yang disampaikannya akan kami perhatikan.
kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat
kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini.
Mereka membahas daripada persiapan pemilu.
Buku ini akan membahas tentang manfaat penguasaan
Komputer.
Seharusnya:
Mereka membahas persiapan pemilu.
Buku ini membahas manfaat penguasaan komputer.
g. Kelogisan
Yang dimaksud kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima
oleh akal sehat dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat dibawah ini:
a) Waktu dan tempat kami persilakan.
b) Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
Kalimat di atas tidak logis atau tidak masuk akal. Kalimat yang logis
sebagai berikut:
Rektor Unikom kami persilahkan.
Untuk menghemat waktu, kita lanjutkan acara ini.
Kepada
terhormat
Rektor
Unikom
2.
Atas
perhatiannya,
kami
ucapkan
terima kasih.
kasih.
3.
4.
Mahasiswa
5.
membawa
komputer
sebanyak 5 unit.
unit.
Kuasa
PERTEMUAN III
Memiliki
Bahu-membahu
Pascasarjana
Logis
Sosiologi
Ke mana
beberapa
Be be se/bi bi si
El en je
Ay yu di
Ti vi er i
Em te kyu
Ay ji ji ay
Mangkin
Memuasken
Pendidi,an
Memili,i
Bau-membau
Paskarsajana
Lohis
Sosiolohi
Ke mana
beberapa
Lafal Baku
A ce
Be be ce
El en ge
I u de
Te ve er i
Em te ki
L ge ge i
Makin
Memuaskan
Pendidikan
Memiliki
Bahu-membahu
Pascarjana
Logis
Sosiologi
Ke mana
Beberapa
Ada pendapat yang menyatakan bahwa singkatan yang berasal dari bahasa
Inggris, misalnya Aslinya. BBC, dan IGGI harus dilafalkan seperti bahasa aslinya.
Kalau begitu, kita akan mengalami kesulitan melafalkan singkatan yang berasal dari
bahas Rusia, bahasa Jerman, atau bahas Aztec karena nama-nama huruf dalam
bahasa tersebut pasti berbeda dengan nama-nama huruf dalam bahasa Indonesia.
Akan tetapi, akronim bahasa asing-singkatan yang dieja seperti kata-yang bersifat
internasional tidak dilafalkan seperti lafal Indonesia, tetapi singkatan itu tetap
dilafalkan seperti lafal aslinya.
Misalnya
Kata
Unesco
Lafal Baku
yu nes ko
Unicef
u ni tjef
yu ni syef
Sea Games
se a ga mes
si ge ims
PERTEMUAN IV
Cara-cara Mengutip
Perbedaan antara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung-kutipan isi- akan
membawa akibat yang berlainan saat memasukannya dlam teks. Abaegitu juiga cara
membuat kutipan langsung akan berbeda pula menurut panjang pendeknya kutipan
itu. Agar tipa-tiap kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas, perhatikanlah carapcara berikut:
a.
... dst.
Merupakan sutau kutipan, tetapi kutipan itu tidak lebih dari empat baris
ketikan. Oleh akarea itu kutipan tersebut harus diintegrasikan dengan teks,
serta spasi anatara baris adalah spasi rangkap. Tetapi sebagai pengenal bahwa
bagian itu merupakan kutipan, mak bagian itu ditempatkan dalam tanda kutip.
Bila menggunakan cara kedua , maka sesudah kutipan langsung ditempatkan
nama pengarang-singkat, tahun, dan halaman dalam kurung.
b.
Kutipan itu harus dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
2)
3)
4)
5)
Seluruh kutipan itu dimasukan ke dalam 5-7 ketika; bila kutipam itu
dimulai dengan aline baru, maka baris pertama dari kutipan itu
dimasukan lagi 5-7 ketikan.
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan itu terdapat lagi kutipan. Dalam
hal ini daat ditempuh dua cara:
Mempergunakan tanda kutip ganda |..........| bagi kutipan asli dan tada kutip
tunggal |.....| bagi kutipan dalam kutipan itu, atau sebaliknya;
Bagi kutipan asli tidak dipergunakan tanda kutip, sedangkan kutipan dalam
kutipan itu mempergunakan tanda kutip ganda.
Untuk jelasnya, perhatiakanlah ketiga contoh berikut! Masing-masing
memperlihatkan kutipan langsung yang menggunakan atanda kutip, yang
tidak menggunakan tanda kutip, dan yang mempergunakan dua jenis tanda
kutip.
