You are on page 1of 26

LAPORAN KUNJUNGAN

PTPSP-A
TPSP PIYUNGAN

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Aji Baharudin
Alifah Nur I
Andriyani Setyaningrum
Bagus Robbi Farlli
Bhakti Panji
Chichi Rodes Agustin
Fathania Probosiwi
Kusumaning Ayu S P
Laila Masruria
Tri Astuti

P07133113041
P07133113042
P07133113046
P07133113051
P071133113052
P07133113053
P07133113059
P07133113067
P07133113068
P07133113080

1. Mampu mengetahui profil


TPSP Piyungan dan Proses
Pengelolaan yang masuk
sampai akhir

2. Mampu melakukan
pengambilan sampel tanah dan
limbah cair lindi di TPSP
Piyungan

TUJUAN
3. Mampu melakukan
pemeriksaan tanah berdasarkan
Paramater Fisik, mIkrobiologi,
dan Kimia.

4. Mampu melakukan
pemeriksaan limbah cair lindi
berdasarkan Parameter Kimia

B. Dasar Teori
1.

Pengertian
a. Sampah
Bahan-bahan
sisa hasil dari kegiatan
masyarakat umum yang tidak digunakan lagi, yang
pada umumnya berupa benda padat, dari segi
keindahan dapat mengganggu dan mengurangi nilai
estetika dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan
pencemaran atau gangguan kelestarian lingkungan.
b. TPA sampah
Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
merupakan suatu tempat pembuangan sampah
bagi penduduk kota.

c. Lindi

Air lindi (leachate), yaitu cairan yang


dikeluarkan dari sampah akibat proses
degradasi biologis.
2. Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
MIKRO
SISTEM
OPERASIONAL
MAKRO

OPEN DUMPING

OPEN DUMPING YANG


DITINGKATKAN
METODE
PEMBUANGAN
AKHIR SAMPAH

SANITARY LANDFILL

CONTROLED
LANDFILL

3. Pembentukan Lindi
Hasil dari infiltrasi dan perkolasi
(perembesan air dalam tanah) dari air hujan,
air tanah, air limpasan atau air banjir yang
menuju dan melalui lokasi pembuangan
sampah.
4. Karakteristik Lindi
mengandung bahan organik,
anorganik, dan bakteri patogen.

bahan

5. Baku Mutu Limbah Cair Menurut PERGUB DIY


NO 7 TH 2010
Kadar dan Beban Pencemaran

Parameter

Satuan
Kadar Max (mg/L)

pH

6,0 9,0
3o terhadap suhu udara

Suhu
Konduktivitas

Imhos/cm

1,5625

BOD

mg/L

75

COD

mg/L

200

TSS

mg/L

75

TDS

mg/L

1000

Debit/ volume limbah


maksimum

Beban Pencemar Max (Kg/Ton)

6. Pengaruh Lindi terhadap Lingkungan


a. Gangguan terhadap kesehatan
b. Gangguan terhadap kehidupan biotik
c. Gangguan terhadap keindahan dan
kenyamanan
d. Gangguan terhadap benda

C. Metode
1. Pelaksanaan
a. Kunjungan TPSP Piyungan
Jumat 28 November 2014.
b. Pemeriksaan Paramater

Senin, 1 November 2014.


2. Parameter
a. Parameter Tanah
- Paramater Fisik : Suhu, Kelembaban, PH
- Parameter Kimia: Pb
- Parameter Mikrobiologi : Jamur dan Cacing

Lanjutan...
b. Parameter Limbah Cair ( Lindi)
- Parameter Kimia : DO, BOD, COD, dan
TSS.

D.
NO

Hasil Pemeriksaan Parameter


PARAMETER

HASIL

PARAMETER FISIK TANAH

Suhu

32 C

Kelembaban

10 %

PH

PARAMETER KIMIA TANAH


Pb

PARAMETER MIKROBIOLGI TANAH


102 = 17
103 = 30

Jamur

Cacing
4

(NEGATIF)

(NEGATIF)

PARAMETER KIMIA LINDI


BO

0 mg/L

BOD

580 mg/L

COD

720 mg/L

TSS

79 mg/L

E. PEMBAHASAN
1. Pengukuran Fisik Tanah

Suhu pada tanah didapatkan yaitu 37


C, faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar
(radiasi matahari, curah hujan, angin, dan
kelembaban udara) dan faktor dalam (faktor
tanah , kadar tanah dan kandungan bahan
organik).
PH dalam tanah diperoleh 7 yang
bersifat netral.
Kelembaban tanah 10 %

2. Pemeriksaan Mikrobiologi tanah Jamur


Didapatkan hasil dengan 102 yaitu 17 dan 103
yaitu 30, dalam pemeriksaan jamur terlebih dahulu
dilakukan pengenceran sampai 3 kali dan kemudian
dituang media PDA, Lalu di inkubasikan pada 37 C
selama 3 hari.

