Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
NAMA
KELOMPOK
: VI (enam)
JURUSAN ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan petunjuk -Nyalah makalah yang berjudul
kerukunan antar umat beragama ini dapat diselesai.
Dengan karunia kesehatan dan kesempatan dari-Nya pula, makalah ini pun
dapat rampung tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama. Disamping itu juga bertujuan
untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai materi kerukunan
antar umat beragama
Kami menyadari sepenuhnya, makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sebagai penyusun mengharapkan berbagai saran dan kritik
yang bersifat membangun, agar nantinya dapat dijadikan pedoman bagi kami
dalam penyusunan makalah berikutnya.
(ANJA A. ALMAYROBBI)
NIM: 061430311084
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR| i
DAFTAR ISI| ii
BAB I Pendahuluan| 1
1.1. Latar Belakang Masalah| 1
1.2. Rumusan masalah| 2
1.3. Tujuan| 2
BAB II Pembahasan| 3
2.1. Agama Islam Sebagai Rahmatan Lil alamin| 3
2.2. Kebersamaan Dalam Pluralitas Agama | 4
2.3. Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah| 6
2.4. Peran Umat Beragama Dalam Mewujudkan Perdamaian| 7
2.4.1. Pengertian perdamaian| 7
2.4.2. Perintah meredam pertikaian| 8
2.4.3. Solusi pemecahan masalah| 9
Daftar Pustaka| 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Sejak penyebaran islam yang paling awal keluar dari Arab, islam telah
menjadi suatu agama dari berbagai suku ras, dan kelompok masyarakat. Islam
adalah suatu agama dunia, dengan demikian pada umumnya kita dapat
menemukan di sebagian besar tempat-tempat utama dan diantara masyarakat yang
ada di dunia. Islam merupakan agama yang disebarkan, muslim diperintahkan
untuk membawa pesan Tuhan kepada manusia di muka bumi ini dan untuk
membuat kondisi dunia menjadi lebih baik, tempat yang baik secara moral. Islam
adalah jalan hidup yang benar, jalan yang membawa keselamatan dunia dan
akhirat dan merupakan jalan satu-satunya yang harus di tempuh. Islam memiliki
ciri-ciri Robbaniyah yaitu bahwa islam bersumber dari Allah, bukan hasil
pemikiran manusia. Islam merupakan satu kesatuan yang padu yang terfokus pada
ajaran tauhid,
mencakup seluruh aspek kehidupan, tak satu aspek pun terlepas dari islam karena
ajaran yang bersifat integral (lengkap) dan islam tidak terbatas dalam waktu
tertentu tetapi berlaku untuk sepanjang masa dan di semua tempat.
Dalam islam di temukan kaidah-kaidah umum yang mudah dipahami,
sederhana dan mudah di praktekkan yang menjadi kemaslahatan umat manusia
karena sumber ajaran islam adalah Al-Quran, Hadits dan Ijtihad sehingga islam
menjadi agama rahmatan lil alamin.
1.3. Tujuan
Memberikanu informasi kepada pembaca tentang makna kata dari
Rahmatan lil alamin, kebersamaan pluralitas agama, ukhuwa islamiyah dan
ukhuwa insaniyah, peran umat beragama dalam mewujudkan kedamaian.