Contoh a: Mempergunakan tanda kutip
.............................................................................................................................
.... Terjemahan karya ilmuiah dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak
memuaskan
karean
para
penterjemah
tidak
terlatih
dalam
ilmu
Contoh diatas dapat pula ditempatkan dalam bagian tersendiri dengan tidak
mempergunkan tanda kutip. Daalam hal ini tidak kan timbul keragu-raguan,
karean bagian yang dikutip ditempatkan agak ke dalam, serta jarak antar spasi
rapat.
Perhatikan
bagaimana
cara
menulis
kutipan
diatas
tanpa
karean
para
penterjemah
tidak
terlatih
dalam
ilmu
Suatu fikiran yang telah tersebar luas seali di kalangan orang banyak
menggambarkan buku-buku sebagai benda-benda yang tak berjiwa, tidak
efektif -sic!- , serba damai yang pada tempatnya sekali berada dalam
kelindunga-kelindungan sejuk dan ketenangan akademis dai biara-biara dan
universitas-universitas dan tempat-tempat pengasingan diri yang lain yang
jauh dari dunia yang jahat dan materialistis ini. Asrul Sani 1957:7Buku aslinya berbunyi
.............................................................................................................................
.....
Contoh c: Mempergunakan dua jenis tanda kutip
Bila dalam sebuah kutipan terdapat pula kutipan, maka keduanya dibedakan
dengan mempergunakan tanda kutip yang berlainan. Untuk jelasnya
perhatiakn contoh berikut:
.............................................................................................................................
....
Masih ada penadapt lain tentang konflik itu. Untuk tidak dalah tanggap,
pembiacar kutip disini sepenggal tanggapan Mh. Rustandi Kartakusuma
tentang apa itu sebenarnya yang disebut Dramatik, dalam prakata dramanya:
merah semua putih semua:
Dramatik oleh pertentangan-konflik-: Pertentangan dengan Alam
atau Tuhan, dengan diri sendiri, dengan manusia sesama, dengan lingkungan.
Pertentangan menimbulkan lakon, menimbulkan plot alur- atau intrigue.
Seperti halnya dengan contoh b, maka contoh diatas pun dapat ditempatkan
dalam cara lain, yaitu tidak mempergunakan tanda kutip. Daalm hal ini kutipandalam
kutipan itu dapat ditempatkan dalam tanda kutip ganda.
c.
Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas,
atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan
nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Contoh
.............................................................................................................................
..
Pertama-tama harus dibedakan dahulu antara kata aksen dan tekanan.
Dalam tata istilah ilmu bahasa aksen tidak sama dengan tekanan. Tata aksen
dalam suatu bahasa memperbedakan suku-suku kata yang sama bentuk
fonetik-segmentalnya- dengan jlan titinada, kontur lagu, jangka bunyi, dan
tekanan. Dengan perkataan lain, tekanan itu hanya satu bagian dari tata aksen,
disamping unsur titinada, kontur dan jangka.
...........................................................................................................................
Pada cacatan kaki dengan nomor urut penunjuk 21 kita dapat membaca
penjelasan sebagai berikut:
PETEMUAN IX
Pembatasan Topik
Keermpat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih
lanjut# Demikian dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh sebuah topik yang
sangat khusus yang akan digarap lebih lanjut. Perhatikan contoh berikut ini:
Jadi topik yang khusus yang dipilih berdasarkan perincian diatas adalajh arus
informasi pada Direktorat Perguruan Tinggi Swasta yang berada dibawah naungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan Nasional. Topik yang
khusus ini merupakan perincian dari topik besar masalah komunikasi.
PERTEMUAN V
Kata Asing dan Kata Serapan
Dalam proses perkembangan bahasa mana pun selalu terjadi peminjaman dan
penyerapan unsur-unsur bahasa asing. Hal ini terjadi akibat adanya hubungan antar
bangsa dan kemajuan teknologi, terutama biadang transportasi dan komunikasi.
Yang dimaksud dengan kata asing disini ialah unsur-unsur yang berasal dari bahas
asing yang masih dipertahankan bentuk
bahasa Indonesia. Contohnya kata-kata seperti option dan stem. Sedangkan kata-kata
atau unsur-unsur serapan adalah unsur-unsur bahasa asing yang telah disesuaikan
dengan wujud/struktur bahasa Indonesia. Kata-kata semacam ini dalam proses
morfologi diperlakukan sebagai kata asli. Banyak diantara kata-kata serapan ini
yang sudah tidak terasa lagi keasingannya. Kata-kata seperti pelopor, dongkrak, dan
sakelar adalah contoh-contoh kata semacam itu.