3. Pemeriksaan Mikrobiologi tanah Cacing


Tanah merupakan salah satu media lingkungan
yang dapat menjadi perantara dalam penularan
penyakit. Dari hasil pemeriksaan sampel tanah di
TPA Piyungan tidak didapatkan cacing pada sampel
tanah yang kami periksa

4. Pemeriksaan Kimia tanah Pb


Pb merupakan indikator sebagai kandungan
bahan kimia yang berada dalam tanah, namun pada
kelompok kami kandungan Pb negatif, yang ditandai
dengan saat diberi Larutan KI 2 % tidak terdapat endapan
warna kuning.
5. Pemeriksaan COD
COD adalah banyaknya oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik dalam
limbah cair. Di saat praktikum disini terjadi kendala pada
sampel saat dititrasi warna tidak berubah, maka dilakukan
pengenceran terlebih dahulu. Ini disebabkan karena
sampel terlalu pekat.

Lanjutan...
Jika dilihat perbandingan antara hasil
pemeriksaan dengan baku mutu limbah cair
menurut PERGUB DIY No. 7 tahun 2010, dimana
hasil pemeriksaan COD sampel lindi TPA yang
diperiksa sebesar 720 mg/L sementara kadar
maksimal COD lindi TPA maksimal yang
diperbolehkan adalah 200 mg/L maka limbah cair
lindi dari TPA Piyungan tidak memenuhi standar
baku mutu untuk dibuang ke lingkungan.

6. Pemeriksaan DO dan BOD


BOD adalah banyaknya oksigen yang
dibutuhkan
oleh
mikroorganisme
dalam
lingkungan air untuk memecah (mendegradasi)
bahan buangan organik yang ada dalam air
menjadi karbondioksida dan air.
Berdasarkan PERGUB DIY No. 7
Tahun 2010 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri, Pelayanan Kesehatan dan Jasa
Pariwisata, kadar maksimal BOD dari TPA yang
diperbolehkan adalah 75 mg/L. Sedangkan hasil
pemeriksaan menunjukkan nilai BOD sebesar 580
mg/L yang apabila dibandingkan dengan baku
mutu berarti tidak memenuhi standar baku mutu
untuk dibuang ke lingkungan.

7. Pemeriksaan TSS
Dari hasil pengukuran TSS pada lindi
di TPA Piyungan diperoleh kadar TSS sebesar
79 mg/L. Menurut Peraturan Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2010
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri, Pelayanan Kesehatan, dan
Jasa
Pariwisata,
kadar
TSS
yang
dipersyaratkan adalah sebesar 75 mg/L. Jika
dibandingkan dengan baku mutu maka TSS
TPA Piyungan (outlet) tidak memenuhi syarat
untuk dibuang ke lingkungan.

8. Profil TPA Piyungan


Terletak di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Digunakan oleh 3 Kabupaten
yaitu Sleman, Bantul dan Kotamadya Yogyakarta.
Truk pengangkut sampah yang masuk diperkirakan
setiap harinya 180 truk . Pembangunan TPA ini
dilakukan pada tahun 1992 dan mulai dioperasikan
tahun 1995 di atas tanah seluas 12 hektar dengan
kapasitas 2,7 juta meter kubik sampah, masa pakai
diperkirakan mencapai 10 (sepuluh) tahun.
TPA Piyungan dibagi menjadi 3 zona dan pada
zona 1 sudah penuh oleh sampah dan ditimbun dengan
tanah.