Menyadarkan masyarakat akan betapa pentingnya menjaga ukhuwa
sehingga masyarakat ikut menjaga kerukunan dengan sesama muslim maupun
beda agama.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Agama Islam Sebagai Rahmatan Lil Alamin
Islam adalah agama rahmatan lil alamin artinya islam merupakan agama yang
membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta, termasuk hewan,
tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Pernyataan islam dalah agamanya
yang rahmatan lil alamin sebenarnya ada kesimpulannya dari firman Allah swt:
Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) bagi
semesta alam. (QS Al-Anbiyah: 107)
Disini Allah swt berfirman kepada kita bahwa Dia telah menciptakan
Muhammad saw sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin), artinya,
Dia mengirim rahmat untuk semua orang. Barang siapa yang menerima rahmat ini
dan menerima atas berkah ini, dia akan bahagia dunia dan akhirat. Namun, barang
siapa menolak dan mengingkarinya, dunia dan akhirat akan terlepas darinya
seperti Allah swt firmankan:
Tidak lah kamu perhatiakan orang-orang menukar nikmat Allah (perintah
dan ajaran-ajaran Allah) dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya
kelembah kebinasaan? Yaitu neraka jahanam; mereka masuk kedalamnya;
itulah tempat seburuk-buruknya kediaman. (QS. Ibrahim: 28-29)
Dan Allah swt berfiraman dalam Al-Quran:
Katakanlah: Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawaar bagi orangorang mukmin. Dan orang-orang tidak beriman, pada telinga mereka ada
sumbatan, sedang Al-Quran itu suatu kegelapan bagi mereka (tidak
memberi petunjuk bagi mereka). Mereka itu adalah (seperti) dipanggil dari
tempat yang jauh. (QS. Fushshilat: 44)
Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah,
lihat saja sabda Rasulullah sebagaiman yang terdapat dalam riwayat al-Iman alHakim:
Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung atau hewan lain
yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban
kepadanya.
Sungguh begitu indahnya islam itu, bukan. Dengan hewan saja tidak boleh
sewenang-wenang, apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami
dan mengamalkan jaran-ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya
dunia ini. Nabi Muhammad saw dengan membawa ajaran islam, maka islam
adalah rahmatan lil alamin, islam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Rahmat
artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba. Atau dengan kata lain rahmat
dapat di artikan dengan kasih sayang.
rasa
persaudaraan.
Islam
menekankan
persaudaraan
dan
menganjurkan mencari titik singgung dan titik temu persaudaraan, tidak hanya
terhadap sesama muslim, tetapi juga kepada non muslim.
dalam keadaan mayoritas dari umat mausia, namun mereka masih dapat
merasakan dan menyadari akan hal ini. Bahwasnya tekanan-takanan itu telah
mengakibatkan agama akan mengarah menuju keterasingan dari penghayatan
pemeluk-pemeluknya.
Kencendrungan ini sangat jelas nampak sekali pada sebagian genarasi muda
dalam berbagai ragam masyarakat, selanjutnya merebak luas dengan cepatnya
pada berbagai kalangan lainnya di berbagai belahan dunia. Perdamaian yang
menjadi arahan dan tujuan yang hendak diwujudkan islam itu adalah merupakan
dorongan hati nurani yang bertitik tolak dari dalam batin manusia.
Tak seorangpun akan dapat mempunyai hubungan damai dengan saudaranya,
kalau dia sendiri tidak berada dalam keadaan damai dengan dirinya sendiri, jika
dia tidak mempunyai hubungan damai dengan penciptanya. Masyarakat adalah
perkalian dari orang-orang dan umat manusia adalah perkalian dari masyarakat
dan kebudayaan-kebudayaan. Jadi, inti dn saripati dari masalah perdamaian adalah
bahwa seseorang harus berada dalam keadaan damai dengan dirinya sendiri dan
umat manusia dan dengan sebagai akibat dari penempatan dirinya dalam
hubungan dalam dengan penciptannya.
2.4.2. Perintah meredam pertikaian
Tantangan bagi perdamian adalah pertikaian. Dimana ada pertikaian berarti
ada perbedaan paham atau alternatif-alternatif bertindak atau kepentingankepentingan yang saling mengecualikan. Selanjutnya ada dua kemungkinan untuk
memecahkan pertikaian, yaitu secara damai, atau secara paksa. Paksaan bisa
bersifat fisik (saling memukul, berkelahi denga senjata atau tanpa senjata). Atau
secara
damai
(sosial)
dalam
berbagai
dimensi
(saling
menekan
atau
dilaksanakan. Seperti halnya yang telah dijelaskan dalam Al-Quran dalam surah
Al-Hujuraat ayat 9 yang berbunyi:
dan jika dua puak dari orang-orang yang beriman berperang, maka
damaikanlah diantara keduanya; jika salah satunya berlaku zalim terhadap yang
lain, maka lawan lah puak yang zalim itu sehingga ia mematuhi perintah Allah;
jika ia kembali patuh maka damaikanlah diantara keduanya dengan adil (menurut
hukum Allah), serta berlakulah adillah kamu (dalam segala perkara);
sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil.