Bacalah kutipan berikut!
Tetapi moral dari dongeng ini belumlah diceritakan. Moral disini ialah bahwa
pertapa pertama yang pengamat penemu yang tajam, pertama kedua yang
penuh pikir, dan penonton yang menjadi hakim tidaklah mewakili individu
yang berbeda melainkan empat kaidah mental yang terdapat dalam suatu
individu yang terlatih dalam .... WM. Davis dalam Jujun S. Suriasumantri,
1981: 63-
Kata-kata yang ditulis miring pada kutipan diatas merupakan contoh unsur serpan.
Sebagian sudah tidak terasa keasingannya dan sudah menjadi perbendaharaan kata
populer.
Unsur-unsur serapan itu lebih-lebih kata asing harus digunakan secara berhati-hati.
Makna dan cara penulisannya harus dipahami benar. Kita sering mendengar atau
membaca kata-kata semacam itu yang sering digunakan secara tidak tepat.
Contoh:
Favorit, hobi, praktis, logis, asosiasi, ekonomis
Tidak tepat
Seharusnya
Kata-kata baru
Bahasa berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan bidang
kehidupan lainnya. Demikian pula bhasa Indonesia. Akhir-akhir ini banyak sekali
kata-kata baru yang dikemukakan berbagai pihak. Sebagian diantranya telah diterima
oleh masyarakat.
Contoh:
Canggih
pemerian
......
Rambang, acak
atak
terandalkan
Kendala
telaah
laik, kelaikan
Lahan
pemantauan
prakiraan
Sangkil
pendekatan
pascabedah
Kita dapat menggunakan kata-kata seperti itu asal kita tahu denga tepat
makna dan pemakaiannya. Jika kata itu sudah dibakukan kita dapat menggunakannya
tanpa tanda khusus; tetapi jika kata itu belum dibakukan atau belum dikenal secara
luas kita perlu menggaris bawahi dan memberikan padanannya dalam bahas asing
atau dalam bahasa Indionesia.
PERTEMUAN VI,VII, (VIII=UTS) IX
Syarat-syarat pembentukan paragraf
Dalam pengembangan paragrafkita harus menyajikan dan mengorganisasikan
gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyaratan. Persyaratan itu ialah
kesatuan, kepaduan dan kelengkapan.
1.
Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau topik. Fungsi
paragraf ialah mengemabangkan topik tersebut. Oleh sebab itu dalam
pengemabangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut. Penyimpangan akan
menyulitkan pembaca. Jadi, satu paragraf hanya boleh mengandung satu
gagasan pokok atau topik. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan
gagasan pokok tersebut.
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan jika kalimat-kalimat dalam paragraf
itu tidak terlepas topiknya atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat
terfokus pada topik yang mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
Penulis yang masih dalam tahap belajar/tahap pemula sering mendapat kesulitan
dalam memelihara kesatuan ini.
Perhatikan contoh dibawah ini!
Contoh:
Setiap negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiridari
kondisi, posisi, dan potensi wilayahnya masing-masing. Tetapi, tidak setiap
wilayah
kondisisnya
memungkinkan
posisisnya
menguntungkan,
atau
Perincian atas penjelasan ini diurut sedemikian rupa sehingga hubungan antara
satu kalimat dengan kalimat yang lain merupakan satu kesatuan yang bulat.
Gagasan
pokok
tentang
penghasilan
suatu
keluarga,
dalam
pengembangannya kita jumpai lagi gagasan pokok yang lain yaitu tempat
ibadah. Hubungan anatara satu kalimat dengan kalimat yang lain tidak
merupakan satu kesatuan yang bulat untuk menunjang gagasan utama.
Penyimpangan ini mungkin terjadi karena beberapa hal, misalnya karean
penulis melamun, atau bosan dengan topik yang sedang ditangani atau
keinginan untuk mempengaruhi pembaca dengan memperkenalkan hal-hal
baru , tetapi tidak relevan dengan isi. Hal ini tidak mudah membetulkannya.
Yang perlu diingat adalah tujuan dari paragraf yang telah diperkenalkan dalam
kalimat topik dan tujuan inilah yang menjadi pedoman pengembangannya.