A. Sistem Operasional Pengolahan Lindi

Menggunakan Metode Controlled


Landfill yaitu menimbun sampah pada
daerah yang cekung untuk mempertinggi
daerah tersebut sampai pada ketinggian
yang dikehendaki kemudian tumpukan
sampah itu ditimbun dengan lapisan tanah
dan
dilakukan
pemadatan
dengan
menggunakan alat berat.
B. Sarana Prasarana
- Sarana
Ventilasi, Jembatan timbang, sistem
drainase dan sumur monitoring.

- Prasarana
Ruang perkantoran, Ruang workshop untuk
memperbaiki dan memelihara kendaraan
operasional, Bak pengolahan air lindi atau Leachate,
Alat ukur curah hujan, Tempat cuci dan garasi
kendaraan, dan Jalan masuk keareal TPA Piyungan.

C. Aktifitas Penerimaan di TPA Piyungan


1. Penerimaan dan pendaftaran
2. Pembuangan
3. Kegiatan pemulungan
4. Pembangunan sel
5. Penutupan tanah
6. Penyemprotan
7. Monitoring

9. Pengolahan Lindi di TPA Piyungan


Dahulu pengolahan lindi dilakukan dengan
menggunakan air tawas dan diputar dengan
aerator. Sekarang menggunakan bahan kimia,
yaitu PAC (untuk kolam pertama). PAC
digunakan sebagai koagulan pada proses
pengolahan ini.
Pada bagian water treatment, air lindi diolah
dengan menggunakan enam bahan kimia, yaitu
PK, glukolan atau soclair, soda api, tawas,
kaporit, GSP. Air lindi diolah melalui dua kali
proses. Kemudian, disaring dengan pasir silica
dan karbon aktif (pengolahan terakhir). Setelah
itu dibuang ke saluran alam yang terbentuk dari
aliran air hujan bukan air sungai.

F. KESIMPULAN
1. Pengukuran fisik tanah menggunakan pH soil
tester, didapatkan data yaitu pH = 7, kelembaban
tanah = 10%, suhu = 32C

2. Pemeriksaan mikrobiologis tanah untuk jamur


dengan waktu pengeraman
3. Pemeriksaan mikrobiologus tanah untuk cacing
tidak ditemukan cacing pada kelompok kami.
4. Pemeriksaan kimia tanah untuk Pb hasilnya
negatif.

5. Hasil pemeriksaan BOD menunjukkan nilai sebesar


580 mg/L yang apabila dibandingkan dengan baku
mutu berarti tidak memenuhi standar baku mutu
untuk dibuang ke lingkungan.
6. Hasil pemeriksaan COD menunjukkan nilai sebesar
720 mg/L sementara kadar maksimal COD lindi TPA
maksimal yang diperbolehkan adalah 200 mg/L maka
limbah cair lindi dari TPA Piyungan tidak memenuhi
standar baku mutu untuk dibuang ke lingkungan.
7. Hasil pengukuran diperoleh kadar TSS sebesar 79
mg/L sedangkan yang dipersyaratkan adalah sebesar
75 mg/L. Jika dibandingkan dengan baku mutu maka
TSS dari TPA Piyungan (outlet) tidak memenuhi
syarat untuk dibuang ke lingkungan.

G. Saran
1. Bagi Pengelola TPA Piyungan
Dalam melakukan pengolahan air limbah harus lebih

diperhatikan dan dimaksimalkan agar selanjutnya


limbah yang dibuang tidak lagi mencemari
lingkungan pada saat pembuangan.
Untuk parameter yang pada saat dilakukan
pemeriksaan masih melebihi Nilai Ambang Batas
(NAB), pengolahan lebih dioptimalkan agar kemudian
sesuai dengan Baku Mutu yang telah ditetapkan.
Lebih meningkatkan perhatian terhadap pemulung
yang bekerja dengan cara rutin memberikan
pelayanan pemeriksaan kesehatan gratis

2. Bagi Pemulung yang bekerja di TPA


Piyungan
Pemulung pada saat bekerja diwajibkan

menggunakan alat pelindung diri (APD)


seperti masker, sarung tangan, sepatu boot,
baju lengan panjang dan lain-lain
Menjaga higiene perseorangan dengan selalu
mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
dengan air mengalir dan sabun (desinfektan),
mandi setelah bekerja dan berganti pakaian.
Mengetahui dampak kesehatan yang
ditimbulkan akibat bekerja di TPA sehingga
dapat lebih berhati-hati.

You might also like