You are on page 1of 4

A.

PENGERTIAN ONTOLOGI
Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu On/Ontos = ada, dan Logos =
ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu
yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk
jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Ontologiadalah hakikat yang ada yang merupakan asumsi
dasar bagi apa yang disebut sebagai kenyataan dan kebenaran.
Ontologi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada.
Obyek ilmu atau keilmuan itu adalah dunia empirik, dunia yang dapat dijangkau panca indera.
Dengan demikian, obyek ilmu adalah pengalaman inderawi. Dengan kata lain, ontologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada) dengan berdasarkan pada
logika semata. Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang
mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara tersendiri
menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri.
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling
kuno. Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukan munculnya perenungan di bidang ontologi.
Dalam persolan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari
segala yang ada ini? Pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang
pertama, kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dan kedua, kenyataan yang berupa rohani
(kejiwaan).
Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada dan yang mungkin adalah
realitas, realita adalah ke-real-an, riil artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah
kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan
kenyataan yang berubah.

B.

ALIRAN-ALIRAN DALAM ONTOLOGI

Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau
kenyataan konkret secara kritis. Di dalam pemahaman ontologi dapat diketemukan pandanganpandangan pokok pemikiran sebagai berikut :
Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak
mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal berupa materi ataupun
berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monisme
oleh Thomas Davidson disebut dengan Block Universe. Paham ini kemudian terebagi ke dalam dua
aliran:
Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini
sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan

satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa atau ruh tidaklah merupakan suatu
kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan ruh merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran
dengan dengan salah satu cara tertentu. Alasan mengapa aliran ini berkembang sehingga
memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah:
Pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba, biasanya dijadikan kebenaran
terakhir.
Pikiran sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu di luar ruang yang abstrak.
Penemuan-penemuan menunjukan betapa bergantungnya jiwa pada badan.
Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani. Jasmani lebih menonjol dalam
peristiwa ini. Dalam sejarahnya manusia memang bergantung pada benda seperti pada padi. Dewi
Sri dan Tuhan muncul dari situ. Kesemuanya itu memperkuat dugaan bahwa yang merupakan
haklekat adalah benda.
Idealisme
Aliran idealisme dinamakan juga spiritualisme. Idealisme berarti serba cita sedang spiritualisme
berarti serba ruh. Idealisme diambil dari kata Idea, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini
beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma)
atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat
itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan ruhani. Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa
hakikat benda adalah ruhani, spirit atau sebangsanya adalah:
Nilai ruh lebih tinggi daripada badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupoan manusia. Ruh
itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya. Sehingga materi hanyalah badannya bayangan atau
penjelmaan.
Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya.
Materi ialah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi itu saja.
Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui pada ajaran plato (428-348 SM) dengan teori idenya.
Menurutnya, tiap-tiap yang ada di alam mesti ada idenya, yaitu konsep universal dari tiap sesuatu.
Alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu. Jadi
idealah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu.
Dualisme
Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling
bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun ruh samasama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan
karena materi. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam
menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut di atas. Sebuah analogi dapat kita ambil
misalnya tentang jika jiwa sedang sehat, maka badan pun akan sehat kelihatannya. Sebaliknya jika
jiwa seseorang sedang penuh dengan duka dan kesedihan biasanya badanpun ikut sedih, terlihat
dari murungnya wajah orang tersebut.
Aliran dualisme berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya,
yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit. Sama-sama hakikat. Kedua
macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan
keduanya menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja

sama kedua hakikat ini dalam diri manusia. Tokoh paham ini adalah Descrates (1596-1650 M) yang
dianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia
kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebendaan).
Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak
dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme
dalam Dictonary of Philosophy and Religion dikataka sebagai paham yang menyatakan bahwa
kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada
masa Yunani Kuno adalah anaxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa substansi yang ada
itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara. Tokoh modern aliran ini adalah
William James (1842-1910 M). Kelahiran New York dan terkenal sebagai seorang psikolog dan filosof
Amerika. Dalam bukunya The Meaning of Truth James mengemukakan, tiada kebenaran yang
mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, lepas dari akal yang mengenal.

C.

ASUMSI

Ontologi adalah hakikat yang ada yang merupakan asumsi dasar bagi apa yang disebut
sebagai kenyataan dan kebenaran. Ontologi menurut Anton Bakker (1992) merupakan ilmu
pengetahuan yang paling universal dan paling menyeluruh. Menurut Suriasumantri, Ontologi
membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan kata lain
suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaanpertanyaan :
A. Apakah obyek ilmu yang akan ditelaah
B. Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan
C. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa,
dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

KESIMPULAN
Keberadaan asumsi sebagai bagian dari filsafat ilmu merupakan hal yang sangat penting
karena asumsi berfungsi sebagai bagian yang mendasar yang harus ada. Asumsi memiliki posisi di
berbagai bidang disiplin keilmuwan bahkan keberadaan asumsi pun ada dalam hukum alam
sekalipun karena segala yang terjadi di alam ini bukanlah suatu kebetulan semata akan tetapi
terdapat pola-pola tertentu yang terus terulang. Sedangkan dalam ontologi suatu ilmu pengetahuan
menentukan asumsi pokok (the standard presumption) dari keberadaan suatu objek penelitian
dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian oleh si peneliti itu sendiri, karena asumsi akan dapat
memberi arah dan landasan bagi kegiatan penelaahan.

DAFTAR PUSTAKA
Suriasumantri, J.S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998
Bakhtiar Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006
Muhadjir Noeng, Filsafat Ilmu, Yogjakarta: Rake Sarasin, 2001

You might also like