2.
Kepaduan
Syarat kedua yang dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Satu paragraf bukanlah satu kumpulan atau tumpukan kalimat yang masingmasing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah mengikuti
atau memahami jalan pikiran penulis tanpa hambatan karean adanya loncatan
pikiran
yang
membingungkan.
Urutan
pikiran
yang
teratur,
akan
2)
spasial-, menurut proses dan dapat juga dari sudut pandang yang satu ke
sudut pandang yang lain.
Perhatikanlah contoh berikut:
Contoh
Dalam mengajarkan sesuatu langkah pertama yang harus kita lakukan
ialah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan
yang sudah ditetapkan, materi yang kita berikan, metode yang kita
gunakan, dan evaluasi yang kita susun tidak akan banyak memberikan
manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar.
Dengan mengetahui tujuan pengajaran kita dapat menentukan materi yang
akan kita ajarkan, metode yang akan kita gunakan, serta bentuk
evaluasinya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
-perhatikan kata yang dicetak miringDalamparagraf diatas kepaduan didapat dengan mengulang kata kunci
yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang
mula-mula timbul pada awal paragraf kemudian diulang-ulang dalam
kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kepaduan
semua kalimat.
Perhatikan contoh dibawah ini!
Contoh
Perkulaiahan bahasa Indonesia sering kali membosankan sehingga
tidak mendapat perhatian sama sekali dari mahasiswa.
Hal ini
Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya
suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak dikembangkan atau hanya
diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Perhatikan contoh berikut!
Contoh
Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka
berselisih atau bersengketa.
dewasa padahal rumah tiram yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian
juga halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang biasa menyebar
di pantai barat Afrika sampai bagian barat Laut Teduh. Kini hanya dijumpai
di daerah kecil yang terpencil. Dari mana dana diperoleh untuk melindungi
semua ini#
Dalam paragraf di atas penulis
Generalisasi
Gagasan
Penunjang
Gagasan
Penunjang
Gagasan
Penunjang
Gagasan
Penunjang
Gagasan
Penunjang
memilih kata-kata yang tepat atau cocok untuk mengungkapkan gagasan yang
ada dalam pikirannya.
Kalimat topik-pernyataan umum- terdapat pada awal paragraf, dan
diikuti oleh gagasan-gagasan penunjang yang berisi peranan kosa kata bagi
seseorang secara deduktifAda juga paragraf yang di mulai dengan generalisasi kesimpulan- dan
diakhiri pula dengan generalisasi. Generalisasi yang pertama merupaklan
kalimat topik, sedangkan generalisasi yang kedua pada akhir paragrafmemberi ringkasan atau kesimpulan dari paragraf tersebut. Bentuk
pengembangan ini sering digunakan
Kalimat Topik
Generalisasi
Gagasan
Penunjang
Gagasan
Penunjang
Gagasan
Penunjang
Gagasan
Penunjang
Contoh
Peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sama pentingnya
dengan uasaha peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan
cukup, dapat mengubah sistempertanian tradisional misalnya bercocok tanam
hanya untuk mememenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang
produktif.
Petani
yang
berpendidikan
cukup
mampu
menunjang
terhadap
gagasan-gagasan
yang
dilontarkan
perencana
Kalimat topik yang terletak pada wal paragraf kemudian diulang atau
ditegaskan kembali pada akhir paragraf dengan kalimat yang bervariasi.
Paragraf juga dapat dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus atau gagasangagasan penunjang, kemudian dikahiri dengan generalisasi. Dalam bentuk ini
kalimat topik terletak pada akhir paragraf-secara induktif-. Perhatikanlah
diagram di bawah ini
Gagasan
Penunjang
Gagasan
Penunjang
Gagasan
Penunjang
Gagasan
Penunjang
Gagasan
Penunjang
Kalimat Topik
Generalisasi
cerita- atau deskripsi berbetuk lukisan-. Pikiran utama didukung oleh semua
kalimat penunjang.
Contoh
Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutanmengendur. Kian lama
kian berkurang. Akhirany tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang
nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah mulai turun dari kandangnya, pergi ke
ladang dan pelataran. Dengung dan raung lalu lintas jalan raya kembali
menggiula seperti kemarin. Raung klakson mobil dan desis kereta api
bergema-gema menerobos ke relung-relung rumah di sepanjang jalan. Sayupsayup terdengar dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan
menyatakan selamat tinggal pada hari kemarin.