Dengan demikian tugas pengelolaan pertikaian atau pun perkelahian yang baik
dapat dirumuskan dengan lebih tajam; konflik harus dikelolah dengan berorientasi
pada ide keadilan yaitu, rasional, etis dan efektif; bukan melalui perkelahian,
perang atau paksaan. Begitu pula suatu keadaan yang nampak tenang hanya
merupakan perdamaian dalam arti yang sebenarnya apabila bukan berdasarkan
paksaan, melainkan keadilaan.
2.4.3. Solusi pemecahan masalah
solusi pemecahan maslah merupakan salah satu pokok bahasan yang
menarik untuk di simak. Bagaimana tidak, semua orang memiliki masalah dan
masalah tidak akan pernah ada habisnya, terlebih masalah pertikaian. Namun,
mengatasi maslah tetap harus dilakukan meski kita akan masuk ke masalah lain.
Sebab jika masalah saat ini tidak diatasi maka maslah akan numpuk dan hidup
kita akan semakin sulit. Jika kita mampu menyelesaikan setiap masalah yang
datang, maka hidup akan terasa ringan dan indah. Ada berbagai cara dalam
penyelesaian masalah, khususnya masalah pertikaian, diantaranya:
Compromise adalah suatu bentuk penyelesaian masalah dimana pihakpihak yang terliabat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu
penyelesaian terhadap perselishan yang ada.
tersebut
adalah
mengusahakan
penyelesaiansecara
damai.
Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginakeinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi suatu persetujuan
bersama.
Penyelesaian msalah apa pun, fondasinya pada kemampuan untuk tetap berfikir
positif, agar pikiran tetap jernih karena sebesar apapun masalahnya, insyaallah
sanggup untuk mengatasinya. Seperti yang dijelaskan dalam ayat Al-Quran, yaitu
dalam suarah Al-Baqarah ayat: 286 yang berbunyi:
Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia
mendapat pahala kebaikan yang diusahakannya., dan ia juga menanggung dosa
kejahatan yang diusahakannya. (mereka berdoa dengan berkata): "wahai Tuhan
kami! Jangan lah engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami
tersalah. Wahai Tuhan kami! Janganlah engkau bebankan kami beban yang berat
sebagaimana yang telah engkau bebankan kepada orang yang terdahulu daripada
kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang
tidak berdaya kami memikulnya, dan maafkanlah kesalahan kami, serta
ampunkanlah dosa kami dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah penolong
kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mrncapai kemenangan terhadap kaum-kaum
yang kafir.
DAFTAR PUSTAKA
Iberani, Jamal Syarif dan M.M. Hidayat. 2003. Mengenal Islam. Jakarta Selatan:
eL-KAHFI.
Bahi, Muhammad. 1995. Pemikiran islam dan perkembangannya. Jakarta:
Risalah.
Ali, Hasan. 1998. Islam membangun peradapan dunia. Jakarta: Pustaka jaya.
Al-Qardhawi, yusuf. 2003. Menuju pemahaman Islam yang kaffah. Jakarta: insan
cemerlang.
Ridwan ubis, M. 2010. Agama dalam perbincangan sosiologi. Bandung
citapustaka media.
Nasution, Harun. 1973. Filsafat agama. Jakarta: PT.Bulan binatng.
Sukarno. 1985. Pancasila dan perdamaian. Jakarta: inti idayu press.