Gagasan penunjang
Kerangka paragraf di atas berisi satu gagasan poko dan beberapa gagasan
penunjang dapat dikembangkan menjadi satu paragraf. Perhatikanlah cara
pengembangan kerangka di atas.
a) Ibid dari ibidem, artinya sama. Diapakai untuk menyatakan bahwa kutipan itu
diambil dari sumber dan halaman yang sama yang datanya telah dicantumkan
dengan lengkap sebelum kutipan tersebut. Jadi, antara kutipan itu dengan
kutipan sebelumnya tidak ada sumber lain. Bila halamannya saja yang
berbeda maka dipakai: Ibid.,hlm ...
b) Loc. Cit dari loco citato, artinya pada tempat yang telah disebut. Dipakai
untuk menyatakan bahwa sumber itu sama dengan sumber yang telah
mendahuluinya. Begitu pula halamannya, hanya telah diselingi sumber lain.
c) Op. Cit. dari opere citato, yang dimaksudnya karya yang telah dikutip terlebih
dahulu. Singkatan ini digunakan jika sumber sumber kutipan sama dengan
Rudolf Flesch, How to Test Reliability New York: Harper and Brother ,
Ibid
Jadi nama pengarang yang diikuti Loc. It. Dan Op. Cit. itu hanya nama akhirnya
saja
PERTEMUAN XIII
Penyusunan Daftar Pustaka
Data mengenai sumber itu pada bagian tersendiri disususn alfabetis
berdasarkan nama pengarangnya. Pencatan data sumber itu banyak kesamaannya
dengan cara yang dipakai pada catatan kaki. Bedanya antara lain pada daftar pustaka
bila nama pengarang itu disertai nama keluarganya, maka yang ditulis dahulu adalah
nama keluarganya. Gelar pengarang dan no halaman tidak dicantumkan.
Contoh:
Alexander, Carter. How to Locate Education and Data. New York, Bureau of
Publications, 1950.
Bales, R.E. Interactions Prosses Analysis. Cambridge, Addison Wesley Publishing
Company, 1954.
Cambell. What is Science#. New York. Dover Publication, 1952.
Demming, William E. Some Theory of Sampling. New York, Jhon Wiley and Sons.
1952.
Flesch, Rudolf. How to Test Reliability. New York, Harper and Brother, 1951.
Grey, W.S. What a Make Book Readabl. Chicago, Chicago University Press, 1935.
Disamping cara diatas, ada cara lain yang dapat digunakan
Contoh berikut ini adalah cara yang dipakai dalam penulisan daftar pustaka pada
akhir-akhir ini.
Effendi, Usman.1968 Sedikit Caatan tentang Sketsa Pelukis Nashar: Budaya Jaya,
2 Juli IJassin, H.B. 1959. Tifa Penyair dan Daerahnya Jakarta: Gunung Agung.
_______ 1956. Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45. Jakarta: Gunung Agung.
PETEMUAN
Menyusun Kerangka Organisasi Karangan
Lazimnya, untuk menususn sebuah karangan terlebih dahulu dibuat
kerangkanya. Yang dimaksud dengan kerangka karangan ialah rencana karangan
secara garis besar, baik organisasinya maupiun isinya. Kerangka karangan disebut
juga ragangan. Adapun fungsi kerangka karangan/ragangan bagi penulis adalah
untuk membantu penulis agar ia dapat mengungkapkan ide-idenya secara terinci dan
sistematis baik menurut urutan maupun tingkatan idenya. Kerangka karangan ini
berfungsi juga bagi seorang peneliti sebagai pedoman untuk mengumpulkan data
yang dibutuhkan .................. maupun dan lapangan dan laboratorium.
Agar diperoleh kerangka karangan yang baik dapat digunakan dua cara yaitu
secara klangsung dan secara bertingkat. Yang dimaksud dengan secara langsung ialah
ide-ide utama yang kan dikemukakan dalam karangan langsung disususn menurut
urutan dan tingkatannya pada bab-bab karangan. Penyusunan kerangka krangan
secara bertingkat dalam proses penyusunannya melalaui beberapa thap yaitu:
(1) Curah ide-brain storming- disebut juga ............ ide
Dengan berpedoman pada judul dan tujuan penulisan karangan maka semua
ide yang berkaitan dengan judul dn tujuan tersebut ............ cermat
(2) Pengkoreksian dan Penyempurnaan Ide
Ide-ide yang telah terdaftar dikoreksi, kalau-kalau ada ide yang menyimpang
dari judul dan tujuan. Jika dianggap masih ada ide-ide yang perlu
ditambahkan maka daftar ide tadi dilengkapi dengan ide-ide yang baru
muncul.
(3) Pengelompokan Ide
Ide-ide terebut dikelompokkan menurut jenis dan tingkatannya dan disususn
menurut bab dab anak bab. Setiap bab dan anak abab diberi judul sesuai
dengan jenis ide yang dikemukakan dalam bab dan anak bab tersebut.
Penusunan Kerangka karangan secara bertahap ini membantu penulis untuk
memperoleh ide-ide yang terinci dan tersusun.
Dibawah ini hanya dikemukan salah satu teknik penyusunan kerangka karangan
yaitu secara langsung. Kerangka organisisasi karangan disesuikan
dengan jenis
karangan yang dikehendaki: makalah, laporan teknik, atau laporan penelitian. Contoh
tiap-tiap organisasi karangan dapat diperhatikan dibawah ini.
A. Kerangka Organisasi Makalah
I. PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
I. 2 Ruang Lingkup Kajian
I. 3 Tujuan Penulisan
I. 4 Cara Memperoleh Data
II. DESKRIPSI MASALAH-DATA MENURUT LITERATUR-
PERTEMUAN XIV, XV
Baku
E
Apotek
Atlet
Atmosfer
Cenderamata
Definisi
Kartotek
Komedi
Konkret
Problem
Tidak Baku
i
apotik
atlit
atmosfir
cinderamata
difinisi
kartotik
komidi
konkrit
problim
Baku
O
Khotbah
Berkhotbah
Tidak Baku
U
Khutbah
Berkhutbah
u
Juang
Berjuang
Perjuangan
Memperjuangkan
Lubang
O
Joang
Berjoang
Perjoangan
memperjoangkan
Lobang
Problematik
Teori
Teoritis
Sistem
Bersistem
Sistematika
Sistematis
problematik
tiori
tioritis
sistim
bersistim
sistimatika
sistimatis
Berlubang
Melubangi
Ubah
Berubah
Mengubah
Diubah
Rezeki
Telepon
rizki, rejeki
tilpun
Perobahan
I
Hakikat
Kaidah
Nasihat
Penasehat
e
hakekat
kaedah
nasehat
penasihat
Ie
-al
Formal
Konsepsional
Operasional
Personalia
Rasional
Spiritual
Berlobang
Melobangi
Obah; robah; rubah
Berobah
Mengobah,
merobah
Merubah,
Diobah; dirobah;
dirubah
Perobahan
-il
Formil
Konsepsionil
operasionil
Personil
Rasionil
Spirituil
Hierarki
Karier
Spesies
Varietas
hirarki
karir
spesis
varitas
Tradisional
Tradisionil
F
Aktif
Februari
Intensif
Konferensi
Positif
Tafsiran
Tarif
P
Aktip
Pebruari
Intensip
Konperensi
Positip
Tapsiran
Tarip
E
Frase
Metode
Sintesis
a
frasa
metoda
sintesa
F
Filologi
Fisik
Foto
Ph
Philologi
Phisik
Photo
Eks
Kompleks
Teleks
Tripleks
Ek
Komplek
Telek
Triplek
V
Advis
Advokat
P
Adpis
Adpokat
Or
Ekspor
Ekstrover
Impor
Ort
Eksport
Ekstroverst
Import
November
Motivasi
Kreativitas
Produktivitas
Nopember
Motipasi
Kreatipitas
Produktipitas
J
Objek
Objektif
Subjek
Y
Obyek
Obyektif
Subyek
Catatan:
Proyek
Projek
K
Teknik
Keteknikan
Teknisi
Teknologi
H
Tehnik
Ketehnikan
Tehnisi
Tehnologi
Kh
Introver
Paspor
Introvert
Pasport
Isi
Analisis
Menganalisis
Penganalisisan
Hipotesis
Katalisis
Sintesis
isa
Analisa
Menganalisa
Penganalisaan
Hipotesa
Katalisa
Sintesa; sintese
Sya
Masyarakat
Syakwasangka
Syukur
Mensyukuri
Sa
Masarakat
Sakwasangka
Sukur
Menyukuri
S
Insaf
Sah
Sy
Insyaf
Syah
Arkais
Arkeologi
Psikis
Psikologi
Arkhais
Arkheologi
psikhis
Phisikologi
Sahih
Saraf
Syahih
Syaraf
S
Asas
Asasi
Z
Azas
Azasi
Kh
Akhir
Akhlak
Ikhlas
Ikhtiar
H
Ahir
Ahlak
Ihlas
Ihtiar
Z
Izin
Lazim
Zaman
J
Ijin
Lajim
Jaman
Ng
Kongres
Linguistik
Ngg
Konggres
Lingguistik
Z
Ijazah
S
Ijasah
Ans
Ambulans
Balans
Resistans
Ons
An
Ambulan
Balan
Resistan
On
Era
Jenderal
Sutera
Terampil
Terap
Ra
Jendral
Sutra
Trampil
Trap
Penerapan
Penetrapan;
pengetrapan;
penetrapan
Tr
Istri
Mantra
Putra
Putri
Ter
Isteri
Mantera
Putera
Puteri
Kua-,kui-,kuo Kwa-,kwi-,kwo
Risiko
Survai
Tim
Identitas
Itikad
Diesel
Jadwal
Resiko
Survei
Team
Indentitas
Iktikad
Disel
Jadual
Ekuivalen
Frekuensi
Kuantum
Konsekuensi
Kualifikasi
Kualitas
Zona
Depot
Film
Manajemen
Manajer
Kategori
Zone
Depo
Filem
Managemen
manager
Katagori
Ekwivalen
Frekwensi
Kwantum
Konsekwensi
Kwalifikasi
Kwalitas
Kuarsa
Kuitansi
Kuorum
Kuota
Likuidasi
Kwarsa
Kwitansi
Kworum
Kwota
Likwidasi
Asi
Ir
Konfrontasi
Konfrontir
Dikonfronta Dikonfrontir
Diferensial
Ilustrasi
Konsesi
Masal
Misi
Profesi
Keprofesian
Profesor
Massa
Differensial
Illustrasi
Konsessi
Massal
Missi
Professi
Keprofessian
Professor
Masa orang banyak-
si
Konsiyasi
Dikonsinyas
Konsiyisir
Dikonsinyir
i
Koordinasi
Koordinir, kordinir
Dikoordinas Dikoordinir
i
Nasionalisasi
Nasionalisir
Masyrakat
Masalah
ramai
Masaalah
Kelola
Mengelola
Lola
Melola
Dikelola
Dilola
Organisasi
Organisir
Produksi
Produksir
Memproduk Memproduksir
si
Proklamasi
Standar
Standardisasi
Transpor
Transportasi
Proklamir
Standard
Standarisasi
Transport
Transportir
O
Anggota
Teladan
Au
Anggauta
Tauladan
Pengelola
Sila
Mempersilakan
Pelola
Silah
Mempersilahkan
Disilakan
Disilahkan
Silakanlah
Silahkanlah
Wujud
Ujud
Berwujud
Berujud
Perwujudan
Perujudan
Lembap
Lembab
Kelembapan
Kelembaban
Pelembap
Pelembab
Tunjuk
Mempertunjukkan Mempertunjukan
Pertunjukan
pertunjukkan
Duduk
Mendudukkan
Mendudukan
Kedudukan
Kedudukkan
Pendudukan
Pendudukkan
Kristal
Mengkristal
Pengkristalan
Kelas
Klasifikasi
Produksi
Memproduksi
Sukses
Menyukseskan
Terjemah
Menerjemahkan
Penerjemah
Penerjemahan
Antar
Antarinstansi
Antarkelas
Antarnegara
Antarpulau
Antarsuku
Sub
Mengristal
Pengristalan
Klas
Kelasifikasi
memroduksi
mensukseskan
Menterjemahkan
Penterjemah
Penterjemahan
Antar instansi
Antar kelas
Antar negara
Antar pulau
Antar suku
Subbagian
Subbidang
Subjudul
Imbau
Mengimbau
Imbauan
Utang
Berutang
Mengutangkan
Utang-piutang
Rp5.000.000,00
Rp5.000.000,00
Rp379.225,00
Sub bagian
Sub bidang
Sub judul
Himbau
Menghimbau
Himbauan
Berhutang
Menghutangkan
Hutang-piutang
Rp. 5.000.000.Rp. 5.000.000,Rp. 379,255,-
Sumber: Panitia Bulan Bahasa Tahun 1984, Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa